• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

4.4. Tingkat Partisipasi Karyawan Dalam PLIKAB

4.4.1. Partisipasi dalam Pengelolaan Limbah Padat yang Bernilai Ekonomi

Tingkat partisipasi karyawan dalam pengelolaan limbah padat yang masih bernilai ekonomi dilihat dari sikap mereka terhadap penanganan limbah, pemanfaatan limbah secara langsung, penjualan limbah, aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah, dan minimisasi limbah.

Sikap karyawan terhadap penanganan limbah adalah 84,04% memilih limbah padat tersebut dikumpulkan, dipilah sesuai dengan jenis dan kualitasnya kemudian diwadahi sebelum limbah tersebut di jual, sedangkan yang memilih limbah padat tersebut dibiarkan saja hanya 2,13% (Gambar 16)

Gambar 16. Sikap terhadap penanganan limbah padat bernilai ekonomi.

Gambar 17 menunjukkan sikap terhadap pemanfaatan limbah secara langsung, dimana 62,76% karyawan tidak ingin memanfaatkan limbah padat tersebut secara langsung. Ini menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap pengelolaan limbah padat yang bernilai ekonomi cukup baik. Sementara itu yang ingin memanfaatkan limbah padat tersebut secara langsung hanya 37,23%, nilai ini masih cukup tinggi. Hal ini akan berdampak terhadap motivasi karyawan

Sikap terhadap penanganan limbah (%)

84.04 6.39

6.39 1.06 2.13

Dikumpulkan, dipilah dan diwadahi Dikumpulkan dan dipilah Dikumpulkan dan diwadahi Dikumpulkan Dibiarkan

70 dalam bekerja, karena jika mereka terlibat secara langsung dalam pemanfaatan limbah padat yang masih memiliki nilai ekonomi akan mempengaruhi motivasi mereka dalam bekerja. Pada akhirnya mereka tidak akan fokus pada tugas dan tanggung jawab mereka dan dapat menimbulkan konflik baru di lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, harus ada penjelasan dan sosialisasi yang lebih intensif kepada karyawan tentang tugas dan tanggung jawab mereka serta pemahaman tentang pengelolaan limbah agar mereka dapat merasakan manfaat ekonomi walaupun tidak memanfaatkan limbah tersebut secara langasung.

Gambar 17. Sikap terhadap pemanfaatan limbah secara langsung.

Untuk sikap terhadap penjualan limbah, sebanyak 73,4% karyawan memilih limbah padat yang bernilai ekonomi dijual melalui koperasi atau paguyuban karyawan (Gambar 18). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan pada umumnya ingin agar supaya koperasi karyawan di perusahaan dapat diberdayakan, sehingga mereka dapat merasakan manfaat dari penjualan limbah padat tersebut.

Gambar 18. Sikap terhadap penjualan limbah.

Kenyataan yang ada, koperasi karyawan belum optimal dalam pengelolaan

Sikap terhadap pemanfaatan limbah secara langsung (%) 37.23

62.76

Tidak memanfaatkan Memanfaatkan

Sikap terhadap penjualan limbah (%)

8.51

13.83 2.130

73.4

Dijual melalui Koperasi/ Paguy uban Dijual melalui Koperasi dan perantara Dijual melalui Perantara Dijual melalui Perantara dan Indiv idu Dijual secara Indiv idu

potongan (scrub) masih di kelola oleh perusahaan dan yang dikelola koperasi hanya jenis yang lebih kecil seperti tai besi dan pasir besi. Sementara itu, yang memilih dijual melalui perantara juga masih cukup tinggi yaitu 13,83%. Hal ini disebabkan karena harga limbah yang masih cukup mahal dan mereka tidak mendapat manfaat dari pengelolaan limbah tersebut.

Umumnya karyawan memiliki sikap yang baik terhadap aturan-aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah padat (Gambar 19). Hal ini dapat dilihat dari 76,6% karyawan menyatakan bahwa mereka memahami dan melaksanakan SOP yang ada di perusahaan; tetapi karyawan yang tidak tahu, tidak memahami, dan melaksanakan SOP jumlahnya masih cukup tinggi. Hal ini berarti perusahaan harus mensosialisasikan pemahaman tentang pengelolaan limbah dengan SOP yang ada secara rutin.

Gambar 19. Sikap terhadap aturan perusahaandalam pengelolaan limbah. Untuk upaya meminimisasikan limbah, sebanyak 80% karyawan memilih melakukan nesting efficient dan minimisasi no good dalam pekerjaan mereka (Gambar 20). Berdasarkan data tersebut di atas, umumnya karyawan memiliki tingkat partisipasi yang tinggi terhadap pengelolaan limbah padat yang bernilai ekonomi. Hal ini disebabkan oleh keinginan mereka untuk mendapat manfaat secara ekonomi dari limbah tersebut.

Sikap terhadap aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah

76.6 6.38

11.7 5.32

Memahami dan melaksanakan SOP Mengetahui, memahami tetapi tidak melaksanakan SOP Mengetahui tetapi tidak memahami SOP Tidak tahu

72

Gambar 20. Sikap terhadap minimisasi limbah.

4.4.2. Partisipasi terhadap Pengelolaan Limbah Padat yang Tidak Bernilai Ekonomi

Tingkat partisipasi karyawan terhadap pengelolaan limbah padat yang tidak bernilai ekonomi dilihat dari sikap mereka terhadap penanganan limbah, dan aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah. Gambar 21 menunjukkan sikap terhadap penanganan limbah padat yang tidak bernilai ekonomi, dimana sebanyak 60,64 % karyawan memilih limbah tersebut dikumpulkan, dipilah sesuai jenis dan kualitasnya, dan diwadahi. Sementara itu 22,34% memilih dikumpulkan dan langsung diwadahi tanpa dipilah-pilah sesuai dengan jenis dan kualitas limbah. Jumlah karyawan yang memahami dan melaksanakan SOP dalam pengelolaan limbah sebanyak 74,47% (Gambar 22). Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata karyawan mengetahui aturan-aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah, khususnya limbah padat.

Gambar 21. Sikap terhadap penanganan limbah padat tidak bernilai ekonomi. Sikap terhadap minimisasi limbah (%)

80.85 10.64 7.45 00

Nesting efficient dan minimisasi no goods Nesting efficient

minimisasi no goods Nesting tidak efisien atau bany ak no good Nesting tidak efisien dan bany ak no goods

Sikap terhadap penanganan limbah (%)

60.64 6.38

22.34

10.64 0

Gambar 22. Sikap terhadap aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah.

4.4.3. Partisipasi Terhadap Pengelolaan Limbah Cair yang Bernilai Ekonomi

Tingkat partisipasi karyawan terhadap pengelolaan limbah cair yang masih bernilai ekonomi dilihat dari sikap mereka terhadap penanganan limbah, pemanfaatan limbah secara langsung, penjualan limbah, aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah, dan minimisasi limbah. Gambar 23 menunjukkan sikap karyawan terhadap penanganan limbah, dimana sebanyak 18,09% memilih limbah tersebut dikumpulkan dan langsung diwadahi, sementara sebanyak 4,26% memilih membiarkan limbah tersebut sampai ada petugas kebersihan yang mengambil.

Gambar 23. Sikap terhadap penanganan limbah cair yang bernilai ekonomi. Untuk sikap terhadap pemanfaatan limbah secara langsung terlihat masih banyak karyawan yang ingin memanfaatkan limbah tersebut (62,77%) (Gambar 24). Sedangkan yang memilih tidak memanfaatkan hanya 35,11%. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya karyawan memiliki keinginan untuk terlibat secara langsung dalam pengelolaan limbah terutama jenis limbah yang masih bernilai ekonomi.

Sikap terhadap Penanganan Limbah (%) 2.13

18.09 5.32

4.26

Dikumpulkan dan dipilah Dikumpulkan dan diwadahi Dikumpulkan Dibiarkan

Sikap terhadap aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah (%)

74.47 6.38

14.89 4.26

Memahami dan melaksanakan SOP Mengetahui, memahami tetapi tidak melaksanakan SOP Mengetahui tetapi tidak memahami SOP Tidak tahu

74

Gambar 24. Sikap terhadap pemanfaatan limbah secara langsung.

Sama halnya dengan sikap terhadap penjualan limbah padat yang bernilai ekonomi, untuk limbah cair yang bernilai ekonomi umumnya karyawan memilih dijual melalui koperasi atau paguyuban karyawan (72,34%), sebanyak 11,7% memilih dijual melalui perantara (Gambar 25). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan lebih memilih untuk melibatkan koperasi atau paguyuban mereka dalam penjualan limbah yang bernilai ekonomi, sehingga mereka dapat merasakan manfaat dari keberadaan limbah tersebut.

Gambar 25. Sikap terhadap penjualan limbah.

Sementara itu, umumnya karyawan memahami dan melaksanakan SOP tentang pengelolaan limbah yang ada, yaitu 70,21%; walaupun yang tidak tahu, tidak memahami dan tidak melaksanakan masih cukup banyak (Gambar 26). Hal tersbut menunjukkan bahwa karyawan mengetahui aturan-aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah, namun demikian sosialisasi tentang SOP dan pemahaman tentang limbah terhadap karyawan terutama pada level operator harus

Sikap terhadap pemanfaatan limbah secara langsung (%)

35.11

62.77

Tidak memanfaatkan Memanfaatkan

Sikap terhadap penjualan limbah (%)

72.34 8.51

11.7 2.130

Dijual melalui Koperasi/ Paguy uban Dijual melalui Koperasi dan perantara Dijual melalui Peranta Dijual melalui Perantara dan Indiv idu Dijual secara Indiv idu

Gambar 26. Sikap terhadap aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah.

4.4.4. Partisipasi terhadap Pengelolaan Limbah Cair yang Tidak Bernilai Ekonomi

Tingkat partisipasi karyawan terhadap pengelolaan limbah cair yang tidak bernilai ekonomi dilihat dari sikap mereka terhadap penanganan limbah, dan aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah. Gambar 27 menunjukkan 55,32% karyawan memilih limbah cair tersebut dikumpulkan, dipilah dan kemudian diwadahi; 23,4% memilih dikumpulkan dan langsung diwadahi tanpa dipilah; masing-masing 9,57% memilih dikumpulkan dan dipilah, serta hanya dikumpulkan saja tanpa dipilah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran karyawan terhadap pengelolaan limbah sudah cukup tinggi. Ini juga dapat dilihat dari sikap mereka terhadap aturan-aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah, dimana umumnya mengetahui, memahami dan melaksanakan SOP yang ada (Gambar 28).

Gambar 27. Sikap terhadap penanganan limbah cair tidak bernilai ekonomi.

Sikap terhadap aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah (%)

70.21 5.32

12.77

9.57

Mem aham i dan m elaksanakan SOP

Mengetahui, m em aham i tetapi tidak m elaksanakan SOP Mengetahui tetapi tidak m em aham i SOP

Tidak tahu

Sikap terhadap penanganan limbah (%)

55.32

0 23.4

9.57

9.57

Dikumpulkan, dipilah dan diw adahi Dikumpulkan dan dipilah Dikumpulkan dan diw adahi Dikumpulkan

76

Gambar 28. Sikap terhadap aturan perusahaan dalam pengelolaan limbah.

Dokumen terkait