• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan SKPD Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD

KAB/ KOT

C. Identifikasi Permasalahan Bidang Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Penataan ruang Wilayah Provinsi Riau berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau bertujuan untuk mewujudkan ruang yang produktif, efisien, nyaman dan berkelanjutan untuk menjadikan Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan melayu di kawasan Selat Malaka.

Tabel 3.19 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

No Implikasi RTRW Permasalahan

Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengembangan wilayah secara terpadu dan seimbang melalui penguatan fungsi pusat-pusat pelayanan dan pengembangan prasarana wilayah. - Kompetensi SDM terbatas - Tidak tercapainya target program penyediaan jalan dan jembatan - Kondisi kemantapan jalan yang menurun - Sistem koordinasi birokrasi lintas sektor yang tidak mudah

- Kurangnya komunikasi antara SKPD dengan

- Database jalan dan jembatan belum optimal - Jumlah SDM yang belum

memadai - Komitmen pembangunan infrastruktur - Ketersediaan peralatan penunjang untuk pelaksanaan pembangunan 2. Penguatan fungsi dan pengembangan kemanfaatan

kawasan pesisir dan kelautan.

- Database kawasan yang belum optimal - Komitmen pembangunan infrastruktur - Ketersediaan peralatan penunjang untuk pelaksanaan pembangunan 3. Pembangunan ekonomi wilayah yang mantap

dengan basis ekonomi pada sector pertanian, perkebunan, kehutanan dan pertambangan yang dapat menghasilkan nilai tambah.

- Tingginya biaya pembebasan lahan

- Ketersediaan anggaran - Kompetensi SDM

No Implikasi RTRW Permasalahan Pelayanan OPD Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) pembangunan dapat terlaksana sesuai dengan harapan

Pengembangan Permukiman Perkotaan

1. Dalam rangka menyongsong era pasar bebas (khususnya AFTA di lingkungan ASEAN), permukiman perkotaan jenjang fungsi PKN dan PKW yang sudah ditetapkan yaitu Pekanbaru, Dumai, Bangkinang, Pasir Pangairan, Bagan Siapi-api, Pangkalan Kerinci, Teluk Kuantan, Bengkalis, Siak Sri Indrapura, Rengat dan Tembilahan perlu terus didorong perkembangannya untuk lebih meningkatkan daya tarik dan daya saing kawasan, sedangkan untuk PKW yang belum berkembang maka upaya pengembangannya perlu dipercepat.

- Minimnya kualitas SDM yang memiliki daya saing secara global - - Belum memadainya perangkat peraturan - Menurunnya kualitas permukiman sehingga tumbuh kawasan kumuh di perkotaan

- Kurangnya kapasitas

masyarakat dalam

pengelolaan persoalan perumahan dan permukiman secara berkelanjutan meliputi aspek manajerial, koordinasi, SDM dan pembiayaan

- Masih banyaknya infrastruktur perkotaan dan perdesaan yang kurang memadai dalam menunjang aktivitas masyarakat

- Jaminan Kepastian bermukim ( secure tenure)

Posisi Lokasi yang strategis yang berada di tengah pulau sumatera dan jalur pelayaran internasional Selat Malaka sebagai pusat perdagangan dan industri hasil olahan sektor perkebunan dan kehutanan serta hasil galian minyak bumi dari Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir.

Potensi-Potensi yang dimiliki setiap Kawasan yang dapat ditingkatkan melalui penyelenggaraan fasilitas penunjang infrastruktur permukiman disetiap kawasan tersebut. Peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat dengan memperluas lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa

No Implikasi RTRW Permasalahan Pelayanan OPD Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) masih lemah

2. Memantapkan, memperluas dan meningkatkan kualitas pelayanan fungsi-fungsi utama permukiman perkotaan yang sudah berkembang di semua jenjang fungsi (PKN, PKW, dan PKL), Antara lain sebagai kawasan industri, pusat perdagangan & jasa, pusat pendidikan tinggi, pusat pelayanan wisata, pusat alih muat angkutan laut nasional & internasional dll.

- Kabupaten/Kota belum menetapkan Perda RTRW nya sehingga menghambat proses investasi

- Belum mantapnya sarana dan prasarana wilayah guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan fungsi-fungsi permukiman

- Kebijakan nasional yang sedang gencar-gencarnya membangun jaringan sarana dan prasarana wilayah seperti jaringan jalan bebas hambatan, jaringan listrik dan gas. - Dukungan pemerintah

pusat dalam percepatan penyelesaian perangkat peraturan

perundang-undangan guna

mendorong tumbuhnya investasi di daerah. 3. Mengembangkan permukiman perkotaan baru

secara terarah, terencana dan terprogram, khususnya perkotaan yang memiliki arti penting dan strategis bagi wilayah (provinsi maupun kabupaten) seperti: Tanjung Buton di Kabupaten Siak, Buruk Bakul di Kabupaten Bengkalis, Tugaudi Kabupaten Pelalawan, dll.

- Belum ditetapkannya RTRW Kabupaten di wilayah rencana pengembangan permukiman baru sehingga menghambat investasi dan rencana pengembangan wilayah

- Proses pembebasan lahan yang rawan konflik sosial - Tingginya biaya

- Besarnya potensi daerah sehingga pengembangan permukiman perkotaan

baru sangat

memungkinkan untuk dilakukan dan memiliki dampak ekonomi yang luas bagi wilayah di sekitarnya.

No Implikasi RTRW Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

prasarana wilayah pada permukiman perkotaan baru. 4. Mengembangkan permukiman perkotaan ukuran

menengah (jenjang fungsi PKL) di sekitar perkotaan Pekanbaru yang diproyeksikan berkembang pesat menjadi “metropolis” berdasarkan konsep “dekonsentrasasi planologis”, mencakup perkotaan-perkotaan: Minas dan Perawang di Kabupaten Siak, serta Pangkalan Baru, Tambang dan Petapahan di Kabupaten Kampar. - Belum ditetapkannya rencana pengembangan kota metropolis yang ideal dan sesuai dengan kewilayahan, sosial, dan budaya masyarakat. - Perlunya dibentuk unit kerja khusus yang fokus dalam mengkoordinasik an dan mengkonsolidasi kan pengembangan perkotaan metropolis di pekanbaru dan sekitarnya.

- Sulitnya menjalin kerjasama pembangunan antar daerah mengingat masing-masing daerah memiliki prioritas pembangunan masing-masing.

- Tingginya kebutuhan pengembangan kota metropolis terhadap dukungan dan keterlibatan dari pihak swasta.

- Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah di sekitar perkotaan Pekanbaru.

5. Melaksanakan peningkatan pengembangan dan/atau pembangunan baru fasilitas pelabuhan laut dan bandar udara secara terarah, terencana dan terprogram pada semua jenjang fungsi untuk menunjang permukiman perkotaan utama (PKN, PKW dan PKL) yang telah direncanakan, seperti:

- Dibutuhkan koordinasi dan kerjasama yang kuat dengan pemerintah pusat dan pihak swasta

- Pembangunan dermaga dan bandar udara merupakan kewenangan pemerintah pusat sehingga pemerintah provinsi Riau sangat

- Pengembangan dermaga dan bandar udara yang di lokasi yang direncanakan memiliki potensi besar dalam mendorong

No Implikasi RTRW Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

pengembangan Bandara Pinang Kampai (Pusat Penyebaran Sekunder) di Kota Dumai, Pelabuhan Tanjung Buton (Pelabuhan Internasional) di Kabupaten Siak dll. terkait yang memiliki tugas dan kewenangan dalam pembangunan dermaga dan bandar udara.

bergantung pada kesediaan pemerintah pusat dalam pembangunan dermaga dan bandar udara yang telah direncanakan.

pergerakan manusia, barang dan jasa yang

berdampak pada

pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah tersebut.

6. Meningkatkan pengembangan dan atau pembangunan baru prasarana dan sarana jaringan jalan, serta fasilitas pelabuhan sungai dan penyeberangan untuk meningkatkan interkasi ruang dan ekonomi antar pusat-pusat permukiman perkotaan, antara pusat permukiman perkotaan dengan kawasan-kawasan produksi (wilayah hinteland), dan antara pusat-pusat permukiman perkotaan dan kawasan-kawasan produksi dengan outlet-outlet utama kegiatan transportasi wilayah (Pelabuhan Laut utama dan Bandara Pusat Penyebaran).

- Dibutuhkan formulasi strategi yang tepat dalam membangun prasarana dan sarana jaringan jalan, serta fasilitas pelabuhan penyeberangan dan fasilitas lainnya mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Riau.

- Tingginya biaya yang

dibutuhkan untuk

pembangunan prasarana dan sarana jaringan jalan serta fasilitas pelabuhan sungai dan penyeberangan

- Adanya dukungan kebijakan nasional untuk menghubungkan antara pusat-pusat produksi dengan sarana distribusi barang dan jasa

Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembanguna Jangka Menengah Daerah (KLHS RPJMD) bertujuan untuk memeriksa kembali (recheck) keberadaan kebijakan/rencana/program pada RPJMD apakah telah mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan hidup berkelanjutan.

Tabel 3.20 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

No Implikasi KLHS Permasalahan Pelayanan OPD Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Penyediaan sarana dan prasarana terhadap sumber daya ekonomi dan akses pelayanan dasar

Untuk membuka seluruh akses jalan yang belum tembus membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu perlu dilakukan bertahap sehingga membutuhkan waktu..

- Tingginya biaya

pembangunan dan

pemeliharaan jalan dan pembebasan lahan

- Keterbatasan anggaran - Kondisi kemantapan jalan

yang menurun - Komitmen pembangunan infrastruktur - Ketersediaan peralatan penunjang untuk pelaksanaan pembangunan 2. Akses air minum, sanitasi

layak

Penyediaan air minum melalui sistem jaringan SPAM Regional melibatkan beberapa stakeholder, mengalirnya air sampai ke Saluran Rumah bukan hanya tanggung jawab PUPR. Perlu koordinasi rutin dan komitmen yang tinggi dari masing-masing stakeholder agar air minum benar-benar sampai ke masyarakat.

- Keterbatasan anggaran untuk pemeliharaan

- Adanya dukungan kebijakan nasional terhadap pencapaian akses universal air minum dan sanitasi

3. Penanganan sampah kota Penyediaan lahan membutuhkan waktu, karena memerlukan kajian dampak lingkungan.

Pembebasan lahan memerlukan waktu dan biaya

- Keterbatasan ketersediaan lahan dan pendanaan.

- Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan di level sampah rumah tangga

- Tingginya perhatian pemerintah pusat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah perkotaan

No Implikasi KLHS Permasalahan Pelayanan OPD Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

4. Pengelolaan limbah Masterplan pengelolaan limbah regional belum ada,

Data limbah yang perlu ditangani belum ada

- Belum optimalnya pengelolaan limbah oleh pihak swasta

- Lemahnya pengawasan terhadap pengelolaan limbah industri

- Adanya potensi pendapatan daerah dari sektor pengelolaan limbah

5. Tanpa Kemiskinan Kurangnya penyediaan sarana dan prasarana terhadap sumber daya ekonomi dan akses pelayanan dasar

- Minimnya pemberdayaan ekonomi masyarakat

- Rendahnya kualitas SDM masyarakat

- Sulitnya mendapatkan akses modal bagi masyarakat miskin

- Perkembangan teknologi

yang semakin

memudahkan orang untuk

membangun dan

melaksanakan kegiatan usaha