• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Tutur Pada Acara Ngembah Belo Selambar

BAB III METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN

4.1 Bentuk-bentuk Tindak Tutur dalam Adat Perkawinan Batak Karo Searle mengembangkan tindak tutur berdasarkan kategorinya menjadi Searle mengembangkan tindak tutur berdasarkan kategorinya menjadi

4.2.1 Tindak Tutur Pada Acara Ngembah Belo Selambar

Penutur (1): enggo pulung kam krina anak beru Ginting ras sangkep sudah kumpul kamu semua anak beru Ginting dengan sangkep

ngeluh Ginting mergana ndai? ngeluh Ginting marganya tadi?

‘sudahkah kamu berkumpul semua anak beru Ginting dengan sangkep ngeluh Ginting marganya?‘

Tindak lokusi : anak beru Sembiring bertanya tentang kehadiran anak beru Ginting.

Tindak ilokusi : anak beru Sembiring ingin mengetahui kehadiran anak beru Ginting.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 2, bahwa lawan bicaranya telah berkumpul.

Lawan tutur(2): enggo sudah ‘sudah‘

Penutur (3): adi enggo pulung kam kerina enda isap kami anak beru Sembiring jika sudah kumpul kamu semua ini rokok kami anak beru Sembiring

‘jika sudah berkumpul semua, ini rokok dari kami anak beru Sembiring‘

Tindak lokusi : anak beru Sembiring sudah mengetahui anak beru Ginting telah berkumpul semua dan memberikan kepada anak beru Ginting.

Tindak ilokusi : anak beru Sembiring mempunyai maksud dari rokok yang diberikanya kepada anak beru Ginting.

Tindak perlokusi :muncul pada tuturan 4, lawan tutur menerima rokok yang diberikan oleh anak beru Sembiring.

Lawan tutur (4):enggo isap kami anak beru Ginting isap si brekendu kai dage Sudah hisap kami anak beru Ginting rokok yang berikanmu apa jadi kata isap?

kata rokok

‘sudah dihisap kami anak beru Ginting rokok yang kamu berikan, jadi apa kata rokok?

Tindak lokusi : anak beru Ginting sudah menerima rokok dari penutur dan telah merokoknya.

Tindak ilokusi : anak beru Ginting bertanya kepada anak beru Sembiring apa maksud rokok yang mereka berikan.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 5, anak beru Sembiring telah memiliki maksud dari rokok yang diberikan kepada anak beru Ginting.

Penutur (5):enggom kap lit ertima kam entisik gelah isungkun kami lebe Sudah lah ada tunggu kamu sebentar supaya ditanya kami dahulu kalimbubu kami

kalimbubu kami

‘sudah ada, kamu tunggu sebentar supaya kami tanya terlebih dahulu kalimbubu kami‘

Tindak lokusi : anak beru Sembiring telah memiliki keinginan terhadap anak beru Ginting.

Tindak ilokusi : meminta izin kepada anak beru Ginting untuk bertanya terlebih dahulu kepada kalimbubunya.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 6, bertanya kepada kalimbubunya Penutur (6): eak mama, silih kami enda enggo reh penungkunen anak beru

eak paman ipar kami ini nsudah datang pertanyaan anak beru

kalimbubuta Ginting mergana. Kai dage sura-suradu reh kalimbubu kita Ginting marganya apa jadi keinginanmu datang

maka merari kam reh ku jabu Ginting mergana. sehingga banyak kamu datang ke rumah Ginting marganya

‘paman ipar kami ini sudah datang pertanyaan dari kalimbubu kita Ginting marganya, jadi apa keinginan anda sehingga ramai kamu semua datang ke rumah Ginting marganya’

Tindak lokusi : anak beru Sembiring bertanya kepada kepada kalimbubunya tentang keinginan mereka.

Tindak ilokusi : menyampaikan rasa hormatnya kepada kalimbubunya, sebetulnya dia sudah mengetahui keinginan kalimbubunnya. Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 7, menyuruh anak beru nya untuk

memberitahukankan keinginan mereka.

Pada tuturan yang ke 7 ini yang menjadi lawan tutur adalah kalimbubu anak beru Sembiring

Lawan tutur (7): enggo kap ngerana ras permendu janah enggo nge sudah lah bicara dengan keponakanmu dan sudah lah

ikatakenna sura-surana man bandu e peseh dikatakannya keinginannya untuk kamu itu sampaikan

man anak beru Ginting untuk anak beru Ginting

‘kamu sudah berbicara dengan dengan keponakanmu dan dia (pengantin laki-laki) sudah mengatakan keinginannya kepadamu. Itu sampaikan kepada anak beru Ginting’

Tindak lokusi : mengingatkan kembali anak berunya, bahwa penutur sebenarnya telah mengetahui keinginan mereka (pihak pengantin laki-laki).

Tindak ilokusi : menginginkan supaya penutur saja yang memberitahukan keinginan mereka.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 8, anak beru Sembiring mengikuti kehendak kalimbubunya

Penutur (8): ue ma, ma peseh kami sura-suranta man anak beru Iya paman kan sampai kami keinginan kita kepada anak beru Kalimbubuta Ginting mergana

kalimbubu kita Ginting marganaya

‘iya paman kami akan memberitahukan keinginan kita kepada anak beru kalimbubu kita Ginting marganya‘.

Tindak lokusi : mengikuti apa yang dikatakan oleh kalimbubunya bahwa dia (anak beru Sembiring) yang akan memberitahukan keinginan mereka itu.

Tindak ilokusi : ingin menyampaikan rasa hormatnya kepada kalimbubunya sehingga penutur mau menyampaikan keinginan mereka tersebut.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 9, mennyampaikan keingina tersebut. Penutur (9): dalan-dalanna kami reh mama, silih, mami, bengkila apai pe kam

jalan-jalannyan kami datang paman silih mami, bengkila mana pun kamu labo erkendobahen erkiteken enggo ersada arih kami ras

tidak dipilih karena sudah bersatu musyawarah kami dengan permen kami emaka atena manteki perjabun si mbaru

keponakan kami jadi niatnya memulai perkawinan yang baru ras si beru Ginting bagem percakapen kami ras permen dengan si beru Ginting seperti ini percakapan kami dengan keponakan kami Sembiring mergana kami labo iteh kami entah tuhu entah lahang kami Sembiring margannya kami tidak tahu kami atau benar atau tidak

enggo lit arih permen kami Sembiring mergana ras sudah ada musyawarah keponakan kami Sembiring marganya dengan

permen kami si beru Ginting i jabu kalimbubunta keponakan kami si beru Ginting di rumah kalimbubu kita

Ginting mergana enda Ginting margana ini

‘jalan-jalannya kami datang impal, paman, mami, bengkila yang mana pun kamu tidak kami pilih, karena sudah bersatu musyawarah kami dengan keponakan kami, jadi niatnya ingin memulai perkawinan yang baru dengan si beru Ginting seperti itulah percakapan kami dengan keponakan kami Sembiring marganya. Kami tidak tahu ini benar atau tidak apakah sudah ada musyawarah keponakan kami Sembiring marganya dengan keponakan kami si beru Ginting’

Tindak lokusi : memberitahu keinginannya kepada anak beru Ginnting bahwa keponakannya ingin memulai sebuah pernikahan yang baru dengan keponakan anak beru Ginting berdasarkan pembicaraan penutur dengan keponakanya.

Tindak ilokusi : anak beru Sembiring ingin mengetahui kebenaran tersebut dan menyuh anak beru Ginting untuk menanyakan hal tersebut kepada keponakannya si beru Ginting.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 10, menanyakan kembali si beru Ginting yang mana mereka maksud

Lawan tutur (10) : adi enggo lit arih-arih permenndu Sembiring mergana jika sudah ada musyawarah keponakanmu Sembiring marganya ras permen kami si beru Ginting si apai nge tepetenna dengan keponakan kami si beru Ginting yang mana lah tepatnya

permen kami si beru Ginting enda sebab enterem permen keponakan kami si beru Ginting ini karena banyak keponakan kami enda

kami ini

‘jika sudah ada musyawarah keponakanmu Sembiring marganya dengan keponakan kami si beru Ginting yang manalah tepatnya keponakan kami si beru Ginting yang kamu maksud, karena banyak keponakan kami ini‘

Tindak lokusi : bertanya kepada anak beru Sembiring tentang keponaknya si beru Ginting yang mana mereka maksud.

Tindak ilokusi : anak beru Ginting meminta kejelasan kepada anak beru Sembiring tentang si beru Ginting yang mereka maksudkan. Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 11, mereka telah mengetahui siapa

beru Ginting yang mereka maksud.

Penutur (11): kerehen kami enggo nge ertepeten bagi cakap kami kedatangan kami sudah lah berketepatan seperti percakapan kami ras permen kami gelarna si pitri any

dengan keponakan kami namanya si pitri any

‘kedatangan kami sudahlah bertepatan seperti pembicaraan kami dengan keponakan kami namanya si pitri any‘

Tindak lokusi : anak beru Sembiring mengatakan bahwa kedatanganya sudah bertepatan pada orang yang dikatan oleh keponaknya. Tindak ilokusi : meyakinkan anak beru Ginting, bahwa kedatangan mereka

sudah pasti pada satu orang seperti yang dikatan oleh keponakanya.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 12, menanyakan kebenaran kepada orang yang mereka maksud.

penutur (12): enggo iorati kami anak beru Sembiring enggo ertepeten sudah ditanyai kami anak beru Sembiring sudah bertepatan

kerehenna ku jabu kalimbubuta Ginting mergana kedatanganya ke rumah kalimbubu kita Ginting marganya

nina lit permen kami si pitri any ma payo nge katanya ada keponakan kami si pitri any kan benar kah

lit arih-arihndu ras bekasndu ertenah Sembiring ada musyawarahmu dan karenamu mengundang Sembiring mergana maka ia reh ku jabuta permen? marganya sehingga dia datang ke rumah kita keponakan

‘kami sudah bertanya kepada anak beru Sembiring maka kedatangannya ke rumah kalimbubu kita Ginting marganya sudah bertepatan, dia mengatakan bahwa ada keponakan kita yang bernama Pitri any, benarkah ada musyawarahmu dan karena kamu lah yang mengundang Sembiring marganya sehingga dia datang ke rumah kita?‘

Tindak lokusi : anak beru Ginting sudah bertanya kepada anak beru Sembiring dan dia tahu orang yang mereka maksud dan bertanya kepada keponakanya (pengantin perempuan).

Tindak ilokusi : anak beru Ginting ingin memastikan kebenaran pernyataan anak beru Sembiring dengan bertanya kepada keponakanya.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 13, mengiyakan pernyatan yang diberitahu oleh anak beru Sembiring.

Pada tuturan 12 di atas anak beru Ginting menjadi penutur karena dia bertanya kepada keponakanya (pengantin perempuan) dan pada tuturan 13 yang menjadi lawan tutur adalah pengantin perempuan.

lawan tutur (13): ue bengkila aku nge si ertenah maka enggo reh iya paman aku lah yang mengundang sehingga sudah datang Sembiring ras temanna sendalanen krina ibas wari sendah enda Sembiring dengan temannya sendalanen semua dalam hari sekarang ini ‘iya paman akulah yang mengundang sehingga Sembiring marganya dengan temanna sendalanen datang pada hari ini‘

Tindak lokusi : mengiyakan pernyataan anak beru Sembiring kepada pamanya (anak beru Ginting), bahwa karena dia yang mengundang sehingga anak beru Sembiring datang bersama dengan anak berunya.

Tindak ilokusi : membenarkan bahwa dia memang telah mempunyai kesepakatan dengan Sembiring marganya

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan14, sudah menanyakan kebenaran tersebut

Pada pembicaraan selanjutnya anak beru Ginting adalah penutur dan anak beru Sembiring menjadi lawan tuturnya.

Penutur (14): enggo orati kami permen kami si beru Ginting maka enggo payo sudah tanyai kami keponakan kami si beru Ginting maka sudah benar lit arih-arihna ras Sembiring mergana tambah tolena ada musyawarahnya dengan Sembiring marganya tambah lebihnya

kai nari sura-surandu apa lagi keinginanmu

’kami sudah tanyai keponakan kami si beru Ginting maka benarlah ada musyawarahnya dengan Sembiring marganya selebihnnya apa lagi keinginanmu’

Tindak lokusi : anak beru Ginting memberitahukan kepada anak beru Sembiring, bahwa dia telah bertanya kepada keponakanya. Tindak ilokusi : anak beru Ginting ingin mengetahui apalagi keinginan

dari anak beru Sembiring

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 15, anak beru Sembiring masih mempunyai kinginan

Lawan tutur (15): gelah banci terdauhen perjumpanta enda ercakap kita emaka supaya bisa lebih jauh pertemuan kita ini berbicara kita jadi

ersura-sura kel kami ras kalimbubu kami Sembiring berkeinginan sangat kami dengan kalimbubu kami Sembiring mergana pedalan kami ate kami kampil kehamaten marganya jalankan kamilah niat kami kampil kehormatan

kampil peradaten tuhu kerehen kami ibas wari sendah kampil peradatan benar kedatangan kami dalam hari sekarang ras kalimbubu kami Sembiring mergana sesuai dengan kalimbubu kami Sembiring marganya sesuai

ras ngikutken peradaten merga si lima beru si lima dengan mengikutkan peradatan marga yang lima beru yang lima

tuturna si waluh rakutna si telu perkade-kaden si sepulu dua tuturnya yang delapan ikatanya yang tiga kekerabatan dua belas tambah sada igelari maba belo selambar tapi amin tambah satu dinamai membawa sirih selembar tapi walaupun bagegia mindo kel kami perkuah ate kalimbubunta demikian minta sangat kami kerendahan hati kalimbubu

Ginting mergana ras sangkepna ngeluh la ketadingen kita Ginting marganya dengan sangkepna ngeluh tidak ketingalan kam anak beru Ginting tingkatken min perjumpanta ibas wari kamu anak beru Ginting tingkatkan lah pertemuan kita dalam hari sendah teruslah kita banci ersinget-singet gelah teh kami sekarang teruslah kita bisa memperingatkan supaya tahu kami ersikap ras kalimbubu kami Sembiring mergana endam bersiap dengan kalimbubu kami Sembiring marganya inilah sura-sura kami arih kam krina anak beru Ginting keinginan kami musyawarah kamu semua anak beru Ginting

‘Supaya pertemuan kita ini bisa lebih jauh berbicaralah kita, kami sangat berkeinginan dengan kalimbubu kami Sembiring marganya, kami ingin menjalankan kampil kehormatan kampil peradatan benar kedatangan kami pada hari ini dengan kalimbubu kami Sembiring marganya sesuai dengan mengikutkan peradatan marga yang lima, beru yang lima tuturnya yang delapan ikatannya yang tiga kekerabatan yang dua belas ditambah satu dinamai membawa sirih selembar, tapi walaupun demikian kami sangat meminta kerendahan hati kalimbubu kita Ginting marganya dengan sangkep ngeluh tidak ketinggalan kamu semua anak beru Ginting tingkatkanlah pertemuan kita ini supaya kita tetap bisa saling mengingatkan agar kami tahu bersiap dengan kalimbubu kami Sembiring marganya inilah keinginan kami musyawarahlah kamu semua anak beru Ginting‘. Tindak lokusi : anak beru Sembiring memberitahukan keinginan mereka

Tindak ilokusi : memohon kerendahan hati dan persetujuan supaya keinginan mereka tersebut dapat disetujui.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 16, menyampaikan informasi Penutur (16) : eak mama, impal Ginting mergana krina kam apai pe labo

eak paman, impal Ginting marganya semua kamu mana pun tidak pilihi kami bagepe sibiak turangku kami endam sura-sura pilihi kami begitu juga seperti turangku kami ini keinginan Sembiring mergana erkelang-kelangken anak beruna enggom Sembiring marganya berperantarakan anak berunya sudah iturikenna lanai pe ulihi kami enggom jelas man diberitahunnya tidak pun ulangi kami sudah jelas untukmu bandu krina ibas bage sura-surana ugange semua dalam begini keinginannya bagaimanakah

ning kami anak berundu krina arih dage kam krina bilang kami anak berumu semua musyawarah jadi kamu semua ‘paman, impal kamu semua Ginting marganya yang mana pun tidak dipilihi kami, begitu juga seperti turangku kami inilah keinginan Sembiring marganya berperantarakan anak berunya tidak pun kami ulangi lagi seharusnya jelas untukmu semua. Berdasarkan keinginannya ini bagaimanakah kami katakan anak berumu semua, anak beru Ginting musyawarahlah kamu semua‘

Tindak lokusi : menginformasikan keinginan anak beru Sembiring kepada kalimbubunya.

Tindak ilokusi : menyampaikan rasa hormat kepada kalimbubunya, sebelum mereka menanggapi pernyatan anak beru Sembiring.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 17, menyampaikan bahwa kalimbubunya mereka (anak beru Ginting) telah menyetujui Selanjutnya kalimbubunya bermusyawarah sejenak kemudian mereka menyetujui keinginan Sembiring marganya lalu ditanyakan juga persetujuan dari

singalo bere-bere, singolo perbibin, singalo perkempun biasanya jika kelompok Ginting marganya telah setuju maka mereka juga harus setuju dan persetujuan dari sirembah kulau.

Penutur (17): eak sesuai sura-surandu kam krina Sembiring mergana eak sesuai keinginanmu kamu semua Sembiring marganya

erkelang-kelangken anak berundu kai sura-surandu ndai enggom berperantarakan anak berumu apa keinginanmu tadi sudah

nungnungi kami sangkep ngeluh kalimbubu kami Ginting beritahu kami sangkep ngeluh kalimbubu kami Ginting

mergana enggo me ersada arih-arih kami krina enggo banci marganya sudah lah bersatu musyawarah kami semua sudah bisa

pedalandu kampil jalankanmu kampil

‘sesuai keinginanmu, kamu semua Sembiring marganya berperantarakan anak berumu apa keinginanmu tadi sudah kami beritahu kepada sangkep ngeluh kalimbubu kami Ginting marganya dan sudah sepakat kami semua kamu dapat menjalankan kampil‘

Tindak lokusi : mereka telah memberitahukan keinginan Sembiring margannya (pihak laki-laki) kepada kalimbubunya.

Tindak ilokusi : mereka menyetujui keinginan dari anak beru Sembiring, bahwa kampil yang mereka maksud dapat dijalankan. Tindak perlokusi : muncul pada tuturan18, menjalan kampil

Anak beru Sembiring menjalankan kampil kehormatan kampil peradatan banyaknya enam (5+1), yaitu lima untuk pihak perempuna dan satu lagi untuk pihak laki-laki.

Penutur (18) : eak kerna kampil kehamaten kampil peradaten si pedalanndu eak tentang kampil kehormatan kampil peradatan yang jalankanmu

enggo menda seh man sangkep ngeluh kami Ginting mergana sudah ini sampai kepada sangkep ngeluh kami Ginting marganya

bage pe anak beruna sirembah ku lau enggo ngisap si ngisap begitu pun anak berunya sirembah ku lau sudah merokok yang merokok enggo entabeh perpan belo sibiak mami ras turangku kami krina

sudah enak memakan sirih seperti mami dan turangku kami semua kai dage kata kampil

apa jadi kata kampil

‘kampil kehormatan kampil perdatan yang kamu jalankan sudah sampai kepada sangkep ngeluh kami Ginting marganya begitu juga kami anak berunya si rembah ku lau sudah merokok bagi yang merokok sudah enak memakan sirih seperti mami dan turangku kami semua jadi apa kata kampil?‘

Tindak lokusi : anak beru Ginting telah menerima kampil yang diberikan anak beru sembiring dan telah merokok, memakan sirih dari isi kampil tersebut

Tindak ilokusi : menanyakan maksud kampil yang mereka terima dari anak beru sembiring

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 19, bertanya kepada kalimbubunya Pada tuturan 19 ini anak beru Sembiring adalah penutur

Penutur (19): eak kalimbubu kami Sembiring mergana kerna kampilta enggo eak kalimbubu kami Sembiring marganya tentang kampil kita sudah me erdua tan anak beru Ginting ras Ginting mergana lah berdua tangan anak beru Ginting dan Ginting marganya

ngalokensa kai nge sura-suranta menerima apa kah keinginan kita

‘kalimbubu kami Sembiring marganya, tentang kampil kita sudah berdua tangan anak beru Ginting dengan marganya jadi apakah keinginan kita‘

Tidak lokusi : anak beru Sembiring memberitahukankepada kalimbubunya, bahwa kampil yang mereka jalankan telah diterima.

Tindak ilokusi : bertanya kembali kepada kalimbubunya, karena ingin menyampaikan rasa hormatnya kepada kalimbubunya. Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 20, menyuruh untuk memberitahukan

keinginan mereka itu.

Lawan tutur (20): e turiken sura-suranta ndai nakku Jadi beritahu keinginan kita tadi anakku ‘jadi beritahukan saja keinginan kita tadi anakku‘

Tindak lokusi : menyuruh anak berunya untuk mengatakan keinginan mereka.

Tindak ilokusi : menginginkan anak berunya saja yang memberitahukan keinginan mereka.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 21, menyampaikan maksud dari kampil yang mereka berikan.

Penutur (21): si pemena kel iorati kami ibas sura-sura kalimbubu kami yang pertama sekali ditanya kami dalam keinginan kalimbubu kami

Sembiring mergana tumbuk ate permen kami ras si beru Ginting Sembiring marganya bersatu niat keponakan kami dengan si beru Ginting

emkapken kesenangan ras keriahen ukur kalimbubuta Ginting mergana yaitu kesenangan dan keikhlasa hati kalimbubu kita Ginting marganya ‘yang pertama sekali kami tanya dalam keinginan kalimbubu kami Sembiring marganya niat keponakan kami bersatu dengan si beru Ginting, yaitu kesenangan dan keikhlasan hati kalimbubu kita Ginting marganya‘

Tindal lokusi : menyampaikan maksud dari kampil yang mereka berikan, yaitu menanyakan kesaenangan dan keikhlasan hati kalimbubu Ginting marganya.

Tindak ilokusi : menyuruh anak beru Ginting untuk menyampaikan hal tersebut kepada kalimbubunya.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan22, bertanya kepada kalimbubunya. Anak beru Ginting menyampaikan informasi tersebut kepada kalimbubunya dan bertanya. Pada percakapan ini anak beru Ginting adalah penutur.

Penutur (22): enda enggo lit arih dirindu beru Ginting mama ras ini sudah ada musyawarah dirimu beru Ginting paman dengan Sembiring margana si reh enda maka atena Sembiring marganya yang datang ini maka niatnya

njabuken bana genduari nungku Sembiring mergana menikah untuknya sekarang bertanya Sembiring marganya

ma senang nge atendu tumbuk beru Ginting ras kan senang lah hatimu bersatu beru Ginting dengan

Sembiring mergana e? Sembiring margannya ini?

‘ini sudah ada niat anakmu beru Ginting paman, dengan Sembiring marganya yang datang pada hari ini maka niatnya menikah, apakah hatimu senang jika bersatu beru Ginting dengan Sembiring marganya?’

Tindak lokusi : memberitahukan kepada kalimbubunya bahwa anak kalimbubunya si beru Ginting telah mempunyai niat untuk menikah dengan Sembiring marganya.

Tindak ilokusi : menanyakan kesenangan hati kalimbubunya.

Tindak perlokusi : muncul pada tuturan 23, bertanya kepada anak berunya Lawan tutur (23): man bandu krina anak beru kami tuhu utang mupus kami

untuk kamu semua anak bru kami benar hutang melahirkan kami nge kalimbubundu tapi si beru Ginting si ersura-sura erjabu lah kalimbubumu tapi si beru Ginting yang berkeinginan menikah

ibas wari enda kam kap si peluar kam si dalam hari ini kamu lah yang mengeluarkan kamu yang

pekarang kam nge si metehsa krina emaka kam lah masukkan kamu lah yang mengetahui semua jadi kamu lah

lebe arih kerina dahulu musyawarah semua

‘untuk semua anak beru kami benar hutang melahirkan kamilah kalimbubumu Ginting marganya, tapi si beru Ginting yang berkeinginan menikah pada hari ini kamulah yang mengetahui semuanya jadi musyawaralah kamu semua

terlebih dahulu‘

Tindak lokusi : menyatakan kepada anak berunya bahwa yang melahirkan memang mereka tapi yang mengetahui semunya adalah