• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis

Kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses yaitu pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja ilmiah, oleh karena itu dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang diamati pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan percobaan yang dilakukan.

1. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

Pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi terdapat tiga sub-indikator yang amati diantaranya mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen dan mengemukakan kesimpulan. Pada indikator ini diharapkan siswa

mampu membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri, mampu merancang eksperimen seperti merangkai alat uiji coba daya hantar listrik, serta siswa mampu mengemukakan kesimpulan sesuai fakta dan menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki selama pelaksanaan praktikum yaitu siswa mampu menentukan larutan manakah yang termasuk larutan elektrolit, larutan nonelektrolit, serta hubungannya dengan nyala lampu dan gelembung gas disekitar katoda dan anoda juga hubungannya dengan perubahan kertas lakmus, selain itu siswa juga diharapkan mampu menuliskan nama larutan, rumus kimia larutan dengan benar. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat ini merupakan petunjuk untuk menarik kesimpulan sesuai fakta serta menarik kesimpulan dari hasil meyelidiki.

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari ketiga sub-indikator ini untuk mengemukan hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri diperoleh hasil persentase sebanyak 77,1 % untuk pertemuan pertama dan 71,8 % untuk pertemuan kedua dari hasil ini diperoleh rata-rata sebesar 74,5%, dan untuk sub-indikator merancang eksperimen diperoleh hasil persentase sebanyak 87,5% serta untuk kegiatan mengemukakan kesimpulan diperoleh persentase sebanyak 77,1%. Dari ketiga sub-indikator ini diperoleh persentase keseluruhan sebanyak 79,7%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi dan menentukan hasil induksi tergolong baik.

Pada aspek ini siswa diberi pertanyaan yang berhubungan dengan hipotesis tujuannya agar siswa menyadari bahwa penjelasan itu perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti sehingga siswa memahami konsep dasar dari materi tersebut. Selain bertujuan untuk memahami konsep dasar, sesuai dengan penelitian ini diharapkan keterampilan berpikir kritis siswa juga berkembang salah satunya dengan keterampilan berhipotesis yang bisa mendorong siswa untuk berpikir dan membuat jawaban sementara (hipotesis), serta mampu menghubungkan materi sehingga mampu membuat kesimpulan.

Pada dasarnya keterampilan berhipotesis akan muncul dan berkembang jika siswa memahami konsep dari materi yang akan dibahas, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak membaca materi sebelumnya, meskipun sebelum melakukan pembelajaran siswa ditugaskan untuk membaca buku sumber dirumah sesuai dengan materi yang akan dibahas.

Pada Indikator ini juga siswa mampu merancang eksperimen dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan dipraktekkan. Disamping itu siswa juga mampu merangkai alat uji daya hantar listrik dengan baik meskipun pada pelaksanaanya ada salah satu kelompok yang mengalami kesulitan seperti cara merangkai kabel posisinya kurang tepat, juga karena mereka belum terbiasa merangkai alat praktikum sendiri, dan kurangnya alat dan bahan yang mereka siapkan.

Selain mampu merancang eksperimen, siswa juga mampu mengemukakan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dari jawaban siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menuliskan jawaban dengan benar. Pada dasarnya semua kelompok menuliskan inti kesimpulannya hampir sama tetapi dalam menyusun kata-katanya ada yang masih kurang lengkap, siswa kurang dapat mengutarakan sesuatu melalui bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Selain itu kesalahan yang sering terjadi adalah siswa kurang teliti dalam menuliskan jawaban. Contohnya ketika menuliskan NaOH siswa ada yang tidak mengisi nama larutannya dan menggolongkan larutan tersebut kedalam asam, ada juga siswa yang tidak menuliskan jawaban dengan lengkap.

Kurang tepatnya siswa dalam membuat kesimpulan dikarenakan siswa tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil pengamatan, mereka umumnya lupa untuk menghubungkannya dan kurang teliti membaca soal. ketika diwawancarai kesalahan tersebut umumnya kebanyakan siswa menjawab kesalahan yang terjadi karena terburu-buru, lupa, kurang teliti, pikiran mereka lagi tidak fokus dan mengganggap waktu yang diberikan kurang cukup. Hampir semua kelompok ketika diwawancarai tentang kesalahan-kesalahan kecil tadi mereka menjawab dengan melihat perubahan lakmus kita bisa melihat suatu larutan itu tergolong asam, basa dan netral.

Kurang tepatnya keterampilan berpikir kritis siswa dalam menarik kesimpulan ini disebabkan siswa kurang dapat menghubungkan pengetahuan yang satu dengan yang lainnya, siswa kurang dapat mengutarakan sesuatu melalui bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Hal ini dapat dimengerti karena untuk menarik kesimpulan sesuai fakta yang terjadi selama praktikum dan menghubungkannya dengan tujuan percobaan merupakan hal yang baru bagi siswa selama melaksanakan praktikum di sekolah

2. Indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak Pada Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, sub-indikator yang diamati adalah mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat. Pada Indikator ini diharapkan siswa mampu menyiapkan alat percobaan dan bahan yang akan diamati, mampu membuat prosedur percobaan atau langkah kerja praktikum, mampu membuat larutan dan melarutkan zat terlarut, menggunakan alat dengan teknik yang benar, menguji larutan serta mengamati kebiasaan berhati-hati dalam pelaksanaan praktikum.

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari sub-indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat diperoleh hasil persentase sebanyak 87,5 % untuk pertemuan pertama dan 89,2 % untuk pertemuan kedua. Dari hasil kedua ini diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 88,4%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi dan menentukan hasil induksi tergolong baik.

Hasil Indikator ini memiliki persentase lebih besar dari pada indikator sebelumnya. Hal ini terjadi karena kegiatan ini merupakan bagian dalam kegiatan praktikum, dimana sebelum melaksanakan praktikum siswa harus menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian merangkai alatnya, dan melakukan aktivitas dalam praktikum seperti membuat larutan, melarutkan zat terlarut.

Di samping itu siswa ada yang mengulang kembali kerja praktikum dengan menguji kembali larutan-larutan yang sudah diuji sebelumnya supaya hasil yang didapat lebih akurat. Karena kegiatan atau latihan yang dilakukan berulang-ulang

akan menjadikan kebiasaan untuk melakukan kegiatan tersebut, selain itu juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan. Hal ini berarti kegiatan percobaan yang dilakukan secara berulang akan membuat siswa terbiasa melakukan kegiatan percobaan dan menjadikan siswa lebih terampil melakukan percobaan. Tetapi dalam kegiatan penggunaan alat dengan teknik yang benar dan kebiasaan hari-hati dalam praktikum masih banyak siswa yang kurang mengetahuinya, menurut pengakuan siswa mereka kurang mengetahui tentang hal tersebut. Karena pembelajaran sebelumnya siswa jarang melakukan praktikum. 3. Indiaktor bertanya dan menjawab pertanyaan

Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator yang diamati adalah memberikan penjelasan sederhana dan menyebutkan contoh. Pada indikator ini diharapkan siswa mampu menjelaskan secara sederhana tentang pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, serta siswa mampu menyebutkan contoh

Penjelasan sederhana yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan dan menyebutkan tanda-tanda hantaran listirk melalui larutan dan mampu memberikan penjelasan sederhana yang diperoleh dengan mengindentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan, serta mampu menemukan konsep bahwa ada perbedaan antara larutan, larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit seperti siswa mampu memberikan penjelasan sederhana tentang pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, pengertian larutan elektrolit lemah dan elektrolit kuat, serta contoh-contoh yang termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa jauh kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan sederhana mengenai suatu fenomena yang terjadi ketika praktikum. Pada proses pembelajaran, siswa dilatih untuk mengasumsi dengan mengemukakan pendapat secara logis tentang suatu hal yang diajukan dalam bentuk pernyataan-pernyataan, contohnya pada materi larutan, siswa diminta mengasumsi apa yang terjadi saat terjadi banjir,

gardu-gardu listrik di putus. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus mampu memberikan penjelasan.

Dari kedua sub-indikator ini yaitu memberikan penjelasan sederhana diperoleh hasil persentase sebanyak 75,0% dan kegiatan menyebutkan contoh sebesar 79,2%. Dari kedua sub-indikator ini diperoleh hasil rata-rata keseluruhan sebanyak 77,1 %. hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kategori keterampilan berpikir kritis siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan tergolong baik.

Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan suatu hal yang mudah dilakukan siswa tetapi memita penjelasan merupakan hal yang perlu dipikirkan karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan. Dalam indikator ini ketika memberikan penjelasan sederhana siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti. Hal ini senada dengan pendapat Matindas berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan. Siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik oleh sebab itu siswa dituntut untuk memahami konsep dasar materi yang akan dibahas terlebih dahulu, jadi siswa sedikit banyak harus mengerti terlebih dahulu tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar siswa dapat memberikan penjelasan sederhana dengan benar, hanya saja ada salah satu kelompok yang kurang tepat dalam menuliskan jawabanya dengan alasan kurang tahu, lupa, dan juga kurang menghubungkan materi.

4. Indikator Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sub-indikator yang diamati adalah mempertanggungjawabkan hasil observasi dan dan melaporkan hasil observasi. Pada indikator ini diharapkan siswa mampu melaporkan seluruh hasil pengamatannya seperti mengamati gejala yang terjadi di katoda dan anoda seperti mengamati gelembung gas, mengamati nyala lampu, mengamati perubahan kertas lakmus, mencatat pengamatan kedalam tabel, mencari persamaan dan perbedaan sesuai dengan pengamatan. siswa juga

diharapkan mampu mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil observasi yang mencakup mengobservasi larutan seperti menentukan larutan manakah yang tergolong larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, mampu menuliskan rumus kimia larutan, mengobservasi nyala lampu seperti apakah larutan yang akan diuji nyala lampunya terang atau redup, mengobservasi gelembung disekitar anoda dan katoda dengan melihat apakah gelembungnya banyak atau sedikit, mampu mengamati perubahan kertas lakmus, mampu mengklasifikasi jenis larutannya serta mampu memprediksi.

Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan/ kegiatan eksperimen dan membuat siswa lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran

Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa jauh kemampuan siswa dalam mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Dari sub-indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi diperoleh persentase sebanyak 85,4% dan kegiatan melaporkan hasil observasi diperoleh persentase sebanyak 90,0% . Dari hasil rata-rata keseluruhan kedua indikator ini diperoleh persentase sebanyak 87,7%. Hal ini menunjukan bahwa indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi tergolong sangat baik.

Nilai persentase indikator ini jauh lebih besar dari indikator sebelumnya. Karena pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, siswa dapat menemukan informasi sendiri. Tidak semua informasi yang diperoleh adalah selalu informasi yang benar atau relevan, karena itu diperlukan pengkajian melalui berbagai kriteria seperti kejelasan, ketelitian ketepatan, reliabilitas, kemamputerapan, dan bukti lain yang mendukung argumentasi dalam pengambilan kesimpulan.1

1

Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan” Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35

Pembelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode eksperimen ini, siswa diajak secara langsung mengamati objek yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari melalui mengamati siswa juga dilatih untuk mengklasifikasi atau mengelompokkan suatu larutan berdasarkan ciri-cirinya.

Mengklasifikasi suatu benda dilakukan dengan cara mengamati kesamaan, perbedaan, dan hubungan saling keterkaitan antar larutan tersebut. Kegiatan mengamati seperti ini dapat melatih kemampuan berpikir kritis pada siswa. Pada kegiatan ini juga siswa juga dilatih untuk memprediksi gejala-gejala yang terjadi pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Dari hasil lapangan, siswa menyadari bahwa larutan yang memiliki nyala lampu terang dan memiliki gelembung gas disekitar katoda dan anoda termasuk larutan elektrolit atau sebaliknya karena sebelum melakukan kegiatan praktikum, siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi dari buku-buku lainnya, akan tetapi siswa masih ada beberapa kelompok yang belum bisa memprediksi kira-kira gejala yang terjadi pada senyawa ion dan senyawa kovalen. Hal tersebut terjadi karena siswa belum memahami ciri-ciri senyawa ion dan senyawa kovalen, serta siswa belum terbiasa praktikum.

5. Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi. Pada Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi dengan sub-indikator yang diamati startegi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut ini siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya dalam memberikan penjelasan yang lebih terperinci dan jelas sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki sehingga mereka dapat memahami suatu arti dibalik suatu kejadiaan.

Penjelasan lanjut yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan konsep dan mampu menghubungkan materi secara terperinci dan jelas, seperti bahwa ada perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen. Data keterampilan ini didapat dari hasil analisis jawaban siswa di LKS pada pertanyaan pasca praktikum yaitu no 4 sampai dengan no 8 yang mengharuskan siswa mampu memberikan penjelasan lanjut tentang kemampuan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus

listrik dan mampu menjelaskan lebih lanjut bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen

Data mengenai keterampilan siswa untuk indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi dianalisis dari lembar observasi. Berdasarkan hasil analisis dan jawaban yang diberikan siswa dapat ditentukan seberapa jauh kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan lanjut mengenai penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, jawaban yang diberikan sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa.

Dari indikator ini yaitu mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi diperoleh persentase sebesar 81,3%. Hal ini menunjukan bahwa strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut dengan indikator mendefinsikan istilah dan pertimbangan suatu definisi tergolong sangat baik

Memberikan penjelasan lanjut merupakan keterampilan yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan dengan benar karena meminta penjelasan merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan tetapi perlu dipikirkan karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai atau kurang jelas dan terperinci dengan jawaban yang diharapkan.

Dalam aspek memberikan penjelasan lanjut ini siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti, siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik yang perlu dihubungkan dan dipertimbangkan dengan penjelasan materi sebelumnya. Seperti pertanyaan yang harus menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, disamping siswa mampu dan memahami larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa juga harus mampu memahami senyawa ion dan senyawa kovalen sehingga siswa mudah dan bisa memberikan penjelasan lanjut yang ditunjang dengan hasil praktikum.

Dari hasil analisis ditemukan ada beberapa kelompok siswa kurang memberikan penjelasan dengan tepat dikarenakan siswa kurang mengubungkan dan kurang mempertimbangkan hasil praktikum yang diperoleh, siswa cenderung

menjelaskan dengan kata-kata yang singkat kurang terarah dan terperinci, dan siswa sedikit kebingungan dalam menuliskan dan menjelaskan dari hasil pengamatannya. Umumnya siswa memberikan penjelasan dari apa yang mereka lihat dan tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil pengamatan. Dari hasil wawancara diperoleh sebagian besar siswa mengalami kebingungan, lupa dan kurang tahu mengenai penjelasan yang harus diberikan. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan konsep-konsep yang telah dimiliki dan mengaitkannya dengan suatu peristiwa atau kejadian masih kurang.

Dokumen terkait