• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.5. Tenaga Kerja

PT Sadetex sampai dengan akhir Februari 2006 mempekerjakan 262 tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja PT Sadetex tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tenaga kerja PT Sadetex tahun 2006

Keterangan Jumlah (orang)

Departemen Personalia dan Umum 40

Departemen Accounting dan Finance 5

Departemen Produksi 202

Departemen Marketing 15 Total 262 Sumber : PT Sadetex, 2006.

Jam kerja yang ditetapkan perusahaan dibagi menjadi jam kerja shefting dan non shefting. Jam kerja shefting dilakukan selama 6 hari kerja, yaitu dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Sistem shefting dibagi menjadi tiga shift, yaitu shift I (06.00-14.00), shift II (14.00-22.00), dan shift III (22.00-06.00). Sistem non shefting, jam kerja dilakukan selama 5 hari kerja, yaitu dari hari Senin sampai dengan Jumat. Jam kerja dilakukan mulai dari jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore.

4.2. Analisis Lingkungan Pemasaran 4.2.1. Analisis Lingkungan Internal

Analisis faktor-faktor internal yang ada dalam perusahaan perlu dilakukan dalam proses penyusunan strategi pemasaran. Analisis faktor-faktor internal perusahaan merupakan langkah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Salah satu faktor internal yang dimiliki perusahaan, yaitu aspek

pemasaran. Aspek pemasaran yang harus diperhatikan adalah Segmenting, Targeting, Positioning (STP) dan marketing mix (bauran pemasaran).

a. Segmenting, Targeting, Positioning (STP) 1. Segmenting

Segmen pasar yang dimasuki PT Sadetex, yaitu hanya ditujukan untuk konsumen bisnis. Adapun segmentasi pasar yang dimasuki PT Sadetex didasarkan pada variabel demografis dan variabel faktor situasi. Variabel demografis yang mempengaruhi PT Sadetex, yaitu berdasarkan industri dan lokasi. PT Sadetex memasuki industri jasa perhotelan, restoran, jasa penerbangan, dan rumah sakit, sedangkan untuk lokasi segmen yang dituju didasarkan pada wilayah dalam negeri dan luar negeri. Variabel faktor situasi yang mempengaruhi PT Sadetex, yaitu faktor ukuran pesanan. PT Sadetex hanya memusatkan perhatian pada jumlah pesanan yang relatif besar atau massal.

2. Targeting

Target pasar yang dituju oleh PT Sadetex adalah konsumen bisnis. Konsumen bisnis yang menjadi target pasar PT Sadetex tersebut meliputi jasa perhotelan, restoran, jasa penerbangan, dan rumah sakit.

3. Positioning

PT Sadetex ingin memposisikan produk-produk yang dihasilkannya sebagai produk yang berkualitas tinggi. Teknologi yang digunakan PT Sadetex dalam pembuatan produknya dilakukan menerapkan sistem Eropa khususnya Swiss dan Jerman yang terkenal dengan kualitas tekstil yang tinggi. Adapun motto yang dimiliki PT Sadetex, yaitu The Elegant World of Linen.

b. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) 1. Product (Produk)

Kualitas atau mutu produk merupakan hal yang utama diperhatikan oleh PT Sadetex. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dan dapat mempertahankan posisinya sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil. Salah satu langkah yang diambil oleh perusahaan untuk dapat mempertahankan kualitas produknya, yaitu perusahaan dalam memproduksi produknya menggunakan bahan baku benang yang memiliki kualitas 100 persen cotton. Perusahaan dalam memproduksi produknya didukung oleh mesin-mesin produksi yang canggih dan modern yang didatangkan dari Jerman dan Swiss sehingga produk yang dihasilkan akan awet atau tahan lama dan tahan terhadap pencucian setiap hari. Bahan pewarna yang digunakan oleh perusahaan juga tahan terhadap pemutih dan tidak luntur.

Towels yang diproduksi PT Sadetex terdiri dari bath towel, pool towel, hand towel, dan face towel. Konsumen bisnis hanya dapat memesan towels berdasarkan jumlah minimum order yang ditetapkan perusahaan, yaitu bath towel sebanyak 200 buah, pool towel 150 buah, hand towel 500 buah, dan face towel 1.000 buah. Apabila konsumen memesan produk kurang dari jumlah minimum order yang ditetapkan perusahaan, maka pesanan tidak dapat diterima atau diproduksi karena tidak dapat menutupi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Produk towels yang dihasilkan perusahaan dibuat sesuai dengan desain atau logo yang diinginkan konsumen. Keputusan pemberian merek produk perusahaan juga merupakan hal yang penting. Produk towels yang dihasilkan perusahaan menggunakan merek dagang, yaitu Sdt. Merek

ini sangat diperlukan sebagai jaminan bagi pembeli dan agar produk perusahaan dapat dibedakan dari produk perusahaan lain serta keaslian dari produk tersebut dapat dijamin. Perusahaan juga memberikan jaminan berupa ganti rugi kepada konsumen apabila produk yang dihasilkan mengalami cacat atau tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan tersebut berupa ganti rugi produk yang dipesan.

2. Price (Harga)

Strategi penetapan harga yang ditetapkan PT Sadetex, yaitu menggunakan strategi fleksibilitas harga, yaitu strategi satu harga (harga tunggal). Strategi satu harga merupakan harga yang diberikan perusahaan sama kepada konsumen yang membeli produk dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada kondisi yang sama. Hanya saja untuk wilayah di luar kota Jakarta konsumen dikenai biaya perangko atau ongkos kirim.

Harga yang diberikan perusahaan untuk tiap produk berbeda sesuai dengan besarnya gramasi, ukuran, dan warna. Gramasi merupakan banyaknya bulu dan panjang bulu tiap gram per meter kubik, dimana semakin besar jumlah gramasi, maka semakin mahal harga towels. Ukuran towels juga akan berpengaruh terhadap harga, yaitu semakin besar ukuran towels maka harga akan semakin mahal. Warna juga berpengaruh terhadap harga, semakin gelap warna towels maka harga towels akan semakin mahal. Hal ini dikarenakan harga bahan pewarna dari pemasok berbeda, semakin gelap pewarna yang digunakan, maka semakin mahal bahan pewarna tersebut sehingga berpengaruh terhadap harga towels. Daftar harga yang ditawarkan oleh perusahaan untuk produk towels dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Daftar harga produk towels PT sadetex Price Item Gramasi (gram/m3) Ukuran

(cm) White Light Medium Dark Sdark

Bath Towel 400 60x120 22.640 24.900 27.170 30.340 32.375 Bath Towel 400 70x140 30.800 33.800 36.960 41.270 44.050 Bath Towel 500 60x120 28.300 31.150 33.960 37.920 40.470 Bath Towel 500 70x140 38.500 42.350 46.200 51.600 55.055 Hand Towel 500 40x70 11.000 12.100 13.200 14.740 15.730 Face Towel 500 30x30 3.550 3.900 4.260 4.760 5.075 Bath Towel 525 60x120 29.700 32.670 36.640 39.800 42.470 Bath Towel 525 70x140 40.440 44.500 48.530 54.200 57.830 Hand Towel 525 40x70 11.500 12.700 13.860 15.480 16.520 Face Towel 525 30x30 3.720 4.100 4.465 4.985 5.320 Pool Towel 525 84x152 53.200 57.950 63.210 70.600 75.350 Sumber : PT Sadetex, 2006.

Cara pembayaran untuk towels yang dipesan konsumen dapat dilakukan secara langsung pada saat konsumen memesan atau dapat melalui transfer antar bank yang sudah ditunjuk oleh pihak perusahaan berdasarkan kesepakatan bersama. Konsumen juga dapat membayar produk yang dipesannya dengan memberikan uang muka terlebih dahulu sebesar 40 persen kepada pihak perusahaan. Sisanya dapat dibayar kembali oleh konsumen apabila barang yang dipesan sudah ada ditangan konsumen atau bersamaan dengan pengiriman barang pesanan.

3. Place (Distribusi)

PT Sadetex memasarkan produknya di dalam negeri dan luar negeri. Dalam melakukan distribusi perusahaan menggunakan saluran distribusi langsung, yaitu penyaluran produk dari produsen langsung kepada konsumen. Pengiriman produk dilakukan dengan menggunakan truk berukuran besar yang dimiliki perusahaan. Perusahaan memiliki Seksi Expedisi dalam melakukan pengiriman barang. Seksi Expedisi tersebut bertanggung jawab melakukan pengiriman barang secara keseluruhan sehingga barang yang dipesan oleh konsumen dapat diterima sesuai dengan pesanan dan tepat waktu.

4. Promotion (Promosi)

Promosi yang dilakukan oleh PT Sadetex untuk mengenalkan produknya selama ini dilakukan hanya sebatas pada komunikasi langsung (tatap muka) antara sales yang ditugaskan secara khusus pada perusahaan dengan calon pelanggan atau pembeli. Sales tersebut langsung mendatangi tempat konsumen dengan memberikan brosur atau sampel produk perusahaan. Tugas sales tersebut bertujuan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dan membentuk pemahaman konsumen terhadap produk perusahaan sehingga konsumen akan mencoba membelinya. Tenaga penjual atau sales yang dimiliki perusahaan saat ini hanya berjumlah delapan orang. Untuk memudahkan perusahaan dalam melakukan promosi dan memperluas pasar, saat ini PT Sadetex hanya memiliki dua kantor cabang yang terdapat di Surabaya dan Bali. Bentuk promosi yang dilakukan oleh PT Sadetex disebut juga dengan personal selling. Hal ini menunjukkan, bahwa perusahaan dalam memasarkan produknya kepada konsumen dilakukan secara Above The Line (ATL).

Apabila konsumen membutuhkan produk untuk kegiatan usahanya dan sudah pernah memesan produknya kepada perusahaan, mereka dapat memesan kembali dengan cara menelpon perusahaan. Ataupun sebaliknya perusahaan dapat mempromosikan produknya kepada konsumen yang sudah pernah memakai produk perusahaan dengan cara menelpon konsumen tersebut. Perusahaan juga melayani penjualan dengan sistem online melalui internet.

4.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis faktor-faktor eksternal perusahaan perlu dilakukan dalam proses penyusunan strategi pemasaran. Identifikasi faktor eksternal merupakan langkah untuk mengetahui peluang dan ancaman yang harus dihadapi perusahaan. Lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

a. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor- faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor teknologi.

1. Faktor Politik

Kebijakan dan stabilitas politik pemerintahan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan. Salah satu faktor politik yang harus diperhatikan perusahaan, yaitu kondisi keamanan dalam negeri. Kondisi keamanan dalam negeri dapat mempengaruhi dunia usaha. Terjadinya bom disejumlah tempat di Indonesia dapat memberikan dampak yang negatif bagi perusahaan. Salah satunya, yaitu pengeboman yang terjadi di Bali pada tanggal 1 Oktober 2005. Pengeboman tersebut terjadi tiga kali di tempat yang berbeda, yaitu satu di Kuta dan dua di Jimbaran yang mengakibatkan 23 orang tewas dan 196 luka-luka (wikipedia.org). Pengeboman yang terjadi di Bali tersebut mengakibatkan menurunya tingkat penjualan towels karena masyarakat ataupun turis asing akan merasa tidak aman untuk berpergian terutama untuk menginap di hotel. Tingkat penjualan produk towels perusahaan di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Tingkat penjualan produk towels PT Sadetex di Indonesia

Tahun Bulan Jumlah

(dalam rupiah) 2005 April 972.301.975,00 Mei 920.922.725,00 Juni 817.167.028,00 Juli 882.779.866,00 Agustus 890.632.359,00 September 783.994.817,30 Oktober 428.711.125,00 November 493.220.412,50 Desember 586.150.987,50 2006 Januari 642.652.861,10 Februari 701.502.086,60 Maret 745.648.516,00 Total 8.865.684.759,00 Sumber : PT Sadetex, 2006. 2. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis perusahaan. PT Sadetex menganalisis dampak perubahan kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi penjualan produk towels. Faktor ekonomi yang mempengaruhi penjualan produk towels adalah tingkat inflasi dan kenaikan harga BBM. Tingginya tingkat inflasi dan kenaikan harga BBM di Indonesia berdampak pada naiknya biaya produksi perusahaan. Hal ini mengakibatkan terjadinya kenaikan harga towels sebesar 10 persen dari harga sebelumnya. Tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Tingkat inflasi di Indonesia tahun 2001-2005 Tahun Tingkat Inflasi (%)

2001 12,55 2002 10,03 2003 5,06 2004 6,40 2005 17,11 Sumber : BPS, 2006.

Kebijakan pemerintah pada tanggal 1 Oktober 2005 lewat Perpres No.55/2005 yang diumumkan presiden mengenai kenaikan BBM, yaitu naiknya harga BBM hingga mencapai lebih dari 100 persen (www.walhi.or.id).

3. Faktor Sosial

Kondisi sosial masyarakat berubah-ubah, sehingga perusahaan harus tanggap terhadap perubahan sosial dan budaya pada pasar yang menjadi sasarannya. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami kenaikan yang relatif tinggi. Kenaikan jumlah penduduk di Indonesia dapat memberikan peluang pasar bagi perusahaan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk kebutuhan masyarakat mengenai jaminan kesehatan akan meningkat. Hal ini akan mengakibatkan banyak dibukanya rumah sakit di Indonesia, sehingga dapat memberikan peluang pasar bagi perusahaan. Jumlah penduduk di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah penduduk di Indonesia tahun 2001-2005

Tahun Jumlah Penduduk (dalam ribuan)

2001 208.643 2002 211.439 2003 214.251 2004 217.077 2005 219.898 Sumber : BPS, 2006. 4. Lingkungan Teknologi

Perkembangan teknologi industri berkembang sangat cepat, terutama pada teknologi pengolahan produk tekstil. Penggunaan teknologi pengolahan produk yang canggih akan mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produk. Penggunaan teknologi pengolahan produk towels yang digunakan PT Sadetex hampir seluruhnya menggunakan teknologi yang modern atau canggih. Mesin-mesin yang digunakan oleh perusahaan di impor dari luar negeri, yaitu Eropa khususnya Swiss dan Jerman yang terkenal dengan

teknologi tekstil dengan kualitas dan prestasi yang baik. Adanya penguasaan teknologi mesin tersebut dapat mendukung perkembangan perusahaan, sehingga dapat menjadi peluang bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan.

b. Lingkungan Industri

Lingkungan industri lebih mengarah pada pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Analisis terhadap lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, dan kekuatan tawar-menawar pemasok.

1. Ancaman masuk pendatang baru

Masuknya pendatang baru dalam industri yang sama akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi produk yang sudah ada sebelumnya. Ancaman masuknya pendatang baru dalam industri tekstil produk towels yang khusus melayani konsumen bisnis berdasarkan pesanan tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan hambatan untuk masuk dalam industri ini cukup banyak bagi perusahaan baru. Bagi pendatang baru perlu beroperasi dalam skala ekonomi yang besar, sehingga modal yang dibutuhkan cukup besar. Sulitnya mendapatkan pembeli juga merupakan hambatan karena konsumen biasanya sudah mempunyai langganan sendiri.

2. Persaingan sesama perusahaan dalam industri

Persaingan dalam industri yang sama akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan dalam produksi dan pemasaran. Ancaman persaingan diantara perusahaan bagi PT Sadetex saat ini lebih ditentukan kepada pesaing langsung PT Sadetex, yaitu PT Wonderful, PT Surya Mas, dan PT Surya Baru. Ketiga perusahaan tersebut menawarkan produk yang hampir sama dengan perusahaan.

Persaingan yang terjadi diantara perusahaan tersebut sangat pesat karena pangsa pasar dari masing-masing perusahaan hampir sama. Pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 30 persen, PT Woderful sebesar 35 persen, PT Surya Mas sebesar 15 persen, dan PT Surya Baru sebesar 20 persen, dimana perusahaan berada diposisi kedua dari pesaingnya (PT Sadetex, 2006). Hal ini menandakan bahwa pesaing langsung perusahaan tersebut merupakan ancaman bagi PT Sadetex. Target pasar yang dimasuki PT Wonderful lebih luas, yaitu memasarkan produknya untuk pasar industri dan pasar konsumen, sedangkan target pasar yang dimasuki PT Surya Mas dan Surya Baru sama dengan PT Sadetex, yaitu hanya melayani konsumen bisnis berdasarkan pesanan. Persaingan yang terjadi biasanya berasal dari harga, kualitas, dan pelayanan.

3. Ancaman dari produk pengganti

Produk subtitusi dikenal juga sebagai produk pengganti. Walaupun berbeda karakteristik produk, produk subtitusi dapat memberikan fungsi yang sama. Harga yang lebih murah atau kualitas produk yang sama merupakan ancaman bagi produk sebelumnya. Berdasarkan pengertian dari produk subtitusi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa produk subtitusi untuk towels, yaitu bath towel dan pool towel yang dihasilkan oleh perusahaan khususnya untuk konsumen bisnis yang menjadi pasar sasaran perusahaan belum ada. Hand towel dan face towel digunakan untuk mengelap atau mengeringkan tangan dan wajah, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tissue dan sapu tangan kain dapat dikatakan sebagai produk subtitusi karena mempunyai fungsi yang sama walaupun karakteristik produknya berbeda.

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Pembeli PT Sadetex dapat mudah pindah ke produk pesaing apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen, seperti dalam hal persaingan kualitas produk, harga, dan pelayanan. Kualitas produk sangat berpengaruh karena pembeli sangan mengutamakan produk yang berkualitas dalam menjalankan usahanya. Harga juga berpengaruh terhadap karena apabila pesaing menawarkan harga yang relatif lebih murah kepada konsumen, maka pembeli akan mudah pindah membeli produk kepada pesaing. Pelayanan sangat berpengaruh karena apabila pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan keinginan konsumen, seperti keterlambatan dalam memproduksi produk yang berdampak pada jadwal pengiriman produk, maka pembeli akan merasa kecewa sehingga mengakibatkan pembeli akan beralih kepada pesaing. Daftar nama konsumen PT Sadetex dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Daftar nama konsumen PT Sadetex

Jenis Industri Nama Pelanggan

Hotel Lokal Sahid Jaya, Mulia, Hilton, Shangrila, Borobudur, Santika, Sheraton Surabaya, Tugu Malang, dan lain-lain.

Restoran Fame Rest, Coffee Shop, News Cafe, Jakarta American Club Hans Palace, dan lain-lain. Jasa Penerbangan Garuda Indonesia, Merpati, Mandala, Oman Air,

dan Mongolia Air.

Rumah Sakit Bunda Jakarta, Pertamina, Pondok Indah, MMC, PGI Cikini, Persahabatan, Carolus, dan lain-lain. Sumber : PT Sdetex, 2006.

5. Kekuatan tawar-menawar pemasok

Pemasok merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Pemasok dapat mempengaruhi perusahaan dengan kekuatan tawar-menawarnya dengan menaikkan harga, pengurangan mutu, dan pelayanan. Bahan baku utama benang dalam proses produksi towels seluruhnya

(100%) dipasok oleh pemasok luar. Pemasok tersebut terdiri dari, yaitu PT APAC INTI CORPORA sebesar 50 persen, PT Bhineka Karya Manunggal sebesar 35 persen, dan PT Natex Prima Corporation sebesar 15 persen (PT Sadetex, 2006). Ketiga perusahaan tersebut memasok bahan baku utama perusahaan, sehingga apabila salah satu dari ketiga pemasok tersebut menaikkan harga bahan baku dapat mempengaruhi biaya produksi perusahaan yang dapat mengakibatkan harga produk meningkat.

4.3. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, kemudian dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.

4.3.1. Kekuatan

1. Citra perusahaan yang baik

Menurut pihak manajemen perusahaan, citra perusahaan di mata konsumen baik. PT Sadetex merupakan salah satu unit usaha di lingkungan Sahid Group. Oleh karena itu, dukungan prospek pasar pada jaringan hotel di bawah Sahid Group merupakan salah satu langkah awal yang baik bagi PT Sadetex dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.

2. Produk yang berkualitas

Menurut pihak manajemen perusahaan, konsumen yang membeli produk tekstil perusahaan menyatakan bahwa produk yang dibeli memiliki kualitas yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari konsumen bisnis yang menjadi target perusahaan, yaitu konsumen bisnis jasa perhotelan yang sebagian besar hotel bintang 4 dan 5, restoran, jasa penerbangan, dan rumah sakit, dimana konsumen tersebut menuntut produk yang berkualitas sesuai dengan standar industri yang dijalankanya. Mutu produk

yang bagus menyebabkan perusahaan dapat bertahan dalam industri tekstil di Indonesia.

3. Melakukan distribusi produk sendiri

Perusahaan melakukan distribusi produk sendiri untuk konsumen yang berada di dalam negeri dengan menggunakan angkutan sendiri yang berupa truk ukuran besar. Perusahaan juga memiliki Seksi Expedisi dalam melakukan pengiriman barang untuk wilayah dalam negeri. Seksi Expedisi tersebut bertanggung jawab melakukan pengiriman barang secara keseluruhan sehingga barang yang dipesan oleh konsumen dapat diterima sesuai dengan pesanan dan tepat waktu.

4. Menjaga hubungan yang baik dengan departemen lain

Menjaga hubungan yang baik antar departemen dalam perusahaan dapat membantu memperlancar aktivitas perusahaan. Dalam hal ini Departemen Pemasaran berhubungan dengan Departemen Produksi dalam hal pembuatan produk agar produk dibuat sesuai dengan pesanan dan selesai tepat waktu. Departemen Pemasaran juga berhubungan dengan Departemen Personalia dan Umum dalam hal pembelian bahan baku utama produk agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.

5. Penjualan produk melalui sistem online

Perkembangan teknologi informasi dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu perkembangan teknologi informasi yang membantu perusahaan dalam mengembangkan usahanya adalah internet. Perusahaan melayani sistem online melalui internet dalam penjualan produknya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan konsumen dalam proses pemesanan produk.

4.3.2. Kelemahan

1. Kurangnya Promosi

Promosi yang dilakukan oleh PT Sadetex kurang. Promosi yang dilakukan hanya sebatas personal selling melalui Sales Executive. Sales tersebut mendatangi konsumen untuk menawarkan produk towels dengan cara memberikan contoh atau sampel produk towels. Untuk konsumen yang berada di luar wilayah Jakarta perusahaan cukup mengirimkan sampel produk kepada konsumen atau menelpon konsumen. Jumlah Sales Executive yang dimiliki perusahaan saat ini adalah delapan orang. Biaya promosi yang dikeluarkan perusahaan juga tidak terlalu besar. Biaya promosi yang dikeluarkan perusahaan antara lain biaya transportasi untuk para sales, biaya telepon dan biaya paket pos.

2. Target pasar yang terbatas

Target pasar yang dimiliki PT Sadetex relatif terbatas. Hal ini terlihat dari target pasar perusahaan, yaitu hanya khusus melayani konsumen bisnis. Konsumen bisnis yang menjadi target utama perusahaan juga hanya sekitar jasa perhotelan yang sebagian besar hotel bintang 4 dan 5, restoran, jasa penerbangan, dan rumah sakit. Hal ini disebabkan konsumen bisnis yang bukan menjadi target pasar perusahaan seperti hotel bintang 1, 2, dan 3, hal utama yang menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan pembelian produk towels adalah harga baru kemudian kualitas produk.

3. Kurangnya jumlah kantor cabang

Kurangnya jumlah kantor cabang sangat berpengaruh terhadap sistem komunikasi dengan pelanggan, yaitu dari segi distribusi dan segi perluasan pasar. Adanya kantor cabang di sejumlah kota besar di Indonesia dapat mempermudah koordinasi dalam hal distribusi sehingga produk dapat sampai kepada konsumen tepat waktu dan perluasan pasar di kota-kota besar lainnya di

Indonesia dapat menambah jumlah konsumen perusahaan, sehingga dapat meningkatkan penjualan. Kantor cabang yang dimiliki perusahaan saat ini hanya terdapat di Surabaya dan Bali. 4. Harga yang berfluktuasi

Harga yang berfluktuasi atau mudah berubah disebabkan karena harga yang ditetapkan perusahaan ditentukan berdasarkan biaya produksi. Apabila biaya produksi naik, maka harga produk towels juga akan mengalami kenaikan atau pun sebaliknya. Harga yang ditetapkan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu, yaitu satu atau dua kali dalam setahun.

Dokumen terkait