• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Teori Hirarki Pengaruh

Sebagaimana yang telah diungkapkan di atas bahwa dalam pembuatan berita terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Pemela Shoemaker dan Reese dalam bukunya yang berjudul Madiating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan,32 berikut penggambaran dan penjelasannya:

30 Ibid, h.98 31 Ibid, h. 96 32

Pamela Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Message Theories of Influences on Mass Media Content; second edition, (USA: Longman Publisher, 1991), dalam Agus Sudibyo, Poitik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta : LKiS, 2006), h. 7

Table. 2.1 Teori Hirarki Pengaruh Shoemaker

Sumber: Shoemaker dan Reese, dalam Alex Sobur, 2002, h. 138

a. Level Individual

Faktor ini berhubungan dengan latar belakang profesional dari pengelola atau pemilik media. Level individu melihat para pengaruh aspek-aspek personal dari pengelola media terhadap pemberitaan yang akan ditampilkan kepada khalayak.33 Latar belakang individu seperti jenis kelamin, usia atau agama akan mempengaruhi informasi yang disampaikan oleh media pada khalayak. Pada pendekatan individu ini, berita yang disampaikan oleh media tidak pernah lepas dari aspek personalitas wartawan, reporter, kamerawan, script writer dan lainnya. Oleh karena itu, bagaimanapun berita yang disampaikan media dilihat pula dari personalitas wartawan yang menulis berita tersebut mengambil informasi dari suatu kejadian atau peristiwa tidak lepas dari sudut pandang yang diambil oleh wartawan tersebut. Aspek personal dan level individu ini tentunya mempengaruhi sekema pemahaman pengelola media. Latar belakang pendidikan

33

atau kecendrungan orientasi pada salah satu partai politik akan secara tidak langsung mempengaruhi pemberitaan media.

b. Level Rutinitas Media (Media Routine)

Rutinitas media berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita. Setiap media umumnya mempunyai ukuran tersendiri tentang suatu berita. Ukuran tersebut adalah rutinitas yang berlangsung setiap hari dan menjadi prosedur standar bagi pengelola media yang berbeda di dalamnya. Rutinitas media ini berhubungan dengan mekanisme bagaimana berita dibentuk. Berbagai mekanisme yang dijelaskan bagaimana berita diproduksi, rutinitas media kerenanya mempengaruhi bagaimana wujud akhir sebuah berita. Rutinitas media ini seperti rapat redaksi yang mana dalam rapat redaksi tersebut berbagai hal terkait pemberitaan dibahas sedetil mungkin, misalnya apakah data yang didapat sesuai denga rapat redaksi, kerasnya perdebatan, dan dead line yang ditentukan. Rutinitas memiliki dampak yang penting dalam memproduksi wacana simbolik. Mereka merupakan bentuk mediasi lingkungan yang menentukan kemana individu pekerja media membawa pekerjaannya. Rutinitas media ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, oleh karena itu media harus mampu beradaptasi antara struktur birokratik media dengan faktor eksternal yang mempengaruhi secara beriringan.

c. Level Organisasi

Level organisasi berhubungan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Di dalam organisasi media tidak hanya terdiri dari pengelola media dan wartawan saja, namun berbagai macam bagian

yang turut berperan dalam proses penyampaian berita misalnya bagian redaksi, bagian pemasaran, periklanan, sirkulasi dan bagian umum lain sebagainya. Masing-masing bagian memiliki fungsi, tujuan dan strategi masing-masing dalam mewujudkan visi media yang terkait. Setiap organisasi berita mempunyai banyak elemen dan tujuan serta filosofi organisasi yang berbeda-beda. Berbagai elemen tersebut mempengaruhi bagaimana seharusnya wartawan bersikap dan bagaimana peristiwa disajikan dalam berita.

d. Level Ekstra Media

Level ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media. Terdapat beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan di luar media yakni sumber berita, sumber penghasilan kerja, dan pihak eksternal.

1) Sumber berita juga mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai alasan. Sebagai pihak yang mempunyai sumber berita, ia akan memberikan informasi yang baik untuk dirinya dan akan mengembargo informasi yang tidak baik bagi dirinya. Pengelola media secara tidak sadar bahwa orientasi pemberitaan telah diarahkan untuk menguntungkan sumber berita.

2) Sumber penghasilan berita misalnya berupa iklan. Media dalam mempertahankan hidupnya tentu harus berkompromi dengan sumber daya yang menghidupi mereka. Pihak pengiklan mempunyai strategi untuk memaksakan kehendaknya pada media. Pelanggan dalam hal ini tentu yang menarik dan terbukti mendongkrak penjualan akan terus menerus diliput

oleh media. Media tidak akan menyia-nyiakan momentum peristiwa yang disenangi oleh khalayak.

3) Pihak eksternal ini adalah pemerintah dan lingkungan. Pengaruh pihak eksternal ini sangat ditentukan oleh corak masing-masing lingkungan eksternal media. Pemerintah dalam banyak hal memegang lisensi penerbitan jika media ingin tetap terbit maka harus mengikuti batas-batas yang telah ditentukan oleh pemerintah.

e. Level Ideologi

Ideologi diartikan sebagai rangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang digunakan oleh individu untuk melihat realitas. Shoemaker dan Reese melihat ideologi sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi isi media, ideologi sebagai mekanisme simbolik yang berperan sebagai kekuatan pengikat dalam masyarakat.34 Pada level ini akan dilihat pada yang berkuasa di masyarakat dan bagaimana media menentukan. Secara umum dapat dikatakan bahwa ideologi mempunyai dua pengertian yang berbeda. Pengertian dalam tataran positif, ideologi dipersepsikan sebagai realitas pandangan dunia yang menyatakan sistem nilai suatu kelompok atau suatu komunitas sosial tertentu untuk melegitimasikan kepentingannya. Sedangkan dalam tataran negatif menyatakan bahwa ideologi dipersepsikan sebagai realitas kesdaran palsu yang artinya ideologi merupakan sarana manipulative dan deceptive pemahaman manusia mengenai realitas sosial.35 Ideologi merupakan sarana yang digunakan untuk ide-ide kelas yang berkuasa

34

Ibid, h. 12

35

Karl Mannhein, Ideology and Utopia; an Introduction to The Sociology of Knowledge, (London: Rouledge, 1979), h. 24 : dalam Agus Sudibyo, Poitik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta : LKiS, 2006), h. 13

sehingga bisa diterima oleh keseluruhan masyarakat sebagai suatu yang alami dan wajar.36 Menurut Antonio Gramsci mengenai hegemoni kekuasaan tertinggi, penampakan pemimpin politik,37 media massa adalah alat yang digunakan elit politik untuk melestarikan kekuasaan, kekayaan dan status sosial mereka dengan mempopulerkan falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka sendiri.38 Tingkat ideologi menekankan pada kepentingan siapakah seluruh rutinitas dan organisasi media itu bekerja.

C. Konseptualisasi Berita

Dokumen terkait