• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temuan Penelitian

BAB IV STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

B. Temuan Penelitian

Lain halnya dengan SDN 221 Malili dan SDN 223 Balantang yang telah terlebih dahulu melaksanakan kurikulum 2013 yaitu dimulai pada tahun 2013 oleh kelas 1 dan 4 dilanjutkan tahun 2014 kelas 2 dan 5 lalu tahun 2016 kelas 3 dan 6. Sekarang ini seluruh sekolah yang berada di Kecamatan Malili telah melaksanakan kurikulum 2013 untuk semua jenjang kelas.

Pelaksanaan kurikulum 2013 ini bukanlah hal yang mudah begitu banyak tantangan baik dari sisi sekolah itu sendiri, terlebih lagi dari pihak orang tua siswa yang merasa kebingungan, penerapan kurikulum 2013 ini membutuhkan banyak waktu untuk menyiapkan sarana dan prasarana, kesiapan pendidik serta kesiapan orang tua, sosialisasi dilaksanakan berulang-ulang kemudian dimulai secara bertahap, karena pelaksanaan kurikulum 2013 yang bertahap mengakibatkan dalam satu sekolah menggunakan 2 jenis kurikulum yakni kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.

Penggunaan dua kurikulum ini tentu saja membawa peran kepala sekolah sebagai menejerial disekolah benar-benar sangat terlihat dalam mengatur pola kelola sekolah.

Hasil wawancara yang diperoleh dirangkum dan dibuat dalam bentuk matriks. Selain wawancara dokumentasi dan observasi dilakukan untuk mendukung hasil penelitian.

Adapun hasil penelitian berdasarkan focus penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan Implementasi kurikulum 2013

Implementasi kurikulum 2013 adalah aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karaktek peserta didik. Hal tersebut menuntut peran aktif kepala sekolah dalam memotivasi guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah membimbing guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala sekolah BM bahwa “ Cara kepala sekolah membimbing guru ialah sebagai educator, motivator, menejer, mensupervisi, administrator”. Kepala sekolah RM mengatakan bahwa” Sebagai educator, menejer, admoinistator, supervesor, kader, innovator, motivator.

Kepala sekolah ZM mengatakan melalui KKG. Kepala sekolah AN mengatakan bahwa “Sebagai educator, manajer, administrator, supervesor, kader, innovatordan motivator.

Kepala sekolah PB menyatakan “Melakukan sering dengan tenaga pendidik tentang implementasi K13, membentuk kelompok kerja guru mini disekolah membahas tentang implementasi K13 dan kendala kendala yang dihadapi guru.

Sementara itu kepala sekolah AS mengatakan “Kepala sekolah dan guru duduk bersama membahas adanya

perubahan paradikma pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian. Selanjutnya kepala sekolah KN mengatakan Melalui KKG mini. Sehingga berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah menjalankan perannya, membentuk kelompok kerja guru mini disekolah membahas tentang adanya perubahan paradikma pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.

Selain itu kepala sekolah RM menjelaskan bahwa “ hal-hal yang harus disiapkan dalam kegiatan K13 ini pertama adalah Menentukan landasan kurikulum, tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode dan strategi pembelajaran, sumber belajar dan startegi penilaian”. Selanjutnya kepala sekolah BM menyatakan Penyempurnaan pola pikir,penguatan tata kelola, kurikulum, pendalaman dan perluasan materi,penguasaan proses pembelajaran. Kepala sekolah ZM menyatakan Buku paket siswa dan buku pendamping lainnya. Selanjutnya kepala sekolah AN menyatakan bahwa:

1. Mempersiapakan peserta didik menghadapi tantangan dimasa depan melalui pengetahuan, keteranmpilan dan sikap

2. Kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 sangat penting karena dalam tujuan kurikulum2013 diantaranya mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan.

Kepala sekolah PB mengatakan bahwa Tenaga pendidik mempersiapkan perangkat pembelajaran dan sarpras yang mendukung. Sementara itu kepala sekolah AS mengatakan bahwa Tentu saja perlu dipersiapakan adalah sarana dan prasarana sekolah, seperti lingkungan sekolah yang bersih, kelas yang tertata rapi, buku-buku tematik, buku literasi, dan termasuk administrai guru dan kepala sekolah. Terakhir kepala sekolah KN menyatakan Mendengarkan dan menjalankan dengan baik dan benar.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Cara kepala sekolah sudah membimbing guru dalam pelaksanaan K13 melalaui KKG mini yang dilaksanakan disekolah masing-masing, kepala sekolah menjalankan perannya sebagai educator ,motivator, menejer, mensupervisi, administrator dengan duduk bersama membahas perubahan paradikma pembelajaran. Selanjutnya mengenai hal-hal yang perlu dipersiapakan dalam melaksanakan K13 disekolah adalah Penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola, kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguasaan proses pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah, seperti lingkungan sekolah yang bersih, kelas yang tertata rapi, buku-buku tematik, buku literasi, dan termasuk administrai guru dan kepala sekolah.

a. Menyusun pemetaan

Salah satu perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah pemetaan KD adapun tujuan dari disusunya pemetaan KD adalah untuk melihat persebaran KD pada tiap tema-tema yang terdapat dalam buku teks pelajaran pada kurikulum 2013.

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah telah membimbing guru dalam menyusun pemetaan KD melalui kegiatan KKG dan supervise sebagaimana diungkapkan oleh ZM bahwa “ Kepala sekolah melakukan KKG disekolah dan membimbing langsung guru menyusun pemetaan KD”.Menurut kepala sekolah AS menjelaskan bahwa KD merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas untuk diterapkan dari KI dan KD adalah konten yang terdidri dari sikap, pengertahuan dan keterampilan yang bersumber pada KI yang harus dikuasai peserta didik.

BM mengatakan Melalui kegiatan KKG dan Supervisi.

RM Menentukan cakupan materi, pengetahuan prasyarat yang yang diperlukan, menata urutan penyajian kompetensi dasar, format dan menentukan tujuan pemetaan. Sementara itu kepala sekolah PB mengatakan melalui KKG mini. AS mengatakan bahwa Kepala sekolah menjelaskan bahwa KD merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas untuk diterapkan dari KI dan KD adalah konten yang terdidri dari sikap, pengertahuan dan keterampilan yang bersumber pada KI yang harus dikuasai peserta didik.

Selanjutnya KN mengatakan Melalui kegiatan KKG dan supervise.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan studi dokumen menunjukkan bahwa kepala sekolah telah membimbing guru dalam menyusun pemetaan KD Melalui kegiatan KKG dan Supervisi, tentang cakupan KD dalam kurikulum.

b. Menyusun Silabus

Silabus adalah perangkat pembelajaran yang dijadikan acuan dalam menyusun kerangka pembelajaran. Silabus menjabarkan standar kompetensidan kompetensi dasar kedalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi ubtuk penilaian. Silabus dipergunakan sebagai sumber dalam mengembangkan rencana pembelajaran.

Sejalan dengan yang dipaparkan oleh kepala sekolah ZM menyatakan bahwa kepala sekolah telah membimbing guru dalam menyusun silabus kurikulum 2013 sebagaimana diungkapkan oleh kepala sekolah AN bahwa” dibimbing berdasarkan berdasarkan kurikulum dan melalui KKG”.

Kepala sekolah BM menyatakan bahwa Memberikan bimbingan secara umum melalui kegiatan KKG, supervise kelas. Selanjutnya RM mengatakan Melalui KKG mini dan supervise, bimbingan dana arahan dalam menyusun silabus.

PB berpendapat bahwa Memberi kebebasan guru untuk menyusun silabus dan membahas bersama. Kepala sekolah AS menyatakan bahwa Memberikan contoh yang kongkrit bahwa silabus itu memuat mata pelajaran,KD, Indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar, tentu saja berdasarkan tema dan subtema. Selanjutnay KN mengatakan bahwa Kepala sekolah telah membimbing guru melalaui pengarahan, supervise dan pengarahan langsung

Berdasarkan wawancara tersebut dan studi dokumen dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah telah membimbing guru dalam menyusun silabus, hanya saja bimbingannya

secara umum melalui KKG. Pada kegiatan supervise diadakan pengarahan.

c. Menyusun RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP merupakan hasil pengembangan dari silabus sebagai arahan kegiatan pembelajaranpeserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Terkait dengan penyusunan RPP di sekolah dasar yang menggunakan RPP tematik. Seperti yang telah diungkapkan bahwa pada sekolah dasar RPP tematik memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu RPP. Dengan demikian RPP disekolah dasar harusnya disusun untuk kegiatan perhari, atau dengan kata lain satu hari satu RPP.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah telah membimbing guru dalam menyusun RPP melalui kegiatan KKG. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah AN bahwa “ guru dibimbing menyusun RPP melalaui KKG berdasarkan kelasnya”.selanjutnya hasil wawancara dengan PB menyatakan bahwa “ penyusunan silabus dilakukan secara bersama dalam rapat”.

Selanjutnya BM menyampaikan bahwa Melalui kegiatan KKG baik kegiatan KKG gugus atau pra KKG sekolah. RM menyatakan bahwa Melalui KKG. Pendapat ZM iyalah Berdasarkan kurikulum, prora, promes, silabus, buku.

Terakhit kepala sekolah KN menyatakan Membimbing guru menyusun RPP melalui kegiatan KKG.

Hal senada diungkapkan oleh informan guru US yang mengungkapkan bahwa “ kami dibimbing menyusun RPP

melalui KKG, kami bersama-sama dalam rapat”. Sementara itu untuk komponen-komponen yang terdapat dalam RPP hasil wawancara dengan guru JM, Y, menyatakan bahwa komponen utama dalam RPP adalah identitas, tujuan pembelajaran, keguatan pembelajaran dan penilaian.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sudah membimbing guru dalam menyusun RPP yaitu melalui kegiatan KKG. Kepala sekolah menyampaiakan bahwa RPP tidak lepas dari silabus, karena silabus merupakan pedoman dalam menyusun RPP.

Kepala Sekolah menyampaikan bahwa komponen pokok yang harus ada dalam RPP adalah identitas, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian. Selain wawancara kegiatan studi dokumen juga dilaksanakan dimana ditemukan bahwa semua guru telah menyusun RPP dengan empat komponen utama yang disyaratkan oleh kurikulum 2013.

d. Sarana dan prasaranan yang mendukung implementasi Terkait ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung implementasi kurikulum 2013 yang diukur adalah bagaimana kepala sekolah sebagai penanggung jawab satuan pendidikan menyiapkan sarana dan prasarana hasil penelitian berdasarkan data wawancara dengan kepala sekolah KN menyatakan bahwa” persiapan yang dilakukan adalah Pengadaan buku teks, LCD, printer, Laptop, Wifi, dan media pembelajaran lainnya”.

BM menyatakan bahwa Pengadaan buku teks, LCD, printer, laptop, wifi, dan media pembelajaran. Semntara itu RM menyatakan bahwa mengadakan buku cetak, LCD,

printer, laptop, wifi, dan media pemebelajaran lainnya.

Sejalan dengan itu ZM mengatakan Buku siswa dan buku guru. AN mengatakan bahwa mengadakan buku cetak, LCD, printer, laptop, wifi, dan media pemebelajaran lainnyaPBRuang kelas yang nyaman, bukuteks pelajaran.

Selanjutnya AS menyatakan bahwa Media pembelajaran, alat peraga, ruang kelas. KN mengatakan Pengadaan buku teks, LCD, printer, Laptop, Wifi, dan media pembelajaran lainnya

Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa kepala sekolah telah berperan sebagai fasilitator dengan menyediakan sarana dan prasaran guna mendukung implementasi kurukulum 2013 di sekolah masing-masing dengan menyediakan buku teks pelajaran, LCD, Laptop dan Wifi serta media lainnya.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh salah seorang informan guru “ sarana dan prasarana yang akan digunakan telah disediakan oleh sekolah” Berdasarkan hasil wawancara maka ditarik kesimpulan bahwa kepala sekolah telah berperan sebagai fasilitator dalam menyiapakan sarana dan prasarana untuk implementasi kurikulum 2013 disekolah yang dipimpinya seperti menyesiakan buku teks, LCD, printer, Wifi serta media lainnya.

2. Pelaksanaan Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum 2013

Dalam proses pembelajaran dalam rangka mengimplementasikan kurikulum 2013 yang menjadi titik berat adalah: (1) penerapan pendekatan saintifik, (2) pemanfaatan teknologi informasi sebagai sumber dan media

pembelajaran, (3) pengkondisian suasana belajar yang menyenangkan, (4) pembentukan sikap dan prilaku dalam pembelajaran.

a. Penerapan pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik terkait dengan bagaimana kepala sekolah membimbing guru menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran kurikulum 2013, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang oleh guru untuk merangsang pemahaman peserta didik melalui lima (5) tahapan yaitu: (1) mengamati, (2) menaya, (3) mengumpulkan informasi/

mencoba, (4) menalar/ mengasosiasikan, (5) membuat kesimpulan/ mengkomunikasikan.

Pembimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam menerapkan pendekatan saintif yang dikemukakan oleh BM adalah “Melalui kegiatan supervise akademik dan langsung memantau kegiatan guru dikelas”, pada saat supervise kelas kepala sekolah mengarahkan agar peserta didik mengamati gambar, kemudian menanya, menalar dan mengkomunikasikan apa yang dialaminya.

Sejalan dengan penjelasan BM maka diperoleh pula informasi dari salah seorang informan guru JM bahwa “ ketika mengadakan supervise kelas kepala sekolah selalu mengarahkan untuk menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran”.

Selanjutnya RM menyatakan Dalam kegiatan supervise langsung memberikan bimbingan kepada guru. ZM menyatakan memberikan informasi tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Selain itu AN menyatakan

bahwa melalui kegiatan supervise akademik dan langsung memantau kegiatan guru dikelas. PB berpendapat bahwa mengundang narasumber untuk mengadakan pelatihan K13 tentang pendekatan saintifik, menganjurkan pembelajaran diluar kelas. Kepala sekolah AS menyatakan membimbing guru dalam memahami proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman pokok. Sementara itu KN menyakan Dalam kegiatan supervise pelaksanaan pembelajaran langsung memantau guru dikelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam penerapan pendekatan saintifik kepala sekolah melalui supervise langsung mengarahkan guru, karena sebelumnya telah dilaksanakan KKG dalam hal bagaimana menerapkan pendekatan saintifik, jadi ketika supervise kepala sekolah hanya mengarahkan, melihat kelemahan serta menyarankan perbaikan.

b. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai sumber dan media pembelajaran dalam imlementasi kurikulum 2013.

Indicator ini terkait bagaimana kepala sekolah membimbing guru dalam memanfatkan teknologi informasi sebagai sumber dan media pembelajaran dalam penerapan kurikulum 2013.

Berdasarkan sumber data yang diperoleh dari wawancara dengan informan ZM mengungkapkan bahwa”

Memberi bimbingan dan penyuluhan tentang pentingnya teknologi computer dalam pelaksanaan proses pembelajaran juga melalui tutor sebaya dalam hal mengoprasikan leptop, LCD dan sebagainya”.

Selanjutnya informan AS juga mengungkapkan bahwa”

Pertama tama guru harus mendapatkan pelatihan mengelola system alat TIK terlebih dahulu, jika sekolah tidak mempasilitasi daya kompetensi peserta didik akan kurang dalam memperoleh informasi.

Lain halnya dengan BM menyatakan mengarahkan guru memanfaatkan teknologi informasi sebagai sumber dan media pembelajaran pada kegiatan supervise dengan mengarahkan langsung dan tidak langsung. RMP mengatakan ada kegiatan supervise dengan mengarahkan langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya PB mengatakan menganjurkan guru menggunakan LCD untuk mengajar. KN mengatakan bahwa mengarahkan guru memanfaatkan teknologi informasi sebagai sumber dan media pembelajaran pada kegiatan supervise dengan mengarahkan langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan maka dapar diarik kesimpulan bahwa pengarahan guru memanfaatkan teknologi informasi sebagai sumber dan media pembelajaran, tutor sebaya dalam hal mengoprasikan leptop, LCD, mendapatkan pelatihan mengelola system alat TIK guna memaksimalkan pengimplementasian kurikulum 2013 disekolah masing-masing.

c. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan Suasana belajar yang dimaksud disini adalah bagaimana kepala sekolah membimbing guru mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan di kelas. Hasil penelitian yang diperoleh dari informan KN bahwa “Guru diberikan keleluasaan mengkondisikan suasana belajar sesui dengan

materi yang diajarkan dan menekankan pembelajaran tidak hanya dikelas saja tetapi juga memanfaatkan lingkungan sekitar”. Sejalan dengan KN informan PB menyatakan bahwa” Menganjurkan guru untuk melakukan ICE briking dan merancang pembelajaran menyenangkan”.

Sementara BM menyatakan mengarahkan guru dengan memberi kebebasan dalam memilih metodel pembelajaran.

Pembelajaran diarahkan tidak hanya focus dalam kelas tetapi sebaiknya memanfaatkan lingkungan sekitar. Selanjutnya RM menyatakan menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat, menciptakan suasana rileks, memotivasi siswa, menggunkan metode yang variatif, menggunkan icebriking. Pendapat ZM adalah melakukan inovasi agar seorang guru bias menciptakan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan indicator, serta menggunakan metode pembelajaran(

alat peraga) sesuai dengan tema. AN menyatakan bahwa Guru diberikan keluasan untuk mengkondisikan suasana belajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan menekankan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas tapi juga dilingkungan sekolah. Selanjutnya AS menyatakan Kepala sekolah senantisa mengarahkan para guru agar sedapat mungkin mengajar, melatih dan membimbing siswa dengan cara menyenangkan tidak memberikan tekakan kepada siswa.

Berdasarkan ungkapan informan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kepala sekolah telah memberikan bimbingan dalam hal memberi kebebasan dalam memilih metode pembelajaran variatif, memanfaatkan lingkungan sekitar, menggunkan icebriking dalam pembelajaran pada kurikulum 2013.

d. Pembentukan sikap dan prilaku dalam pembelajaran Indicator ini menggambarkan bagaimana kepala sekolah membimbing guru dalam membiasakan pembentukan sikap dan prilaku dalam pembelajaran terkait pengimplementasian kurikulum 2013 pada peserta didik.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada informan RM menyatakan bahwa guru Menjadi contoh bagi siswa, menjadi apresiator, mengajarkan nilai moral, bersikap jujur dan terbuka, mengajarkan dopan santun, member kesempatan siswa belajar menjadi pemimpin, berbagai pengalaman inspiratif. Sejalan dengan hal tersebut informan AN menyatakan bahwa guru mengarahkan pembentuka sikap dan prilaku mulai dari diri sendiri agar jadi contoh teman sejawab dan siswa.

Kepala sekolah BM mengatakan bahwa membimbing guru membiasakan pembentukan sikap dan prilaku siswa dengan cara pembiasaan yang dimulai dari diri sendiri sehingga dapat menjadi contoh bagi peserta didik dan juga rekan kerja. Selanjutnya ZM menyatakan bahwa Berdoa sebelum dan sesuda belajar, berteman tanpa harus memilih suku, agama dan ras. Kepala sekolah PB menyatakan membuat tata tertip pembiasaan, melakukan rapat untuk menerapkan pembiasaan. AS menyatakan Guru dalam proses belajar mengajar atau berinteraksi dengan siswa harus menjadi panutan memberi contoh yang positif agar siswa senantiasa dapat mengikutinya, guru membimbing siswa kejalan yang benar taatterhadap aturan sekolah.KN mengatakan mengarahkan guru membentuk sikap dan

prilaku dimulai dari diri sendiri sehingga dapat menjadi contoh.

Berdasarkan informasi yang didapatkan maka dapt ditarik kesimpulan bahwa dalam pengimlemantasian kurikulum 2013 guru telah membiasakan pembentukan sikap dan prilaku siswa, menjadi contoh bagi peserta didik dan juga rekan kerja, dalam proses belajar mengajar atau berinteraksi dengan siswa harus menjadi panutan memberi contoh yang positif , membimbing siswa kejalan yang benar.

3. Pelaksanaan penilaian dalam kurikulum 2013

Salah satu bagian yang menjadi sorotan dalam kurikulum 2013 adalah bagaimana menilai ketiga rana dalam kurikulum 2013 yaitu rana sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada pelaksanaan penilaian maka guru dituntut untuk menilai ketiga rana tersebut.

a. Penilaian sikap

Indicator ini terkait bagaimana teknik guru dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013. Hasil penilaian yang diperoleh dari data wawancara dengan informan kepala sekolah dan guru.

Informan PB menerangkan bahwa Penilaian berdasarkan rubric yang dibuat dan pengamatan langsung dalam proses pembelajaran, sejalan dengan hal tersebut informan AT mengungkapkan bahwa teknik penilaian sikap diantaranya adalahteknik observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal. Informan BM mengatakan menggunakan jurnal penilaian sikap, diri sendiri dan penilaian antar teman. Informan RM mengatakan

menentukan sikap yang akan dikembangkan, menentukan indicator, merancang kegiatan pembelajaran. Informan ZM mengatakan Memberikan penilaian dengan cara bertutur kata yang sopan dan santunANJurnal penilaian sikap, penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman.

Sedangakan tentang bagaimana guru menyusun instrument penilaian sikap informan ZM menjelaskan bahwa penyusunan instrument penilaian sikap dilakukan melalui KKG juga menfasilitasi format penilaian, senada dengan itu informan PB juga mengungkapkan bahwa Melakukan rapat untuk sering format penilaian.

Semntara informan BM menyatakan penilaian tertulis dan lisan. Informan RM menetapkan tujuan sesuai RPP, mentukan bentukpenilaian, menentukan teknik penilaian, menyusun kisi-kisi, menyususn soal,menyusun pedoman pengskora. Informan AS menyatakan Tertulis dan lisan.

Informan KN menyatakan Teknik tertulis dan lisan.

Berdasarkan informasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada penilaian aspek sikap dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dilakukan melalui penyusunan instrument penilaian yang dilakukan dalam KKG dan supervise guru, Melakukan rapat untuk sering format penilaian.

b. Penilaian pengetahuan

Indicator ini terkait bagaimana teknik penilaian pengetahuan yang dilakukan dalam kurikulum 2013.

Berdasarkann hasil informasi yang diungkapkan oleh informan kepala sekolah dan guru.

Melalui wawancara terbuka yang dilakukan oleh peneliti, informan RM menyatakan bahwa teknik yang dilakukan adalah Menetapkan tujuan sesuai RPP, mentukan bentuk penilaian, menentukan teknik penilaian, menyusun kisi-kisi, menyususn soal, menyusun pedoman pengskoran.

Sementara itu informan ZM menyatakan bahwa teknik yang dilakukan adalah Menguasai dan menjiwai peserta didik yang mencakup tentang pengetahuan factual, konseptual, dalam berbagai tingkat proses berpikir baik secara teestertulis , lisan, dan penugasan. Informan BM menyatakan penilaian tertulis dan lisan, sejalan dengan penyampaian AS dan KN.

Sedangkan dalam hal bagaimana kepala sekolah membinbing guru dalam menyusun instrumen penilaian semua kepala sekolah menyatakan melalui KKG sekolah, KKG gugus, supervise guru dan mengundang narasumber.

Informan JW mengungkapkan bahwa teknik yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan kunjungan kekelas, mengarahkan guru untuk melakukan penilaian pengetahuan, berbagi pengalaman melalui KKG, sehingga memudahkan menyusun instrument penilaian pengetahuan.

Berdasarkan wawancara tersebut maka ditariklah kesimpulan bahwa dalam hal teknik penilaian guru telah Menyiapkan bentuk penilaian, menentukan teknik penilaian, menyusun kisi-kisi, menyususn soal, menyusun pedoman pengskoran, Tertulis dan lisan Membuat daftar nilai dan mebuat format penilaian berupa teks tertulis dan lisan, sementara bagaimana kepala sekolah membimbing guru dalam menyusun instrument Melalui KKG gugus dan KKG

sekolah, supervise guru, Mengundang narasumber untuk membimbing guru.

c. Penilaian keterampilan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data kepala sekolah melalui wawancara diungkapkan oleh informan kepala sekolah dan guru. BM mengungkapkan bahwa teknik penilaian yang dilakukan guru dalam penilaian keterampilan ialah Penilaian praktik/kinerja, proyek, fortofolio atau prodak, menurut RM iyalah Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai, menyusun indicator hasil belajar, menyusun criteria dalam rubric penilaian, menyusun soal, menguji cobakan soal, penilaian produk, penilaian proyek dan portofolio. Informan ZM menyatakan penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan cara teknik praktik, penilaian produk, penilaian proyek dan portopolio.

Informan AN menyatakan teknik projek dan unjuk kerja.

Informan PB dengan pengamatan langsung. Informan AS dan KN menyatakan hal yang sama yakni melalui KKG mini dan mengundang narasumber.

Sementara dalam hal bagaimana kepala sekolah membimbing guru menyususn instrument penilaian keterampilan informan JW mengungkapkan bahwa kepala sekolah memberikan arahan, mengecek lembar penilaian dan mengevaluasi serta menindak lanjuti temuan mengenai instrument keterampilan yang digunakan yaitu praktik, produk dan fortofolio.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka peneliti menyimpulkan bahwa dalam dalam supervise penilaian keterampilan yang harus dipersiapkan adalah

Dokumen terkait