• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. TINGKAT PENDAPATAN USAHA DAN KERJA

6.1 Tingkat Pendapatan Usaha dan Kerja Pariwisata

Semenjak Pulau Pramuka berkembang menjadi pulau wisata pemukiman, telah terjadi beberapa perubahan seperti Pulau Pramuka dikenal oleh masyarakat luas, wawasan orang pulau meningkat, dan munculnya sumber penghasilan tambahan meskipun kegiatan pariwisata masih bersifat siklikal. Kunjungan wisatawan cenderung meningkat pada saat akhir pekan maupun pada hari libur tertentu seperti tahun baru, natal dan lainnya. Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan usaha pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011

Tingkat Pendapatan Jumlah Persen Tinggi ( Pendapatan > Rp 33.380.000 ) 3 3,7 Sedang ( Rp 16.620.000 < Pendapatan ≤ Rp 33.380.000) 1 1,2 Rendah ( Rp 140.000 ≤ Pendapatan ≤ Rp 16.620.000) 77 95,0

Total 81 100,0

Berdasarkan data pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa hanya terdapat tiga usaha yang tergolong sebagai tingkat pendapatan tinggi dimana pendapatan tersebut lebih dari Rp 33.380.000. Usaha yang masuk ke dalam kategori tingkat pendapatan tinggi tersebut adalah biro perjalanan (travel agent) DPN, restoran NRO dan homestay WDG. Selain itu terdapat dua usaha yang masuk ke dalam tingkat pendapatan sedang yaitu homestay VDM. Sebaliknya sebanyak 95 persen usaha termasuk ke dalam tingkat pendapatan rendah. Rata-rata pendapatan di sektor pariwisata yaitu sekitar Rp 4.262.901,00/bulan dengan pendapatan tertinggi mencapai Rp 50.000.000,00/bulan dan pendapatan terendah Rp 140.000,00/bulan. Usaha dengan pendapatan tertinggi tersebut merupakan usaha biro perjalanan,

sedangkan usaha dengan pendapatan terendah adalah usaha penyewaan kapal yang dilakukan oleh nelayan setempat.

Persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan dan jenis kegiatan usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 25. Dari data tersebut dapat dilihat tingkat pendapatan disetiap jenis kegiatan memang dominan pada tingkat pendapatan rendah, namun pada sektor kegiatan homestay, rumah makan dan jasa terdapat dapat usaha yang masuk pada tingkat pendapatan tinggi dan sedang. Usaha-usaha yang tergolong ke dalam tingkat pendapatan tinggi tersebut dominan dilakukan oleh pendatang yang bermodal besar dan hanya ada satu usaha yang tergolong tingkat pendapatan tinggi yang dilakukan oleh penduduk asli yaitu pada sektor jasa.

Gambar 25. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Jenis Kegiatan Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011

Pemanfaat usaha dan kerja di pariwisata terdiri dari mereka yang berusaha dan kerja hanya di sektor wisata, usaha dan kerja utama di sektor wisata dengan pekerjaan sampingan di sektor lain, serta usaha dan kerja sampingan di sektor wisata dengan pekerjaan utama di sektor lain. Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan rumahtangga bagi mereka yang berusaha dan bekerja hanya di sektor wisata adalah 100 persen. Hal ini karena mereka hanya mengandalkan usaha dan pekerjaan mereka di satu sektor saja. Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan rumahtangga bagi mereka yang menjadikan usaha dan kerja

16.0 4.9 17.3 16.0 40.7 1.2 1.2 1.2 1.2 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0

Tingkat Pendapatan Rendah Tingkat Pendapatan Sedang Tingkat Pendapatan Tinggi

di sektor wisata sebagai pekerjaan sampingan dengan pekerjaan utama di sektor lain adalah rata-rata sebesar 49,9 persen. Angka tersebut mencapai 50 persen dikarenakan beberapa pengusaha memiliki pekerjaan atau usaha sampingan ganda di sektor pariwisata sehingga pendapatan sampingan mereka bisa lebih besar daripada pendapatan utama mereka. Akan tetapi, pendapatan pada sektor pariwisata tergolong tidak menentu sehingga para pengusaha maupun pekerja tersebut tetap mengandalkan pendapatan dari pekerjaan utama mereka untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga. Hal ini karena pekerjaan utama mereka memiliki penghasilan yang tetap setiap bulannya. Sebaliknya kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan rumahtangga bagi mereka yang menjadikan usaha dan kerja di sektor wisata sebagai pekerjaan utama dengan pekerjaan sampingan di sektor lain adalah rata-rata sebesar 72,1 persen.

Gambar 26. Persentase Responden Berdasarkan Tipe Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011

Persentase responden berdasarkan tipe usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 26, dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 68 persen pemanfaat usaha dan kerja yang bekerja dan berusaha di satu sektor yaitu sektor pariwisata, sedangkan sisanya terdapat sekitar 18 persen pemanfaat usaha dan kerja yang menjadikan sektor pariwisata sebagai pekerjaan utama dan sektor lain sebagai pekerjaan sampingan serta 14 persen pemanfaat usaha dan kerja yang menjadikan sektor pariwisata sebagai pekerjaan sampingan dan sektor lain sebagai pekerjaan utama. Umumnya yang menjadikan usaha atau

68%

18%

14%

Usaha / Kerja Hanya di Sektor Pariwisata

Usaha/Pekerjaan Utama di Sektor Pariwisata

Usaha/Pekerjaan Sampingan di Sektor Pariwisata

kerja di sektor wisata sebagai pekerjaan sampingan adalah mereka yang bekerja sebagai PNS. Beberapa dari pelaku usaha dan kerja yang menjadikan usaha dan kerja pariwisata sebagai pekerjaan utama dulunya sempat bekerja sebagai nelayan, namun dikarenakan kelimpahan ikan yang saat ini semakin berkurang maka nelayan tersebut beralih ke sektor pariwisata karena dilihat lebih menguntungkan, seperti yang diutarakan salah satu pelaku usaha pariwisata di Pulau Pramuka :

“Modal usaha saya yang sekarang berasal dari jual kapal saya

sendiri. Dulunya saya nelayan, tapi karena ikan susah dicari dan kadang hasilnya ga sampai bisa nutup bayar solar, akhirnya saya berhenti melaut. Daripada dapet hasil engga tapi dapet cape iya. Soalnya kan melaut itu bisa dari pagi sampai sore. Kalau pekerjaan yang sekarang, saya bisa lebih santai, ga perlu cape, tapi pemasukan ada, apalagi kalau hari libur dan banyak

wisatawan.”( Syt, 46 tahun).

Ada pula para pekerja dan pengusaha di sektor wisata yang dulunya merupakan ABK nelayan, buruh di Jakarta, serta pekerja di resort-resort wisata seperti housekeeper dan pekerja restoran. Beberapa pensiunan PNS juga memanfaatkan usaha di sektor wisata sehingga dapat menjadi tambahan pendapatan bagi keluarga mereka.

Gambar 27. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Sifat Kegiatan Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011

Data persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan dan sifat kegiatan usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 27. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa seluruh usaha di sektor informal tergolong ke dalam tingkat pendapatan rendah. Sebaliknya usaha pada sektor formal cukup

22.2 72.8 1.2 3.7 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 Formal Informal

Tingkat Pendapatan Rendah Tingkat Pendapatan Sedang Tingkat Pendapatan Tinggi

beragam pada tingkat pendapatan tinggi hingga rendah. Namun pada sektor formal juga cukup dominan pada tingkat pendapatan rendah.

Gambar 28. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Pola Kegiatan Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011 Data persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan dan pola kegiatan usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 28. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada pola kegiatan setiap hari, tingkat pendapatan usaha beragam pada tingkat pendapatan tinggi hingga rendah. Sebaliknya pada pola kegiatan akhir pekan seluruhnya termasuk ke dalam tingkat pendapatan rendah.

Dokumen terkait