• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG MEMPERTANGGUHKAN TAHANAN SEMENTARA DAN KURUNGAN SEMENTARA Pasal

Hakim berkuasa buat memerintahkan, supaya tahanan sementara atau kerugian sementara dipertangguhkan, atas permintaan yang tersangka, setelah yang tersangka, menurut acara yang ditentukan oleh hakim menyatakan bersedia memenuhi segala syarat yang bertalian dengan pertanggungan itu, dengan memberi atau tidak memberi penjaminan.

Dalam syarat pertangguhan itu disebut.

bahwa yang tersangka, jika diperintahkan pencabutan pertangguhan itu, tidak akan menjauhkan diri dari perjalanan perintah tahanan sementara atau kurungan sementara;

bahwa yang tersangka tidak akan menjauhkan diri dan perjalanan hukuman dalam hal ia dapat ditahan sementara oleh karena satu kejahatan dan jika ia dihukum dengan hukuman yang bukan hukuman tutupan pengganti.

Penjaminan untuk memenuhi syarat terdiri dari penyerahan (penyetoran) dari barang-barang berharga oleh orang lain, atau dengan perjanjian dari orang lain sebagai jaminan. Dalam hal yang terakhir, maka pada permintaan untuk itu harus dilampirkan surat keterangan kerelaan dari orang penjaminan.

Hakim menentukan dalam ketetapannya jumlah uang jaminan dan cara memberi jaminan itu. Orang yang tersangka dan orang penjamin harus didengar tentang permintaan itu.

Penjelasan:

Untuk menjaga supaya orang yang disangka melakukan tindak pidana di mana ia dapat dikenakan penahanan sementara tidak akan dirugikan kepentingannya yang disebabkan oleh penahanan itu, yang mungkin sekali akan berlangsung dalam jangka waktu lama, diadakan kemungkinan bagi tersangka untuk mengajukan permohonan kepada hakim supaya penahanannya dipertangguhkan. Sudah barang tentu penangguhan ini hanya diperbolehkan dalam kejadian-kejadian yang tertentu saja, harus hanya merupakan suatu pengecualian saja, dan jangan sampai merupakan sikap umum terhadap sembarang perkara dan tersangka.

Pertangguhan itu oleh hakim dapat diberikan, jika tersangka menyanggupi memenuhi segala syarat-syarat pertangguhan itu dengan memberikan tanggungan, maupun tidak. Di antara syarat- syarat yang diperlukan disebutkan dalam pasal 358 ayat (2) ke 1 dan 2, yaitu:

1) bahwa tersangka, apabila pertangguhan akan dicabut, tidak akan menjauhkan diri daripada hal melakukan perintah penahanan sementara;

2) bahwa tersangka dalam hal ia boleh ditahan sementara karena sesuatu kejahatan, tidak akan menjauhkan dirinya daripada hal menjalankan pidana, jika ia dipidana dengan pidana penghentian kemerdekaan yang bukan pengganti pidana lain.

Semuanya itu berarti, bahwa tersangka yang akan dimerdekakan itu harus berjanji tidak akan menyulitkan pekerjaan justisi, untuk memasukkan lagi tersangka dalam tahanan atau penjara, jika kemudian diperintahkan.

Untuk menjamin supaya tersangka memenuhi syarat-syarat itu, maka ditetapkan jaminannya yang berupa:

suatu pembayaran seketika oleh tersangka atau orang lain dari sejumlah uang yang ditetapkan oleh hakim atau

suatu perjanjian dari orang ketiga untuk menjamin terlaksananya syarat-syarat yang ditetapkan itu. Dalam hal ini harus ada kesanggupan dari orang ketiga yang menanggung itu.

Dalam menetapkan besarnya uang jaminan dan cara memberi tanggungan itu hakim akan mempertimbangkan keadaan kehidupan dan kemampuan tersangka, sehingga hal ini dapat dimungkinkan baik bagi yang mampu, maupun yang tidak beruang banyak.

Oleh karena penangguhan penahanan itu merupakan suatu kemurahan hakim, maka tiap-tiap kali dapat dicabutnya.

Pasal 359

(1) Hakim dapat mengadakan perubahan dalam ketetapannya tentang pertangguhan itu, atas permintaan yang tersangka.

(2) Jika diusulkan orang penjamin yang baharu, maka pada permintaan itu dilampirkan satu surat keterangan kerelaan orang itu.

(3) Orang yang tersangka dan penjaminannya, atau dalam hal yang tersebut pada ayat di atas, penjamin yang baharu yang diusulkan, harus didengar tentang permintaan itu.

Pasal 360

Hakim pada setiap waktu dapat memberi perintah mencabut pertangguhan itu. Sebelum hakim memberi perintah yang demikian, maka kalau dapat ia mendengar dahulu yang tersangka dan untuk itu, dapatlah ia menyuruh memanggil orang itu, jika perlu menambahkan perintah untuk membawanya.

Penjelasan:

Oleh karena penangguhan penahanan itu merupakan kemurahan hakim, maka tiap-tiap waktu dapat mencabutnya. Sebelum memerintahkan pencabutan pertangguhan penahanan itu, tersangka harus dipanggil dan didengar keterangannya.

Pasal 361

Jika pencabutan dilakukan oleh karena syarat-syarat tidak dipenuhi, maka pada waktu mencabut ketetapan dapat ditetapkan, bahwa jaminan itu jadi milik Negeri. Jika penjamin menjaminnya

dengan perjanjian, maka penjamin itu dihukum dalam keputusan itu membayar kepada Negeri jumlah yang ditentukan jadi tanggungannya, yang dapat ditagih daripadanya juga dengan paksaan badan.

Ketetapan itu berlaku seperti keputusan hakim dalam perkara perdata, yang tidak dapat diubah lagi, serta dijalankan sedemikian.

Waktu yang paling lama buat paksaan badan ditentukan dalam ketetapan itu, dan jika ternyata bahwa ia tidak mampu maka lamanya paksa badan tidak dapat lebih dari enam bulan, kecuali kalau dimulai lagi, kemudian, jika yang terhukum itu sudah mampu melunaskan utang yang harus dibayarnya, jika belum ada keputusan yang demikian.

Jika yang tersangka, menjauhkan diri dari perintah menjalani tahanan sementara atau kurungan sesudah dicabut pertangguhan itu, maka jaminan itu dinyatakan jatuh menjadi milik Negeri, biarpun tidak diperintahkan pencabutan pertangguhan tanggungan itu dijadikan juga milik Negeri, jika yang tersangka tidak memenuhi syarat-syarat yang dimaksud pada pasal 358, ayat 2, No. 2. Keputusan itu dijatuhkan karena jabatan atau atas permintaan jaksa. Ayat yang disebut di muka ini berlaku dalam hal itu.

Penjelasan:

Menurut pasal ini maka jikalau pencabutan itu dilakukan oleh karena: a. tersangka tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, atau

b. sesudahnya penangguhan itu dicabut, tersangka menjauhkan diri dari keharusan

menjalankan penahanan sementara, maka di dalam keputusan pembatalan penangguhan itu ditentukan, bahwa jaminan uang yang diberikannya menjadi milik negara. Jika jaminan itu terdiri atas kesanggupan membayar dari orang ketiga, maka uang ini ditagih dari orang ketiga itu, bila perlu dengan tindakan sandera (gijzeling).

Ketetapan penagihan itu menurut ayat (2) pasal ini berlaku seperti keputusan hakim dalam perkara perdata.

Menurut ketentuan dalam ayat (3) maka lamanya sandera (gijzeling) tidak dapat lebih dari enam bulan.

Pasal 362

Jika yang tersangka tidak memenuhi syarat itu atau jika dari keadaan yang tertentu ternyata bahwa dikuatirkan ia akan melarikan diri maka perintah untuk menjalankannya dapat diberikan oleh pegawai-pegawai yang dimaksud dalam pasal 325 ayat (1) yang berkuasa di tempat kedudukan hakim yang memeriksanya pada tingkat pertama dan di tempat yang tersangka berada, dengan kewajiban akan memberitahukan hal itu dengan segera pada hakim dengan surat, kawat atau tilpon, kalau hal ini dapat mempercepat keputusan, dan dalam tempo dua puluh empat jam sesudah diterimanya pemberitahuan itu, hakim menetapkan apakah pencabutan itu dipertangguhkan atau tidak.

Penjelasan:

Pegawai yang dimaksud dalam pasal 325 ayat (1) adalah jaksa. Apabila jaksa mengetahui atau mengkhawatirkan, bahwa seorang tersangka yang dipertangguhkan penahanannya oleh hakim dengan bersyarat tidak memenuhi syarat-syarat atau dikhawatirkan akan melarikan diri, maka jaksa yang berkuasa di tempat tersangka, dapat menangkap tersangka itu. Hal ini jaksa harus selekas mungkin memberitahukan kepada hakim yang bersangkutan dan hakim ini dalam 24 jam harus menentukan tentang penghentian pertangguhan penahanan atau tidak.

Pasal 363

Jika pelanjutan jaminan itu tidak perlu lebih lama lagi, maka hakim dapat memberi perintah kalau perlu sesudah memeriksa yang tersangka atau penjaminannya, supaya uang yang dimasukkan itu, dikembalikan kepada orang yang memberi jaminan itu, atau perjanjiannya itu akan dihapuskan.

Pasal 364

Segala ketetapan hakim yang diambil menurut bunyi bab ini harus berisi segala sebab-sebab dan diberikan oleh ketua pengadilan negeri sebelum diminta bandingan, sesudah itu oleh pengadilan tinggi.

Keputusan itu dengan segera diberikan kepada yang tersangka dan penjaminannya.

Ketetapan untuk mempertangguhkan, untuk mencabut pertangguhan itu dan untuk mengubah ketetapan akan mempertangguhkan dapat dijalankan sebentar itu juga.

Penjelasan:

Pasal ini menentukan, bahwa keputusan hakim tentang penangguhan penahanan dapat diadakan oleh hakim pengadilan negeri sebelum tersangka mengajukan permohonan banding, sesudah itu, dilakukan oleh pengadilan tinggi.

Pasal 365

Jika dalam bab ini dipergunakan perkataan "mempertangguhkan" maka yang dimaksud dengan itu ialah "menunda.

Penjelasan:

"Mempertangguhkan" dalam bab ini artinya "menunda" atau "memperlambat ", terjemahan dari bahasa Belanda "uitstellen".