ORGANISASI & TATA PERAN
6. Tingkat Konsultan Manajemen
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) | PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH 27 7) Membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan dan mengarsipkannya;
8) Melakukan penggantian atau perbaikan prasarana yang diperintahkan oleh konsultan/UPL selama proses konstruksi berlangsung;
9) Mendorong pelibatan masyarakat sebanyak-‐banyaknya dalam pelaksanaan kegiatan;
10) Aktif melakukan penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul akibat pelaksanaan kegiatannya;
f. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Tugas KPP adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan rencana Operasional dan Pemeliharaan (O&P) yang mencakup mekanisme pelaksanaan O&P serta pendanaannya;
2) Menggalang dan mengelola dana untuk O&P yang diperoleh dari iuran warga, bantuan APBD dan pihak-‐pihak lainnya;
3) Membuka dan mengelola rekening Bank untuk dana O&P (terpisah dari rekening BKM/LKM); dan
4) Melaporkan kegiatan O&P termasuk penggunaan dana KPP kepada masyarakat dan pemerintah Desa/Kelurahan.
g. Relawan Permukiman
Relawan Permukiman adalah pelopor-‐pelopor pengerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan.
P2KKP mendorong masyarakat di lokasi sasaran agar membuka kesempatan seluas mungkin bagi warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli dan memiliki komitmen untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan program agar bermanfaat bagi masyarakat di wilayahnya.
Dengan demikian peran utama para relawan permukiman adalah :
1) Pengerak masyarakat dalam menjalani seluruh proses kegiatan Kolaborasi Percepatan Gerakan 100 0 100 secara partisipatif;
2) Mengawal proses partisipasi, transparansi, akuntabilitas, demokrasi dsb; dan 3) Mitra kerja BKM/LKM dalam kegiatan Kolaborasi Percepatan Gerakan 100 0
100.
6. Tingkat Konsultan Manajemen
Penyelenggaraan Kolaborasi Percepatan Gerakan 100 0 100 didukung oleh tim konsultan yang memberikan pendampingan manajemen, teknis dan pemberdayaan di tingkat Pusat, tingkat Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat Kelurahan. Konsultan
28 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB)| PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH
Manajemen terdiri dari KMP/NMC, KMW/RMC, Koordinator Kota/Korkot dan Tim Fasilitator.
a. Advisory P2KKP
Advisory dalam kerangka pelaksanaan Kolaborasi Percepatan Gerakan 100 0 100 memiliki tugas dan tanggungjawab antara lain:
1) Membantu PMU dalam persiapan pengembangan konsep dan perumusan POB Kolaborasi Percepatan Gerakan 100 0 100;
2) Membantu PMU dalam pengembangan penelitian Program ND dan lainnya sesuai kebutuhan, termasuk perilaku, melaporkan dan mengkomunikasikan hasil penelitian dan konsep perkembangan Program ND kepada PMU dan Bank Dunia;
3) Membantu PMU dalam program peningkatan kapasitas, termasuk finalisasi kapasitas semua bangunan konsep dan dokumen (seperti modul pelatihan, materi pelatihan, dan pelatihan evaluasi format, dll);
4) Penyusunan Manual Implementasi, dan program terkait lainnya jika diperlukan;
5) Membantu PMU dalam administrasi kontrak, terutama dalam mempersiapkan dokumen kontrak di Sejalan dengan menghubungi pedoman, baik dari lembaga donor dan pedoman pemerintah;
6) Membantu PMU dalam mempersiapkan dan pengembangan peningkatan kapasitas.
b. Konsultan Manajemen Pusat (KMP)
KMP bertugas untuk memberikan dukungan manajemen dan teknis kepada PMU dan Direktorat Pengembangan Permukiman di dalam pengelolaan dan pengendalian kegiatan Kolaborasi Percepatan Gerakan 100 0 100 agar pelaksanaan program sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan memenuhi kriteria dan indikator keberhasilan pelaksanaan program.
KMP bertanggung jawab dan melaporkan seluruh kegiatannya kepada PMU dengan tugas dan tanggung jawab antara lain adalah:
1) Memberikan dukungan teknis dan manajemen kepada Koordinator Program (PMU) didalam pengelolaan dan pengendalian seluruh tahapan kegiatan ; 2) Menjamin kesesuaian capaian waktu dan target pelaksanaan yang telah
ditetapkan;
3) Memastikan pelaksanaan dapat memenuhi target indikator kinerja yang telah ditetapkan;
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) | PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH 29 4) Memastikan adanya kesepahaman terhadap desain dan kinerja yang optimal dari tim konsultan manajemen wilayah (KMW) yang ditugaskan di daerah;
5) Melakukan finalisasi dokumen teknis pelaksanaan termasuk pedoman teknis dan tata aturan pelaksanaan ;
6) Melakukan diseminasi seluruh pedoman maupun dokumen teknis terhadap pihak terkait;
7) Mengembangkan konsep, strategi, dan modul pelatihan yang mencakup aspek kesetaraan gender dalam kegiatan ;
8) Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan melalui kunjungan lapangan, wawancara dan pengumpulan data;
9) Mengumpulkan data baseline, benchmark dan laporan hasil survey, serta memastikan bahwa data-‐data telah dianalisis dan dicantumkan dalam laporan triwulan maupun laporan tahunan ;
10) Memonitor dampak sosial, lingkungan dan ekonomi dari pelaksanaan , termasuk penyediaan data dan informasi kondisi awal lingkungan, serta pelaporan terhadap penilaian dampak awal;
11) Mengembangkan situs web dan melakukan update data mingguan tentang status kemajuan pelaksanaan ;
12) Menyiapkan seluruh laporan keuangan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, menyusun kompilasi dan ringkasan permintaan pembayaran, pencairan dana serta status penyerapan yang terkait dengan alokasi dana pinjaman ;
13) Menyusun dokumentasi status pencairan dan penyerapan dana BLM;
14) Memonitor dan meng-‐update jadwal rencana implementasi ; 15) Menyiapkan laporan keungan pra-‐audit ;
16) Merumuskan mekanisme penanganan pengaduan masyarakat dan memonitor tindak lanjut penanganan masalah;
17) Memberikan kontribusi sebagai nara sumber dalam berbagai kegiatan pelatihan; dan
18) Melakukan uji kelayakan terhadap aspek pengamanan sosial dan rencana pembebasan lahan dan/atau rencana pemukiman kembali mengacu pada kerangka Resettlement, termasuk memonitor pelaksanaanny.
30 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB)| PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH
c. Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)
Disamping KMP, Koordinator Program (PMU) didalam penyelenggaraan Kolaborasi Percepatan Gerakan 100 0 100 juga akan dibantu oleh KMW yang berkedudukan di tingkat wilayah/ region yang bertanggung jawab terhadap pemberian bantuan teknis dan fasilitasi pendamping seluruh tahapan kegiatan kepada pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat.
Tugas dan tanggung jawab tim KMW di dalam membantu pemerintahan Kabupaten/Kota antara lain adalah sebagai berikut :
1) Membantu Pemda untuk mensosialisasikan program P2KKP-‐ Kolaborasi kepada stakeholder di tingkat Kabupaten/Kota dan di tingkat kelurahan;
2) Memberikan bantuan teknis dan pendampingan kepada Koordinator Kota dan para Pendamping Masyarakat (Community Advisor/Tim Fasilitator);
3) Memonitor dan mengevaluasi kinerja Korkot dan Tim Fasilitator;
4) Membantu Korkot dan Tim Fasilitator dalam membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pendekatan dan persyaratan program;
5) Membantu Korkot dan Tim Fasilitator untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pembangunan infrastruktur, mengevaluasi kapasitas kelembagan masyarakat, mengembangkan mekanisme perencanaan dan proses pengambilan keputusan secara partisipatif di tingkat masyarakat;
6) Membantu Tim Fasilitator dalam mengembangkan kapasitas kelembagaan masyarakat serta memastikan bahwa kegiatan pengembangan kapasitas kelembagaan tersebut juga meningkatkan kesetaraan gender;
7) Membantu masyarakat dalam penyusunan RPLP/RTPLP dan mengkonsolidasikan serta mengintegrasikan ke dalam rencana investasi program di tingkat Kabupaten/Kota;
8) Memfasilitasi musyawarah di tingkat Kabupaten/Kota untuk proses integrasi dan konsolidasi usulan program di tingkat masyarakat dengan rencana investasi Kabupaten/Kota;
9) Memastikan berlangsungnya tata kelola pemerintahan yang baik dalam proses penyaluran dana BLM ke kelompok-‐kelompok masyarakat sasaran;
10) Membantu masyarakat menyusun rencana pelaksanaan operasioanal dan pemeliharaan yang berkelanjutan atas infrastruktut yang telah terbangun;
11) Memastikan semua kegiatan telah memenuhi ketentuan program terkait dengan kegiatan pengamanan (safeguard) pada aspek sosial dan lingkungan, serta sesuai dengan pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis;
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) | PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH 31 12) Memonitor pelaksanaan tahapan kegiatan dan menyusunnya dalam
laporan triwulan dan tahunan;
13) Merumuskan dan melaksanakan kegiatan penanganan pengaduan;
14) Membantu Pemda dan Satker PIP Kabupaten/Kota dalam pengelolaan manajemen mencakup progress fisik dan keuangan, serta penyaluran dana BLM;
15) Menjamin penerapan Quality Assurance pada setiap tahapan kegiatan ; 16) Melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan program dengan
memberikan dukungan teknis dan managemen program di tingkat Kabupaten/Kota;
17) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan PMU, Satker Pusat, KMP, Pemda dan Satker Kabupaten/Kota didalam penyelenggaraan program;
18) Melakukan dokumentasi pada setiap tahapan pelaksanaan (sosialisasi, persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik dan pemeliharaan); dan
19) Menyusun laporan bulanan, triwulan dan laporan tahunan kemajuan serta melaporkannya kepada Pemda dan PMU melalui Satker Pusat.
d. Koordinator Kota (City Coordinator)
Koordinator Kota (City Coordinator) adalah tenaga ahli KMW yang ditugaskan di masing-‐masing Kabupaten/Kota untuk mendukung dan memfasilitasi upaya penguatan kapasitas lembaga pengelola daerah (Pemda dan Satker Kabupaten/Kota) dalam perencanaan dan pelaksanaan , baik tingkat kota kabupaten maupun di tingkat kelurahan dan masyarakat. Korkot bertanggung jawab langsung atas kendali mutu pelaksanaan di daerah dan melaporkannya kepada Pemda dan KMW.
Koordinator Kota memiliki peran dan tugas pokok sebagai berikut :
1) Membantu pelaksanaan tugas Pemda dalam penyelenggaraan P2KKP-‐
Kolaborasi di tingkat Kabupaten/Kota dan di tingkat kelurahan;
2) Melakukan fungsi manajemen dan pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan P2KKP-‐ Kolaborasi di tingkat Kabupaten/Kota;
3) Mendampingi dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam proses verifikasi lokasi sasaran kumuh;
4) Mendorong Pemerintah Daerah dalam mengalokasikan dana pendamping dalam P2KKP-‐ Kolaborasi setiap tahun;
5) Menyiapkan dan mengkoordinir pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi P2KKP-‐ Kolaborasi ditingkat Kabupaten/Kota;
32 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB)| PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH
6) Melaksanakan pelatihan pengembangan kapasitas masyarakat dalam pelaksanaan P2KKP-‐ Kolaborasi di tingkat Kabupaten/Kota;
7) Melakukan On The Job Training kepada Tim Fasilitator dalam setiap tahapan P2KKP-‐ Kolaborasi;
8) Melakukan monitoring, pengendalian, dan uji petik serta audit gender untuk memastikan aspek perlindungan sosial, lingkungan, jaminan kualitas pekerjaan (Quality Assurance), gender, partisipasi masyarakat dan penyebarluasan program serta monitoring (loan convenance);
9) Bertanggung jawab untuk input data MIS perkembangan pelaksanaan P2KKP-‐
Kolaborasi Kabupaten/Kota pada setiap tahapan;
10) Melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kinerja Tim Fasilitator dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya;
11) Membantu Pemda dalam pengelolaan pengaduan masyarakat serta melakukan tindak lanjut dan melaporkan hasilnya;
12) Menyusun laporan bulanan pelaksanaan kegiatan program P2KKP-‐ Kolaborasi di tingkat Kabupaten/Kota, termasuk Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan Manajemen Program (LMP);
13) Mengumpulkan dokumen pencairan dana BLM mencakup SP2D, SPM, SP3, BA, Ringkasan Kontrak dan Kwitansi;
14) Memberikan dukungan teknis dalam proses perencanaan kegiatan di tingkat Desa/Kelurahan;
15) Melakukan verifikasi dokumen pencairan agar sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang sudah ditetapkan;
16) Melakukan evaluasi pelaksanaan P2KKP-‐ Kolaborasi di tingkat Kabupaten/Kota;
17) Melakukan penguatan kepada BKM/LKM terkait penyusunan rencana Operasi dan Pemeliharaan serta keberlanjutan program.
e. Tim Fasilitator
Pelaksanaan Program P2KKP-‐ Kolaborasi pada tingkat kelurahan dan tingkat masyarakat akan difasilitasi oleh Tim Fasilitator yang berperan sebagai tenaga pendamping masyarakat. Komposisi tim akan ditetapkan sesuai kebutuhan dan kondisi geografis lokasi. Tim Fasilitator direkrut oleh KMW dan atau Satker 2B dengan komposisi minimal 40% perempuan dengan masa penugasan sesuai dengan kebutuhan program.
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) | PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH 33 Tim Fasilitator memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1) Melakukan koordinasi secara berkala dengan Pemerintah Kecamatan terkait dengan pelaksanaan kegiatan P2KKP-‐ Kolaborasi;
2) Melakukan koordinasi secara intensif dengan Pemerintah Kelurahan terkait dengan P2KKP-‐ Kolaborasi di kelurahan;
3) Melakukan koordinasi secara intensif dengan RT/RW terkait pelaksanaan P2KKP-‐ Kolaborasi di wilayah yang bersangkutan;
4) Menyebarluaskan informasi mengenai substansi program P2KKP-‐ Kolaborasi melalui berbagai media kepada masyarakat di wilayah kerjanya;
5) Mendorong partisipasi aktif dan keterlibatan warga masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan warga miskin didalam seluruh tahapan kegiatan P2KKP-‐ Kolaborasi;
6) Memfasilitasi pertemuan dan musyawarah bersama masyarakat untuk untuk mengidentifikasi dan membahas permasalahan dan solusi mengenai rumah dan lingkungan tempat mereka tinggal;
7) Membangun motivasi dan semangat untuk melakukan perbaikan rumah dan lingkungan tempat tinggalnya;
8) Mensosialisasikan standar dan persyaratan perumahan dan kawasan permukiman layak huni, sehat dan harmoni;
9) Melakukan revitalisasi/memperkuat kelembagaan masyarakat lokal yang telah dipercaya sebaga BKM/LKM;
10) Mendorong, fasilitasi dan pendampingan masyarakat didalam proses pengambilan keputusan secara demokratis, transparan dan akuntabel;
11) Mendorong partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan P2KKP-‐ Kolaborasi;
12) Bersama BKM memfasilitasi pembentukan tim survei untuk melaksanakan Survei Kampung Sendiri (SKS);
13) Melakukan On The Job Training (OJT) kepada tim SKS untuk memampukan dalam pelaksanaan survei kampung sendiri;
14) Mendampingi dan memfasilitasi masyarakat melakukan SKS pada kelurahan lokasi penugasannya;
15) Memfasilitasi dan mendampingi warga masyarakat dan kelompok sasaran dalam penyusunan NUAP;
16) Memberi pelatihan kepada KPP melalui OJT dalam rangka membangun motivasi (motivation achievment training) dan kesadaran kritis masyarakat untuk memelihara keberlanjutan insfrastruktur di
34 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB)| PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH
17) wilayahnya;
18) Memberi pelatihan untuk peningkatan kapasitas masyarakat dalam rangka pelaksanaan manajemen organisasi, manajemen kegiatan, dan manajemen keuangan;
19) Melakukan pendampingan secara terus menerus untuk meningkatkan kapasitas BKM/LKM termasuk penguatan manajemen kelembagaan, aksesibilitas dan chanelling kepada sumberdaya kunci dalam rangka keberlanjutan insfrastruktur yang telah dibangun;
20) Mendorong BKM/LKM agar memperjuangkan alokasi dana O&P infrastruktur terbangun dari APBD melalui mekanisme Musrenbang;
21) Memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan iklim yang kondusif bagi penerapan dan pengembangan nilai dan prinsip
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) | PERCEPATAN PENANGANAN KUMUH 35