• Tidak ada hasil yang ditemukan

Timbulnya Negara

Dalam dokumen ILMU NEGARA (Halaman 100-120)

PERTEMUAN VIII: PERKULIAHAN IV TIMBUL DAN LENYAPNYA NEGARA

8.3. Timbulnya Negara

Pembicaraan tentang timbulnya negara adalah membahas tentang asal mula terjadinya negara. Ada berbagai teori atau pendapat bagaimna suatu negara itu muncul, dimana ada yang mendasarkan pada perioderisasi (Historis) lahirnya negara, maupun faktor-faktor lainnya

(teoritis).

Berdasarkan perioderisasi timbulnya negara dapat dibagi dalam beberapa tahap pemikiran yakni:

1. Jaman Yunani Kuno.

2. Jaman Romawi Kuno.

3. Abad Pertengahan.

4. Abad Renaissance.

5. Jaman Monarchomachen.

6. Jaman Berkembangnya Teori Hukum Alam.

7. Jaman Berkembangnya Teori Kekuatan.

8. Jaman Berkembangnya Teori Positivisme.

9. Jaman Berkembangnya Teori Modern.

93

Ilmu Negara

1. Jaman Yunani Kuno.

Pada jaman Yunani Kono, negara-negara masih bersifat polispolis atau the greek state yaitu pada mulanya merupakan suatu tempat di atas bukit.108 Lama-lama banyak orang yang bertempat tinggal di daerah tersebut untuk tinggal bersama. Pelaksanaan pemerintahan pada masa ini berwujud demokrasi langsung (direct democracy) dimana rakyat dalam polis tersebut ikut secara langsung memerintah. Dari kata polis inilah nantinya akan dikenal istilah politeia atau politica. Ada beberapa filsuf yang terkenal pada masa ini yaitu: Socrates, Plato dan Aristoteles serta berapa filsuf lainnya seperti epicurus dan Zeno.

Berikut akan diuraikan beberapa pemikiran filsuf tersebut:

1. Socrates.

Socrates ialah filsuf Yunani klasik yang hidup antara 469-399 SM.

Pemikiran Socrates termuat dalam karya-karya muridnya Plato.Ada beberapa pendapat penting Socrates terkait manusia, masyarakat, dan negara. Dia mengajarkan tentang mental dan moral manusia sebagai dasar hukum yang sejati, karena itu disetiap hati manusia ada rasa keadilan sebagai sesuatu yang obyektif dan dapat dilakukan terhadap setiap orang.

Terkait negara, menurutnya bukanlah organisasi yang dapat dibuat oleh manusia untuk kepentingan diri sendiri melainkan susunan objektif yang berdasarkan hakikat manusia. Manusia saling membutuhkan, saling bergaul dan saling menolong, karena itu tugas negara adalah melaksanakan hukum objektif yang mengandung keadilan bagi umum dan tidak melulu kepentingan penguasa yang selalu berganti.

Dengan demikian terbentuknya negara pada masa ini adalah masih berupa polis atau city state. Asal mula Polis/negara kota berpangkal pada akhlak manusia.Manusia ada untuk tujuan kebaikan, sedangkan kejahatan manusia terjadi karena salah pengarahan.Maka manusia perlu mengenal dirinya sendiri.Karenanya dia percaya bahwa seorang filsuf senantiasa berhasrat untuk mengejar kebenaran (pursuit of truth, yang dimulai dari dirinya sendiri.109

108 Syachran Basyah,Op Cit,hlm.92.

109 Pudja Pramana KA, 2009,Op Cit, hlm.35.

94

Ilmu Negara

2. Plato.

Plato hidup antara tahun 427-347 SM, dan merupakan murid dari Socrates.

Ada 3 buku yang memuat ajaran Plato dan berisi pokok-pokok pikirannya yaitu: Politeia (negara), Politikus (ahli negara) dan Nomoi (undang-undang).

Plato yang hidup pada masa terjadinya keborokan di masyarakat Yunani dimana anarchi dan korupsi merajalela berpendapat bahwa suatu negara tidak akan mencapai kebahagian jika tidak dipegang oleh para ahli filsat, karena hanya merekalah yang dapat menjadi orang arif dan memahami tugas-tugas yang dibutuhkan negara. Pendidikan adalah merupakan hal penting bagi Plato, karena melalui pendidikan menurutnya masyarakat dapat mengatasi kesulitan yang dihadapainya. Hal tersebut dituangkan dalam bukunya “Republik”.

Terbentuknya negara menurut Plato adalah karena kebutuhan dan keinginan manusia, yang mendorong terbentuknya kerjasama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri karena itu mereka bekerjasama untuk kepentingan mereka bersama. Dengan demikian asal-usul negara menurut Plato terbagi dalam beberapa tahap:110

a. Plato mengatakan manusia tidak dapat hidup sendiri, untuk hidup manusia memerlukan bantuan mahluk lain.

b. Karena tidak dapat hidup sendiri maka mereka berkumpul untuk memperoleh kebutuhan primer (makanan,tempat dan pakaian), dan selanjutnya terjadilah pembagian kerja antar mereka , dan selanjutnya berdirilah desa.

c. Antara desa dengan desa terjadi pula kerjasama dan berdirilah masyarakat negara. Antara negara dengan negara terjadi juga kerjasama dan terjadilah hubungan internasional.

Menurut Plato negara yang terbentuk tidaklah statis melainkan berubah-ubah dalam bentuk siklus yang disebut Cyclus Plato. Dimana negara pada awalnya merupakan/berbentuk Aristokrasi (negara yang

110 Mochtar Pakpahan,Op Cit,hlm.16-17

95

Ilmu Negara

dipimpin kaum aristokrat=orang bijaksana), selanjutnya akan berubah berbentuk Tymokrasi (lebih mementingkan nama, pangkat, jabatan, dsb).

Kemudian, jika pembesar negara dipengaruhi oleh orang-orang kaya maka akan timbullah Oligarkhi yang berakibat kemiskinan pada rakyat. Rakyat berontak dan mendirikan negara Demokrasi. Demokrasi lenyap karena kurangnya tata tertib maka munculah anarkhi yang mengakibatkan munculnya negara Tyrani yang diktator. Selanjutnya dalam negara tirani para cendikiawan tidak akan tinggal diam maka munculah aristokrasi dan demikian seterusnya.

3. Aristoteles

Aristoteles merupakan ilmuwan besar pada masa Yunani Klasik yang dilahirkan di Stagira hidup antara 384-322 SM dan merupakan murid Plato.

Terkait asal mula negara maka pendapatnya tidak jauh berbeda dengan gurunya Plato. Dalam bukunya Politeia atau Politik ia mengatakan bahwa polis ( city state) bersifat organik yang asal mulanya adalah perkembangan keluarga. Bahwa negara terjadi karena penggabungan keluarga-keluarga dalam kelompok (komunitas) yang lebih besar. Kelompok bergabung lagi dalam kelompok yang lebih besar maka terbentuklah desa, Desa bergabung lagi dengan desa-desa yang lain, demikian seterusnya maka terbentuklah polis atau negara kota.

Menurut Aristoteles dalam The Politics dan History of Animals perkembangan keluarga menjadi negara-kota adalah berdasarkan kodrat alamiah manusia, manusia adalah anggota keluarga yang hidup bersama dan berhakekat sebagai zoon politicon atau a political animal hewan politik.

Manusia sanggup bekerjasama dengan makhluk lainnya dengan menggunakan nalar dan kemampuannya dalam menyelenggarakan aktifitas kepentingan bersama negara-kota.111

Negara yang baik menurut Aristoteles adalah negara Republik Konstitusional dengan ciri-ciri pemerintahannya adalah:112

1. Pemerintahan untuk kepentingan umum

111 Pudja Pramana KA, Op Cit, hlm.50.

112 Mochtar Pakpahan, Op Cit .hlm.25

96

Ilmu Negara

2. Pemerintahan yang dijalankan menurut hukum

3. Pemerintahan yang mendapat persetujuan dari warganegaranya.

2. Jaman Romawi Kuno.

Pada masa Romawi Kuno ilmu pengetahuan terkait filsafat, negara dan hukum tidak berkembang dengan pesat. Negara Romawi dimulai dari keadaan yang terpecah-pecah melalui berbagai peperangan negara yang bersifat polis disatukan menjadi bentuk Imperium (kerajaan dunia) Romawi yang besar.

Perkembangan sejarah politik Romawi mencakup 4 tingkatan masa yaitu: Masa Kerajaan, Masa Republik (pemerintahan menjalankan kepentingan umum), masa Prinsipat yaitu masa Caesar yang memrintah secara mutlak dan masa Dominat yakni masa dimana caesar sudah terang-terangan menjadi raja mutlak, menyeleweng, bertindak sewenangwenang.

Tokoh yang hidup pada masa ini adalah Polybios dan Cicero.

1. Polybios

Polibios atau Polybios hidup antara Tahun 204-122 SM.

Karyanya yang terkenal adalah The Histories atau sejarah-sejarah yang memuat pemaparan dan penilaian tentang kebangkitan kekaisaran Romawi.

Mengenai negara ia melanjutkan ajaran Aristoteles bahwa proses perkembangan, pertumbuhan dan kemerosotan bentuk-bentuk negara secara psikologis berkaitan dengan sifat manusia. Bahwa tidak ada bentuk negara yang abadi hal itu disebabkan adanya benih-benih pengrusakan yang disebabkan karena sifat manusia yaitu:113

1. Keinginan akan persamaan, yaitu terdapatnya hasrat persamaan terhadap mereka yang merasa dirinya sama dengan orang-orang yang lebih beruntung atau lebih kaya daripada mereka, kecuali hal itu terdapat hasrat sama dengan orang-orang yang memegang pimpinan negara; dan

2. Keinginan akan perbedaan, yaitu terdapatnya hasrat perbedaan terhadap mereka yang merasa dirinya berbeda dengan orang-orag

113 Syachran Basah,Op Cit,hlm.124

97

Ilmu Negara

lain atau merasa dirinya lebih tinggi daripada yang lainnya, sehingga berakibat ingin diperlakukan berbeda dari yang lainnya.

Proses perkembangan, pertumbuhan dan kemerosotan bentukbentuk negara juga melalui suatu siklus mulai bentuk yang tertua yakni Monarchi ke Tirani selanjutnya ke Aristokrasi, Oligarchi, Demokrasi dan Okhlokrasi. Secara lebih rinci pendapat ini akan dibahas dalam materi Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan.

2. Marcus Tullius Cicero.

Marcus Tullius Cicero atau lebih dikenal dengan nama Cicero hidup antara Tahun 106-43 SM. Buku yang ditulis yaitu De Republica (tentang negara) dan De Legibus (tentang hukum). Cicero mengatakan bahwa adanya negara itu merupakan keharusan, dan keharusan itu didasarkan atas ratio manusia.

Ratio yang dimaksud yaitu ratio murni menurut hukum alam/kodrat, bukan sekedar negara adalah buatan manusia sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Jaman Abad Pertengahan.

Jaman abad pertengahan ada yang mengatakan dimulai dari Abad ke 5 – Abad ke 15 yakni ditandai dengan runtuhnya Kerajaan Romawi. Dimana dengan runtuhnya Kerajaan Romawi terjadi perkembangan baru berkaitan dengan perkembangan negara dan hukum, bersamaan pula dengan perkembangan Agama Kristen. Salah satu pengaruh agama Kristen adalah terkait negara adalah adanya pendapat bahwa negara terbentuk atas kehendak Tuhan (Teori Teokrasi). Di sini berkembang pula bahwa Gereja tidak hanya mengurusi persoalan agama semata-mata sebagaimana sebelumnya, tetapi juga mengurusi persoalan keduniawian/kenegaraan.

Karena itu kemudian menimbulkan 2 pertentangan yang tajam antara kelompok Logist dan Canonist114. Kelompok logist berpendapat bahwa wakil Tuhan untuk memerintah dunia adalah raja. Sedangkan menurut penganut paham canonist, berpendapat bahwa wakil Tuhan untuk memerintah dunia adalah Paus dan Pauslah yang kemudian menyerahkan

114 Muchtar Pakpahan, Op. Cit,hlm.30-31 118 Loc Cit.

98

Ilmu Negara

kekuasaan dunianya kepada Raja. Adanya 2 paham tersebut menimbulkan pertentangan di antara 2 konsep hukum yakni:118

1. Hukum yang mengatur soal-soal kenegaraan atau keduniawian.

Terbentuk dalam kodifikasi hukum oleh Raja Theodofus dan juga Raja Justinianus. Kodifikasi ini adalah kodifikasi hukum yang dikeluarkan oleh negara. Disebut Corpus Juris Justinianus, 2. Hukum yang mengatur keagamaan atau kerohanian.

Terbentuk dalam kodifikasi hukum oleh Raja Theodofus dan juga Raja Justinianus. Kodifikasi ini adalah kodifikasi hukum yang dikeluarkan oleh Gereja. Disebut Corpus Juris Canonice, yang terdiri dari 4 bagian yakni:

a. Instituten, sebuah ajaran yang mempunyai kekuatan seperti undang-undang.

b. Pendecten, Penafsiran dari para sarjana terhadap suatu peraturan yang berlaku

c. Codex, peraturan-peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh Raja.

d. Novellen, tambahan-tambahan dari suatu peraturan atau undang-undang.

Ada beberapa tokoh terkenal pada masa ini yaitu: Augustinus, Thomas Aquinas dan Marsillius, hanya ajaran mereka tidak secara khusus membahas tentang bagaimana timbul/lenyapnya negara tetapai lebih kepada hubungan antara negara dan hukum.

1. Augustinus.

Aurelius Augustinus atau Santo Augustinus, tokoh yang hidup antara Tahun 354 – 430 M, ialah ahli ilmu agama dan Bapa Gereja Barat yang lahir di Tageste Algeria pada 13 Nopember 354 dan penganut paham Teokrasi. Terkait adanya negara dia mengatakan bahwa adanya negara merupakan suatu kejelekan, namun terbentuknya negara adalah suatu keharusan dan yang terpenting adalah terciptanya negara agama, yaitu suatu negara Kerajaan Tuhan. Jadi setiap negara merupakan suatu organisasi yang derajatnya lebih rendah dari organisasi agama/gereja. Kedudukan

99

Ilmu Negara

negara duniawi lebih rendah karena disanalah letak segala kejahatan, keserakahan serta hawa nafsu.

Augustinus berpendapat dalam bukunya yang berjudul De Civitate Dei, menyebut ada 2 macam negara yaitu :

a. Civitas Dei, atau negara Tuhan, yaitu negara yang dicita-citakan oleh agama; dan

b. Civitas Terrena atau negara duniawi.

Negara yang baik menurut Augustinus yaitu negara Tuhan, dan orang dapat mencapainya dengan perantaran gereja sebagai wakil negara Tuhan di dunia. Menurutnya orang luar gereja dapat mencapai negara Tuhan, asal mereka mentaati perintah Tuhan.

2. Thomas Aquinas

Hidup pada Tahun 1225 -1274 M, ajarannya dikemukakan dalam bukunya tentang The Regimene Principium (pemerintahan raja-raja) dan Summa Theologgica (pelajaran tentang ketuhanan). Inti ajarannya yaitu bahwa manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial, oleh karena itu mereka harus hidup bersama-sama dengan manusia lainnya dalam masyarakat (zoon politicon). Melalui akal dan pikiran mereka menetapkan apa yang menjadi tujuannya. Dalam kehidupan bermasyarakat itu muncul keinginan beraneka ragam dan karena itu dibutuhkan seorang penguasa yang memikirkan kepentingan umum. Tujuan manusia di sini yaitu mencapai kemulian abadi yang hanya dapat dicapai dengan memenuhi tuntutan gereja. Dengan demikian maka negara harus menyelenggarakan keamanan dan perdamaian yang memungkinkan manusia kelak mencapai kemulian abadi setelah ia meninggal.

Terkait hukum alam, asas-asas hukum alam terbagi menjadi:115 a) Principia Prima (asas-asas umum), yaitu asas-asas yang dengan

sendirinya dimiliki oleh manusia yang berasio sejak saat kelahirannya, dan mutlak diterima berhubung hal tersebut tidak dapat diasingkan dari manusia. Oleh karena itu berlaku mutlak dan tidak dapat berubah

115 Syachran Basah, Op Cit, hlm145.

100

Ilmu Negara

dimanapun dan dalam keadaan apapun juga. Manusia diperintahkan berbuat baik dan dilarang berbuat kejahatan seperti misalnya dalam 10 perintah Tuhan (Tien Geboden).

b) Principia Secundaria (asas-asas yang diturunkan dari asas-asas umum), yaitu yang diturunkan oleh rasio manusia dari principia prima, sehingga merupakan tafsiran prima yang dilakukan oleh manusia sendiri, karena itu principia prima tidak berlaku mutlak dan berubah-ubah sesuai waktu dan jaman.

Berkaitan dengan hal tersebut maka hukum dibagi menjadi 4 golongan yaitu:

a. Lex Aeterna (hukum abadi), yaitu rasio Tuhan (eternal reason) sendiri yang mengatur segala hal yang ada sesuai dengan tujuan dan sifatnya. Karena itu merupakan sumber dari segala sumber hukum;

b. Lex Devina (hukum Ketuhanan), yaitu sebagaian kecil rasio Tuhan yang diwahyukan kepada manusia;

c. Lex Naturalis (Hukum Alam), yaitu bagian dari Lex Devina yang dapat ditangkap oleh rasio manusia atau merupakan penjelmaan dari Lex Aeterna di dalam rasio manusia;

d. Lex Positif (lex humania) , yaitu hukum yang berlaku dan sungguhsungguh di dalam masyarakat, yang dibuat oleh manusia.

3. Marsillius

Hidup antara Tahun 1270-1340 M. Bukunya Defensor Pacis (pembela perdamaian) yang terdiri dari 3 buku atau dictiones. Buku pertama membentangkan dasar-dasar negara, buku kedua tentang dasardasar gereja dan buku yang ketiga mengenai kesimpulan-kesimpulan.

Menurut Marsillius negara adalah organisme yang mempunyai dasar-dasar hidup dan tujuan tertinggi, yang menyelenggarakan dan mempertahankan perdamaian. Negara terbentuk bukan semata-mata karena kehendak Tuhan, melainkan terjadi karena perjanjian dari orangorang/individu-individu yang hidup bersama untuk membentuk kerajaan/negara. Dalam perjanjian rakyat menunjuk seorang yang diserahi

101

Ilmu Negara

tugas untuk memelihara perdamaian, memajukan kemakmuran dan memberi kesempatan kepada rakyat untuk mengembangkan dirinya. Ada dua perjanjian yang dilakukan yakni:

1. Perjanjian untuk membentuk negara dalam arti menunjuk penguasa;

dan

2. Perjanjian untuk menundukkan diri terhadap penguasa/negara (Pactum Subjectiones).

Kekuasaan tertinggi dari negara dan pemerintahan ada pada pembuat undang-undang atau legislator dan pemerintahan hanya merupakan alat dari pembuat undang-undang. Pembuat undang-undang itu adalah rakyat, karena itu rakyat adalah pemegang kedaulatan.

4. Jaman Rennaisance (Penemuan Kembali Kepribadian).

Kata Renaissance secara etimologi berasal dari Bahasa Prancis yakni kata Re berarti kembali, dan naitre berarti lahir, sehingga artinya adalah lahir kembali. Sudiman Kartihadiprodjo menyebut penemuan kembali kepribadian.116 Jaman ini berlangsung sesudah perang salib hingga akhir Abad XVI. Tokoh pada jaman ini antara lain Nicollo Machiavelli dan Jean Bodin.

Nicolo Machiavelli

Hidup antara Tahun 1469 -1527, Pendapatnya tidak secara khusus membahas tentang timbulnya negara, tetapi terkait hakekat dan tujuan negara. Ajaran machiavelli terdiri atas:117

1. pemikiran negara kekuasaan (Machstaatsgedachte);

2. tujuan menghalalkan segala cara;

3. Real politik , yaitu raja boleh mengabaikan sendi-sendi kesusilaan;

4. Staats raison, artinya negara diatas segala-galanya; dan

5. double moral, artinya raja harus bisa bermuka dua terkadang garang seperti singa terkadang cerdik seperti kancil.

116 Max Bolli Sabon, Op Cit, hlm.48.

117 Ibid,hlm.50

102

Ilmu Negara

Jean Bodin.

Hidup antara Tahun 1530-1595. Karyanya yang terkenal adalah Six Livres de Republique Tahun 1576 dan Heptaplomeres. Perbedaan pandangannya dengan Nicollo Machiavelli, yaitu bahwa hukum itu mengandung moral, dan moral itu tidak boleh diabaikan. Ia merumuskan bahwa Negara itu – la Republique – sebagai keseluruhan dari keluargakeluarga dengan segala miliknya yang dipimpin oleh akal dari seorang penguasa yang berdaulat.118 Keluarga itulah yang merupakan asal dari pada negara baik secara logika maupun sejarah. Pada mulanya hanya ada satu keluarga, lalu keluarga lainnya bergabung dan membentuk satu kesatuan.

Menurutnya pemimpin yang pertama bukan dipilih rakyat melainkan dari militer yang memperlihatkan kekuasaannya dan yang memegang kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam negara untuk membuat hukum yang mempuyai sifat: tunggal, asli, abadi, dan tidak dapat dibagi. Dengan ajarannya tersebut Jean Bodin terkenal sebagai Bapak ajaran kedaulatan.119

5. Jaman Monarchomachen.

Istilah ini adalah berarti antiraja. Namun beberapa pandangan mengartikan Monarchomachen adalah pandangan yang menentang kekuasaan raja atau pemerintahan yang mutlak . Dengan demikian munculnya kaum Monarchomachen adalah untuk membatasi kekuasaan raja yang mutlak dan mencari dasar untuk membatasi kekuasaan raja. Tokohnya adalah Johannes Althusius.

Terjadinya negara menurut kaum Althusius, hampir sama dengan pendapat Aristoteteles, bahwa negara adalah kesatuan keluarga dalam bentuknya yang tertinggi dan mempunyai tujuan yang beraneka ragam, serta secara berangsur-angsur membentuk suatu kesatuan dan kesatuan itu terus berkembang dan pada akhirnya membentuk negara. Jadi negara terbentuk secara organistis.

118 Syachran Bassah,op cit,hlm.163.

119 Max Bolli Sabon, Op Cit,hlm.52.

103

Ilmu Negara

6. Jaman Berkembangnya Teori Hukum Alam.

Perkembangan Negara dan hukum pada masa ini dibagi dalam dua fase yakni fase perkembangan pada Abad ke XVII dengan tokohnya antara lain Hugo de Groot, Thomas Hobbes, dan John Locke. Fase kedua yakni perkembangan pada abad ke XVIII, dengan tokohnya antara lain;

Montesquieu, JJ Rousseau, Imanuel Kant, dan bebrapa tokoh lainnya seperti F.J. Sthal dan Mac Iver.

Hugo de Groot

Hugo de Groot atau sering disebut Grotius hidup antara Tahun 1583 – 1645 di Belanda. Bukunya yang terkenal adalah De Jure Belli ac Pacis, artinya hukum perang dan damai. Grotius dianggap sebagai pencipta Hukum Alam Modern, dimana menurutnya hukum alam itu adalah segala ketentuan yang benar dan baik menurut rasio. Hukum alam sebagai hasil dari rasio manusia dapat memimpin manusia itu sendiri. Berbeda halnya dengan Althusius yang mengatakan hukum alam berasal dari Tuhan , maka menurut Grotius hukum alam bukan dari Tuhan tapi dari rasio.

Pendapatnya tentang timbulnya negara adalah bahwa adanya negara karena adanya perjanjian. Jika Marsillius berpendapat bahwa perjanjian itu karena terjadinya ilham dari Tuhan, maka menurut Grotius perjanjian itu terjadi karena manusia adalah mahluk sosial, dan mempunyai rasio sehingga ada hasrat untuk bermasyarakat.

Thomas Hobbes

Thomas Hobbes berasal dari Inggris dan hidup antara Tahun 1588-1679.

Buku-bukunya nya antara lain: The Elements of Law, Natural and Political (1950), De Cive (warga negara) ( 1642) dan Leviathan (negara Tahun 1651). Dikemukakan bahwa De Cive atau warga kota terdiri atas 3 bagian yaitu: Libertas atau kemerdekaan, Imperium atau dominion, dan Religio atau agama. Bagian pertama memuat penjelasan mengenai orang dalam status alamiah atau naturalis dan hubungannya dengan hukum alam. Bagian kedua menunjukkan terjadinya perjanjian masyarakat yang timbul dari

104

Ilmu Negara

kebutuhan untuk mendirikan pemerintahan. Bagian ketiga berisi pernyataan-pernyataan yang didukung ajaran agama.120

Menurut Hobbes negara itu berasal dari perjanjian masyarakat.

Hobbes mengemukakan pendapatnya bertolak dari adanya manusia sebelum adanya negara. Bahwa manusia pada awalnya hidup secara alamiah bebas tanpa ikatan apapun, yang disebut dengan in abstracto.

Dalam keadaan tersebut kemudian terjadi bellum omnium contra omnes, yaitu permusuhan antara manusia karena sifat egoistis setiap orang. Bellum omnium contra omnes tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu:125

a. Competition (competitio) atau persaingan

b. Defentio ( defend) atau mempertahankan/membela

c. Gloria (glory), adalah sifat keinginan dihormati, disegani dan dipuji.

Selain ketiga sifat tersebut, manusia juga memiliki sifat lainnya untuk menghindari bellum omnium contra omnes yaitu:

a. takut mati;

b. ingin memiliki sesuatu; dan

c. ingin mempunyai kesempatan untuk bekerja agar dapat memiliki sesuatu tadi.

Karena itulah masyarakat kemudian membuat perjanjian agar terselenggaranya perdamaian. Menurut Hobbes manusia mengadakan perjanjian untuk:

1. Membentuk suatu masyarakat yang selanjutnya menjadi negara, agar setiap orang dalam negara dapat bekerja untuk memiliki sesuatu tanpa terancam jiwanya;

2. Menyelenggarakan perdamaian, sehingga setiap orang harus melepaskan kemerdekaan berdasarkan alam, dan selanjutnya mentaati perjanjian yang berisi:

120 Pudja Pramana KA, Op Cit, hlm.138. 125 Soehino,Op Cit,hlm.99

105

Ilmu Negara

a. Menunjuk seorang raja yang diserahi kekuasaan untuk menyelenggarakan perdamaian yang memepunyai kekuasaan absolut;

b. sebaliknya kekuasaan yang diperolehpun kekuasaan langsung dari rakyat (bukan dari masyarakat atau negara yang didirikan dengan perjanjian tadi).121

Menurut Hobbes perjanjian tersebut sifatnya langsung dalam arti rakyat melepaskan haknya untuk diserahkan kepada raja. Raja sendiri bukan pihak dalam perjanjian dan tidak terikat pada perjanjian tersebut, sehingga kekuasaan raja adalah mutlak.

John Locke

John Locke adalah merupakan seorang pemikir dari Inggris dibawah kekuasaan Willem II dengan sistem pemerintahan Monarchi terbatas.

Bukunya yang terkenal adalah Two treaties on Civil Government.

Menurutnya kekuasaan penguasa tidak diturunkan dariTuhan, tetapi dari alam kodrat berdasarkan rasio. Asal mula negara adalah berasal dari perjanjian masyarakat, dimana menurtnya bahwa pada awalnya keadaan alam bebas mendahului adanya negara. Dalam keadaan alam bebas itu sudah ada perdamaian dan akal pikiran serta manusia telah memiliki hak-hak alamiah, yaitu hak-hak-hak-hak yang dimiliki secara pribadi yaitu hak-hak hidup, hak kebebasan atau kemerdekaan dan hak milik.

Untuk menjamin hak-hak tersebut maka diadakan perjanjian masyarakat dan selanjutnya menjadi negara. Dalam perjanjian masyarakat orang menyerahkan hak-hak alamiahnya kepada masyarakat,kecuali hak alamiah yang dikenal kini sebagai hak asasi manusia. Dengan demikian Manusia membentuk masyarakat dan selanjutnya membentuk negara.

Masyarakat kemudian menunjuk seorang penguasa yang diberi wewenang

121 Max Bolli Sabon,Op Cit,hlm.56

106

Ilmu Negara

untuk menjaga dan menjamin hak-hak tersebut Namun demikian kekuasaan penguasa tersebut dibatasi dengan HAM.

Montesquieu.

Montesquieu hidup antara Tahun 1688-1755 dan berkebangsaan Prancis.

Ia hidup pada masa pemerintahan Perancis menganut sistem absolut. Dari sistem pemerintahan tersebutlah ia mendapatkan ide untuk membagi kekuasaan pemerintahan menjadi 4 yaitu: legislatif, yudikatif, polisionil dan eksekutif.

J.J. Rousseau.

Rouseau hidup antara Tahun 1712 – 1778, seorang yang berkebangsaan Swiss. Salah satu bukunya yang terkenal adalah Contract Social (perjanjian masyarakat). Terkait adanya negara, dia berpendapat bahwa pada mulanya manusia hidup dalam keadaan alam bebas dan dalam kekacauan.

Selanjutnya, manusia memerlukan jaminan akan jiwa dan miliknya karena itu kemudian mengadakan perjanjian masyarakat atau kontrak sosial. Hal yang pokok dalam perjanjian adalah menemukan suatu bentuk kesatuan yang membela dan melindungi kekuasaan bersama disamping kekuasaan pribadi dan milik pribadi. Perbedaan antara Jhon Locke dan Rousseau adalah bahwa Rousseau tidak mengenal hak asasi. Akibat ari perjabjian masyarakat ini adalah:

1. Volunte Generale (kemauan Umum), yaitu kesatuan dari kemauan orang-orang yang telah menyelenggarakan perjanjian masyarakat.

Inilah yang disebut kedaulatan atau kekuasaan tertinggi. Karena berasal dari rakyat maka dsisebut Kedaulatan Rakyat;

2. Gemeinschaft atau kolektivitas (masyarakat, yaitu kesatuan orang-orang yang menyelenggarakan perjanjian masyarakat).

Gemeinschaft inilah yang memiliki volunte generale. Dengan kata lain maka manusia yang awalnya hidup bebas secara alamiah kemudian terikat karena adanya perjanjian, baik secara volunte generalle maupun gemeinschaft. Karena rakyat adalah pemilik kedaulatan, maka raja bukan pemilik kedaulatan. Kedaulatan milik rakyat, kekuasaan penguasa

Dalam dokumen ILMU NEGARA (Halaman 100-120)