• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A.Telaah Pustaka

3) Teori Preferensi

a. Pengertian Preferensi

Preferensi konsumen merupakan suatu tindakan konsumen dalam memilih suatu barang sesuai dengan tingkat kebutuhan. Preferensi dapat terbentuk melalui pola pikir konsumen yang didasari oleh beberapa alasan, antara lain, (Bilson Simamora, 2003: 87):

a) Pengalaman yang diperolehnya

Konsumen merasakan kepuasan dalam membeli produk dan merasakan kecocokan dalam mengkonsumsi produk yang dibelinya, maka konsumen akan terus-menerus menggunakan produk tersebut

b) Kepercayaan turun-temurun

Kepercayaan ini dikarenakan kebiasaan dari keluarga menggunakan produk tersebut, setia terhadap produk yang selalu dipakainya karena manfaat dalam pemakaian produk tersebut, sehingga konsumen memperoleh kepuasan dan manfaat dari produk tersebut.

xlv

Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan atau nilai penting pada setiap produk atau jasa. Penilaian terhadap produk atau jasa menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tersebut, sehingga dapat mencerminkan preferensi konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Menurut Simamora (2003: 88), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi, yaitu :

a. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut, konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan.

b. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing, konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam atribut apa yang paling penting.

c. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.

d. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut.

e. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

Setiap individu memiliki preferensi dalam menentukan berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam melakukan

xlvi

pemenuhan kebutuhan, konsumen pasti memiliki kendala-kendala yang dihadapinya seperti pendapatan yang dimiliki, waktu, selera, dan kendala lainnya.

Setiap individu memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, bahkan kebutuhan yang diinginkan melebihi batas kemampuan yang dimiliknya. Kebatasan tersebut merupakan kendala yang dihadapi oleh masing-masing individu yakni dari segi pendapatan. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan bagi individu dalam menentukan pilihan untuk memenuhi kebutuhannya, karena individu memiliki perilaku dan preferensi yang berbeda.

Perilaku konsumen merupakan tingkah laku konsumen di pasaran dalam menetukan pilihan (preferensi) terhadap barang yang akan di belinya. Perilku konsumen terjadi karena pendapatan yang terbatas, sedangkan keinginan untuk melakukan konsumsi tidak terbatas. Hal ini menyebabkan konsumen harus lebih selektif lagi dalam memilih barang sesuai dengan keinginan, kemampuan dalam membeli barang dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Menurut Karim (2014 : 52 - 53), terdapat tiga sifat dasar yang berhubungan dengan pilihan rasional terhadap preferensi dalam membuat atau menyusun semua rangking, kondisi atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai, yaitu :

xlvii 1. Kelengkapan ( completeness )

Jika A dan B adalah dua kondisi, maka tiap orang harus bisa menspesifikasikan : A lebih disukai dari pada B, atau sebaliknya, atau sama-sama disukai.

2. Transitivitas ( transitivity )

Jika seseorang mengatakan bahwa dia lebih suka A dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, maka dia harus lebih menyukai A dari pada C.

3. Kontinuitas ( continuity )

Jika seseorang mengatakan A lebih disukai daripada B, maka situasi yang mirip dengan A harus lebih disukai dari pada B.

Salah satu untuk memahami perilaku konsumen yaitu preferensi konsumen, yang bertujuan untuk menggambarkan alasan-alasan mengapa orang lebih suka terhadap suatu barang daripada barang lain.

Preferensi adalah kemampuan dalam memilih dengan cara mengurutkan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang yang berbeda.

b. Preferensi Menabung

a) Preferensi Menabung Menurut Ekonomi Konvensinal

Dalam ekonomi konvensional, kosumen diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan konsumsinya. Dalam konteks ekonomi, utilitas memiliki kecenderungan dalam preferensi konsumen untuk

xlviii

mencukupi kebutuhan hidup dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dugaan Keynes mengenai fungsi konsumsi yang berkaitan dengan kegiatan menabung adalah Keynes menduga bahwa ada kecenderungan mengkonsumsi marginal, terdapat rasio konsumsi terhadap pendapatan, dan pendapata merupakan determinasi sehingga tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat tidak penting (Mankiw, 2007 : 447). Namun demikian dugaan Keynes yang menghubungkan konsumsi dan pendapatan saat ini memiliki hubungan yang tidak utuh dikarenakan ketika seseorang memutuskan berapa banyak mengkonsumsi dan berapa banyak yang ditabung, mereka mempertimbangkan masa kini dan masa depan. Sehingga seseorang perlu membuat tradeoff agar dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima di masa depan (Mankiw, 2007 : 450).

b) Preferensi Menabung Menurut Ekonomi Islam

Memilih untuk memperoleh kepuasaan (utility) dalam kegiatan konsumsinya. Sedangkan berbeda dengan ekonomi islam, dimana yang menjadi tujuan dari kegiatan konsumsinya adalah kecenderung untuk mendapatkan kemaslahatan. Kandungan maslahah tersebut terdiri dari manfaat dan berkah, dimana yang berarti manfaat terdiri dari (Al-Arif, 2011 :156 - 157):

xlix

a. Manfaat material, adalah berupa diperolehnya tambahan harta atau kekayaan bagi konsumen sebagai akibat pembelian suatu barang dan jasa. Manfaat fisik dan psikis, adalah berupa terpenuhinya kebutuhan fisik atau psikis manusia.

b. Manfaat intelektual, adalah berupa terpenuhinya kebutuhan akal manusia ketikaa ia mengkonsumsi suatu barang atau jasa.

c. Manfaat terhadap lingkungan, adalah berupa eksternalisasi positif dari konsumsi suatu barang atau jasa yang dapat dirasakan oleh sekitarnya.

d. Manfaat jangka panjang, adalah dengan terpenuhinya kebutuhan duniawi jangka panjang.

c) Perbedaan Preferensi Konvensional dan Ekonomi Islam Dalam preferensi, konsumen lebih menyukai barang-barang tertentu dibanding dengan barang-barang-barang-barang lain. Ada tiga asumsi dalam preferensi, yaitu:

1. Komplit/kelengkapan, konsumen mengetahui nilai utilitas dari semua pilihan yang diinginkannya.

2. Transitif/konsisten, konsumen selalu konsisten dalammembuat suatu pilihan antara berbagai kombinasi barang yang ada.

l

3. Lebih banyak lebih disukai (tanpa kepuasan), konsumen tidak merasa puas sepenuhnya meskipun sudah memperoleh semua barang kebutuhanya.

Tetapi dalam ekonomi islam, hal tersebut bertentangan dengan asumsi konvensional. Penelitian yang dilakukan oleh Said Sa’ad Marthon dalam bukunya Ekonomi Islam; Ditengah Krisis Global menyatakan bahwa sepanjang konsumen dapat berpegang teguh pada aturan dan kaidah syariah dalam berkonsumsi, maka konsumen dikatakan sebagai rasional (kecerdasan).

Ada beberapa aturan yang dijadikan sebagai pegangan untuk mewujudkan rasionalitas dalam berkonsumsi, yaitu: 1. Tidak boleh hidup bermewah-mewah.

2. Larangan melampaui batas, berlebih-lebihan (tidak proporsional) dan orang yang tidak cerdas, dimana melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Syariah. 3. Keseimbangan dalam berkonsumsi.

4. Larangan berkonsumsi atas barang dan jasa yang membahayan.

Dari penjelasan di atas dapat dibedakan bahwa preferensi dalam ekonomi konvensional lebih mengutamakan pencapaian kepuasan dalam hal mengkonsumsi suatu barang. Sedangkan dalam ekomoni Islam menganjurkan untuk mengkonsumsi

li

sesuatu secara tidak berlebih-lebihan, dalam artian memakai sesuatu barang yang benar-benar dibutuhkan, bukan semata karena keinginan.

2. Produk Perbankan Syariah

Dokumen terkait