• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Surakarta

Dalam dokumen TRISNA KUSUMAWATI A131008013 (Halaman 53-61)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

6. Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Surakarta

Pertambahan penduduk dengan segala aktivitasnya telah mengakibatkan peningkatan jumlah sampah. Peningkatan sampah yang sangat besar akan menyebabkan proses dekomposisi alamiah berlangsung secara besar-besaran pula. Proses dekomposisi akan mengubah sampah menjadi bahan organik dan menimbulkan adanya hasil samping yaitu air lindi yang dapat mencemari air tanah jika dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan air lindi terlebih dahulu. Tabel 4. Komposisi Sampah Kota Surakarta

Komposisi Sampah TOTAL

% ton/hari Input sampah 100 225,00 Plastic film 3,33 7,48 Plastic rigrid 0,64 1,44 Metal non-ferro 0,04 0,10 Ferro 0,00 0,00 Textile 5,03 11,32 Rubber 0,90 2,01 Leather 0,00 0,00 Glass 0,43 0,96 Wood, Bamboo 5,50 12,38 Paper 2,99 6,72 Others 0,00 0,00

Total Dry Waste 18,85 42,21

Food & Yard Waste 81,15 182,59

Moisture content 70,00 127,81

Dry content 30,00 54,78

Blotong 0,00 0,00

Total 100 225,00

commit to user

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU RI No. 18 tahun 2008). TPA Putri Cempo sebagai satu-satunya TPA yang ada di Kota Surakarta telah berdiri sejak tahun 1987. TPA ini bertempat di kelurahan Mojosongo, di Surakarta bagian utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar. TPA Putri Cempo di Mojosongo memiliki data teknis sebagi berikut: luas : 17 Ha, tempat sarana/prasarana : 4 Ha, penimbunan sampah: 13 Ha, usia teknis : +/- 15 tahun (DKP Kota Surakarta, 2012). Pada TPA ini, total timbunan sampah di Kota Surakarta adalah 225 ton/hari dengan komposisi berdasarkan sumbernya ditunjukkan pada Tabel 4. Jumlah sampah yang dibuang di TPA Putri Cempo mengalami kenaikan setiap tahunnya yang ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah sampah di TPA Putri Cempo Surakarta selama lima tahun terakhir (ribu ton/tahun)

Sumber sampah Jenis sampah Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Domestik Total 68.072 67.445 67.791 68.519 68.806 Organik 43.444 43.043 43.582 43.611 44.045 Pasar Total 11.007 10.956 10.051 10.217 10.894 Organik 9.159 9.116 8.981 8.802 9.015 Umum Total 2.402 2.091 2.151 2.043 2.296 Organik 1.622 1.412 1.488 1.509 1.571 Total Organik 54.225 53.571 54.051 53.922 54.631

commit to user

Pembuangan sampah di TPA Putri Cempo masih menggunakan metode

open dumping, metode ini kurang menguntungkan bagi kualitas air tanah. Cara

kerja sistem tersebut cukup sederhana yaitu dengan menggali tanah dan melapisinya dengan tanah liat yang dihubungkan ke sarana lain, yaitu saluran gas dan air lindi (leachate) pada instalasi pengolahan. Sistem pengolahan ini dapat mencemari air tanah karena pelindihan air sampah atau air lindi. Air sampah akan mencemari air tanah ketika air dari pembusukan sampah organik merembes ke dalam tanah atau terbawa bersama air hujan yang menginfiltrasi ke dalam tanah (Fardiaz, 1992).

Gambar 3. Kondisi TPA Putri Cempo Surakarta (Bappenas, 2012)

Saat ini kondisi saluran pengumpul air lindi yang ada di TPA Putri Cempo kemungkinan besar sudah tidak berfungsi karena area tumpukan sampah sudah melebihi areal sel penumpukan yang pernah dibangun, sehingga air lindi meresap

commit to user

langsung ke dalam atau mengalir langsung ke saluran air hujan ke sungai terdekat. Penanganan air lindi dengan eksisting yang ada masih cukup memadai, hanya diperlukan perbaikan konstruksi kolam yang ada. Untuk penyalurannya menggunakan parit/saluran drainase yang dibangun di sekitar area penumpukan dan dialirkan kolam lindi yang ada. Kolam lindi dapat diberikan tumbuhan Eceng Gondok dan tumbuhan lainnya yang dapat berfungsi menetralisir dan mendegradasi kandungan pencemar pada air lindi.

7. Tata Guna Lahan

Permukaan bumi mempunyai lingkungan fisik yang beragam dengan berbagai unsur dan variasi pembentuknya. Unsur-unsur pembentuk lingkungan fisik tersebut meliputi faktor relief, litologi, stratigrafi, dan struktur perlapisan batuan atau keadaan geologinya. Keadaan unsur-unsur pembentuk permukaan bumi yang beragam tersebut bekerja dalam suatu proses geomorfologi yang menghasilkan aspek bentuk lahan. Bentuk lahan adalah bentukan alam di permukaan bumi, khususnya di daratan yang terjadi karena proses pembentukan tertentu atau melalui serangkaian evolusi tertentu pula (Ardyansyah, 2003).

Pendekatan geomorfologi yang dikaitkan dengan kajian air tanah dangkal dikemukakan oleh Todd (1989) bahwa faktor litologi, struktur geologi dan stratigrafi merupakan informasi penting dalam evaluasi sumberdaya air tanah. pendapat yang sama juga disampaikan oleh Sutikno (1992) bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketersediaan air sebagai sumber penyedia air bersih adalah iklim, geomorfologi, hidrologi, hidrologi, vegetasi, dan penggunaan lahan.

commit to user

Topografi merupakan gejala kenampakan bumi karena adanya gaya alam dari luar bumi yang terdapat dalam suatu daerah. Kelurahan Mojosongo merupakan dataran yang berombak sehingga mengakibatkan adanya kemiringan. Distribusi kemiringan lahan di Mojosongo tergolong 25-40 %. Areal TPA Putri Cempo merupakan lokasi tandus, pegunungan berbukit dan tebing yang terjal, merupakan tanah kosong, tidak subur, dan bukan kawasan lindung flora dan fauna (Badan Pusat Statistik Surakarta, 2012). Irma (1998) mengemukakan bahwa sifat tanah di sekitar TPA Putri Cempo tergolong dalam jenis tanah alluvial yang berwarna coklat keabu-abuan, tekstur lempung, konsistensi teguk (lembab), plastis (basah), dan kering (keras), selain itu tingkat permeabilitasnya rendah dan kepekaan terhadap erosi besar.

Kelurahan Mojosongo terletak pada ketinggian 92 meter dari permukaan air laut dengan luas wilayahnya 532.927 Ha (DKP Kota Surakarta, 2012). Kondisi hidrologi di daerah TPA Putri Cempo terdiri dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa air sungai yang airnya berasal dari mata air maupun dari air hujan serta air saluran. Aliran air permukaan di sekitar TPA Putri Cempo berasal dari air hujan dan mengalir pada sungai-sungai kecil dimana sungai tersebut pada musim kemarau kering. Di musim penghujan, sungai kecil menampung air hujan dari permukaan dan diteruskan mengalir ke sungai Bengawan Solo. Sedangkan saluran kecil airnya berasal dari hasil pembuangan dan bekas cucian yang berasal dari rumah tangga (domestic) maupun warung-warung makan dan toko. Kondisi air tanahnya tergolong dalam. Kedalaman air tanah di sekitar TPA Putri Cempo mencapai 35 meter (Indarto, 2007).

commit to user

B. Kerangka Berpikir

Sampah adalah suatu bahan terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum mempunyai nilai ekonomis. Selain itu, sampah merupakan bahan buangan yang berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, khususnya pencemaran air tanah. Pembuangan akhir merupakan tahap terakhir dalam pengelolaan sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Surakarta masih menggunakan sistem pembuangan terbuka, sistem ini banyak menimbulkan pengaruh negatif terhadap lingkungan terutama pada pemukiman sekitar TPA. Jenis sampah yang dibuang ke TPA berupa sampah organik maupun anorganik. Sampah organik yang tertimbun akan mengalami proses dekomposisi, salah satu hasil dekomposisi yang berupa cairan disebut air lindi (leachate) yang dapat menimbulkan pencemaran air tanah maupun air permukaan.

Air lindi merupakan salah satu hasil dekomposisi sampah di sekitar TPA. Keberadaan air lindi yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari akuifer dan sumber air minum, serta membahayakan kesehatan dan lingkungan karena air lindi mengandung mikroba patogen, logam berat dan jenis lainnya. Air limbah yang dibiarkan akan mempunyai efek samping yang merugikan manusia, yaitu membahayakan kehidupan manusia karena dapat membawa penyakit, merugikan dari segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda atau bangunan, tanaman maupun peternakan, serta merusak ekosistem, yakni membunuh kehidupan yang ada pada perairan. Air lindian dari sampah cepat atau lambat akan mencapai akuifer tanah dan menyebar mengikuti pola penyebaran air

commit to user

tanah di sekitar lokasi TPA. Mengingat TPA Putri Cempo merupakan salah satu TPA yang ada di kota Surakarta dimana proses pengolahan air lindinya masih kurang memadai, maka perlu dilakukan analisis kualitas air tanah dangkal akibat air lindi (leachate) di lingkungan TPAS Putri Cempo. Analisis kualitas air tanah yang dilakukan mengacu pada ketetapan baku mutu air kelas I yang ditetapkan oleh PPRI No. 82 tahun 2001 dan PerMenKes RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih.

Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran Sampah TPA Putri

Cempo

Air Sumur Air lindi (Leachate)

Kandungan air lindi: padatan

tersuspensi, residu terlarut,

BOD, COD, DO, fosfat, boron, nitrat, amoniak, kadmium, krom, tembaga, aluminium, timbal,

mangan, sianida, fluorida,

klorida, nitrit, besi, sulfida,

minyak-lemak, & koliform

fekal.

Sampah Anorganik Zat kimia berbahaya

Dekomposisi sampah organik Sampah Organik

Uji Kualitas Air Sumur

Aspek Fisika: Bau, Rasa, Warna,

Suhu, TSS

Aspek Kimia: pH, DO, BOD, COD,

NO3, SO4, Fe, Pb, Cl

Aspek Biologi: Total Colliform

fecal

Evaluasi Kualitas Air Sumur

commit to user

C. Hipotesis

1. Kualitas air tanah dangkal di sekitar TPA Putri Cempo Surakarta diduga

tercemar oleh air lindi ditinjau dari parameter Fisika (Bau, Rasa, Warna, Suhu, TSS), Kimia (pH, DO, BOD, COD, Nitrat, Sulfat, Besi, Timbal, Klorida) dan Biologi (Colliform fecal).

2. Terjadi penurunan tingkat degradasi kualitas air tanah dangkal di sekitar TPA

Putri Cempo Surakarta berdasarkan Indeks Pencemaran (IP) dan metode STORET.

3. Terdapat alternatif rekomendasi pengelolaan air tanah di sekitar TPA Putri

commit to user

BAB III

Dalam dokumen TRISNA KUSUMAWATI A131008013 (Halaman 53-61)

Dokumen terkait