• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Pembelajaran:

1. Menjelaskan hubungan modernisasi, industrialisasi dengan pembangunan 2. Menjelaskan modernisasi di pedesaan

3. Menjelaskan teori modernisasi dari Harrod Domar (tabungan dan investasi), Max Weber (etika protestan), David McClelland (dorongan berprestasi), Alex Inkeles dan David H. Smith (manusia modern), W. W. Rostow (lima tahap pembangunan) dan Bert F. Hoselitz: (Faktor-faktor Non Ekonomi).

Materi

A. Pengantar

Penerapan teori modernisasi pada awalnya dilakukan oleh kelompok negara maju yang berusaha membantu kelompok negara yang mengalami kekalahan pada masa Perang Duni II. Penerapan modernisasi dalam segala aspek kehidupan ternyata terganjal oleh kharakteristik kelompok Negara Berkembang, yang secara sosiologis dapat dilihat dari pendekatan mental dan pendekatan struktural. Pendekatan mental dijelaskan melalui teori modernisasi, sedangkan pendekatan struktural dijelaskan melalui teori ketergantunga. Pada bagian ini terlebih dahulu hendak diuraikan teori modernisasi.

B. Konsep Modernisasi, Industrialisasi dan Pembangunan Modernisasi mengandung empat makna secara simultan:

(a). Modernisasi menunjukkan seluruh jenis perubahan sosial yang bersifat progresif, yaitu apabila masyarakat bergerak maju menurut skala kemajuan yang diakui. Misalnya: perubahan kehidupan dari peradaban pertanian ke arah peradaban yang berbasis teknologi informatika

(b). Modernisasi berarti proses industrialisasi, urbanisasi, rasionalisasi, birokrasi, demokratisasi, pengaruh kapitalisme, pengaruh rasional dan sains sehingga terjadi transformasi sosial, politik, ekonomi, budaya dan mental. Modernisasi awal terjadi di Inggris adanya revolusi industri lalu berkembang ke negara Eropa

lain serta Amerika Serikat, sejak abad ke-16 dan mencapai puncaknya pada abad ke-19 dan 20, sehingga disebut abad pencerahan (aufklarung).

(c). Modernisasi diartikan sebagai gerakan dari masyarakat pinggiran (peripherial) atau masyarakat yang tertinggal dari masyarakat yang paling maju untuk menuju pada inti masyarakat modern.

(d). Modernisasi sebagai model teori yang berlaku dalam ilmu sosial, bertujuan untuk memberdayakan kemajuan negara-negara terbelakang dengan menggunakan kemajuan peradaban yang telah dicapai di Barat.

Berdasarkan uraian di atas, teori modernisasi memaknai negara-negara terbelakang akan menempuh jalan kehidupan perkembangan masyarakat yang sama dengan negara maju di Barat. Negara yang sedang berkembang untuk mencapai sebagai negara yang maju atau modern harus melalui proses industrialisasi. Beling dan Totten (1980) mengartikan modernisasi sebagai hasil dari perubahan sosial yang berasal dari revolusi industri di Inggris (1760-1830) dan dari revolusi politik di Prancis (1789-1830).

Modernisasi, industrialisasi dan pembangunan sebenarnya memiliki tipologi pengembangan teori yang berbeda. Namun di negara berkembang penerapan ketiga konsep tersebut memiliki kesamaan atau kesetaraan. Modernisasi sebagai proses transformasi besar masyarakat, suatu perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perubahan meliputi teknik-teknik produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern. Modernisasi ini sebagai konsep utama yang menjadi kunci pembuka untuk belajar industrialisasi dan pembangunan di berbagai bidang. Dengan demikian ketiga konsep ini (modernisasi, industrialisasi dan pembangunan) memiliki keterkaitan kuat dalam proses perubahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Tabel berikut menunjukkan keterkaitan diantara ketiga konsep tersebut.

Tabel Tipologi Pembangunan Ditinjau dari Unsur Modernisasi dan Industrialisasi

Industrialisasi/ Modernisasi

High Low

High I (Highly-Development) III (Stagnant & Declining)

Low II (Developing) IV (Traditional or under development)

Sumber: Reinhard Bendix & David Apter, 1980 dalam Salim, 2002: 149).

Para ahli sosiologi dan antropologi mengartikan modernisasi berkaitan dengan “proses deferensiasi” yang menandai sendiri kehidupan masyarakat, seperti struktur masyarakat yang terkait dengan pekerjaan, lembaga pendidikan dan berbagai jenis komunikasi.

Teori modernisasi berlatar belakang penetrasi kebudayaan asing yang padat modal dan teknologi untuk dijadikan acuan bagi kemajuan masyarakat di negara berkembang. Tradisi masyarakat sebagai faktor penghambat harus dieliminir oleh pola pikir rational. Kematangan (perkembangan) masyarakat menuju masyarakat industri memiliki bentuk transisi yang panjang dalam waktu yang lama dalam bentuk orientasi waktu masa sekarang (present oriented).

Ukuran masyarakat modern atau masyarakat berbudaya maju adalah: (a). nilai-nilai dan sikap hidup, (b). sistem ekonomi yang menghidupinya. Sedangkan ukuran manusia modern atau tradisional dilihat dari orientasi masa depan (future oriented). Teori modernisasi bertolak dari landasan material yang kuat, bentuk eksploitasi manusia dan alam lingkungan yang berorientasi pada kesejahteraan material.

o Modern industrial (future oriented)

o Transitional (to day-present oriented)

o Traditional agricultural (post oriented)

Masyarakat mengalami tahap-tahap modernisasi dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi.

(a). Modernisasi tingkat alat.

Masyarakat pada tahap ini hanya bisa memakai peralatan sesuai petunjuk manual yang ada, konsumsi berteknologi tinggi tanpa memperhatikan dampak negatif atas peralatan. Contoh keberadaan TV yang berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, namun berdampak terhadap waktu belajar anak terganggu, pola kebiasaan perilaku masyarakat berubah terutama di pedesaan, pada awalnya setelah sholat magrib banyak mengaji berubah menjadi pola kebiasaan nonton TV, penggunaan obat anti hama tanaman tanpa memahami dampak negatifnya terhadap kesuburan tanah.

(b). Modernisasi tingkat lembaga.

Masyarakat lokal pada tahap ini sudah memiliki jaringan sistem kerja modern. Misalnya: dalam bidang pertanian pendistribusian pupuk kepada petani melalui sistem organisasi yang terstruktur, dalam bidang pendidikan pelayanan pendaftaran peserta didik baru dengan sistem online. Modernisasi terjadi dengan masuknya kelembagaan birokrasi modern yang melayani kepentingan negara

(state). Contoh, di lingkungan perguruan tinggi digunakan manajemen BHP (Badan Hukum Pendidikan), tanggung jawab pembiayaan pendidikan mayoritas diusahakan secara kreatif dan produktif dari pihak perguruan tinggi sendiri, sehingga terjadi penurunan subsidi pendidikan (efisiensi) dari pemerintah. (c). Modernisasi tingkat individu,

Masyarakat modern pada tahap ini tidak hanya sebatas konsumsi, namun sudah mampu untuk memperbaiki, menyempurnakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misal; Masyarakat sudah pandai merakit komputer, memproduksi sendiri dengan menambahkan peralatan tertentu sesuai dengan keperluannya, masyarakat membudidayakan pertanian dengan menerapkan IPTEKS, meningkatkan pengolahan pasca panen.

Masyarakat pada tingkat inovasi sudah dapat menciptakan peralatan teknologi tepat guna yang dibutuhkan bagi masyarakat melalui kerjasama dengan masyarakat lain yang lebih luas. Misalnya: menciptakan program baru untuk pembelajaran jarak jauh secara online.

Keterkaitan modernisasi dengan pembangunan dapat dijelaskan berdasarkan pengertian berikut:

(a). Modernisasi diartikan sebagai westernisasi.

Modernisasi pada umumnya mengutamakan teknologi Barat dan masuknya teknologi ke dalam kebudayaan masyarakat lokal seringkali menimbulkan masalah kemasyarakatan yang serius. Modernisasi dinilai oleh kalangan tokoh agama, generasi tua dan kelompok pengontrol moral sebagai fenomena yang menimbulkan kegoncangan.

(b). Pembangunan disamakan dengan modernisasi.

Modernisasi sangat mengunggulkan pengetahuan dan teknologi. Unsur pengetahuan dan teknologi ini sangat diutamakan dalam pembangunan. Kebaikan-kebaikan teknologi akan menetes ke bawah (tricle down effect). Oleh karena itu dalam pembangunan diperlukan (diharuskan) adopsi teknologi bagi kemajuan masyarakat. Oleh sebab itu modernisasi menguntungkan dalam pembangunan di masyarakat.

(c). Pembangunan adalah perubahan susunan dalam pola kehidupan masyarakat. Konsep ini memandang dalam modernisasi yang diutamakan adalah susunan masyarakat, bukan teknologinya. Dengan demikian pembangunan masyarakat yang modern diharapkan untuk mengorganisir dirinya dan bertanggung jawab dalam pembentukan organisasi baru yang rasional dalam lapisan-lapisan masyarakat. Setelah tercipta susunan organisasi masyarakat yang rasional, maka penerapan unsur teknologi di masyarakat akan lebih mudah dilakukan.

C. Modernisasi di Pedesaan

Pada umumnya pedesaan diidentifikasikan sebagai daerah pertanian/agraris. Pandangan masyarakat yang tinggal di pedesaan, modernisasi dipandang sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Proses modernisasi dapat merugikan pola

kehidupan dan tata cara atau sistem sosial yang sudah mengakar di pedesaan. Modernisasi mengakibatkan menurunnya pengaruh keluarga, terbukanya stratifikasi, beralihnya struktur feodal dan kesukuan dan munculnya kebudayaan massa, munculnya peran pemodal dalam industrialisasi dan kegiatan ekonomi berorientasi pada pasar bebas.

Modenisasi yang berlangsung di pedesaan berhadapan dengan keyakinan yang kuat dalam tradisi, sikap tidak toleran bahkan menolak budaya luar, adanya norma-norma baku yang telah dianut turun temurun oleh masyarakat pedesaan. Modernisasi yang dilakukan hendaknya preventif dan konstruktif agar modernisasi dapat memproyeksikan dengan rasional masyarakat ke arah masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu untuk memodernisasikan masyarakat pedesaan diperlukan persyaratan khusus antara lain:

(a). Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat. Ooleh karenanya peran dan fungsi pendidikan sangat diperlukan dalam proses modernisasi.

(b). Sistem administrasi negara yang baik, tertib, rapi dan memanfaatkan teknologi, sehingga dapat mewujudkan birokrasi.

(c). Adanya pengumpulan data yang baik, teratur dan terpusat pada lembaga tertentu. Dalam hal ini dibutuhkan penelitian yang kontinyu dan valid.

(d). Penciptaan iklim yang terbuka dalam masyarakat terhadap modernisasi dengan memperhatikan sistem kepercayaan di masyarakat, misalnya dengan pemakaian komunikasi massa, pengubahan sistem kepercayaan masyarakat dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi disorganisasi dalam masyarakat.

(e). Pengorganisasian yang tinggi dengan kedisplinan, pengurangan kemerdekaan. (f). Sentralisasi wewenang untuk memudahkan perencanaan sosial.

Neil Smelser menjelaskan dimensi modernitas pada tatanan masyarakat tradisional dalam bidang ekonomi meliputi:

(a). Mengakarnya teknologi dalam ilmu pengetahuan.

(b). Pertanian komersial yang sudah berorientasi pada eksport, adanya spesialisasi produksi dan menggiatkan pengupahan buruh.

(c). Penggantian tenaga binatang dan manusia oleh energi benda mati dan produksi mesin.

(d). Berkembangnya bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja di tempat tertentu.

D. Teori Modernisasi dari Harrod-Domar (Tabungan dan Investasi)

Masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Jika tabungan dan investasi rendah, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat atau negara rendah. Masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal, jika ada modal yang diinvestasikan maka akan ada pembangunan.

E. Teori Modernisasi dari Max Weber (Etika Protestan)

Etika protestan lahir di Eropa melalui agama Protestan yang dikembangkan oleh Calvin. Menurut Calvin, seseorang pada hakekatnya sudah ditakdirkan sebelumnya apakah akan masuk surga atau neraka. Untuk mengetahui apakah akan masuk surga atau neraka dilihat dari keberhasilan kerjanya di dunia sekarang. Berdasarkan kepercayaan ini masyarakat penganut Protestan Calvin bekerja keras untuk meraih kesuksesan di dunia. Mereka bekerja tanpa pamrih bukan semata-mata mendapatkan material akan tetapi untuk mengatasi kecemasannya agar dapat masuk surga kelak.

F. Teori Modernisasi dari David McClelland (Dorongan Berprestasi),

Konsep Mc Clelland yang terkenal adalah The Need for Achievement (n-Ach)

kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi. Keberhasilan pekerjaan dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Suatu pekerjaan akan berhasil, jika seseorang memiliki semangat baru yang sempurna dalam menghadapi pekerjaannya. Apabila di masyarakat banyak orang-orang yang memiliki n-Ach tinggi, maka masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

G. Teori Modernisasi dari Alex Inkeles dan David H. Smith (Manusia Modern). Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan, Pembangunan bukan hanya membutuhkan modal dan teknologi, namun juga manusia sebagai pelaku pembangunan yang mampu mengembangkan sarana materiil supaya lebih produktif. Inkeles dan Smith menekankan pentingnya faktor pengalaman kerja untuk mengubah manusia tradisional menjadi modern. Mereka mengidentifikasi ciri-ciri manusia modern adalah:

(a). Keterbukaan terhadap pengalaman dan ide-ide baru. (b). Berorientasi ke masa sekarang dan masa depan. (c). Punya kesanggupan merencanakan

(d). Percaya bahwa manusia dapat menguasai alam, dan bukan sebaliknya. H. Teori Bert F Hoselitz (Faktor-faktor Non Ekonomi)

Faktor non ekonomi sebagai faktor kondisi lingkungan dinilai sangat penting dalam keberhasilan pembangunan. Masalah lain yang lebih penting dari modal dan teknologi dalam keberhasilan pembangunan adalah adanya keterampilan kerja tetentu, termasuk kemampuan kewirausahaan yang tangguh. Upaya mencapainya adalah adanya perubahan kelembagaan untuk mempengaruhi pemasokan modal. Perubahan kelembagaan akan menghasilkan tenaga wiraswasta dan administrasi, serta ketrampilan teknis, keilmuan yang dibutuhkan. Beberapa unsur penting dalam pembangunan adalah:

(a). Pemasokam modal dan perbankan (b). Pemasokan tanaga ahli dan terampil I. W.W Rostow (Lima Tahap Pembangunan)

Pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat yang terbelakang menuju sebuah masyarakat yang maju. Rostow membagi lima tahap pembangunan:

(a). Masyarakat tradisional: ilmu pengetahuan masih terbatas dan belum banyak dikuasai, akibatnya produksi juga masih terbatas.

(b). Prakondisi untuk lepas landas: kemajuan suatu masyarakat dipengaruhi oleh kemajuan dari luar. Perubahan pada masyarakat tradisional jarang dari faktor internal karena mereka tidak mampu mengubah dirinya.

(c). Lepas landas: pertumbuhan sudah berjalan dengan lancar dan wajar, tanpa ada hambatan yang berarti. Pada tahap ini investasi dan tabungan yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% atau lebih dari pendapatan nasional. Sektor industri berkembang dengan pesat. Muncul lembaga politik dan sosial yang cepat, dapat memanfaatkan berbagai dorongan gerak ekspansi dari ekonomi modern akibat yang mungkin terjadi adanya kekuatan ekonomi dari luar.

(d). Bergerak kedewasaan: proses kemajuan terus bergerak ke depan, meski kadang terjadi pasang surut. Investasi tumbuh antara 10%-20% untuk mengatasi masalah penduduk. Industri berkembang pesat, barang yang tadinya import sudah bisa diproduksi sendiri, produksi tidak hanya terbatas barang konsumsi, tetapi juga barang modal.

(e). Zaman konsumsi massal yang tinggi: investasi untuk meningkatkan produksi bukan menjadi tujuan utama. Pembangunan berjalan secara berkesinambungan dapat menopang kemajuan. Diperlukan kelompok wiraswastawan yang berani melakukan pembaruan.

Evaluasi

1. Jelaskan makna modernisasi dalam pembangunan dengan menggunakan bahasa Saudara sendiri.

2. Jelaskan proses perubahan sosial menuju tatanan masyarakat modern di pedesaan.

3. Jelaskan perkembangan pola berpikir rasional yang berpengaruh terhadap proses modernisasi, dari teori Max Weber.

4. Modernisasi selalu mengangungkan modal, ilmu pengetahuan dan teknologi. Adakah faktor lain yang berpengaruh terhadap kemajuan masyarakat dalam proses pembangunan?

BAB VIII

TEORI KETERGANTUNGAN

Dokumen terkait