• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Keanekaragaman Hayat

Dalam dokumen sma10bio Biologi Riana (Halaman 135-139)

Keanekaragaman Hayati di Indonesia

A. Tingkat Keanekaragaman Hayat

Keanekaragaman hayati menunjukkan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat lain yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk, yaitu keanekaragaman gen, jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

1. Keanekaragaman Gen

Gen adalah zat kimia dalam tubuh semua makhluk hidup yang berfungsi sebagai pengatur sifat-sifat tubuh. Setiap gen bersifat unik, yaitu hanya mengatur munculnya satu sifat. Dengan demikian, dalam tubuh setiap organisme terdapat banyak gen, sejumlah sifat yang dimiliki. Sebagai gambaran, coba amati tangan kita. Berapa sifat yang dapat kita lihat pada tangan? Jumlah jari, panjang jari, warna kulit, ada atau tidak ada kuku, bentuk kuku, dan banyak lagi. Betapa banyak macam gen dalam tubuh kita.

Manusia merupakan salah satu jenis makhluk hidup. Jumlah manusia mencapai 5 miliar orang dipastikan memiliki gen yang tidak sama, meskipun serupa. Peribahasa “tak ada manusia yang sama meskipun kembar” tampaknya terbukti dan menjadi bukti bahwa gen itu unik, tidak ada dua gen yang sama meskipun pada manusia kembar.

Keanekaragaman Hayati di Indonesia 127

KEGIATAN 6.1

Mengamati Keanekaragaman Gen

Lakukan pengamatan berikut ini.

1) Sediakan petai, 1 kacang tanah, 1 kacang merah, atau 1 bonggol jagung

2) Kupas petai atau kacang hingga bijinya terkumpul. Pipil biji jagung, kumpulkan.

3) Buat catatan tentang ukuran, warna dan sifat-sifat lainnya dari semua biji petai/kacang tanah/kacang merah/jagung. Apakah semua biji memiliki sifat yang sama persis?

Perbedaan yang kita dapatkan pada biji-biji petai satu batang menandakan adanya keanekaragaman gen pada individu satu keturunan. Demikian pula keanekaragaman gen pada kacang tanah, kacang merah, dan jagung. Contoh pada berat biji, tentu setiap biji memiliki berat yang berbeda. Apabila perbedaan semakin banyak, biasanya tampak oleh kita. Jika perbedaan itu sangat ekstrem, kita sering menyebut adanya perbedaan ras. Misalnya, pada jenis manusia kita mengenal adanya ras mongoloid, ras negroid, ras kaukasoid, ras australoid, dan ras kapoid (perhatikan Gambar 6.2)

Ras Negroid

Ras Australoid Ras Kapoid Ras Kaukasoid

Ras Mongoloid

Sumber: Evolusi, Pustaka alam life

2. Keanekaragaman Jenis

Selama kita hidup, berapa jenis tumbuhan dan hewan yang sudah kita kenal? Bagaimana mengenal dan membedakan hewan-hewan atau tumbuhan yang mirip? Marilah kita perhatikan kelompok kuda dan kelompok keledai. Selintas kedua kelompok ini serupa. Namun, jika diamati dan dipelajari lebih dekat, di antara kedua kelompok tersebut terdapat perbedaan. Perbedaan dapat kita lihat dari ukuran badannya, panjang telinganya, dan panjang ekornya. Ada satu hal penting yang menjadi petunjuk bahwa dua makhluk berbeda jenisnya, yaitu jika mereka dikawinkan, tidak ada keturunan yang terbentuk, atau jika keturunan terbentuk, seluruh keturunan mandul. Oleh karena itu, dikatakan bahwa kuda berbeda “jenis” dengan keledai. Istilah jenis di dalam biologi disebut “spesies”.

Kini dunia memiliki kira-kira 33,5 juta spesies tumbuhan dan hewan, 30 juta spesies adalah serangga. yang sudah teridentifikasi sekitar 800.000 spesies (Dida Hamidah, M.Si : 2003). Untuk memahami apakah sekelompok makhluk hidup itu sejenis atau satu spesies, amatilah, jika mereka saling disilangkan menghasilkan keturunan atau tidak? Apakah keturunannya steril atau fertil? Untuk lebih memahami lakukanlah Kegiatan 6.2 berikut.

Mengamati Perbedaan pada Beberapa Jenis Sapi

Pelajari perbedaan-perbedaan yang terdapat pada macam-macam sapi dalam gambar berikut!

Frisian Holstein (FH) Brahman

Keanekaragaman Hayati di Indonesia 129

Brangus Kerbau Murrah

Pertanyaan

1. Sebutkan ciri-ciri yang dapat membedakan macam-macam sapi tersebut (penampilan, ukuran, warna rambut/bulu, dan sebagainya)! 2. Apa yang membedakan adanya keanekaragaman dalam jenis sapi? Keanekaragaman dalam satu jenis (spesies) seperti tampak pada jenis sapi disebut variasi. Variasi dalam jenis disebabkan oleh adanya perbedaan faktor-faktor pengatur sifat (gen) yang terdapat pada individu.

2. Keanekaragaman Ekosistem

Setiap jenis makhluk hidup dalam lingkungannya akan melakukan interaksi dengan komponen-komponen lainnya. Interaksi melibatkan faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi udara, tanah, suhu, air, cahaya, iklim, dan kelembapan. Faktor kimia meliputi keasaman, salinitas, dan komponen mineral. Faktor fisik dan faktor kimia itu dalam pembentukan sebuah lingkungan disebut sebagai komponen abiotik, sedangkan aneka jenis makhluk hidup yang membentuk interaksi di dalamnya disebut faktor biotik. Secara keseluruhan di dalam ekosistem terjadi aliran energi. Semua proses dilakukan oleh komponen biotik dalam bentuk makan dan dimakan. Dalam proses makan dan dimakan, komponen biotik terbagi menjadi kelompok produsen, konsumen, dan pengurai. Namun, ditinjau dari fungsinya komponen biotik dibagi menjadi dua komponen, yaitu komponen autotrof dan heterotrof.

Komponen autotrof terdiri atas organisme yang mampu menyediakan makanannya sendiri dalam bentuk bahan organik. Bahan organik terbentuk melalui fotosintesis. Komponen heterotrof terdiri atas organisme yang tidak mampu menyediakan makanannya sendiri, dan hanya mampu memanfaat- kan bahan organik hasil fotosintesis sebagai makanannya.

Setiap komponen dalam ekosistem diciptakan oleh Sang Pencipta dalam keadaan seimbang yang jumlah perbandingannya menurut ukuran tertentu. Jenis komponen dan pola interaksi dipengaruhi oleh macam dan sifat komponen biotiknya. Karena komponen abiotik di setiap wilayah di bumi beraneka ragam, ekosistem pun beraneka ragam.

Contoh beranekaragamnya ekosistem, di antaranya ekosistem pantai yang didominasi pohon kelapa, ekosisterm sawah dengan padinya, ekosistem padang rumput, ekosistem laut, ekosistem sungai, ekosistem danau, ekosistem hutan tropis, dan ekosistem hutan gugur.

3. Keistimewaan Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis menjadi pusat perhatian karena terletak di negara kita. Dengan ciri-ciri fisik yang telah dijelaskan di depan, hutan hujan tropis memiliki keistimewaan sebagai sumber plasma nutfah, yaitu gen atau bibit asli yang tersedia di alam liar dan belum dibudidayakan atau direkayasa. Banyak hewan dan tumbuhan endemik di hutan hujan tropis yang menyebabkan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia. Meskipun demikian, tanah di hutan hujan tropis sangat rapuh. Banyaknya tumbuhan berkanopi lebar menyebabkan tanah menerima unsur hara dari guguran daun. Ketika pohon ditebang, tanah kehilangan unsur hara karena tidak menerima guguran daun. Rapuhnya tanah di hutan hujan tropis diperparah dengan berlangsungnya illegal loging dan kebakaran hutan.

Dalam dokumen sma10bio Biologi Riana (Halaman 135-139)