• Tidak ada hasil yang ditemukan

pada Tabel 14. Hasil rinci dari pengukuran risiko setiap variabel pada tingkat petani dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 14 Hasil evaluasi varibel risiko pada faktor risiko dominan di tingkat petani

No Faktor risiko Variabel risiko Nilai risiko 1 Lingkungan Risiko

Bencana alam Sedang

Hama dan penyakit Sedang Kebijakan pemerintah Rendah Keamanan/pencurian Sedang 2 Risiko Harga

Distorsi informasi harga Tinggi Rendahnya kualitas Tinggi

Gagal panen Sedang

Fluktuasi harga Tinggi

3 Risiko

Pasokan

Ketersediaan bibit unggul Sedang

Kelangkaan pupuk Rendah

Jadwal tanam Sedang

Ketersediaan lahan Sedang

4 Risiko

Kualitas

Musim dan cuaca Sedang

Pasca panen Tinggi

Proses budidaya Rendah

Penggunaan bibit unggul Rendah

Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa risiko di tingkat petani yang mempunyai tingkat risiko tinggi dan perlu tindakan pengendalian adalah risiko rendahnya kualitas, risiko distorsi informasi harga dan risiko fluktuasi harga. Risiko rendahnya kualitas disebabkan oleh metode pasca panen, penggunaan bibit unggul, metode budidaya dan risiko musim dan cuaca saat dilakukan pasca panen sehingga proses pengeringan tidak dapat dilakukan dengan sempurna. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk mengatasi risiko rendahnya mutu jagung dengan penggunaan metode pasca panen yang tepat dan pemilihan jadwal tanam. Risiko harga di tingkat petani disebabkan adanya distorsi informasi harga dan fluktuasi harga yang tinggi, sehingga petani tidak mempunyai kepastian hasil dari proses bisnisnya. Oleh karena itu perlu adanya mekanisme yang dapat memberikan informasi pada setiap tingkatan rantai pasok secara seimbang sehingga tidak terjadi distorsi informasi, selain itu juga perlu adanya suatu mekanisme yang dapat memberikan kepastian pada tingkat petani dalam melakukan proses bisnisnya dengan adanya kepastian harga di tingkat petani sehingga petani dapat bertindak dengan perencanaan yang pasti. Risiko pasokan pada tingkat petani disebabkan oleh proses penjadwalan tanam yang cenderung

berdasarkan musim, sehingga akan minimbulkan pasokan yang tinggi pada saat musim panen raya dan akan terjadi kekurangan pasokan pada saat yang lain, disamping itu juga akibat dari kompetisi penggunaan lahan terhadap komoditas lain yang menimbulkan kurangnya ketersediaan lahan. Oleh karena itu perlu adanya suatu mekanisme penggiliran tanam jagung pada suatu wilayah tertentu untuk dapat memberikan kepastian jumlah pasokan jagung sepanjang waktu. Risiko lingkungan pada tingkat petani disebabkan oleh bencana alam, hama & penyakit yang mempunyai tingkat risiko sedang, disamping juga risiko keamanan/pencurian. Hasil verifikasi model identifikasi risiko di tingkat petani pada faktor risiko kualitas dapat dilihat pada Gambar 39.

Gambar 39 Hasil evaluasi dan identifikasi risiko kualitas di tingkat petani

7.1.2. Identifikasi Risiko Tingkat Pengepul

Berdasarkan hasil identifikasi risiko pada tingkat pedagang pengumpul dengan menggunakan fuzzy AHP diperoleh empat faktor risiko dominan yang dihadapi oleh pedagang pengumpul dalam rantai pasok komoditas jagung yaitu risiko harga, risiko pasokan, risiko kualitas dan risiko pasar. Bobot risiko tertinggi adalah risiko harga (0,215) kemudian diikuti oleh risiko pasokan, risiko kualitas dan risiko pasar dengan bobot nilai masing-masing sebesar 0,186; 0,163 dan 0,095, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 40.

Gambar 40 Histogram bobot faktor risiko di tingkat pedagang pengumpul Risiko harga disebabkan oleh distorsi informasi harga, musim panen raya, fluktuasi harga dan nilai tukar. Risiko pasokan disebabkan oleh keberagaman pasokan, loyalitas pemasok, jumlah pasokan dan keberadaan pemasok. Kemudian risiko kualitas disebabkan oleh rendahnya mutu pasokan, penyimpanan, musim & cuaca dan variasi mutu pasokan. Kemudian risiko pasar bersumber dari struktur pasar, bunga bank, penolakan konsumen dan adanya sertifikasi mutu. Adapun nilai lengkap dari hasil evaluasi variabel risiko dari faktor risiko dominan pada tingkat pedagang pengumpul dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Hasil evaluasi varibel risiko pada faktor risiko di tingkat pengepul

No Faktor risiko Variabel risiko Nilai risiko 1 Risiko Harga

Nilai tukar Sangat Rendah

Panen raya Rendah

Distorsi informasi harga Rendah

Fluktuasi harga Sedang

2 Risiko Pasokan

Keberagamanan pasokan Rendah

Keberadaan pemasok Rendah

Loyalitas pemasok Rendah

Jumlah pasokan Rendah

3 Risiko Pasar

Struktur pasar Rendah

Risiko sertifikasi mutu Rendah

Bunga bank Sangat Rendah

Penolakan konsumen Sedang 4 Risiko

Kualitas

Variasi mutu pasokan Sedang Rendahnya mutu pasokan Sedang

Penyimpanan Rendah

Musim dan cuaca Rendah

0.063 0.031 0.215 0.186 0.070 0.095 0.052 0.031 0.163 0.064 0.029 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 B ob ot R is ik o Tingkat pengepul

Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa pada tingkat pengepul beberapa risiko yang perlu dilakukan pengendalian adalah risiko rendahnya kualitas pasokan, risiko fluktuasi harga dan risiko penolakan konsumen dan risiko variasi mutu pasokan yang mempunyai nilai risiko sedang. Adanya risiko kualitas karena keberagaman mutu psokan dan rendahnya mutu pasokan menyebabkan pengumpul harus melakukan pengeringan tambahan sebagaimana hasil penelitian dari Miskiyah dan Widaningrum (2008). Disamping itu penolakan konsumen sering dialami oleh pedagang pengumpul karena kualitas yang tidak sesuai standar karena adanya variasi mutu pasokan dan keberagamanan pasokan. Hasil rinci dari pengukuran variabel risiko di tingkat pedagang pengumpul dapat dilihat pada Lampiran 5. Adapun hasil verifikasi model identifikasi risiko di tingkat pengepul pada faktor harga dapat dilihat pada Gambar 41.

Gambar 41 Hasil evaluasi dan identifikasi risiko harga di tingkat pengepul

7.1.3. Identifikasi Risiko Tingkat Agroindustri

Hasil analisis risiko pada tingkat agroindustri dengan menggunakan metode fuzzy AHP diperoleh bahwa empat faktor risiko dominan yang harus dihadapi tingkat agroindustri dalam rantai pasok komoditas jagung adalah risiko kualitas, risiko pasokan, risiko harga dan risiko lingkungan. Faktor risiko kualitas mempunyai bobot yang tertinggi yaitu 0,182, diikuti oleh faktor risiko pasokan,

harga dan lingkungan yang mempunyai bobot masing-masing sebesar 0,141; 0,107 dan 0,106 sebagaimana dapat diperlihatkan pada Gambar 42.

Gambar 42 Histogram perbandingan bobot faktor risiko di tingkat agroindustri Risiko kualitas (mutu) pada tingkat agroindustri disebabkan oleh rendahnya mutu pasokan, musim & cuaca, keberagaman mutu pasokan bahan baku dan terjadinya penyusutan dalam penyimpanan bahan baku. Risiko pasokan bersumber dari ketidakpastian pasokan, loyalitas pemasok, pemilihan pemasok dan keberadaan pemasok. Risiko harga disebabkan oleh adanya perubahan nilai tukar, distorsi informasi harga, musim panen raya dan adanya fluktuasi harga bahan baku. Risiko lingkungan disebabkan oleh bencana alam, hama dan penyakit, kebijakan pemerintah dan adanya produk pesaing. Hasil detail dari pengukuran variabel risiko di tingkat agroindustri untuk setiap faktor risiko dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil verifikasi dan validasi model identifikasi risiko, diperoleh beberapa variabel risiko di tingkat agroindustri yang perlu tindakan pengendalian sebagaimana terlihat pada Tabel 16. Tindakan pengendalian perlu dilakukan terhadap variabel risiko rendahnya mutu pasokan bahan baku yang mempunyai tingkat risiko tinggi. Variabel risiko ini dapat menimbulkan penurunan kualitas dan risiko penyimpanan yang berpengaruh terhadap mutu produk dan kinerja produksi. Disamping itu variabel risiko lain yang dapat menurunkan kualitas adalah adanya keberagaman mutu pasokan yang mempunyai tingkat risiko

0.106 0.069 0.107 0.141 0.033 0.076 0.097 0.06 0.182 0.101 0.027 0 0.02 0.04 0.06 0.080.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 B o b o t R is ik o