BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Teori ILCI Loss Causation Model
Teori domino didukung oleh Bird dan Germain (1990) dengan mengemukakan mengenai kecelakaan yaitu disebabkan adanya kekurangan pada sistem pengendalian manajemen. Kemudian The International Loss Control Institute mengembangkan teori tersebut yang disebut ILCI Loss Causation Model.
Loss Causation Model berisikan petunjuk yang memudahkan penggunanya untuk memahami bagaimana menemukan faklor penting dalam rangka mengendalikan meluasnya kecelakaan dan kerugian termasuk persoalan manajemen. Bird dan Germain (1990) menjelaskan bahwa suatu kerugian (loss) disebabkan oleh serangkaian faktor-faktor yang berurutan seperti yang terdapat dalam Loss Causation Model, Seperti teori domino, model ILCI didasari dari kejadian yang dapat menyebabkan kerugian, seperti pada bagan berikut:
Gambar 2.1
ILCI Loss Causation Model (Bird & Germain, 1990)
LOSS PEOPLE PROPERTY PROCESS BASIC CAUSE PERSONAL FACTORS JOB FACTORS IMMEDIATE CAUSES SUB STANDARD ACT & CONDITION INCIDENT CONTACT WITH ENERGY OR SUBSTANCE LACK OF CONTROL INADEQUATE PROGRAM PROGRAM STANDARDS COMPLIANCE TO STANDADARDS LOSS PEOPLE PROPERTY PROCESS
a. Loss
Hasil dari suatu kejadian kecelakaan adalah kerugian (Loss). Yang dapat berbahaya bagi manusia, property atau harta benda dan dapat menimbulkan gangguan pelaksanaan pekerjaan dan berkurangnya keuntungan yang didapat (Bird, 1990).
Bird dan Germain (1990) mengemukakan bahwa kerugian akibat kecelakaan terbagi menjadi:
Injured Worker Time
Waktu produktif hilang akibat cidera pada pekerja dan hal tersebut tidak dapat digantikan atau terbayarkan oleh kompensasi kerja.
Co-Worker Time
- Waktu yang hilang oleh teman kerja yang membantu rekan kerja nya yang mengalami kecelakaan.
- Waktu yang dihabiskan untuk membahas ulang kejadian kecelakaan yang terjadi dan waktu yang dihabiskan oleh pekerja lain yang menggantikan pekerja yang mengalami kecelakaan.
Supervisor Time
Waktu supervisor yang dibebankan untuk menganalisis dan membuat laporan kecelakaan.
General Loses
Kerugian akibat tidak dapat beroperasinya mesin setelah mengalami kecelakaan dan berkurangnya keefektifan kerja pegawai setelah mengalami kecelakaan. Other Losses
b. Incident /Contact
Menurut Bird dan Germain (1990) insiden atau kontak adalah kejadian yang terjadi sebelum kerugian, hal tersebut disebabkan karena kontak yang terjadi dapat menimbulkan bahaya dan kerusakan. Yang termasuk kedalam kecelakaan menurut (ANSI, 1969) yaitu:
Struck Against : menanbrak benda diam/bergerak Struck By: terpukul/tertabrak oleh benda bergerak
Fall To Lower Level: badan atau bendajatuh dan terkena badan Fall on: jatuh ditempat datar
Caught in: tertusuk, terjepit, benda runcing Caught on: terjepit, terjebak diantara obyek besar Caught between : terpotong, hancur, remuk
Contact with: listrik, kimia , radiasi, panas dan dingin Overstress : terlalu berat, cepat, tinggi dan besar Equipment Failure: kegagalan mesin dan peralatan Environmental release: pencemaran
c. Immediate Causes
Menurut Bird dan Germain (1990) Immediate Causes kecelakaan merupakan Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya kecelakaan bila kontak dengan bahaya. Immediate causes meliputi faktor sub-standard dan faktor kondisi. Faktor substandard diantaranya tindakan tidak aman seperti mengoperasikan unit tanpa ijin, faktor kondisi seperti kebisingan, ventilasi iklim kerja dan lain-lain.
Terdapat beberapa tindakan dan kondisi tidak aman yang dapat menimbulkan kejadian kecelakaan diantaranya yaitu:
Tabel 2.1
Tindakan dan kondisi tidak aman
Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Memperbaiki peralatan keadaan hidup Kurang pencahayaan
Peniadaan peralatan safety Alat pengaman tidak sesuai atau tidak cukup Dibawah pengaruh alcohol atau obat Tempat kerja yang berantakan
Penggunaan alat dengan cara tidak aman Adanya bahaya api ditempat kerja Pengoperasian tanpa izin Sistem peringatan tidak adekuat Menggunakan alat rusak Tidak cukup ventilasi
Menempati posisi bahaya Excessive noise Kegagalan untuk memperingati dan
mengamankan
Tidak cukupnya pembatas
Bekerja dengan kecepatan tidak sesuai Alat kerja yang cacat Membuat peralatan keselamatan tidak
beroperasi
Terbatasnya tempat kejadian
Membuang peralatan keselamatan Tidak cukupnya sistem peringatan
Memuat beban yang tidak sesuai Kondisi lingkungan berbahaya: gas, debu,asap.
Pengangkatan dan pemindahan yang tidak tepat
Pajanan radiasi
Bercanda gurau pada saat bekerja Temperature yang terlalu tinggi atau rendah
Sumber : Frank E. Bird, Jr, George L. Germain. Practical Loss Control Leadership. Atlanta Highway, Revisied Ed. 1990.
Tindakan dan kondisi tidak aman hanya sebagai immediate causes atau gejala-gejala, apabila hanya gejala tersebut yang dihalangkan maka kecelakaan akan dapat terjadi lagi, sehingga dibutuhkan pengendalian yang efektif, dan untuk menyelesaikan masalah performa pengendalian kerugian kita harus mendapatkan basic root atau root causes.
d. Basic Causes
Basic Causes merupakan penyebab-penyebab nyata dibelakang gejala, alasan-alasan tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang terjadi. Basic causes membantu menjelaskan mengapa orang-orang melakukan tindakan tidak aman.
Basi causes dibagi menjadi dua yaitu faktor personal dan faktor pekerjaan. Faktor personal terdiri dari ketidakmampuan mental/pesikologis, pengetahuan, ketrampilan, stress dan motivasi. Sedangkan faktor pekerjaan terdiri dari kepemimpinan, peralatan dan standar pekerjaan yang tidak berjalan dengan baik Bird dan Germain (1990).
e. Lack of control
Bird dan Germain (1990) mengemukakan bahwa control (pengendalian) adalah satu dari empat fungsi manajemen: perencanaan, organisisr, mengarahkan dan pengendalian. Hal ini berhubungan dengan fungsi dari manajer apapun bidangnya. Ada tiga alasan yang dapat menyebabkan kurangnya pengendalian, yaitu:
1) Program yang tidak cukup
Program keselamatan atau pengendalian kerugian tidak cukup karena terlalu sedikit aktivitas program. Ketika program yang dibutuhkan bermacam-macam dengan lingkup organisasi. Terdapat beberapa program yang menjadi elemen kesuksesan diantaranya yaitu:
2. Alat pelindung diri 3. Training manajemen 4. Pengendalian kesehatan 5. Inspeksi terrencana 6. Sistem evaluasi program 7. Prosedur dan analisis pekerjaan 8. Pengendalian teknik 9. Investigasi kecelakaan 10.Komunikasi personal 11.Observasi pekerjaan 12.Rapat grup 13.Emergency Preparedness 14.Promosi umum 15.Peraturan organisasi 16.Pengendalian kebisingan 17.Analisis kecelakaan 18.Pengendalian pengadaan 19.Pelatihan kerja
20.Keselamatan diluar pekerjaan 2) Standar program yang tidak cukup
Standar program yang tidak cukup dapat menimbulkan kebingungan dan kegagalan, terdapat 10 standar yang umum diadopsi oleh perusahaan yaitu:
2. Melaporkan setiap bentuk tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman 3. Membuat rencana kerja yang baik.
4. Membekali pekerja baru dengan pengetahuan cara kerja yang baik dan lingkungan kerja.
5. Mengadakan safety meeting dan menghadirkan seluruh anggota organisasi. 6. Menegakkan prinsip “good housekeeping” di perusahaan.
7. Menyediakan APD yang sesuai 8. Melakukan investigasi kecelakaan
9. Mensosialisasikan pentingnya cara kerja aman .
10.Setiap organisasi harus membuat peraturan yang memungkinkan untuk diikuti.
Standar tersebut memberikan pengetahuan kepada seluruh pekerja dan menjadi tolak ukur kinerja yang berkaitan dengan standar, standar kerja yang baik sangat berhubungan dengan pengendalian yang baik pula.
3) Pemenuhan standar tidak tercukupi
Kurangnya pemenuhan standar adalah alasan yang umum dapat mencerminkan kurangnya pengendalian. Tiga alasan yang telah dipaparkan merupakan yang sering menjadi penyebab kurangnya pengendalian. Dimana pengendalian merupakan tanggungjawab sepenuhnya pihak manajemen.