• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

4. Tingkat partisipas

Definisi operasional Tingkat Partisipasi Arnstein (1969) melalui Tahapan Partisipasi Uphoff et al. (1979) yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Defisini operasional tingkat partisipasi peternak pada tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi

Tahapan Definisi operasional Indikator dan cara pengukuran Perencanaan Keikutsertaan responden dalam mengikuti kegiatan penyusunan rencana suatu kegiatan. Tahapan perencaan diukur melalui keikutsertaan dalam proses identifikasi masalah, identifikasi kebutuhan, pengambilan keputusan, penentuan kegiatan, penyusunan jadwal kegiatan, perencanaan alokasi dana program. Motivasi kehadiran: 1. Tidak hadir: skor 0 2. Ikut-ikutan: skor 1

3. Dipaksa oleh penyelenggara: skor 2 4. Kesadaran sendiri: skor 3

Keaktifan dalam pertemuan:

1. Tidak memberikan pendapat: skor 1

2. Memberikan pendapat karena diminta oleh penyelenggara: skor 2 3. Memberikan pendapat atas inisiatif

sendiri: skor 3 Pelaksanaan Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanan kegiatan program. Tahapan pelaksanaan diukur melalui pengambilan peranan, sumbangan materi, sumbangan tenaga.

Keikutsertaan dalam program: 1. Tidak memiliki peran: skor 1 2. Memiliki peran karena diminta oleh

penyelenggara: skor 2

3. Memiliki peran karena inisiatif sendiri: skor 3

Tidak kedudukan peran:

1. Lebih rendah dari penyelenggara: skor 1

2. Setara dengan penyelenggara: skor 2

3. Lebih tinggi dari penyelenggara: skor 3

Motivasi kehadiran: 1. Tidak hadir skor 0 2. Ikut-ikutan skor 1

3. Diminta oleh penyelenggara skor 2 4. Inisiatif sendiri skor 3

15 Tahapan Definisi operasional Indikator dan cara pengukuran Menikmati

Hasil

Keikutsertaan

masyarakat dalam memanfaatkan dan menikmati hasil dari kegiatan program. Diukur melalui pemanfaatan sarana dan prasarana, hasil, pengalaman baru dalam kegiatan peternakan.

Peningkatan kualitas susu dan ternak setelah mengikuti program:

1. Ya skor 2 2. Tidak skor 1 Evaluasi Keikutsertaan masyarakat dalam memantau setiap kegiatan peternakan khususnya program pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi buatan. Diukur melalui keikutsertaan dalam penyampaian kendala, kritik, saran, pembuatan laporan tentang program pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi buatan.

Motivasi kehadiran: 1. Tidak hadir skor 0 2. Ikut-ikutan skor 1

17

PENDEKATAN LAPANG

Pendekatan lapang memuat informasi mengenai pendekatan penelitian yang digunakan ketika penelitian di lapangan. Pendekatan lapang terdiri dari metode penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data yang dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Metode penelitian menggambarkan pemilihan metode yang digunakan dalam penelitian. Lokasi dan waktu penelitian menginformasikan pemilihan lokasi dan waktu pelaksanaan penelitian. Teknik pengumpulan data menginformasikan pemilihan teknik yang digunakan dalam menggali data dan informasi baik melalui kuisioner ataupun wawancara terstruktur kepada responden dan informan. Teknik pengolahan dan analisis data memuat informasi mengenai cara pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Penjelasan lebih lanjut mengenai bagian-bagian yang terdapat pada pendekatan lapang akan diuraikan pada subbab berikut.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian kuantitatif yang akan dilakukan dengan menggunakan penelitian sensus. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa yang berada di Lembang dan menjadi desa yang memiliki jumlah peternak terbanyak dibandingkan dengan desa lainnya yang berada di Lembang. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pemillihan responden dipilih berdasarkan 2 kelompok yang tergolong aktif di Desa Sukajaya. Oleh sebab itu, 2 kelompok ini yang dipilih dan diteliti. Jumlah anggota di 2 kelompok ini adalah 30 orang dan semuanya diambil sebagai responden. Ternyata, dari para anggota aktif KPSBU yang menjadi responden ini pun didapatkan bahwa tingkat keaktifan dari tiap anggota bervariasi. Pendekatan kuantitatif diharapkan mampu menjawab bagaimana tingkat partisipasi peternak dalam program KPSBU Jabar yang dilaksanakan di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan dan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah para aparat desa, ketua kelompok ternak, serta masyarakat yang menjadi anggota KPSBU Jabar.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Wilayah ini termasuk ke dalam wilayah semi perkotaan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Pemilihan lokasi tersebut dengan mempertimbangkan daerah yang sudah terlaksananya program pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi buatan. Di desa ini sangat strategis sekali untuk meneliti program ini karena dilihat dari setiap rumah penduduknya memiliki hewan ternak sapi perah. Penetapan lokasi ini ditetapkan setelah melakukan penjajagan pada Februari 2015 lalu.

18

Proses penelitian dimulai dari pembuatan proposal penelitian pada bulan Januari 2015. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yang terhitung mulai Maret 2015. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi. Proses pelaksanaan penelitian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Pelaksanaan penelitian Tahun 2015

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Penyusunan proposal skripsi Kolokium Pengambilan data lapangan Pengolahan dan analisis data Penulisan draft skripsi Uji petik Sidang skripsi Perbaikan laporan penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner. Kuesioner berisi beberapa variabel tingkat partisipasi, sikap, karakteristik individu dan faktor eksternal. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam pada beberapa informan. Topik wawancara mendalam mengenai tingkat partisipasi, sikap, karakteristik individu dan faktor eksternal. Hasil dari pengamatan dan wawancara di lapangan dituangkan dalam catatan harian dengan bentuk uraian rinci dan kutipan langsung. Data sekunder diperoleh melalui literatur yaitu buku-buku, podes, BPS, profil desa, informasi tertulis, data- data dan literatur-literatur yang mendukung kebutuhan data mengenai fokus penelitian seperti profil desa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

19

Tabel 6 Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data Data yang dikumpulkan

Kuesioner (responden) 1. Tingkat partisipasi peternak dalam program KPSBU

2. Karakteristik individu peternak yang menjadi anggota aktif dalam KPSBU

3. Sikap peternak terhadap pelaksanaan program KPSBU di Desa Sukajaya

4. Faktor eksternal dari tokoh masyarakat yang mempengaruhi tingkat partisipasi peternak dalam program KPSBU

Wawancara mendalam 1. Permasalahan di Desa Sukajaya 2. Kondisi keanggotaan di KPSBU

3. Dukungan dari pemerintah untuk program dari KPSBU

4. Aspek yang dapat membantu peternak setelah mengikuti program KPSBU Observasi lapang 1. Aktivitas peternak

2. Aktivitas penyuluhan di Desa Sukajaya 3. Transparansi petinggi dalam program Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang akan diolah dan dianalisis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menggunakan aplikasi

Microsoft Excell 2010 dan SPSS for windows 16.0. Data mengenai tingkat partisipasi akan diolah menggunakan metode uji beda dengan membandingkan peternak yang memiliki tingkat partisipasi yang rendah dan tinggi. Uji korelasi

Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan antara karakteritik individu, faktor eksternal dengan sikap peternak dalam program desa susu tersebut dan untuk melihat hubungan antara karakteristik individu, faktor eksternal dengan tingkat partisipasi.

21

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kondisi Geografis

Desa Sukajaya berada dalam kawasan Kecamatan Lembang kurang lebih 4 km dari kantor Kecamatan Lembang, jarak dari Kabupaten Bandung Barat 10 km dan jarak dari kantor pemerintah provinsi 20 km. Desa Sukajaya berbatasan dengan:

1. Sebelah utara: berbatasan dengan Gunung Tangkuban Perahu

2. Sebelah timur: berbatasan dengan Desa Wisata Cikahuripan Kecamatan Lembang

3. Sebelah selatan: berbatasan dengan Desa Cihideung Kecamatan Parompong

4. Sebelah barat: berbatasan dengan Desa Cihideung Kecamatan Parompong Desa Sukajaya berada di ketinggian 1200 m, dengan peruntukkan lahan sebanyak 163 Ha adalah pertanian, 68 Ha pertanian tadah hujan, 11.218 Ha sawah yang tidak produktif, 96.745 Ha perkarangan bangunan dan halaman, kolam 2 Ha, dan tanah kas desa 1700 Ha.

Kondisi Demografis

Jumlah penduduk di Desa Sukajaya sebanyak 11.766 orang yang terdiri dari 5.997 orang laki-laki dan 5.769 orang perempuan. Jumlah RW di Desa Sukajaya sebanyak 15 RW. Jumlah penduduk terbanyak tersebar di RW 06 sebanyak 1.116 orang dan jumlah penduduk tersedikit berada di wilayah RW 15 sebanyak 352 orang dengan range atau selisih jumlah penduduk terbesar dan terkecil sebesar 764 orang. Keterangan lebih lanjut mengenai jumlah penduduk di Desa Sukajaya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

RW Laki-laki Perempuan Jumlah

1 506 518 1 024 2 341 345 686 3 498 440 938 4 444 418 862 5 545 514 1 059 6 553 563 1 116 7 387 355 742 8 275 260 535 9 274 253 527 10 396 404 800 11 456 446 902 12 299 292 591 13 230 234 464 14 282 285 567 15 188 164 352 16 278 251 529 Jumlah 5 997 5 769 11 766

22

Tabel 8 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan mata pencaharian

No Jenis sarana kesehatan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Petani 531 19.0 2 Buruh harian 790 28.3 3 Kehutanan 8 0.3 4 Perkebunan 6 0.2 5 Buruh/swasta 216 7.7 6 PNS 142 5.1 7 Pengrajin 6 0.2 8 Pedagang 242 8.7 9 Peternak 746 26.7 10 Pengacara 1 0.0 11 Pengusaha besar 8 0.3 12 Dosen swasta 6 0.2 13 Montir 30 1.1 14 Sopir 63 2.3

15 Industri rumah tangga 0 0.0

Total 2795 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Desa Sukajaya memiliki mata pencaharian sebagai peternak yaitu sebanyak 746 orang atau dengan persentase sebesar 26.7 %. Kondisi tersebut terjadi karena lahan terluas di Desa Sukajaya dialokasikan untuk lahan peternakan. Ketiadaan penduduk yang memilih industri rumah tangga sebagai mata pencaharian di Desa Sukajaya karena minimnya kemandirian penduduk dalam mengolah hasil dari peternakan itu sendiri dan masih bergantung pada KPSBU. selanjutnya akan dijelaskan jumlah penduduk desa berdasarkan kelompok umur. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jumlah penduduk Desa Sukajaya menurut kelompok umur

Usia (tahun) L P Jumlah

18-29 913 921 1834

30- 49 1791 1583 3374

≥50 989 952 1948

Total 3693 3456 7156

Sumber: monografi desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 9 menunjukkan jumlah penduduk di Desa Sukajaya pada usia kerja. Jumlah penduduk sebanyak 7156 orang dengan total laki-laki sebanyak 3693 orang dan perempuan sebanyak 3456 orang. Data yang didapat dari pengamatan dan penelitian di lapang, di Desa Sukajaya masih banyak terdapat penduduk yang berusia ≥50 tahun dan masih bekerja sebagai peternak dan masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di desa.

Kondisi sarana dan prasarana

Kondisi sarana merupakan faktor yang penting dalam suatu perencanaan pembangunan karena itu perlu diperhatikan kondisi dan potensinya, sehingga

23 menjadikannya sumber daya yang penting. Beberapa sarana yang cukup penting dalam penanggulangan persoalan kemiskinan sudah tersedia di Sukajaya, namun belum semuanya terpenuhi. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data yang telah dilakukan, Desa Sukajaya memiliki beberapa sarana mulai dari perumahan, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Berikut akan dipaparkan secara rinci mengenai masing-masing sarana. Kondisi sarana perumahan yang ada di Desa Sukajaya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Jumlah dan persentase sarana perumahan di Desa Sukajaya

No Jenis sarana perumahan Jumlah (KK) Persentase (%)

1 Rumah Permanen 4 657 74.0

2 Semi Permanen 1 250 19.9

3 Tidak Permanen 316 5.0

4 Tidak Layak 70 1.1

Total 6 297 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya Tahun 2013

Tabel 10 menunjukkan bahwa sarana perumahan di Desa Sukajaya didominasi oleh jenis sarana rumah permanen dengan jumlah 4.657 KK atau dengan persentase sebesar 74%. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang dimiliki oleh penduduk sudah termasuk layak huni. Hal ini dapat dilihat dari dinding rumah yang sudah berupa tembok, lantai rumah sudah berupa lantai keramik, dan bagian depan rumah sudah dilindungi oleh pagar. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa terdapat jenis sarana rumah yang tidak layak huni dengan kondisi dinding berupa kayu dan lantai berupa semen biasa. Namun rumah dengan kondisi tidak layak huni ini hanya berjumlah sedikit yaitu 70 KK atau dengan persentase sebesar 1.1%. Sarana selanjutnya menjelaskan mengenai kondisi sarana ekonomi yang terdapat di Desa Sukajaya. Keterangan lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi terdapat pada Tabel 11.

Tabel 11 Jumlah dan persentase sarana ekonomi di Desa Sukajaya

No Jenis sarana ekonomi Jumlah (unit) Persentase (%)

1 Pabrik 0 0.0

2 Home/industry 15 100.0

3 Koperasi 0 0.0

Total 15 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 11 menunjukkan bahwa jenis sarana ekonomi yang terdapat di Desa Sukajaya hanya berupa home/industri saja dengan jumlah sebanyak 15 unit atau dengan persentase sebesar 100%. Ketiadaan koperasi di Desa Sukajaya dikarenakan oleh sudah tersedianya KPSBU yang sudah mampu memfasilitasi kebutuhan dari para peternak di Desa Sukajaya, sedangkan ketiadaan pabrik disebabkan oleh sempitnya lahan di Desa Sukajaya untuk pabrik dan sudah dialokasikan untuk lahan peternakan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat menggantungkan kegiatan ekonomi pada peternakan dan home/industri. Home/industri ini bergerak dalam berbagai bidang mulai pertanian hingga peternakan. Namun, home/industri terbanyak bergerak di bidang peternakan. Potensi home industri di Sukajaya diantaranya: batako, makanan ringan, olahan

24

susu (sabun susu, kaju, yoghurt, kerupuk susu, dan karamel). Kerajinan tangan (rajut, angklung). Sarana berikutnya yang akan dijelaskan adalah sarana kesehatan. Kondisi sarana kesehatan di Desa Sukajaya dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Jumlah dan persentase sarana kesehatan di Desa Sukajaya

No Jenis sarana kesehatan Jumlah Persentase (%)

1 Poliklinik 2 5.9

2 Tempat praktek bidan 4 11.8

3 Posyandu 15 44.1 4 Rumah sakit/Puskesmas 0 0.0 5 Pustu 1 2.9 6 Dokter umum 7 20.6 7 Bidan desa 1 2.9 8 Bidan swasta 3 8.8 9 Mobil ambulan 1 2.9 Total 34 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 12 menunjukkan bahwa jenis sarana kesehatan terbanyak di Desa Sukajaya yaitu posyandu. Posyandu di Desa Sukajaya berjumlah 15 unit atau dengan persentase sebesar 44.1%. Hal tersebut terjadi karena dilihat dari jumlah dokter dan tenaga kerja kesehatan yang sangat minim yaitu hanya berjumlah 11 orang, sehingga tidak pula terdapatnya Rumah Sakit di Desa Sukajaya. Sarana yang akan dijelaskan selanjutnya adalah sarana pendidikan. Kondisi sarana pendidikan di Desa Sukajaya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Jumlah dan persentase sarana pendidikan di Desa Sukajaya

No Jenis sarana pendidikan Kondisi Jumlah Persentase (%)

1 PAUD Tidak layak 8 23.5

2 TK/TKA Kurang baik 10 29.4

3 TPA Kurang Baik 10 29.4

4 SD Baik 4 11.8

5 SMP Baik 1 2.9

6 SMA Baik 1 2.9

7 PT - 0 0.0

Total 34 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 13 menunjukkan bahwa jenis sarana pendidikan terbanyak adalah TK dan TPA dengan jumlah TK dan TPA yaitu sama-sama berjumlah 10 unit atau dengan persentase sebesar 29.4%. Kondisi tersebut terjadi karena sarana pendidikan yang tersedia di Desa Sukajaya memang masih belum diperhatikan sepenuhnya oleh pemerintah desa dilihat dari masih kurang baiknya kondisi bangunan sarana TK/TKA dan TPA di Desa Sukajaya, sedangkan ketiadaan Perguruan Tinggi di Desa Sukajaya dikarenakan minimnya keinginan masyarakat untuk mengikuti jenjang pendidikan sampai ke tingkat Perguruan Tinggi. Selanjutnya kondisi yang akan dipaparkan yaitu mengenai kondisi prasarana di Desa Sukajaya.

25 Kondisi Prasarana

Kondisi prasarana pendukung pergerakan sendi-sendi perkonomian serta sarana lainnya yang ada di desa Sukajaya cukup tersedia namun di beberapa bidang kondisi prasarana tersebut belum lengkap dan kurang terawat. Prasarana air bersih, mayoritas warga Desa Sukajaya memanfaatkan air dari mata air dikarenakan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dibandingkan dengan menjadi pelanggan PDAM. Keterangan lebih lanjut mengenai prasarana air bersih akan dipaparkan pada Tabel 14.

Tabel 14 Jumlah dan persentase jenis air bersih yang digunakan masyarakat di Desa Sukajaya

No Jenis prasarana air bersih Jumlah Persentase (%)

1 Sumur Pompa 20 6.0 2 Sumur Gali 125 37.4 3 Mata Air 90 26.9 4 Pompa Listrik 93 27.8 5 PAM 6 1.8 Total 334 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 14 menunjukkan bahwa jenis prasarana air bersih terbanyak yaitu sumur gali berjumlah 125 buah dengan persentase sebesar 37.4%. Hal tersebut menujukkan bahwa mayoritas warga Desa Sukajaya memanfaatkan air dari sumur gali. Kondisi tersebut terjadi karena biaya yang terjangkau oleh masyarakat dibandingkan dengan menjadi pelanggan PDAM. Prasarana yang akan dipaparkan selanjutnya adalah prasarana MCK. Keterangan lebih lanjut akan dijelaskan pada Tabel 15.

Tabel 15 Jumlah dan persentase prasarana MCK di Desa Sukajaya

No Jenis prasarana MCK Jumlah Persentase (%)

1 MCK 5 29.4

2 Jamban umum 12 70.6

Total 17 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 15 menunjukkan bahwa jumlah prasarana MCK terbanyak adalah jamban umum yaitu 12 unit dengan persentase sebesar 70.6%. Kondisi tersebut terjadi karena jamban umum cenderung seadanya dibandingkan dengan MCK. Jamban umum hanya berupa semen biasa tanpa keramik dan berada di luar rumah penduduk, sedangkan MCK berupa keramik dan berada di dalam rumah penduduk. Prasarana yang akan dipaparkan selanjutnya adalah prasarana jaringan jalan. Keterangan lebih lanjut mengenai prasarana jaringan jalan dapat dilihat pada Tabel 16.

26

Tabel 16 Jumlah dan persentase prasarana jaringan jalan di Desa Sukajaya No Jenis prasarana jaringan jalan Jarak (km) Persentase (%)

1 Jalan desa 5 25.0

2 Jalan gang 15 75.0

Total 20 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 16 menunjukkan bahwa jenis prasarana jaringan jalan terpanjang adalah jalan gang yaitu sepanjang 15 km dengan presentase 75%. Berdasarkan pengamatan, jalanan di Desa Sukajaya memang banyak yang lebih mudah dilalui melewati gang jika ingin pergi dari satu rumah ke rumah yang lain, sedangkan jalan desa hanya untuk dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar saja seperti truk dan angkot. Kondisi prasarana yang akan dipaparkan selanjutnya adalah mengenai prasarana jaringan listrik.

Prasarana jaringan listrik di Desa Sukajaya hanya berupa jaringan listrik biasa, 100% penduduk di Desa Sukajaya sudah menggunakan jaringan listrik dan sudah tidak ada yang menggunakan alat penerangan lain. Kondisi prasarana yang akan dipaparkan selanjutnya adalah prasarana persampahan. Keterangan lebih lanjut mengenai kondisi prasarana persampahan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Jumlah dan persentase prasarana persampahan di Desa Sukajaya

No Jenis prasarana persampahan Keterangan Persentase (%)

1 TPA Tidak ada 0.0

2 Bak sampah sementara Ada 100.0

Sumber: Monografi Desa Sukajaya tahun 2013

Tabel 17 menunjukkan bahwa prasarana persampahan yang tersedia hanya bak sampah sementara dengan persentase 100%. Kondisi tersebut terjadi karena masyarakat lebih memilih untuk membuang sampah ke selokan, kebun, dibakar atau areal kosong. Kondisi yang akan dijelaskan selanjutnya adalah kondisi ekonomi di Desa Sukajaya. Mata pencaharian terbanyak di desa ini adalah peternak, buruh tani, dan petani dengan komposisi peternak sebanyak 746, buruh tani 790 dan petani 531.

Program KPSBU Pelayanan Kesehatan Hewan dan Inseminasi Buatan KPSBU Lembang (Koperasi Peternak sapi bandung utara) adalah koperasi primer tunggal usaha di Kecamatan Lembang yang merupakan suatu wadah bagi para peternak sapi perah dengan wilayah kerja Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) meliputi wilayah Desa Lembang, Sukajaya, Jayagiri, Cikidang, Cikahuripan, Pagerwangi dan Cilumber. Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), terletak di komplek pasar panorama Lembang dengan menempati lahan seluas 1.800 m2, yang dibagi atas 400 m2 untuk bagian produksi, 600 m2 digunakan untuk produk pakan jadi atau makanan konsentrat, 400 m2 digunakan untuk gudang bahan pollard dan dedak, 400 m2 digunakan untuk perkantoran dan gudang kebutuhan pengurus dan anggota. Ketua pengurus KPSBU tahun 2015 yaitu Drs. Dedi Setiadi SP, sedangkan ketua pengawas KPSBU yaitu Jajang Sumarno, BE. Berdasarkan pengamatan di lapang, KPSBU merupakan koperasi

27 yang khusus untuk para peternak di Kecamatan Lembang. Program pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi buatan meliputi kegiatan berupa pembagian pakan untuk para hewan ternak yang dimiliki para anggota KPSBU, penyuluhan mengenai cara merawat hewan ternak, penyuluhan mengenai pemasaran hewan ternak, pertemuan untuk membicarakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program, kegiatan inseminasi buatan dilakukan dengan para inseminator dan paramedis mendeteksi serta mendata sapi perah yang siap untuk bereproduksi. Program ini memiliki tenaga penyuluh khusus di setiap wilayah, Penyuluh melakukan penyuluhan mengenai program sebanyak 3x dalam setahun secara rutin. Pertemuan untuk membicarakan evaluasi program diadakan oleh para ketua kelompok ternak dan didampingi oleh tenaga penyuluh wilayah. Proses sosialisasi dilakukan oleh pemerintah melalui pertemuan-pertemuan dengan para ketua kelompok ternak di setiap RT di Desa Sukajaya.

Karakteristik responden

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai karakteristik responden yang dijadikan sebagai unit analisis pada penelitian ini. Karakteristik responden yang akan dijelaskan yaitu usia, jenis kelamin, jumlah ternak, dan lama pendidikan. Keterangan lebih lanjut mengenai karakteristik responden menurut usia dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia Usia (tahun)

Jumlah dan persentase responden

N %

18-29 2 6.7

30- 49 20 66.7

>50 8 26.7

Total 30 100.0

Tabel 18 menunjukkan bahwa terdapat 3 kategori usia responden yaitu muda, sedang dan tinggi. kategori usia muda yaitu responden yang memiliki usia 18-29 tahun, kategori sedang yaitu responden yang memiliki usia 30-49 tahun dan tinggi yaitu responden yang memiliki usia >50 tahun. Pembagian 3 kategori tersebut bedasarkan data emik yaitu disesuaikan dengan kondisi di lapang. Mayoritas responden dalam penelitian ini berada pada kategori usia sedang/pertengahan yaitu 30-49 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase sebesar 66.7%, sedangkan responden paling sedikit berada pada kategori usia muda yaitu 18-29 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 6.7%. Hal tersebut terjadi karena pada pemilihan responden dipilih secara acak tanpa melihat usia. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai jenis kelamin responden yang dijadikan dalam penelitian ini. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin

Jumlah dan persentase responden

N %

Laki-laki 27 90.0

28

Total 30 100.0

Tabel 19 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian ini adalah laki-laki dengan jumlah sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 90%. Hal tersebut terjadi karena kebanyakan yang menjadi anggota aktif KPSBU adalah laki-laki sedangkan perempuan hanya membantu saja ketika proses perawatan hewan ternak yang dimiliki oleh responden. Responden perempuan hanya berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 10% terjadi karena 3 orang responden tersebut memiliki suami yang bukan seorang peternak. Selanjutnya akan dibahas mengenai karakteristik individu berdasarkan jumlah ternak. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 10 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah ternak Jumlah ternak

(ekor)

Jumlah dan persentase responden

N %

<5 11 36.7

5-7 14 46.7

≥8 5 16.7

Total 30 100.0

Tabel 20 menunjukkan bahwa terdapat 3 kategori jumlah ternak yaitu tinggi,

Dokumen terkait