• Tidak ada hasil yang ditemukan

The TELKOM Way 135 highlights three core values: Customer Value, Excellent Service, and

Dalam dokumen TELKOM SR08Final (Halaman 34-37)

Competent People.

• 2010: menjadikan pengelolaan risiko dan kepatuhan sebuah budaya perusahaan

• 2011: memastikan bahwa pengelolaan risiko dan kepatuhan berjalan efektif

• 2012: menjadikan pengelolaan risiko dan kepatuhan sebagai contoh bagi industri telekomunikasi atau bagi badan usaha milik negara

Secara umum, pengelolaan risiko telah diterapkan sebagai bagian dari kegiatan operasional karyawan TELKOM. Pada kenyataannya, pengelolaan risiko ditujukan untuk menjaga keseimbangan antara pencapaian target bisnis dan pengendalian risiko bisnis yang menjunjung tinggi azas kehati-hatian.

Dalam mencapai visi dan misi tersebut, TELKOM telah mengembangkan empat inisiatif utama:

• untuk membantu meningkatkan kebijakan (policy enhancement) melalui evaluasi, perbaikan, peningkatan, distribusi dan kebijakan internal untuk mendukung pengelolaan risiko;

• untuk meningkatkan pemahaman proses bisnis yang efektif melalui penyederhanaan atau penghapusan proses bisnis yang kurang efektif;

• untuk melaksanakan pengkajian risiko (risk assesment) dan langkah mitigasi (mitigation control) yang meliputi inisiatif strategis, RKAP dan self-assessment pengendalian risiko di seluruh unit. Selain itu, penilaian risiko (risk assessment) dan penilaian risiko kecurangan (fraud risk assessment) pada ICFR dilakukan melalui proses bisnis SOA.

• untuk memperkuat pengendalian internal pada seluruh operasi perusahaan yang bertujuan untuk melindungi aset (asset protection), menyediakan informasi yang memadai dan akurat, membuat agar bisnis proses efektif dan efesien serta kepatuhan terhadap peraturan.

Pada 2008, TELKOM telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan kebijakannya serta efektivitas proses bisnisnya, yakni di antaranya:

• melanjutkan agenda restrukturisasi kebijakan dan proses pengambilan keputusan dengan menekankan kembali fungsi inisiator, reviewer dan approver (6-eyes-principle); • memperbaiki kebijakan manajemen dokumentasi,

penyusunan standarisasi kontrak komersial, beberapa kebijakan kepatuhan hukum dan bantuan hukum;

• memfasilitasi peningkatan rencana kelanjutan bisnis (Business Continuity Plan, “BCP”);

• meningkatkan kebijakan security and safety management; • mengkaji revenue assurance dan kebijakan manajemen

anti-fraud serta proses bisnis;

• mengambil langkah perbaikan terhadap proses bisnis SOA dan proses bisnis internal sesuai perubahan organisasi dan kebijakan perusahaan dalam rangka meningkatkan efektivitas bisnis.

Selama 2008, TELKOM juga telah menerapkan penilaian risiko (risk assessment) serta langkah mitigasi (mitigation control) melalui: • pembuatan pedoman dan pelaksanaan penilain risiko (risk

assessment) serta penilaian risiko kecurangan (Fraud Risk Assessment);

During 2008, TELKOM also implemented risk assessment and a number of mitigation control measures through:

• formulating guidelines and performing risk assessment and fraud risk assessment;

• establishing a Risk Reviewer unit to perform risk assessment in strategic decision making;

• evaluating the results of risk assessment to construct TELKOM’s risk proi le; and

• periodically monitoring risk developments through the risk management reporting system and considering their impact on the company’s annual budget (sensitivity analysis/stress test).

TELKOM also took a number of measures to implement and maintain internal control, including:

• improving the design of the business process and policy of internal control;

• undertaking regular monitoring through the Integrated Audit team to reduce the level of inadequacies and material weaknesses in ICFR;

• implementing a security & safety management program to protect both physical and non-physical assets;

• exercising supervision over internal controls over subsidiaries through the SOA audit; and

• Reinforcing improvements in discipline with regard to the processes and policies applied by the Company.

To support these i ve initiatives, TELKOM took the following measures:

• Carried out internal consolidation, which included elements of enterprise risk management within the TELKOM Group and a reorganization of the risk management function; • Undertook training and development of employees,

including risk management training in which a number of employees were certii ed as professional risk managers, training on legal compliance, training on revenue assurance management, training on security & safety management, training on fraud risk management and aptitude improvement for ICFR staf ; and

• developed an information system to support corporate risk management in accordance with the COSO framework, revenue assurance management, security & safety management and legal compliance.

The results of a survey by senior leaders, walkthrough by the auditors and operational review indicated an improvement in the ef ectiveness of risk management in the TELKOM Group. In short, all of the ef orts during 2008 yielded the expected results. During 2008, annual activity executed related to implement TTW 135 and Business Ethics is (i) further studying implementation of TTW 135 for TELKOM Group, (ii) draws up forming Work Team of TELKOM Group Culture (iii) measuring the understanding of Good Corporate Governance, Business Ethics, Whistleblower, Fraud Management, Disciplinary, Gratii cation and Annual Statement Signing (iv) Compiles recommendation and feedback for improving compliance to Government Mandatory, including the SOA requirement for the CEO and CFO to put their signatures on the validity and reliabilities of Company’s Annual Report.

• pembentukan unit Risk Reviewer utnuk melakukan penilain risiko dalam pengambilan keputusan strategis.

• mengevaluasi hasil pengkajian risiko untuk menentukan proi l risiko TELKOM;

• memonitor pengembangan risiko secara periodik melalui sistem pelaporan pengendalian risiko dan mempertimbangkan dampaknya pada anggaran

tahunan perusahaan (sensitivity analysis/stress test). TELKOM juga telah melakukan beberapa tindakan untuk menerapkan dan menjaga pengendalian internal, yakni di antaranya:

• memperbaiki rancangan proses bisnis dan kebijakan pengendalian internal;

• melakukan pemantauan yang teratur melalui tim integrated audit terpadu untuk mengurangi tingkat kekurangan dan kelemahan material pada ICFR;

• menerapkan program security & safety management untuk melindungi baik aset i sik maupun non-i sik;

• melakukan pengawasan atas pengendalian internal pada anak perusahaan melalui penerapan audit SOA.

• memperkuat peningkatan disiplin terhadap proses dan kebijakan yang ditetapkan perseroan.

Untuk mendukung kelima inisiatif di atas, TELKOM telah melaksanakan:

• konsolidasi internal yang memasukkan unsur pengelolaan manajemen risiko perusahaan dalam TELKOM Group dan pengaturan kembali fungsi manajemen risiko;

• pelatihan dan pengembangan karyawan meliputi pelatihan manajemen risiko dimana beberapa di antaranya memperoleh seritii kat professional risk manager, pelatihan kepatuhan hukum, pelatihan revenue assurance management, pelatihan security and safety management, fraud risk management dan peningkatan kapabilitas staf ICFR;

• mengembangkan sistem informasi yang mendukung manajemen risiko perusahaan sesuai dengan COSO framework, revenue assurance management, security and safety management dan kepatuhan terhadap hukum. Hasil survei yang dilakukan terhadap senior leader, walkthrough oleh auditor dan kajian operasional menunjukkan efektivitas manajemen risiko dalam TELKOM Group mengalami peningkatan. Dengan kata lain, semua upaya selama 2008 telah memberikan hasil sesuai yang diharapkan.

Selama tahun 2008, kegiatan rutin yang dilakukan yang terkait dengan pelaksanaan TTW 135 dan Etika adalah(i) meneliti lebih dalam tentang tingkat kemajuan dalam implementasi The TELKOM Way 135 untuk TELKOM Group; (ii) menetapkan Tim Kerja Budaya TELKOM Group; (iii) mengukur tingkat pemahaman GCG, etika bisnis, whistleblower, manajemen fraud, disiplin, gratii kasi dan penandatanganan laporan tahunan; (iv) memberi rekomendasi serta umpan balik untuk memperbaiki tingkat kepatuhan dengan kewajiban pemerintah, termasuk persyaratan SOA yang mengharuskan Direktur Utama dan Direktur Keuangan untuk memberikan tanda tangan mereka pada laporan tahunan TELKOM sebagai bentuk keabsahan dan kehandalan.

Kontingensi

Pada bulan Januari 2006, Kejaksaan Agung melakukan kegiatan penyelidikan atas tuduhan penyalahgunaan sarana telekomunikasi sehubungan dengan penyediaan layanan VoIP. Seiring dengan penyelidikan tersebut, salah satu mantan karyawan dan dua karyawan TELKOM telah dituduh bersalah oleh Pengadilan Negeri Makassar dan dua karyawan lainnya dituduh bersalah oleh Pengadilan Negeri Denpasar atas tuduhan korupsi di KSO VII. Pada bulan Januari 2008, Pengadilan Negeri Makassar memutuskan bahwa terdakwa tidak bersalah. Pengajuan banding telah diajukan ke Pengadilan Tinggi Negara atas keputusan Pengadilan Negeri Makassar tersebut. Pengajuan naik banding ini masih menunggu keputusan Pengadilan. Pada bulan Maret 2008, Pengadilan Negeri Denpasar mendapatkan terdakwa terbukti bersalah dan menjatuhkan hukuman penjara serta harus membayar denda. Kedua terdakwa mengajukan naik banding kepada Pengadilan Tinggi Bali atas keputusan Pengadilan Negeri Denpasar. Pada bulan November 2008, Pengadilan Tinggi Bali mendapatkan kedua terdakwa bersalah. Salah satu dari terdakwa kemudian mengajukan naik banding ke Pengadilan Tinggi Negara. Sampai dengan laporan ini dibuat, belum ada keputusan atas permintaan naik banding tersebut.

Contigency

In January 2006, the Oi ce of the Attorney General launched an investigation into allegations of misuse of telecommunications facilities in connection with the provision of VoIP services. Following an investigation, one of Company’s former employees and two of the Company’s employees were indicted in the Makassar District Court, and two other employees were indicted in the Denpasar District Court for their alleged corruption in KSO VII. In January 2008 the Makassar District Court found the defendants not guilty. An appeal was i led with Indonesian SC objecting to the District Court ruling. This appeal is still pending. In March 2008 the Denpasar District Court found the defendants guilty and sentenced each defendant to a prison term and ordered them to pay a i ne. The defendants appealed to the Bali High Court objecting to the District Court ruling. In November 2008, the Bali High Court found the defendants guilty. One of these defendants then i led an appeal with the Indonesian SC. As of the date of this report, no decision has yet been reached on this appeal.

( SO4)

Dalam dokumen TELKOM SR08Final (Halaman 34-37)

Dokumen terkait