• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONSIBILITY TERHADAP PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN

Lampiran 5. Tematik Catatan Harian

Tingkat Partisipasi dalam Program Air untuk Semua

Tingkat partisipasi masyarakat dalam penelitian ini dapat dilihat dari tahapan partisipasi yang dilalui oleh penerima program. Tahapan tersebut dimulai dari tahap pengambilan keputusan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, hingga tahap menikmati hasil. Secara umum, masyarakat selaku penerima program sudah melalui tahapan tersebut. Hanya saja pada tahap evaluasi masih kurang karena memang dari pihak pelaksana program tidak melakukan evaluasi secara rutin. Pada awal penerapan program masyarakat merasa apatis dengan pihak LSM selaku pihak yang turun ke lapang karena pengalaman sebelumnya dimana masyarakat merasa dibohongi oleh pihak luar namun, karena program yang diterapkan ini ternyata tidak main-main akhirnya masyarakat pun percaya dan mau berpartisipasi. OMG

mengatakan bahwa “Awalnya emang masyarakat tidak sreg gitu yah Bu sama pihak LSM, namun karena Pak Manahan, Pak Dani sering ngobrol bareng masyarakat gitu ya Bu ke rumah-rumah masyarakat, ikut kumpul bareng masyarakat, terus juga suka main ke rumah tokoh masyarakat ya Bu, jadi masyarakat juga tergerak hatinya melihat keseriusan untuk membangun Sarana Air Bersih (SAB) dan Mandi Cuci Kakus (MCK)”. -OMG

OMG juga menambahkan bahwa sebelum ngariung pertama ini, orang LSM mampu meyakinkan kalau program yang diterapkan ini memang program

“beneran” bukan hanya ingin mengambil data saja terus pergi. –OMG

Pada tahap pelaksanaan, pihak LSM sebagai pihak yang dipercaya oleh perusahaan pun mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi seperti menawarkan langsung kepada masyarakat untuk menjadi penanggungjawab maupun pihak yang menyediakan bahan bangunan untuk pembangunan Sarana Air Bersih (SAB) dan Mandi Cuci Kakus (MCK). -SPD

Keseriusan pihak LSM juga ditunjukkan melalui sanksi yang diberikan apabila melanggar aturan yang telah disepakati sehingga pekerja yang membangun SAB dan MCK juga takut apabila berbuat curang kepada masyarakat. –MYA

Pada tahap partisipasi memang pihak pelaksana terutama pihak LSM yang berhubungan langsung dengan masyarakat menyatakan bahwa tahapan tersebut ada hanya saat program selesai sampai beberapa bulan ke dapan namun, untuk evaluasi yang rutin pihak pelaksana memang belum mengadakan karena beberapa hal tertentu, tetapi komunikasi seperti melaui by phone masih dilakukan sampai sekarang. Pada dasarnya pihak pelaksana menginginkan agar masyarakat mandiri dan mampu untuk mengatasi permasalahan dalam pembangunan tersebut. –MNH

Hal tersebut juga sesuai dengan penuturan dari penanggungjawab program

dari masyarakat yang menyatakan bahwa “Sampai saat ini memang belum ada rapat

evaluasi rutin yang dilakukan namun pihak LSM masih suka menelepon untuk menanyakan keadaan dari SAB dan MCK.” –OMG

Tahap menikmati hasil merupakan tahapan yang banyak diikuti oleh masyarakat karena pada tahapan ini masyarakat hanya menikmati manfaat dan hasil dari program yang telah dilaksanakan. KTM yang juga merupakan penerima program menuturkan bahwa banyak sekali manfaat yang diterima. Masyarakat yang dahulu harus membeli air bersih kepada pemilik pompa air dengan harga satu

67 embernya Rp 2.000 kini tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli air bersih melainkan hanya membayar iuran sesuai kesepakatan pada saat ngariung. –KTM

DDH merupakan salah satu penerima program perempuan yang ikut dalam tahapan partisipasi pembangunan SAB dan MCK. Beliau mengatakan bahwa sebelum ada Program Air untuk Semua masyarakat masih banyak yang suka mandi di sungai sehingga banyak masyarakat yang terkena penyakit seperti penyakit kulit, pencernaan dan sebagainya. –DDH

Pada tahap menikmati hasil ini juga terdapat peristiwa penting dimana masyarakat baru mengetahui bahwa program yang dijalankan ini adalah program yang dilaksanakan oleh PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field. Masyarakat hanya mengetahui bahwa program tersebut dibawa oleh pihak LSM saja sehingga pihak

perusahaan merasa ada “miss” antara perusahaan dengan pihak LSM. MNH selau

pihak LSM menuturkan bahwa ketika peresmian SAB dan MCK pihak LSM baru mengundang perusahaan. hal tersebut dilakukan demi tercapainya kelancaran dalam Program Air untuk Semua. Selain itu, masyarakat juga memiliki trauma dengan perusahaan sehingga demi tercapainya kelancaran tersebut pihak LSM menyebutkan perusahaan ketika program tersebut akan berakhir atau di akhir program. –MNH

Pihak perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas seluruh dana dari pembangunan serta yang menginisiasikan program menyatakan bahwa terdapat

miss” antara perusahaan dengan pihak LSM karena pihak perusahaan tidak

langsung turun ke lapang. Perusahaan memang sudah mempercayakan kepada LSM sehingga bukan berarti perusahaan tidak turun ke lapang melainkan perusahaan tidak sering untuk ke lapang. Hal tersebut juga dikarenakan oleh terbatasnya sumberdaya manusia dari divisi CSR perusahaan sendiri. –LGR

Dampak Industrialisasi Perusahaan

Kehadiran PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field ternyata memberikan pengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar perusahaan yang mendapatkan dampak industrialisasi secara langsung dari aktivitas perusahaan. Dampak industrialisasi perusahaan tersebut dapat dilihat dari tingkat kesempatan kerja, tingkat kepemilikan lahan, tingkat peluang kerja di bidang non-pertanian, serta tingkat pencemaran lingkungan. Tingkat kesempatan kerja yang diberikan oleh perusahaan memang belum terbilang besar. Masyarakat tidak dilibatkan karena untuk merekrut pekerja harus melalui tahap penerimaan dan seleksi dari pusat sehingga diperlukan kriteria tertentu untuk bisa bekerja di Pertamina. Kami selaku anak perusahaan atau perusahaan cabang hanya menjalankan perintah dari pusat saja. –LGR

Masyarakat juga mengatakan belum ada lowongan kerja yang dibuka oleh perusahaan secara umum kepada masyarakat. Namun, masyarakat banyak yang mendengar bahwa untuk beberapa masyarakat tertentu seperti yang kenal dengan pihak perusahaan ada yang bisa masuk menjadi pekerja. –KTM

Tingkat kepemilikan lahan juga merupakan dampak yang ditimbulkan dari adanya perusahaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Lahan seperti sawah, kebun, maupun lahan kosong yang tadinya dimiliki pribadi oleh masyarakat maupun lahan kosong yang dimiliki desa kemudian menjadi milik perusahaan, kebanyakan adalah lahan sawah yang dibeli oleh perusahaan. Hal tersebut

68

dikarenakan di Desa Pasirukem memang kebanyakan adalah lahan sawah sehingga untuk aktivitas perusahaan, perusahaan lebih banyak membeli sawah. –MYA

Tingkat peluang kerja di bidang non-pertanian merupakan salah satu dampak yang cukup banyak dirasakan oleh masyarakat karena mata pencaharian utama masyarakat desa menjadi luntur seperti banyak masyarakat yang menyewakan rumahnya untuk disewa kepada pihak luar yang datang. –RTW

Dampak industrialisasi yang paling banyak dirasakan oleh masyarakat adalah pencemaran lingkungan. Sebelum adanya Program Air untuk Semua, masyarakat masih menggunakan sungai untuk mandi serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. OMG menuturkan bahwa pernah suatu waktu air sungai menjadi keruh dan mengeluarkan bau zat kimia sehingga mengakitbatkan banyak masyarakat yang terkena sakit kulit akibat air sungai yang tercemar tersebut. –OMG

Selain itu, kebisingan akibat aktivitas perusahaan yang dilakukan pada malam hari juga mengganggu istirahat masyarakat sampai akhirnya masyarakat terbiasa akibat aktivitas tersebut. –DDH

Asap yang ditimbulkan akibat aktivitas perusahaan juga kadang menimbulkan bau dan panas sehingga udara menjadi kotor ketika siang hari. Tambah DDH. –DDH

Intensitas Komunikasi Antarpribadi Pekerja CSR

Intensitas komunikasi yang dibangun oleh pekerja CSR ternyata mampu membangun kelancaran Program Air untuk Semua. Komunikasi serta pendekatan antarpribadi yang dilakukan oleh pekerja CSR kepada masyarakat ternyata menimbulkan keefektivan serta mampu untuk membangun hubungan antara masyarakat dengan pihak LSM. Pihak LSM mengadakan kumpul dengan masyarakat, kebanyakan yang ikut adalah Bapak-bapak saat itu. Pihak LSM mengajak masyarakat secara langsung kepada masyarakat untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam program. –TNI

Kumpul yang dilakukan untuk membahas program tidak terlalu banyak dilakukan, hanya beberapa kali saja. Pihak LSM sering jalan-jalan dan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung mampu membuat masyarakat menjadi tertarik dan percaya untuk mengikuti program. –SPD

Tingkat Kualitas Pekerja CSR

Kredibilitas merupakan variabel pertama untuk melihat kualitas pekerja CSR. Kredibilitas merupakan kewibawaan serta penilaian terhadap kewibawaan dari pekerja CSR dalam menerapkan program. EKA menuturkan bahwa pihak LSM memiliki ketegasan dalam menerapkan program sehingga program dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Daya tarik pribadi juga merupakan penilaian yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kualitas dari pekerja CSR tersebut. Daya tarik yang ditimbulkan oleh pekerja CSR adalah daya tarik non-pribadi sehingga lebih dilihat sopan oleh masyarakat. Penampilan yang sopan serta raut wajah yang meyakinkan masyarakat memberikan ketertarikan sendiri bagi masyarakat. –EKA

Kemampuan intelektual pekerja CSR merupakan pengetahuan yang membuat masyarakat mengetahui maksud dan tujuan dari pelaksanaan program.

69 Selain itu, kondisi mengenai wilayah desa juga diketahui oleh pekerja CSR. Ternyata hal tersebut diketahui oleh pihak LSM karena informasi yang telah diberitahukan oleh pihak perusahaan sebelumnya. Pihak perusahaan mengatakan bahwa sebelumnya perusahaan telah bertemu dengan pihak LSM dimana maksud pertemuan tersebut adalah untuk menjelaskan maksud dan tujuan untuk bekerja sama serta menjelaskan aturan main dan keadaan dari desa tempat Program Air untuk Semua diterapkan. –LGR

Hal yang terpenting dalam penilaian atas kualitas pekerja CSR ialah integritas. Integritas yang ditunjukkan oleh pekerja CSR kepada masyarakat menunjukkan hasil yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat karena masyarakat merasa apa yang dibicarakan oleh pekerja dan yang dilakukan di lapang sesuai. –SPD

Pembentukan Citra Perusahaan

Citra perusahaan yang terbentuk di masyarakt dapat dilihat dari faktor yang menentukan citra perusahaan tersebut. Penilaian terhadap citra perusahaan dapat dilihat dari tingkat faktor dynamic, cooperative, business, dan character. Tingkat faktor business perusahaan dapat merupakan faktor yang cukup menjadi pembahasan di masyarakat, terlihat dari bantuan yang diberikan oleh perusahaan. Sesuai dengan pengamatan di lapang, citra perusahaan yang terbentuk di masyarakat memang tidak terlalu bagus. masyarakat merasa bahwa bantuan yang diberikan oleh perusahaan kadang tidak tepat sasaran atau hanya untuk golongan tertentu saja. –EKA

Selain itu, pemberian bantuan dari perusahaan juga terhalang oleh oknum desa yang mengambil untuk kepentingannya sendiri. Bantuan yang datang ke masyarakat biasanya dikoordinir oleh pihak desa. Sebagai masyarakat biasa banyak masyarakat yang tidak mengetahui bila tidak dikoordinir dengan baik namun, kebanyakan masyarakat hanya mendengar ada bantuan saja tetapi tidak mendapatkan bantuan tersebut. –DON

Citra perusahaan yang biasa saja atau terbilang tidak begitu bagus di masyarakat juga disebabkan oleh kekecewaan masyarakat atas jalan utama di desa yang rusak. SPD yang merupakan tokoh masyarakat menuturkan kekecewaannya. Beliau menuturkan bahwa ia pernah berurusan dengan pihak perusahaan terkait masalah jalan. Jalanan desa yang dilalui oleh truk-truk besar milik perusahaan dirasa merusak jalan utama desa. Setelah sekian lama aktivitas tersebut dilaksanakan belum juga ada perbaikan dari perusahaan. Perusahaan merasa bahwa jalan utama tersebut adalah tanggung jawab pemerintah sedangkan, masyarakat yang tidak tahu tentang kepemilikan jalan tersebut merasa perusahaan juga perlu untuk membantu menangani jalanan yang rusak tersebut. –SPD

Pihak perusahaan juga mengklarifikasi permasalahan tersebut, dimana perusahaan juga sudah mengurus masalah jalan utama desa yang rusak tersebut kepada pemerintah setempat karena jalan utama tersebut adalah jalan pemerintah atau jalan daerah Cilamaya Kulon sehingga tanggung jawab ada di pemerintah dan pihak perusahaan sudah memberikan beberapa persen hasil usahanya disumbangkan untuk perbaikan jalan utama desa. LGR

71

RIWAYAT HIDUP

Fikra Sufi Hijrisari dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1993. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Muhamad Sugiono, SE dan Raden Nurkomalasari. Penulis memulai pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak Al-Muhajirin Bekasi pada tahun 1998-1999, SDI Ar-Rahman Bekasi pada tahun 1999-2005, SMPN 12 Bekasi pada tahun 2005- 2008, SMAN 113 Jakarta pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 penulis di terima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Penulis pernah menjadi Ketua RT dalam Kepengurusan Asrama TPB IPB 2011-2012, anggota Departemen Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa (PSDM) dalam Magang BEM TPB 2011, menjadi anggota Departemen Komunikasi dan Relasi (Kominforel) BEM FEMA 2012-2013, menjadi anggota Sanggar Juara serta OMDA Jakarta Community (JCO). Penulis juga pernah mengikuti kepanitiaan seperti menjadi anggota divisi humas dan MC TPB Cup 2012, anggota divisi danship IAC 2012, anggota divisi humas MPKMB 49 tahun 2012, anggota divisi humas Sanggar Juara Festival 2012, Sekretaris divisi acara MPD SKPM 49 tahun 2013, anggota divisi sponsorship INDEX 2013, MC acara Sanggar Juara Festival 2013, anggota divisi marketing dalam pembuatan Fema On Magazine 2013, anggota divisi publikasi dalam acara Pelatihan Jurnalistik Kominforel BEM FEMA 2013, anggota divisi humas POP- LINE Kominforel BEM FEMA 2013, kepala divisi humas INDEX 2014, kepala divisi sponsorship Connection 2014 dan menjadi anggota divisi konsumsi Sanggar Juara Festival 2014 serta menjadi Asisten Praktikum dalam mata kuliah Sosiologi Umum selama tiga semester pada tahun 2013-2014 dan Asisten Praktikum Komunikasi Bisnis selama satu semester pada tahun 2014.

Dokumen terkait