• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Alasan Terjadinya Penolakan Jenazah Non Muslim di Makam Pungkruk Sari.

1. Ada beberapa alasan yang menjadi latar belakang terjadinya penolakan pemakaman non muslim didesa Kesongo karena beberapa faktor yaitu:

a. Kepercayaan

Yang dimaksut kepercayaan disini ialah kepercayaan adanya cerita zaman dulu apabila jenazah muslim akan ikut serta merasakan pedihnya siksaan Tuhan yang ditimpakan kepada non muslim yang dimakamkan di sampingnya. Cerita yang dibawakan dari mulut kemulut sudah melekat tanpa ada yang mengetahui asal mulanya.

b. Adat Istiadat

Yang dimaksutkan disini ialah budaya yang sudah ada karena faktor penduduknya mayoritas muslim sehingga makam tersebut hampir semua yang meninggal muslim sehingga mayoritas muslim mereka menganggap tanah makam itu di peruntukkan untuk muslim.

B. Tinjauan Hukum Islam dan PP No.9/1987 Tentang Penyedian dan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tanah Pemakaman.

Menguburkan jenazah hukumya wajib kifayah meskipun jenazah non muslim.Rasulullah SAW memerintahkan dan sekaligus sering turun tangan melaksanakan penguburan.

Makam berarti tempat, tempat tinggal, kediaman. Kubur berasal dari bahasa arab adalah karta kerja yang berarti menanam atau memendam sesuatu biasanya jenazah seseorang atau bangkai hewan didalam tanah. Kuburan atau pekuburan adalah tempat dimana jenazah-jenazah dikuburkan juga disebut pemakaman.

Ditinjau berdasarkan hukum Islam bahwasannya kaidah-kaidah pemakaman muslim bersadarkan dalil hadis Basyir Bin Khashashiyah dan Ibnu Hazm disebutkan

َنيِكِرْشُمْلا ِروُبُقِب هرَم ملسو هيلع اللَّ ىلص ِ هاللَّ َلوُسَر يِشاَمُأ اَنَأ اَمَنْيَب

َنيِمِلْسُمْلا ِروُبُقِب هرَم همُث ، اًثَلاَث ) اًريِثَك اًرْيَخ ِءَلاُؤَه َقَبَس ْدَقَل ( : َلاَقَف

َكَرْدَأ ْدَقَل ( : َلاَقَف

) اًريِثَك اًرْيَخ ِءَلاُؤَه

Ketika saya sedang berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam, kami melewati kuburan orang musyrikin. Lalu beliau bersabda:“Mereka tertinggal untuk mendapatkan kebaikan yang banyak.” Beliau ucapkan 3 kali.

Ibnu Hazm berkata:

ٌملسم نفدُي لا نأ ملسو هيلع اللَّ ىلص اللَّ لوسر دهع نم ملاسلإا لهأ لمع

كرشم عم

Kaum muslimin sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka tidak memakamkan muslim bersama orang musyrik.

Berdasarkan hadis ini, ulama sepakat bahwa pemakaman kaum muslimin dan non-muslim harus dipisahkan. Kecuali jika dalam kondisi darurat. Bahkan banyak diantara mereka yang menyatakan, haram menggabungkan pemakaman muslim dengan non-muslim.

Menurut Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa warga dan pamong desa, ditemukan bahwasan sebagian besar penduduk desa Kesongo beragama muslim, dan berdasarkan hukum adat yang berlaku di Desa Kesongo, pemakaman warga muslim dipisahkan dengan pemakaman warga non muslim.

2. Menurut Peraturan pemerintah No.9/1987 Tentang Penyedian dan Penggunaan Tanah Untuk Keperluan Tanah Makam.

Tanah makam merupakan kebutuhan umat atau orang banyak yang hakikatnya dilindungi oleh Negara mengenahi pemakaman diatur didalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.

Ditinjau berdasarkan Undang-Undang bahwasanya tindakan warga terhadap penolakan makam non muslim bertolak belakang atau tidak sesuai dengan Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1987 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah untuk keperluan Tempat Pemakaman, dituliskan bahwa setiap orang harus mendapatkan perlakuan yang sama untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum

serta memperhatikan pengelompokan berdasarkan masing-masing pemeluk agama agar terciptanya ketertiban dan keteraturan tempat pemakaman umum maupun tempat pemakaman bukan umum.

Alasan Masyarakat terhadap Penolakan Pemakaman Alasan perilaku masyarakat yang dimaksud disini adalah sesuatu yang mendorong masyarakat dalam mempercayai keramat yang ada pada objek tersebut. Alasan pada dasarnya mempunyai kaitan yang erat bagi seseorang dalam melakukan sesuatu bahkan alasan bisa menjadi penyebab utama dalam menunjang suatu kegiatan yang bisa menyangkut masalah apa saja, termasuk menyangkut masalah kepercayaan. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di lokasi penelitian dapat diketahui alasan dan perilaku masyarakat dalam penolakan pemakaman non muslim atau objek tersebut adalah karena kepercayaan bahwa jenazah muslim akan ikut serta merasakan pedihnya siksaan Tuhan yang ditimpakan kepada non muslim yang dimakamkan di sampingnya.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang mengacu pada rumusan masalah, peneliti dijabarkan pada paparan data dan peneliti analisis dalam bab VI guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang dilakukan,

maka ada beberapa halyang menjadi titik tekan sebagai kesimpulan skripsi ini, yaitu:

1. Alasan warga terhadap penolakan pemakaman non muslim di desa Kesongo.

a. Kepercayaan

Adanya cerita zaman dulu apabila jenazah muslim akan ikut serta merasakan pedihnya siksaan Tuhan yang ditimpakan kepada non muslim yang dimakamkan di sampingnya.

b. Adat Istiadat

Budaya yang sudah ada karena faktor penduduknya mayoritas muslim sehingga makam tersebut hampir semua yang meninggal muslim sehingga mayoritas muslim mereka menganggap tanah makam itu di peruntukkan untuk muslim.

2 Tinjauan Hukum Islam dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1987. a. Menurut Hukum Islam

Menurut hadis Basyir dan Ibnu Hazm tindakan warga terhadap penolakan pemakaman sudah sesuai yang tidak mencampurkan atau tidak berdekatan pekuburan Muslim dengan pekuburan Non Muslim.

tindakan warga terhadap penolakan pemakaman belum sesuai bahwasannya dituliskan bahwa setiap orang harus mendapatkan perlakuan yang sama untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum serta memperhatikan pengelompokan berdasarkan masing-masing pemeluk agama.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan menganalisa hasil yang didapatkan melalui wawancara, penulis bermaksud memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Perlunya ditegaskan peraturan tentang pemakaman dengan lebih detail baik itu mencangkup pemanfaatan makam seperti jangka waktu penggunaan makam , fasilitas pendukung maupun peraturan yang mengatur tentang penyediaan lahan makam. Perlunya menerapkan aturan lokasi makam sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan hal ini guna mewujudkan lingkungan yang serasi. Selain itu, perlu di tertimbangkan pula penyediaan pemakaman menurut agama masing-masing, sehingga kebutuhan pemakaman antar agama dapat terpenuhi dan dapat meminimalisir masalah sosial yang mungkin muncul kedepanya.

2. Bagi Masyarakat

Konflik dalam masyarakat memang bisa terjadi dalam sebuah masyarakat apabila di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam

suku,ras dan agama. Perbedaan akan selalu ada namun perbedaan bukanlah hal yang perlu diperdebatkan karena perbedaan ada bukanlah agar kita saling merusak tatanan yang sudah baik namun perbedaan ada agar kita saling melengkapi dan membangun masyarakat untuk lebih baik atau perlu perencanaan lahan untuk pemakaman. Perencanaan ini dapat meliputi pengefisienan laham makam dengan mengalokasikan lahan makam untuk dibagi beberapa meter untuk makam muslim dan berapa meter untuk yang non muslim. Demi menjaga kerukunan antar warga kita harus tetap mengedepankan telerensi antar umat beragama khususnya di Desa Kesongo dan bagaimana kita mencari jalan keluar bersama-sama dalam mengatasi permasalahan pemakaman.

3. Bagi Tokoh Agama

Untuk para pemuka agama agar memberikan pengertian kepada jama’ahnya atau jamaatnya untuk menjaga hubungan baik dengan orang yng berbeda keyakinan, dengan begitu para pemeluk agama bisa mendalami ajaran agamanya masing-masing tanpa harus ada pepecahan khususnya terhadap kerukunan tentang pemakaman.

Dokumen terkait