• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV.2 Analisis II

IV.2.3 Tematik

Teks 8

Dalam berita ini penulis tidak menyebutkan satu tokoh pun selain Putri dan WH. Penulis hanya memakai sebuah lembaga TV nasional sebagai perwakilan tokoh. Disini ANTV menyiarkan kasus Putri yang bunuh diri karena dianggap pelacur oleh WH. Selain itu banyak kecaman yang diberikan LSM terhadap kasus Putri ini.

IV.2.3 Tematik

Struktur tematik berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke dalam bentuk yang lebih kecil.

Teks 1

Tema yang diangkat dalam berita ini adalah seorang gadis langsa yang nekat gantung diri karena malu dituduh pelacur oleh WH. Penulis juga menceritakan kronologis bunuh dirinya Putri.

Koherensi yang digunakan dalam berita ini adalah koherensi sebab akibat. Ini terlihat dengan mengamati keseluruhan detai yang ditulis. Putri nekat bunuh diri disebabkan tuduhan pelacur yang diberikan WH terhadapnya.

“Dalam suratnya, Putri mengaku nekat mengambil jalan pintas

mengakhiri hidupnya lantaran tak sanggup menahan malu setelah dituduh menjual diri oleh Petugas Wilayatul Hisbah Langsa”.

Teks 2

Satpol PP/WH yang menolak disebut sebagai penyebab Putri bunuh diri menjadi tema dalam berita ini. Penulis menulis detail penolakan WH terhadap kasus ini. Mereka menganggap sudah melakukan penangkapan sesuai prosedur yang berlaku.

Koherensi yang digunakan masih sama seperti teks 1, yaitu koherensi sebab akibat. Akibat penangkapan Putri itu, akhirnya ia nekat untuk melakukan bunuh diri.

Teks 3

Koherensi penjelas digunakan dalam berita ini. Hal ini terlihat dari kalimat

“Pada perjalanannya, penerapan hukum syariah justru diskriminatif, karena hanya diperuntukkan bagi warga sipil kelas menengah ke bawah. Kelas atas banyak yang lepas".

Tema yang dibangun adalah kegagalan orang dewasa dalam kasus ini. Penulis menyampaikan detailnya melalui pernyataan dari beberapa narasumber yang memaparkan kelalaian orang dewasa dalam memahami anak.

Teks 4

Tema yang dibangun dalam berita ini adalah WH yang diminta dievaluasi terkait bunuh dirinya Putri. Detail yang dijalin adalah pemaparan dari beberapa narasumber yang mengatakan mereka masih mengumpulkan kasus yang melibatkan anak sebagai korban WH. Selain itu, penulis juga mengisahkan detail seperti dalam kalimat berikut :

"Kasus Putri inikan adalah korban, korban kebijakan yang memang dijalankan yang dianggap itu sudah valid, bagus dan tidak ada komplain dari masyarakat Aceh maupun di luar Aceh. Satgas disini tidak menyorot khusus apakah peraturan itu harus dicabut atau tidak. Yang kami himbau adalah kalau

memang keputusan itu telah diputuskan menjadi aturan, itu mohon dilihat

kembali pihak-pihak yang ada di dalamnya, termasuk anak dan perempuan.

Perlakuan-perlakuan tersebut apakah memang sesuai dengan memperlakukan perempuan dan anak”.

Koherensi yang dipakai masih koherensi sebab akibat, dimana WH harus dievaluasi terkait bunuh dirinya Putri tersebut. Dalam koherensi lain masih sama seperti berita sebelumnya yang menjelaskan bahwa Putri meninggal diakibatnkan tuduhan yang dilakukan WH terhadapnya.

Teks 5

Tema dari berita ini adalah media yang dianggap salah terkait bunuh dirinya Putri. Penulis memaparkan detail kesalahan-kesalahan media yang menyebabkan Putri bunuh diri. Selain itu, penulis juga memaparkan detail kesalahan media yang memuat pemberitaan Putri pada saat tertangkap.

Ada dua koherensi yang digunakan dalam berita ini. Salah satunya adalah koherensi sebab akibat seperti dalam kalimat “Menanggapi hal itu, Anggota

Dewan Pers, Ridho Easy, mendesak agar kasus tersebut diinvestigasi apakah gmengalami tekanan psikologis sehingga mengakhiri hidupnya dengan gantung diri”

Selain itu, ada pula koherensi pembeda yang digunakan dalam berita ini. Hal ini dapat dilihat dalam kalimat “Dalam kasus ini, Fery melihat tidak ada

pelanggaran hukum Syariat di Aceh atau Perda Qanun yang dipakai WH untuk menangkapnya. Fery mengatakan khalwat atau berdua-duaan dengan lawan jenis yang dituduhkan WH kepada korban, dalam faktanya tidak ada. Karena saat itu, korban sedang bersama teman-temannya usai menonton acara organ tunggal”.

Teks 6

Tema dari berita ini kembali meminta WH agar dievaluasi terkait bunuh dirinya Putri. Penulis memaparkan detail perlakuan WH kepada Putri terkait penangkapan yang menurutnya tak sesuai prosedural.

Koherensi yang digunakan adalah koherenasi sebab akibat. Ada beberapa koherensi sebab akibat dalam berita ini, seperti: “Aksi bunuh diri yang dilakukan

seorang remaja di Langsa beberapa waktu lalu dinilai sebagai catatan buruk pelaksanaan Syariat islam di Aceh”, “Harusnya, kata Raihana, pelaksanaan

Syariat islam di Aceh bermuara pada perubahan masyarakat menjadi lebih baik.

“Kenapa ini bisa berujung bunuh diri ya? Wajib dievaluasi lembaga Satpol PP dan WH,” katanya.

Teks 7

Dalam berita ini penulis memaparkan berita dengan tema penyangkalan bahwa Putri bukan pelacur. Penulis merangkai detail dengan cerita ibu Putri sehingga seolah orang lain bisa merasakan apa yang dirasakan ibunya. Detail tulisan ini dapat dilihat dari sepenggal kalimat berikut : “Nurul Hayati seolah tak

percaya dengan kabar yang sampai di telinganya. Lututnya bergetar. Kabar itu bagai petir di siang bolong bagi perempuan 34 tahun itu. Putri satu-satunya yang ia miliki ditemukan tewas gantung diri di kamarnya pada Kamis, 6 September 2012”.

Ada beberapa koherensi yang digunakan dalam berita ini. Koherensi sebab akibat terlihat dalam kalimat “Putri Erlina, 16 tahun, putri semata wayang Nuru

(dua anaknya yang lain laki-laki), ditemukan meninggal di kamarnya dalam kondisi mengenaskan. Polisi mengatakan Putri bunuh diri. Dugaan sementara, kata polisi ketika itu, Putri bunuh diri karena punya masalah dengan pacarnya. Belakangan, keluarganya menemukan sepucuk surat dalam tas Putri. Dalam suratnya, Putri menyebutkan ingin pergi dari rumah karena sudah membuat malu ayahnya”.

Koherensi lainnya yaitu koherensi pembeda, dimana penulis membandingkan keadaan seharusnya dengan yang terjadi. Ini terlihat dari kalimat

“Islam merupakan agama yang mengedepankan cara-cara solutif dan damai dalam menyelesaikan berbagai perkara, bukan malah melahirkan masalah baru. Ironisnya Satpol PP dan WH tidak melakukan hal itu, langsung diceramahi di depan umum dan dituduh pelacur, siapa pun akan syok dan malu”.

Tema yang disampaikan penulis dalam berita ini adalah TV Swasta Nasional (ANTV) juga turut memberitakan Putri. Detailnya penulis menceritakan pembahasan televisi tersebut.

Seperti sebelumnya, koherensi yang digunakan pun masih koherensi sebab akibat. Dalam kalimat “Stasiun televisi ANTV malam ini, pukul 00.10 wib,

mengangkat topik kematian Putri Erlina, 16 tahun, gadis belia di Langsa yang ditemukan bunuh diri setelah dituduh sebagai pelacur” menunjukkan bahwa

meninggalnya Putri disebabkan tuduhan WH kepadanya yang menyebutnya Pelacur. Koherensi sebab akibat berikutnya terlihat dalam kalimat "Putri memilih

jalan pintas karena tak kuat menahan malu dituduh sebagai pelacur. Pada malam naas itu polisi Syariat islam kota Langsa mengadakan razia. Di lokasi pertunjukan musik, putri dan rekannya ditangkap".

Dokumen terkait