• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

Dalam dokumen PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT (Halaman 31-35)

ISU-ISU STRATEGIS

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

Berdasar pada RPJMD Kabupaten Probolinggo 2012-2018 telah dicanangkan Visi Pembangunan Kabupaten Probolinggo adalah “Terwujudnya Kabupaten Probolinggo yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan, dan Berakhlak Mulia.”

Adapun misi Pemerintah Kabupaten Probolinggo periode 2013-2018, adalah:

1. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan daya saing daerah, pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan, dan optimalisasi pengelolaan sumber daya berkelanjutan.

2. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia melalui peningkatan kualitas pelaksanaan otonomi daerah dalam penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bersih.

1) Apabila kita ingin mengkaitkan DPKD dengan visi dan misi lima tahun kedepan, maka perlu pula dalam bab ini dijelaskan mengenai tujuan dan sasaran yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Probolinggo tahun 2013-2018, yang terkait dengan TUPOKSI DPKD. Pada tujuan pembangunan point 5 disebutkan bahwa salah satu tujuan pembangunan adalah meningkatkan penyelenggaraan kepemerintahan yang

Renstra DPKD Kab. Probolinggo 2013-2018 | III - 4 baik dan bersih, dengan sasaran adalah peningkatan partisipasi aktif masyarakat dan peningkatan transparansi dan akuntabilitas publik.

Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka penyelenggaraan

kepemerintahan yang baik dan bersih serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas publik berupaya dengan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen pengelolaan Keuangan daerah yang mampu mengakomodir seluruh alur proses pengelolaan keuangan daerah (program SIMDA keuangan). Tentunya SIMDA ini perlu untuk dikembangkan ke arah yang partisipastif, transparan, efektif-efisien akuntabel, dan kompetitif.

Ada 5 (lima) lima indikator Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah yang menjadi komitmen DPKD dalam melaksanakan TUPOKSI-nya, yaitu: pertama, Penetapan APBD dan Perubahan APBD tepat waktu, kedua, optimalisasi belanja daerah, diukur dari peningkatan prosentase belanja publik (kesejahteraan masyarakat) terhadap total belanja, ketiga, tingginya realisasi APBD dan rendahnya SiLPA, keempat, penyampaian Laporan Keuangan Daerah (LKD) tepat waktu dan kelima, kualitas opini BPK atas LKD meningkat menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Permasalahan dan kendala yang saat ini dihadapi oleh DPKD dalam rangka pelaksanaan pelayanan kepada SKPD dan pencapaian lima indikator kinerja pengelolaan keuangan daerah tersebut, antara lain:

1. Aspek sumber daya manusia, dengan jumlah pejabat dan staf yang ada di DPKD saat ini, maka secara kuantitas, kebutuhan akan tambahan staf menjadi permasalahan DPKD, apabila dikatikan dengan rentang tugas dan tanggungjawab pengelolaan keuangan daerah. Sumberdaya manusia di eksternal DPKD, dalam hal ini adalah staf pengelola keuangan SKPD, merupakan permasalahan lain yang penting pula dikemukakan, mengingat dukungan dan sinkronisasi dari satuan pengelola keuangan SKPD atas pengelolaan keuangan daerah menjadi penting. Pemahaman, kesamaan dalam memahami tugas masing-masing, semua menjadi “PR”, untuk ditingkatkan dan dibangun bersama-sama.

2. Aspek peraturan perundang-undangan, Pengelolaan Keuangan Daerah tidak boleh menyimpang dari PP 58/2005 dan Permendagri 13/2006. Dua produk perundang-undangan ini menjadi “kitab suci” pengelolaan keuangan daerah, disamping peraturan perundangan turunannya dan penjabaran dari keduanya. Pemahaman dan penguasaan atas peraturan perundang-undangan menjadi penting, karena dalam perkembangannya,

Renstra DPKD Kab. Probolinggo 2013-2018 | III - 5 akan selalu ada up-date perundang-undangan baru yang mengatur seluruh proses, kandungan/komponen dan mekanisme pengelolaan keuangan daerah. Saat ini, DPKD sangat terkendala dalam pelaksanaannya karena seringnya terjadi perubahan-perubahan dari kemendagri maupun kemeterian keuangan atas produk2 aturan atas pengelolaan keuangan daerah. Belum selesai penerapan suatu aturan dalam pelaksanaannya di daerah, sudah ada peraturan baru yang harus dipedomani. Perubahan-perubahan ini merupakan kendala tersendiri bagi DPKD.

3. Aspek organisasi dan tupoksi, sesuai dengan perda dan perbup tentang DPKD dan tupoksinya, maka terdapat permasalahan yang kedepannya perlu untuk dilakukan perbaikan-perbaikan. DPKD sebagai salah satu satuan kerja di Pemerintah Kabupaten Probolinggo, secara perundang-undangan mengemban tugas sebagai satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD). Kalau kita telaah kembali perda dan perbup dari DPKD tadi, maka tugas-tugas SKPKD secara tersurat belum terakomodir didalamnya, artinya ketika perbup itu mengatur struktur organisasi, maka struktur yang ada adalah DPKD sebagai SKPD Dinas teknis, sedangkan struktur DPKD sebagai SKPKD/PPKD belum diatur. Hal ini menjadi masalah, ketika proses dan mekanisme pengelolaan keuangan di internal DPKD menjadi rancu karena belum ada pemisahan secara jelas struktur dan tupoksinya, contoh sederhananya adalah, ketika DPKD sebagai dinas teknis yang mengelola keuangan SKPD maka ada bendahara pengeluaran DPKD. Semestinya ketika DPKD sebagai SKPKD/PPKD maka diperlukan bendahara pengeluaran SKPKD/PPKD. Yang terjadi adalah bendaharanya satu dan bertanggungjawab atas semuanya. Demikian pula petugas lainnya, ada kerancuan dalam bekerja karena belum adanya pemisahan secara jelas antara DPKD sebagai SKPD dan DPKD sebagai SKPKD/PPKD. Kedepan perlu adanya perbaikan-perbaikan terkait organisasi dan tupoksi ini.

4. Aspek koordinasi, sebagai SKPD pengelola keuangan daerah, DPKD kabupaten probolinggo selalu berhubungan dengan SKPD lain di lingkungan pemerintah kabupaten Probolinggo. Pada proses penganggaran, penyusunan R-APBD dan pembahasannya, koordininasi dan sinkronisasi selalu intensif dilakukan, antara DPKD selaku anggota TAPD dengan SKPD selaku Pengguna Anggaran. Demikian pula dalam kaitan dengan dokumen laporan keuangan daerah (LKD), merupakan entitas pelaporan, sementara SKPD merupakan entitas akuntansi, artinya dalam rangka penyusunan LKD Kabupaten probolinggo, tugas DPKD adalah menyajikan laporan hasil konsolidasi keuangan atas

Renstra DPKD Kab. Probolinggo 2013-2018 | III - 6 seluruh pencatatan dan pengakuntansian keuangan di setiap SKPD. Problem koordinasi timbul ketika pemahaman yang berbeda diinternal DPKD sendiri maupun dengan SKPD lain, atas permasalahan yang terjadi. Hingga saat ini koordinasi menjadi salah satu permasalahan yang terus diupayakan untuk ditingkatkan kedepannya.

5. Aspek pelayanan dan pembinaan, salah satu fungsi utama DPKD adalah memberikan pelayanan kepada SKPD dan pemangku kepentingan pembangunan di bidang keuangan daerah, permasalahan utama dari aspek ini adalah pemahaman atas “pelayanan dan pembinaan” itu sendiri. Di internal DPKD pemahaman atas fungsi tersebut saat ini ditanamkan secara sepenuhnya kepada seluruh staf, dengan menggunakan instrumen-instrumen terukur, baik dalam bentuk pedoman, juknis, aturan main, sisdur, dan mekanisme, serta (yang akan dikembangkan) Standar Operasional dan Prosedur (SOP) pengelolaan keuangan daerah. Merubah menjadi pelayan bagi semuanya dari ekslusifitas organisasi membutuhkan waktu dan proses yang tidak gampang, karena ini mengubah kultur dan kebiasaan individu-individu yang ada. Tetapi tekad untuk kedepannya dalam memberikan layanan prima adalah sebuah komitmen bersama.

Meskipun ada kendala dan permasalahan baik internal dan eksternal di DPKD Kabupaten Probolinggo, bukan berarti tidak ada upaya untuk meminimanilisir kondisi tersebut. DPKD Kabupaten Probolinggo terus dan akan tetap mengembangkan diri sesuai tuntutan tugas dan fungsinya, mendasari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa hal yang menjadi pendorong untuk komitmen, tersebut antara lain:

1. Adanya semangat dan komitmen seluruh jajaran staf untuk selalu lebih baik dari sebelumnya dan keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan dalam bidang keuangan daerah

2. Adanyan Sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas yang sangat memadai 3. Adanya Sistem Aplikasi SIMDA keuangan yang terintegrasi mulai dari proses

penganggaran, penatausahaan, perbendaharaan, dan pelaporan keuangan daerah yang bersifat terbuka untuk dilakukan pengembangan mengikuti perkembangan

4. Keberadaan DPKD sebagai salah satu SKPD startegis di lingkungan pemerintah Kabupaten Probolinggo

5. Adanya aturan perundangan berupa perda dan perkada yang mengatur khusus tentang pengelolaan keuangan daerah

Renstra DPKD Kab. Probolinggo 2013-2018 | III - 7

Dalam dokumen PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT (Halaman 31-35)

Dokumen terkait