• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN IMAM MAZHAB TENTANG DAGING HALAL

DITERAPKAN DI JEPANG

C. Tatacara Penyembelihan Daging Halal yang Memungkinkan Diterapkan di JepangJepang

2. Hal-hal yang Bisa di Terapkan dari Praktek di Indonesia

َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ِﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲا َلْﻮُﺳَر َﻞﺌَﺳ ﺎًﻣْﻮَﻗ ﱠنأ

,

ُﮫَﻟ َﻞْﯿِﻘَﻓ

:

ِﷲا َلْﻮُﺳَر ﺎَﯾ

,

ِنﺎَﻤْﺤَﻠِﺑ ﺎَﻨَﻧْﻮُﺗْﺄَﯾ ِﺔَﯾِدﺎَﺒﻟا ِﻞْھأ ْﻦِﻣ َسﺎﱠﻨﻟا ﱠنِا

,

ي ِر ْﺪ َﻧ َﻻ َو

َﻻ ْمَا ِﮫْﯿَﻠَﻋ َﷲااﻮﱡﻤَﺳ ْﻞَھ

.

ﱠﻠ َﺻ ِﷲ ا ُل ْﻮ ُﺳ َر َل َﺎ ﻘ َﻓ

َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ِﷲا ﻰ

:

َﷲ ا ا ﻮ ﱡﻤ َﺳ

اْﻮُﻠُﻛ ﱠﻢُﺛ ﺎَﮭْﯿَﻠَﻋ

.

ي ر ﺎ ﺨ ﺒ ﻟ ا ه ا و ر

20

Artinya: Hadits dari Aisyah r.a : “Ada Kaum yang bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, para penduduk pedalaman (badwi) datang kepada kami sambil membawa daging. Kami tidak mengetahui apakah mereka menyebut nama Allah atas sembelihannya atau tidak.” Maka Rasulullah saw bersabda,

“Sebutlah nama Allah atas daging itu, lalu makanlah!”. (HR.

Bukhari)

2. Hal-hal yang Bisa di Terapkan dari Praktek di Indonesia

Menurut penulis hal-hal yang bisa diterapkan dari praktek di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Stunning(Pemingsanan)

Stunning adalah suatu cara melemahkan hewan melalui pemingsanan sebelum pelaksanaan penyembelihan agar pada waktu

20

Muhammad bin Yasin bin Abdullah,Nailul Maram fi Syarh Bulughul Maram min Adillatil

disembelih hewan tidak banyak bergerak. Stunning untuk mempermudah proses penyembelihan hukumnya boleh, dengan syarat:

1) Stunning hanya menyebabkan hewan pingsan sementara, tidak menyebabkan kematian serta tidak menyebabkan cedera permanen; 2) Bertujuan untuk mempermudah penyembelihan;

3) Pelaksanaannya sebagai bentuk ihsan, bukan untuk menyiksa hewan; 4) Peralatan stunning harus mampu menjamin terwujudnya syarat a, b, c,

serta tidak digunakan antara hewan halal dan nonhalal (babi) sebagai langkah preventif;

5) Penetapan ketentuan stunning, pemilihan jenis, dan teknis pelaksanaannya harus dibawah pengawasan ahli yang menjamin terwujudnya syarat a, b, c, dan d.

57

A. Kesimpulan

Dari penjelasan dan pemaparan yang telah penulis kemukakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Makanan yang diperbolehkan didalam Islam adalah semua makanan kecuali yang jelas telah di larang oleh Allah SWT, yaitu memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali hewan tersebut sempat menyembelihnya, dan diharamkan hewan bagi kita yang disembelih untuk berhala. Dan semua binatang yang hidupnya dilaut adalah halal untuk dimakan, baik matinya ada sebab maupun mati dengan sendirinya, kecuali yang beracun. Begitu juga dengan semua hewan yang tidak mempunyai taring dan berkuku dari binatang buas, juga diperbolehkan didalam Islam. Islam juga membolehkan semua jenis makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi oleh tubuh manusia, asalkan tidak membahayakan jiwa. Baik dalam pengertian Islam adalah sesuatu yang tidak menimbulkan bahaya (kemudharatan) bagi tubuh sesorang apabila mengkonsumsi makanan tersebut. Kriteria haram untuk makanan yang tidak

disebut di dalam al-Qur’an dan Hadits, ada lima yaitu khabits (buruk), najis,

berbahaya, memabukkan, dan anggota tubuh manusia.

2. Kondisi Indonesia sekarang mengenai makanan halal dan haram telah mempunyai pedoman dan tuntunan dari Majelis Ulama Indonesia yang telah membentuk LP POM. Contoh-contoh yang dikerjakan LPPOM MUI adalah mengatasi isu lemak babi pada tahun 1998. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Harian MUI dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP.POM), pada hari Sabtu, 4 Rabiul Akhir 1423 H/15 Juni 2002 memutuskan fatwa tentang kepiting. Para ulama di Indonesia dalam menetapkan fatwa tidak hanya berdasarkan dalil-dalil dari

al-Qur’an dan Hadits saja, melainkan juga mempertimbangkan dan

memperhatikan keterangan-keterangan dari para pakar yang bersangkutan dengan apa yang ingin ditetapkan oleh MUI tentang fatwa tersebut, dan dikarenakan juga LP POM MUI belum mempunyai peralatan laboratorium, maka LP POM MUI mengadakan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor dan Departemen Pertanian.

3. Bagaimana penyediaan daging halal bagi kaum muslim di Jepang? Menurut kesimpulan penulis adalah daging yang disembelih tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Oleh karena itu dalam hal mengkonsumsi daging bagi masyarakat Jepang didasarkan pada 3 (tiga) hal yang dapat dijadikan dasar hukum masyarakat muslim jepang untuk mengkonsumsi daging, yaitu :

a. Islam mengajarkan adanya lima prinsip dasar yaitu menjaga agama, menjaga kelstarian jiwa, menjaga akal, menjaga kehormatan, dan menjaga harta. Dalam hal mengkonsumsi daging bagi masyarakat Jepang adalah untuk menjaga kelestarian jiwa dan akal.

b. Unsur masyaqat (Darurah). Setelah penulis melihat dari kondisi masyarakat Jepang sekarang ini yang disana sangat sulit untuk mendapatkan daging halal, dengan demikian masyarakat muslim Jepang dapat mengkonsumsi daging untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan dasar darurah. Artinya sebelum ada kejelasan tentang daging halal di Jepang, maka boleh orang muslim di Jepang mengkonsumsi daging yang berasal dari sembelihan daging oleh non muslim. Dengan caatatan bahwa daging hewan yang dikonsumsi merupakan daging hewan yang dihalalkan menurut ketentuan syariat Islam.

c. Solusi untuk konsumsi daging bagi masyarakat Jepang adalah membaca basmalah sebelum mengkonsumsinya.

B. Saran-saran

1. Jikalau ada standarisasi seleksi ahli penyembelihan hewan untuk dikirim keluar negeri dari Indonesia, ada kemungkinan hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk kerja sama antara LP POM MUI dengan Japan Muslim Association. Dalam rangka pembangunan-pembangunan sistem daging halal di Jepang,

seperti mengirim tenaga ahli penyembelihan atau instruktur tata cara penyembelihan.

2. Dalam memakai suatu madzhab, menurut penulis lebih baiknya tidak berpatokkan atau berkukuh keras dalam satu madzhab saja. Karena agama Islam bersifat fleksibel. Memilih yang sesuai dengan hati nurani atau sesuai dengan keberadaan kondisi dalam menjalankan hidup ini.

3. Seperti yang telah dijelaskan dalam skripsi ini keadaan Jepang sangat berbeda dengan negara yang Islam. Jika terealisasi kerjasama mengirim ahli yang tertulis di saran nomor satu di atas, seharusnya seorang ahli yang akan dikirim

tersebut tidak hanya tahu tentang tata cara penyembelihan menurut Syari’ah

ataupun cukup dengan keberaniannya saja. Melainkan ahli tersebut haruslah mengetahui keadaan dimana ia akan ditugaskan sebagai ahli penyembelih.

92 2002, Cet.I

Al-Baghdad, Abdurrahan., Babi Halal Babi Haram, Jakarta: Gema Insani Press, 1994, Cet.V

Al-Baihaqi, Ahmad bin al-Husain bin Ali., al-Sunan al-Kubra, India: Mathba’ah Da’irah al-Ma’arif al-Nidzamiyyah al-Ka’inah, 1344 H

Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il al-Imam., Shahih al-Bukhari: Bab Ma anhara al-Dam min al-Qoshb wa al-Mirwah wa al-Hadid,Bairut: Dar al-Kutub, 1376 H Al-Fanjari, Syauqi., Nilai kesehatan dalam Syariat Islam, Penerjemah Drs. Ahsin

Wijaya dkk, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. I

Al-Fauzan, Saleh., Fiqih Sehari-hari, Penerjemah: Abdul Hayyie Al-Kattani dkk, Jakarta: Gema Insani Press, 2005, Cet. I

Al-Harits bin Abu Usamah, Al-Imam., Bughyah al-Bahits an Zawa’id Musnad al -Harits,Juz I, Bairut: Daar al-Fikr, 1314 H

Al-Jazari, Syekh Abdurrahman., Fiqih Empat Madzhab, Jakarta: Darul Ulum Press, 1996, Cet.I

Al-Nawawi, Al-Imam Yahya bin Syarifuddin., Al-‘Arba’in an-Nawawi, Surabaya: Al-Hikmah, t.th

Al-Sijistani, Sulaiman bin al-Asy’ats bin Ishaq al-Azdi., Sunan Abu Dawud, Mesir:

Syirkah Maktabah wa Mathba’ah Musthafa al-Baabi al-Halabi, 1372 H/1953 M

Al-Syafi’i, Al-Imam Taqyuddin Abi Bakr bin al-Husaini., Kifayatul Akhyar,

Surabaya: Daar al-Nasyr al-Mishriyyah, t.th

Al-Zarqa, Syekh Achmad bin Syekh Muhammad., Syarh al-Qaa’id al-Fiqhiyyah,

Damaskus: Dar al-Qalam, 1938M/1357H

Amin,Ma’ruf.,Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam,Jakarta: eLSAS, 2008, Cet. I

Apriyantono, Anton.,Panduan Belanja dan Konsumsi Halal,Jakarta: Khairul Bayan, 2003, Cet. II

---,Panduan Belanja Haram dan Syubhat,Jakarta: Khairul Bayan, 2003, Cet.II As-Syaukani,Nailul Awthar,t.t: Maktabah al-Imam, t.th

Bagian Proyek Sarana dan Prasarana produk Halal,Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi Halal,Jakarta: Departemen Agama RI, 2003

---, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003

Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991

Girindra, Aisjah., LP POM MUI Pengukir Sejarah Sertifikasi Halal, Jakarta: Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetik MUI, 2005

---,Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal, Jakarta: Pustaka Jurnal Halal, 2008 Hadi, Sutrisno.,Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1997

Indra, Hasbi., et. al,Halal dan Haram Dalam Makanan, Jakarta: Penamadani, 2004, Cet.I

Jamil, Shiddiq Muhammad.,Sunnan Abu Daud,Indonesia: Maktabah Dahlan, t.th Jannah, Akyunul.,Gelatin: Tinjauan Kehalalan dan Alternatif Produksinya, Malang:

UIN Malang Press, 2008, Cet. I

Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI, Makanan Indonesia Dalam Pandangan Islam, Jakarta: Departemen Agama RI, 1995

LP POM MUI,Halal Sebagai Tema Da’wah,Jakarta: Pustaka Jurnal Halal, 2008 ---,Panduan Umum Sistem Jaminan Halal,Jakarta: MUI, 2010

---,Pedoman Mendapatkan Sertifikat Halal,Jakarta: LP POM MUI, 2010 ---,Indonesia Halal Directory.Jakarta: LP POM MUI, 2010

Mashuni, Wagino Ali., Kebersihan dan Kesehatan dalam Ajaran Islam, Pasuruan: PT. Garoeda Buana Indah, 1994, Cet. III

Muhammad bin Yasin bin Abdullah, Nailul Maram fi Syarh Bulughul Maram min Adillatil Ahkam,Makkah: Al-Maktabah al-Bukhariyyah, 1412 H/1992 M

Mujib, Abdul., Kaidah-kaidah Ilmu Fiqh (al-Qowa’idul Fiqhiyyah), Jakarta: Kalam Mulia, 2001, Cet.II

Musdja, Moh. Yanis., Biologi Dalam Persepektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004, Cet. I

Najib, Mahmud Ahmad., Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam, Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1990

Qardhawi, Yusuf., Halal dan Haram dalam Islam, Penerjemah Abu Sa’id al-Falahi dkk, Jakarta: Robbani Press, 2000, Cet. I

Rasjid, Sulaiman.,Fiqih Islam,Jakarta: Penerbit Attahiriyah, 1954, Cet. XVII

Rasyid, M. Hamdan., Fiqh Indonesia; Himpunan Fatwa-fatwa Aktual, Jakarta: P.T. Al-Mawardi Prima, 2003

Rusyd, Ibnu., Bidayatu’l Mujtahid., Penerjemah: M.A. Abdurrahman dan A. Haris Abdullah,Semarang: CV Asy Syifa’, 1990, Cet. I

Sabiq, Sayyid., Fiqih Sunnah, Penerjemah Abdurrahim dan Masrukhin, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009, Cet. I

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian., Metode Penelitian Survei,Jakarta, LP3ES, 1995, Cet. I

Soekanto, Soerjono.,Pengantar Penelitian Hukum,Jakarta, UI-Press, 1986

Sumhudi, M. Aslam.,Jinoisusu Disain Riset,Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Trisakti, 1986

Yaqub, Ali Mustafa., Kriteria Halal-Haram Untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika Menurut Al-Qur’an dan Hadits,Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2009, Cet. I

http://kamale.wordpress.com http://www.gatra.com

http://www.halalguide.info www.google.com

96

1. 日本国内にどういったハラール肉があるか?

Ada daging halal seperti apa di dalam negeri Jepang?

a. 国内消費:

Konsumsi dalam negeri:

日本国内で消費されるハラール肉は、基本的に国内ではハラール肉が 生産されていないため、主に輸入品である。 ただ、在日外国人(トルコ人、パキスタン人)が屠畜場を借りて屠畜 を行うことはあるが、個人レベルであり組織レベルではない。特に専 門家でも専門知識があるわけではない一般人が行っている。また、そ のやり方は日本の環境に会っているとは言えない。 問題のひとつは、日本の屠畜業界は非常に閉鎖的であるため、通常の 日本人が介入することはできず、上記の事項は外国人であるから可能 である状態である。つまり、日本人ムスリムによる屠畜作業は現状非 常に困難である。見学することさえ困難である。ただ、日本における 屠畜場は、豚も牛も同じ場所で行われ、その際に特にその場を清めた りすることはない。 日本でハラール肉生産を行う場合に参考になるのは、オーストラリア や中国のように非イスラム圏でありながら精肉工場を持つケースで あろう。肉の輸出数量が多いオーストラリアでは、イスラーム圏に対 する輸出向けにハラール肉を生産しており、そのためにイスラーム圏 (ニュージーランド、インド、イランなど)からスペシャリストが派 遣されている。一方、中国では屠畜(メッカの方向+バスマラ)およ び認証(検査)担当のみ中国人ムスリムの人材を雇う(2500人中1割) ことで、既存のシステムと人員を使ってハラール肉の生産に成功して いる。このことは、日本も企業も学ぶことが出来る。 我々は、その他にも各国に調査に行っており、また世界会議、展示会 等にも積極的に参加している。

97 diporduksi di dalam negeri Jepang.

Terkadang ada WNA (orang Turki, orang Pakistan) berkedudukan di

Jepang melakukan penyembelihan dengan menyewa tempat penyembelihan,

namun hal tersebut masih di tingkat pribadi bukan organisasi. Yang

melakukan penyembelihan adalah orang awam yang bukan ahli maupun

berilmu. Dan, tidak bisa dikatakan bahwa tata caranya cocok dengan

lingkungan di Jepang.

Salah satu masalahnya adalah kalangan penyembelihan di Jepang

sangat tertutup sehingga orang Jepang biasa yang bukan dari kalangan tidak

dapat memasukinya. Dan, di antara kalangan tersebut tidak ada muslim.

Hal-hal yang seperti di atas dapat dilakukan karena WNA. Artinya, dalam

kondisi sekarang sangat sulit melakukan penyembelihan oleh muslim Jepang,

bahkan tidak diizinkan untuk melihatnya. Ditambah lagi, tempat

98

halal di Jepang adalah hal seperti di negeri non-Islam seperti di Australia

atau di Cina. Australia yang bertingkat tinggi mengenai jumlah ekspor,

memproduksi daging halal untuk diekspor ke wilayah Islam dan mereka

mempekerjakan tenaga ahli yang dikirim dari wilayah Islam (New Zealand,

India, Iran dll). Di sisi lain, di Cina, mereka mempekerjakan tenaga kerja

muslim lokal (10% dari 2500 tenaga kerja) hanya untuk penyembelihan

(mengarah ke Mekkah + Basmalah) dan inspeksi, dengan demikian mereka

telah sukses memproduksi daging halal tanpa mengubah sistem dan tenaga

kerja yang sudah ada. Hal ini dapat dipelajari oleh perusahaan yang berada di

Jepang.

Selain itu, kami juga melakukan pengkajian di berbagai Negara,

juga mengikuti konferensi internasional, pameran, dan sebagainya mengenai

99

小さいため興味がないが、湾岸諸国向けの輸出に興味がある。日本の 高級和牛肉は世界中で大変人気があるが、日本国内の市場は行き詰ま っているので、裕福である湾岸諸国はポテンシャルの高い市場なので ある。または、今や世界人口の多くを占めるムスリムは無視できない 市場であり、そのことは2009年にTIMES誌で「Halal Global Business」 特集をやったことからもわかる。 しかし、ハラール認証については、日本では今のところない。日本ム スリム協会は、企業に対しセミナー、コンサルティング、検査を行っ ている。相談に来る企業はたくさんあるが、ハラールの基準を満たせ る企業は今のところない。(唯一ハラール認証を発酵されているのは あるパン屋のパンのみ)2009年ハラールについて簡単に考えた外務省 および日本企業がノンハラール肉をドバイに持ち込んで捕まったこ ともある。 日本の規定では、生きた牛を輸出できないため、ハラールの和牛を生 産したい場合は、日本国内で行わなければならない。しかし、ハラー ル条件の遵守に対しては日本の企業は難色を示している。その他にも、 インドネシアやマレーシアに対し、食品を輸出したい企業が多いが、 同様に難色を示している。

Saat ini, kebanyakan perusahaan di Jepang tidak tertarik pada

produksi daging halal untuk dalam negeri karena pasarnya kecil, tetapi

tertarik untuk ekspor ke negara-negara teluk. Daging Wagyu yang mewah

sangat popular di seluruh dunia. Pasar dalam negeri sudah bisa dikatakan

mentok, maka bagi perusahaan Jepang negara-negara teluk yang berdaya

100

“Halal Global Business” pada tahun 2009.

Akan tetapi, dalam Jepang belum ada sertifikasi halal. Asosiasi

Muslim Jepang telah melakukan seminar, konsultasi dan inspeksi terhadap

perusahaan. Ada banyak perusahaan datang untuk konsultasi, tetapi belum

ada perusahaan yang dapat memenuhi syarat halal. (Makanan satu-satunya

yang diberi sertifikat adalah roti dari sebuah toko roti.) Ada juga kasus

bahwa perusahaan Jepang yang mengekspor daging non-halal ke Dubai

tertangkap pada tahun 2009 karena Departmen Luar Negeri dan perusahaan

tersebut meremehkan konsep halal.

Dalam peraturan di Jepang, tidak boleh mengekpor sapi hidup,

maka jika ingin produksi daging Wagyu halal, harus dilakukan dalam negeri

Jepang. Namun, perusahaan-perusahaan di Jepang keberatan terhadap

mematuhi syarat halal. Padahal banyak perusahaan berminat untuk ekspor

101 日本においては、ハラール食品どころか、ハラームを避けるのが精いっぱ いで、シャリーア的には「アッダルーラ」が適用される。豚やアルコール の含まれる食品はたくさんあるが、その中でも食肉が一番難しい問題であ る。なぜなら、基本的にハラール肉は存在しないからである。その際に、 どこまで許されるかは、また難しい問題である。

Dokumen terkait