• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tektonisme dan Dampaknya

Dalam dokumen sma10geo Geografi EniAnjayani (Halaman 94-99)

Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Endogen

1. Tektonisme dan Dampaknya

Salah satu pembentuk raut muka Bumi adalah aktivitas tektonisme yang terjadi karena adanya tenaga dari dalam Bumi. Tektonisme akan mengubah bentuk muka Bumi menjadi naik atau turun. Adanya patahan, lipatan, dan retakan pada kulit Bumi menjadi bukti adanya gerakan tektonisme. Pegunungan merupakan salah satu bentang alam yang dibentuk oleh aktivitas ini.

Pegunungan merupakan rangkaian gunung yang terbentuk akibat kerak Bumi (litosfer) mengalami pelipatan atau patahan. Contoh pegunungan di Indonesia yaitu: Pe- gunungan Bukit Barisan (Sumatra), Pegunungan Seribu (Jawa), dan Pegunungan Verbeek (Sulawesi).

Lipatan dan patahan merupakan gerak orogenesa yang termasuk dalam jenis proses diastropisme. Masih ingat bukan, apa yang dimaksud proses diastropisme? Gerakan diastropisme menyebabkan kerak Bumi retak, terlipat, bahkan patah. Gerakan ini dibedakan menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik dan orogenetik.

a. Gerak Epirogenetik

Gerakan ini akan mengubah bentuk muka Bumi dalam waktu yang sangat lambat hingga membutuhkan waktu lama. Efek gerakan ini meliputi wilayah yang sangat luas. Gerakan ini masih dibedakan lagi menjadi gerak epirogenetik positif dan epirogenetik negatif. Cermati perbedaannya pada kedua gambar tersebut.

Fenomena epirogenetik positif pernah terjadi di Kepulauan Maluku dan Banda. Sedangkan fenomena epirogenetik negatif pernah terjadi di Pulau Buton dan Timor.

b. Gerak Orogenetik

Berkebalikan dengan gerak epirogenetik, gerak orogenetik berlangsung singkat dan meliputi wilayah yang sempit. Gerak ini berpengaruh besar terhadap terbentuknya pegunungan, patahan, retakan, dan lipatan.

Melalui gambar gerak epiro- genetik positif dan negatif, temukan perbedaan antara keduanya dan dampaknya bagi muka Bumi itu sendiri! Sumber: www.e-dukasi.net

Gambar 6.9 Gerak epirogenetik positif.

Sumber: www.e-dukasi.net

Gambar 6.10 Gerak epirogenetik negatif.

Permukaan laut seolah-olah naik LAUT LAUT DARAT DARAT LAUT DARAT LAUT DARAT Permukaan laut seolah-olah turun Sumber: www.sponsortrek.nl

1) Lipatan

Terjadinya lipatan disebabkan oleh gerakan dari dalam Bumi akibat tekanan yang besar dan temperatur yang tinggi, sehingga menjadikan sifat batuan menjadi cair liat atau plastis. Keplastisannya ini membuat batuan tersebut akan terlipat apabila ada dorongan tenaga tektonik. Lipatan lapisan Bumi ini akan membentuk pegunungan, yang punggungnya disebut antiklinal dan wilayah lembahnya disebut sinklinal. Perbedaan tingkat keplastisan dan kekuatan tenaga tektonik menjadikan batuan terlipat dengan berbagai bentuk.

a) Lipatan Tegak

Dihasilkan dari kekuatan yang sama yang mendorong dua sisi dengan seimbang.

b) Lipatan Miring

Ketika kekuatan tenaga pendorong di salah satunya sisi lebih kuat, maka akan menghasilkan kenampakan yang salah satu sisinya lebih curam.

c) Overfold

Saat tekanan bekerja pada salah satu sisi dengan lebih kuat, sisi tersebut akan terlipat sesuai arah lipatan.

Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.13 Model lipatan miring.

Sumber: Understanding Geography 3, halaman 153 Gambar 6.14 Hasil proses lipatan miring.

Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.15 Model lipatan overfold.

Sumber: www.earth.leeds.ac.uk

Gambar 6.16 Hasil proses lipatan overfold.

Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.11 Model lipatan tegak.

Sumber: Interactive Geography 3, halaman 153 Gambar 6.12 Hasil proses lipatan tegak.

d) Lipatan Recumbent Fold

Terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang lain, menyebabkan sumbu lipat hampir datar.

e) Lipatan Overthrust

Terbentuk ketika tenaga tekan menekan satu sisi dengan kuatnya hingga menyebabkan lipatan menjadi retak.

f) Nappe

Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan.

Dalam perkembangannya, wilayah sinklinal maupun antiklinal mengalami proses perombakan oleh tenaga yang berasal dari luar Bumi. Contohnya, wilayah sinklinal mengalami perombakan sampai membentuk rangkaian pegunungan dan lembah berselang-seling yang selanjutnya disebut sinklinorium. Begitu pula dengan antiklinal yang terombak hingga terbentuk rangkaian pegunungan dan lembah yang selanjutnya disebut antiklinorium.

Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.19Model lipatan overthrust.

Sumber: Understanding Geography 3, halaman 153

Gambar 6.20 Hasil lipatan overthrust.

Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.21 Model lipatan Nappe.

Sumber: Understanding Geography 3, halaman 153 Gambar 6.22 Hasil proses lipatan Nappe

Sumber: Interactive Geography 3, halaman 187 Gambar 6.17 Model lipatan recumbent.

Sumber: www.lahc.edu

Lipatan Kerak Bumi

a. Tujuan:Memperagakan proses terjadinya lipatan lapisan kulit Bumi.

b. Alat dan Bahan:

1) Spidol permanen.

2) Selembar spons (berbentuk persegi). 3) Air

c. Langkah Kerja:

1) Dengan menggunakan spidol permanen, buatlah garis di tengah- tengah spons bagian samping.

2) Basahilah spons dengan memasukkan ke dalam air (jangan sampai terlalu basah). Kemudian letakkan di meja.

3) Tanpa mengangkat spons, peganglah kedua ujung spons, lalu doronglah ke arah tengah spons. Amati pergerakan dan bentuk dari spons.

d. Analisis:

Dari pengamatanmu, berilah penjelasan mengenai proses lipatan dan bentuk lipatan hingga mampu membentuk muka Bumi.

e. Kesimpulan:

Dari hasil analisismu berikanlah kesimpulannya. Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 6.23 Sinklinorium

sinklinal antiklinal

sinklinal antiklinal

Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.24 Antiklinorium

2) Patahan

Patahan terjadi ketika kulit Bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak) kemudian

berpindah lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini

menimbulkan terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan gaya regangan (tension). Ekspresi topografi dari adanya patahan sangat beraneka ragam, antara lain gawir sesar, triangle facet, lembah sesar, fault, rift, graben, horst, dan basin (cekungan struktural). Pada perkembangannya, kenampakan ini mengalami perubahan akibat tenaga endogen. Ciri adanya patahan dapat kamu kenali dari adanya perbedaan ketinggian yang mencolok. Di Indonesia, beberapa patahan dapat kamu jumpai di Semangko (Sumatra) dan Piyungan (Yogyakarta).

c. Dampak Tektonisme

Dinamika Bumi oleh tenaga tektonisme akan memberi dampak pada banyak hal. Dampak nyata dapat langsung dilihat pada muka Bumi yang terpengaruh secara langsung. Pergeseran kerak Bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.

Tahukah kamu bencana lain yang terjadi? Ya, gempa Bumi dan tsunami. Nah, mengenai gempa akan kamu temukan di subbab lain pada bab ini.

Beberapa dampak di atas dapat digolongkan sebagai dampak negatif. Ada juga dampak positif yang ditimbulkannya, meskipun terkadang banyak orang tidak menyadari. Kantong-kantong minyak dan gas alam banyak ditemukan di lipatan-lipatan dan sesar-sesar batuan yang kondisinya memenuhi syarat. Salah satunya terdapat di sisi utara maupun selatan rangkaian pegunungan yang melintasi Pulau Jawa. Nah, coba temukan manfaat yang lainnya!

Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157 Gambar 6.26 Hasil patahan gaya tekan.

Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157 Gambar 6.25 Patahan karena gaya tekan.

Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157 Gambar 6.28 Hasil patahan gaya regang.

Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157 Gambar 6.27Patahan karena gaya regang.

Apa yang Terjadi jika Benua Bertabrakan? Jenis batuan kerak benua lebih

ringan daripada batuan di bawah dasar samudra, maka kalau ada lempeng semacam itu ber- tabrakan, kerak samudra tersuruk ke bawah kerak benua yang lebih mengapung. Tetapi kalau lempeng yang bertabrakan itu sama-sama lempeng benua, maka daya apung yang sama mencegah masing- masing tenggelam ke dalam se- lubung. Pada tabrakan itu, tepi kedua benua bersatu, tertekan, dan terangkat menjadi barisan pe- gunungan. Benturan dahsyat ini sering menghasilkan pemandangan yang menakjubkan seperti Pegunungan Himalaya dan Alpen.

Dalam dokumen sma10geo Geografi EniAnjayani (Halaman 94-99)