• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Kondisi Awal

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Tindakan siklus I

Siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, dimulai dari kegiatan awal, sampai kegiatan akhir. Pertemuan ini berlangsung pada hari: Senin, 14 Mei 2012. Adapun langkah dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut

0 2 4 6 8 10 12 14

commit to user

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi: 1) Merencanakan Kegiatan Harian (RKH)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran dengan menggunakan metode role playing untuk meningkatkan kemampuan bercerita yang dalam 1 siklus direncanakan dalam 3 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 120 menit. Rencana pelaksanaan kegiatan harian pembelajaran mencakup penentuan: kompetensi dasar, indikator, kegiatan belajar mengajar, rincian waktu, metode/media (alat peraga), dan evaluasi.

2) Menyiapkan fasilitas dan alat peraga yang dibutuhkan

Ruangan kelas yang digunakan adalah kelas yang biasa digunakan setiap hari. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menata ruanagan kelas seperti meja dan kursi. Selain mempersiapkan ruangan kelas guru menyiapkan media atau alat peraga yang akan digunakan untuk pembelajaran bercerita yaitu buku cerita.

3) Menyiapka lembar penilaian

Lembar penilaian ditunjukan kepada anak untuk mengetahui kemampuan bercerita pada anak setelah diterapkannya metode role playing.

4) Menyiapkan lembar pengamatan

Lembar pengamatan yang digunakan untuk mengatahui segala aktifitas guru selama pelaksanaan pembelajaran berupa belangko pengamatan yang mencakup bagaimana guru mengajar, kaktifan anak saatbguru mengajar, hasil pembelajaran guru dalam menerapkan metode role playing.

commit to user b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 14 Mei 2012. Pelaksanaan tindakan 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2012, dan pelaksanaan tindakan 1 pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Mei 2012 di ruang kelas kelompok B selama 120 menit terdiri dari pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan akhir, yaitu pukul 07.30-10.00 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan 1,2,dan 3 peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan guru kelas melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran.

Sebelum mengawali pembelajaran terlebih dahulu anak-anak berbaris didepan kelas. Selesai berbaris di depan kelas anak-anak masuk ke dalam kelas kemudian dilanjutkan presensi. Selesai melakukan presensi berusaha guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di dalam kelas. Jika suasana sudah tenang guru melakukan apresepsi mengenai pembelajaran bercerita yang akan diajarkan. Guru membawa buku cerita yang nantinya akan dimainkan peran-peran yang ada di dalam buku cerita tersebut.

Selesai melakukan apresepsi masuklah pada kegiatan inti. Pertama guru memperkenalkan siapa saja tokoh-tokoh pemain dan karakter pemain yang ada dalam buku cerita. Kedua guru muali menceritakan isi cerita yang ada dalam buku cerita dan mnjelaskan bagaimana alur cerita tersebut kepada anak-anak sebelum anak mulai memainkan peran (role playing) dalam cerita tersebut.

Selesai bercerita anak disuruh untuk memainkan peran (role playing) yang ada di dalam buku cerita, sambil guru mengarahkan anak saat memerankan tokoh dalam cerita. Guru meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan meminta anak untuk memainkan peran sesuai dengan cerita yang ada dalam buku cerita. Jika kelompok pertama selesai

commit to user

memainkan cerita tersebut, kemudian dilanjutkan kelompok berikutnya untuk memainkan peran yang sama.

Pada kegiatan akhir guru mengulas kembali secara singkat apa kegiatan pembelajaran yang diajarkan hari ini. Guru melakukan tanya jawab dengan anak tentang apa yang diceritakan dalam buku cerita dan mengambil kesimpulan bersama-sama tentang isi cerita tersebut. Menutup kegiatan sebelum pulang dengan do’a bersama, salam,dan pulang.

c. Observasi

Tahap observasi peneliti mengamati proses pembelajaran bercerita dengan menggunakan metode role playing secara langsung saat proses kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Uraian hasil observasi adalah sebagai berikut:

1) Kinerja guru

Pada pembelajaran siklus satu berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan pembelajaran dengan tiga kali pertemuan sebagai berikut:

Aktivitas pembelajaran guru yang baik adalah (1) melaksanakan pembelajaran pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dibuat, (2) melaksanakan evaluasi sesuai dengan perencanaan. Anak diminta maju untuk bermain peran (role playing) menceritakan isi cerita di dalam buku cerita secara singkat sesuai dengan rencana pembelajaran yang ada.

Aktifitas guru yang kurang baik adalah (1) membangun semangat anak untuk mengikuti pembelajaran dengan baik masih kurang, (2) guru masih kurang dalm melakukan apresepsi (3) terlalu lama dalam menjelaskan materi kepada anak.

2) Aktifitas anak

Berdasrkan pengamatan selama kegiatan pembelajaran, aktivitas anak pada siklus I menunjukan masih kurangnya respon anak selama proses pembelajaran. Uraian hasil observasi adalah sebagai berikut:

commit to user

Aktivitas anak yang baik adalah (1) anak termotifasi untuk mengikuti pembelajaran, (2) anak mengetahui tentang isi cerita yang ada di dalam buku cerita yaang telah dibacakan oleh guru.

Aktivitas anak yang belum baik adalah (1) anak kurang mendengarkan penjelasan dari guru, dalam mendengarkan penjelasan dari guru sebagian anak tenang mendengarkan tetapi sebagian ada yang sibuk sendiri, ada juga yang hanya diam tetapi setelah ditanya sudah jelas atau belum malah tidak bisa menjawab, (2) sikap siswa selama pembelajaran kurang tertib, anak masih suka ribut dan sibuk sendiri (3) anak kurang bekerjasama dengan temannya.

d. Refleksi

Berdasarkan data-data yang diperoleh guru melalui observasi, selanjutnya peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil pembelajaran pada masing-masing pertemuan. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus selanjutnya. Data-data yang diperoleh dari refleksi adalah melalui pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada siklus I telah menunjukan perubahan yang berarti, baik pada keaktifan anak selama belajar maupun pada pencapaian hasil belajar kemampuan bercerita namun belum memenui target peneliti yakni meningkat menjadi 75% sehingga masih perlu ditingkatkan pada siklus II. Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus I.

Adapun hasil belajar kemampuan bercerita yang dicapai pada siklus I adalah sebagai berikut:

commit to user

Daftar Penilaian Anak Siklus I sebagai berikut:

No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan

1. 2,3 ● (T) 11. 2,2 ● (T) 21. 2,2 ● (T) 2. 2,2 ● (T) 12. 2,2 ● (T) 22. 1,7 ○ (TT) 3. 2,2 ● (T) 13. 2 √ (ST) 23. 1,8 ○ (TT) 4. 2,2 ● (T) 14. 2 √ (ST) 24. 1,7 ○ (TT) 5. 2 √ (ST) 15. 1,6 ○ (TT) 25. 1,8 ○ (TT) 6. 2 √ (ST) 16. 1,6 ○ (TT) 26. 1 ○ (TT) 7. 2,2 ● (T) 17. 1,1 ○ (TT) 8. 2,3 ● (T) 18. 2,2 ● (T) 9. 2,2 ● (T) 19. 2,3 ● (T) 10. 2 √ (ST) 20. 2,2 ● (T)

Ketuntasan Klasikal = jumlah anak tidak tuntas = 13/26 x 100% = 50% = jumlah anak setengah tuntas = 5/26 x 100% = 19,2% = jumlah anak tuntas = 8/26 x 100% = 30,8%

Hasil pembelajaran kemampuan bercerita anak kelompok B Tk Pembina Cawas pad siklus I disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2. Frekuensi Nilai Kemampuan Bercerita Anak Kelompok B Tk Pembina Cawas.

No Nilai Frekuensi Prosentase (%) Keterangan

1 ○ 5 19,3% Tindak tuntas

2 √ 8 30,7% Setengah tuntas

3 ● 13 50%% Tuntas

KKM = Tanda Lingkaran Penuh (●) Anak tuntas = 13 anak

Prosentase Keberhasilan = x 100% = (13:26) x 100 % = 50%%

commit to user

Tabel di atas menunjukan bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I pertemuan 1,2, dan 3 bahwa penerapan penggunaan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan bercerita terlihat dari hasil nilai yang diperoleh pada siklus I pertemuan 1,2, dan 3 mengalami peningkatan. Anak memperoleh nilai tidak tuntas (○) adalah 5 anak atau 19,3% dari 26 anak, yang mendapatkan nilai setengah tuntas (√) adalah 8 anak atau 30,7% dari 26 anak, dan yang mendapat nilai tuntas (●) adalah 13 anak atau 50% dari 26 anak.

Pada siklus I terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi sebelumnya sejumlah 8 anak atau 30,8% meningkat menjadi 13 anak atau 50%. Dengan demikian target pada indikator kinerja belum tercapai, sehingga pembelajaran dilanjutkan ke siklus II. Melalui tabel frekuensi nilai tes kemampuan bercerita kelompok B Tk Pembina Cawas pada siklus I tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1. Grafik Nilai Tes Kemampuan Bercerita Kelompok B Tk Pembina Cawas Siklus I 0 2 4 6 8 10 12 14

commit to user 2. Tindakan Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, dimulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Pertemuan ini berlangsung pada hari: Kamis, 17 Mei 2012; Jum’at, 18 Mei 2012; dan Senin, 21 Mei 2012. Adapun langkah dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus I diketahui bahwa sudah menunjukan adanya peningkatan hasil belajar kamampuan bercerita pada anak kelompok B Tk Pembina Cawas, tetapi belum berhasil dengan maksimal. Kemampuan anak secara klasikal masih 50% dari target keberhasilan yang ingin dicapai sebesar 75%. Jadi pada siklus I baru 13 anak yang dapat mencapai nilai tuntas dan masih perlu ditingkatkan pada siklus II.

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi: 1) Merencanakan Kegiatan Harian (RKH)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan, pembelajaran dengan menggunakan metode role playing untuk meningkatkan kemampuan bercerita yang dalam 1 siklus direncanakan dalam 3 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 120 menit. Rencana pelaksanaan kegiatan harian pembelajaran mencakup penentuan: kompetensi dasar, indikator, kegiatan belajar mengajar, rincian waktu, metode/media (alat peraga), dan evaluasi.

2) Menyiapkan fasilitas dan alat peraga yang dibutuhkan

Ruangan kelas yang digunakan adalah kelas yang biasa digunakan setiap hari. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menata ruanagan kelas seperti meja dan kursi. Selain mempersiapkan ruangan kelas guru menyiapkan media atau alat peraga yang akan digunakan untuk pembelajaran bercerita yaitu buku cerita.

commit to user

3) Menyiapka lembar penilaian

Lembar penilaian ditunjukan kepada anak untuk mengetahui kemampuan bercerita pada anak setelah diterapkannya metode role playing.

4) Menyiapkan lembar pengamatan

Lembar pengamatan yang digunakan untuk mengatahui segala aktifitas guru selama pelaksanaan pembelajaran berupa belangko pengamatan yang mencakup bagaimana guru mengajar, kaktifan anak saat guru mengajar, hasil pembelajaran guru dalam menerapkan metode role playing.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Mei 2012, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 18 Mei 2012, dan Senin, 21 Mei 2012 di ruang kelas kelompok B selama 120 menit terdiri dari pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan akhir, yaitu pukul 07.30-10.00 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan 1, 2, dan 3 peneliti bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan guru kelas melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran.

Sebelum mengawali pembelajaran terlebih dahulu anak-anak berbaris didepan kelas. Selesai berbaris di depan kelas anak-anak masuk ke dalam kelas kemudian dilanjutkan presensi. Selesai melakukan presensi berusaha guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif di dalam kelas. Jika suasana sudah tenang guru melakukan apresepsi mengenai pembelajaran bercerita yang akan diajarkan. Guru membawa buku cerita yang nantinya akan dimainkan peran-peran yang ada di dalam buku cerita tersebut.

Selesai melakukan apresepsi masuklah pada kegiatan inti. Pertama guru memperkenalkan siapa saja tokoh-tokoh pemain dan karakter pemain yang ada dalam buku cerita. Kedua guru mulai menceritakan isi cerita yang ada dalam buku cerita dan menjelaskan bagaimana alur cerita tersebut kepada

commit to user

anak-anak sebelum anak mulai memainkan peran (role playing) dalam cerita tersebut.

Selesai bercerita anak disuruh untuk memainkan peran (role playing) yang ada di dalam buku cerita, sambil guru mengarahkan anak saat memerankan tokoh dalam cerita. Guru meminta beberapa anak untuk maju ke depan dan meminta anak untuk memainkan peran sesuai dengan cerita yang ada dalam buku cerita. Jika kelompok pertama selesai memainkan cerita tersebut, kemudian dilanjutkan kelompok berikutnya untuk memainkan peran yang sama.

Pada kegiatan akhir guru mengulas kembali secara singkat apa kegiatan pembelajaran yang diajarkan hari ini. Guru melakukan tanya jawab dengan anak tentang apa yang diceritakan dalam buku cerita dan mengambil kesimpulan bersama-sama tentang isi cerita tersebut. Menutup kegiatan sebelum pulang dengan do’a bersama, salam,dan pulang.

c. Observasi

Tahap observasi peneliti mengamati proses pembelajaran bercerita dengan menggunakan metode role playing secara langsung saat proses kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Uraian hasil observasi adalah sebagai berikut:

1) Kinerja guru

Pada pembelajaran siklus kedua berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan pembelajaran dengan tiga kali pertemuan sebagai berikut:

Aktivitas pembelajaran guru yang baik adalah (1) melaksanakan pembelajaran pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dibuat, (2) membangun semangat anak dalam mengikuti pembelajaran, (3) menyampaikan materi sesuai dengan yang ada dalam rencana kegiatan harian (RKH), (4) melaksanakan evaluasi sesuai dengan perencanaan, anak diminta maju untuk bermain peran (role playing) menceritakan isi

commit to user

cerita di dalam buku cerita secara singkat sesuai dengan rencana pembelajaran yang ada.

Aktifitas guru yang cukup adalah (1) guru sudah cukup dalam menyampaikan aprespsi, (2) guru cukup baik dalam menyampaikan materi pembelajaran.

2) Aktifitas anak

Berdasrkan pengamatan selama kegiatan pembelajaran, aktivitas anak pada siklus II adalah sebagai berikut:

Aktivitas anak yang baik adalah (1) anak termotifasi untuk mengikuti pembelajaran, (2) anak mengetahui tentang isi cerita yang ada di dalam buku cerita yaang telah dibacakan oleh guru (3) anak memperhatikan penjelasan dari guru,.

Aktivitas anak yang cukup adalah (1) melakukan kerjasama dengan teman sudah baik (2) anak bersikap baik dalam mengikuti pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada siklus II telah menunjukan perubahan yang signifikan, baik pada keaktifan anak selama belajar maupun pada pencapaian hasil belajar kemampuan bercerita, talah memenuhi target peneliti yakni 75%. Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus I.

commit to user

Daftar Penilaian Anak Siklus II sebagai berikut:

No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan

1. 2,6 ● (T) 11. 2,4 ● (T) 21. 2,3 ● (T) 2. 2,6 ● (T) 12. 2,4 ● (T) 22. 2,3 ● (T) 3. 2,3 ● (TT) 13. 2 √ (ST) 23. 2,3 ● (T) 4. 2,3 ● (T) 14. 2,5 ● (T) 24. 2 √ (T) 5. 2 √ (ST) 15. 2,4 ● (T) 25. 2,3 ● (T) 6. 2,3 ● (T) 16. 2,3 ● (T) 26. 1,3 ○ (TT) 7. 2,4 ● (T) 17. 1,4 ○ (TT) 8. 2,6 ● (T) 18. 2,4 ● (T) 9. 2,4 ● (T) 19. 2,5 ● (T) 10. 2 √ (ST) 20. 2,3 ● (T)

Ketuntasan Klasikal = jumlah anak tidak tuntas = 2/26 x 100% = 7,7% = jumlah anak setengah tuntas = 4/26 x 100% = 15,3% = jumlah anak tuntas = 20/26 x 100% = 77%

Hasil pembelajaran kemampuan bercerita anak kelompok B Tk Pembina Cawas pada siklus II disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3. Frekuensi Nilai Kemampuan Bercerita Anak Kelompok B Tk Pembina Cawas.

No Nilai Frekuensi Prosentase (%) Keterangan

1 ○ 2 7,7% Tindak tuntas

2 √ 4 15,3% Setengah tuntas

3 ● 20 77% Tuntas

KKM = Tanda Lingkaran Penuh (●) Anak tuntas = 20 anak

Prosentase Keberhasilan = x 100% = (20:26) x 100 % = 76,92%

commit to user

Melalui tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus II anak yang memperoleh nilai tidak tuntas (○) adalah 2 anak atau 7,7% dari 26 anak, nilai setengah tuntas (√) adalah 4 anak atau 15,3% dari 26 anak, nilai tuntas (●) adalah 20 anak atau 77%.

Pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I sejumlah 13 anak atau 50% meningkat menjadi 20 anak atau 77%.

Melalui tabel frekuensi nilai tes kemampuan bercerita kelompok B Tk Pembina Cawas pada siklus II tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Kemampuan Bercerita kelompok B Tk Pembina Cawas Siklus II

Praktek bercerita secara keseluruhan mengalami peningkatan dalam ketepatan isi cerita, sistematika cerita, pelafalan, intonasi, serta kemandirian bercerita anak juga mengalami peningkatan. Pencapaian indikator kemampuan bercerita pada siklus II yaitu 77% dari indikator yang ditentukan adalah 75%. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dapat peneliti simpulkan kegiatan bercerita kelompok B Tk Pembina Cawas pada siklus II sudah berhasil.

0 5 10 15 20 25

commit to user

C. PERBANDINGAN HASIL TINDAKAN ANTAR SIKLUS

Dokumen terkait