• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Empiris

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan yang nantinya dapat memberikan gambaran untuk memperjelas kerangka pemikiran penelitian:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama/

Tahun

Judul Penelitian Variabel (Kuantitatif)

Alat Analisis

Hasil Penelitian 1. Abdul Kadir

(2018)

Pengaruh

Kemampuan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Kelurahan Puruk Cahu Kecamatan MurungKabupate

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel kemampuan dan kepuasan kerja berpengaruh secara siginifikan dan perubahannya berubah searah dengan kinerja pegawai Kelurahan Puruk Cahu Kelurahan Murung Kabupaten Murung Raya.

2. Imam

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Perumnas Regional II

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kemampuan kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja pegawai. Motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja pegawai. Kemampuan kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja pegawai diperantarai motivasi kerja.

3. Febriansyah (2020)

Pengaruh Kepemimpinan, Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel dimediasi

Motivasi Kerja

Kepemimpin

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variable

Kepemimpinan,

Kemampuan Kerja Berpengaruh Terhadap Motivasi kerja, dan Motivasi kerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai. Selain

itu variable

Kepemimpinan,

Kemampuan Kerja juga Berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai.

4. Zusmawati

Terhadap Kinerja

Kemampuan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kemampuan Kerja tidak Berpengaruh Terhadap Kinerja

Pegawai Dinas

Sedangkan variabel Motivasi Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai dengan nilai t hitung 3,478 > t tabel 1,687, dan nilai sig 0,001 < 0,05,.

5. Yudhi Arisa Putra (2021)

Pengaruh Kemampuan

Kerja Dan

Profesionalisme Pegawai

Terhadap Kinerja Pegawai pada

Dinas Pariwisata Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan kerja dan profesionalisme

pegawai berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap kinerja pegawai, kemampuan

kerja dan

profesionalisme

pegawai berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai dan profesionalisme

pegawai berpengaruh dominan

terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pariwisata Kabupaten Balangan Propinsi Kalimantan Selatan 6. Nilawati

Lingkungan Kerja Dan Budaya Organisasi

Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Selatan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel independen yang dikumpulkan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

7. Ani Kemampuan Dan Disiplin

Kabupaten Parigi Moutong

Fasilitas Kerja (X1),

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Fasilitas Kerja, Kemampuan dan Disiplin Kerja

secara serempak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja

pegawai pada Kantor

Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigi Moutong

8. Wahyudin Rahman (2019)

Pengaruh

Tanggung Jawab Dan Kemampuan Pegawai

Terhadap

Prestasi Kerja Pegawai

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tanggung Jawab dan Kemampuan Pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai 9. Fitria (2018) Pengaruh

Komunikasi Dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kota Lubuklinggau Karyawan (Y)

Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi dan kemampuan kerja terhadap kinerja pegawai di Kantor

Dinas Pangan,

Perkebunan dan Kehutanan Kota Lubuklinggau.

10. Imam Ghozali (2017)

Pengaruh

Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel Motivasi kerja, Kepuasan Kerja, dan Kemampuan Kerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjar.

KEMAMPUAN KERJA (X) a. Hasil Kerja

b. Ketepatan Waktu Kerja c. Keahlian dan Keterampilan d. Tanggung Jawab Kerja e. Kemampuan Kerjasama

Mangkunegara (2013:68)

KINERJAPEGAWAI(Y) a. Jumlah pekerjaan

b. Kualitas Pekerjaan c. Ketepatan Waktu d. Kehadiran

e. Kemampuan Kerjasama Wilson Bangun(2012:234) C. Kerangka Pikir

Agar penelitian ini lebih mudah dalam pelaksanaanya, digambarkan bentuk kerangka pemikiran berupa dua buah kotak yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis yaitu “Diduga bahwa kemampuan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar”.

b. Ketepatan Waktu Kerja c. Keahlian dan Keterampilan

d. Tanggung Jawab Kerja e. Kemampuan Kerjasama

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015:13) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar, tepatnya di Jl .Dr.Ratulangi No.3 Makassar, Sulawesi Selatan.

Adapun Waktu penelitian yang dilakukan penulis yaitu kurang lebih dua bulan, yaitu dimulai pada bulan Februari sampai dengan April 2022.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel penelitian yang peneliti gunakan adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penilitian ini adalah Kemampuan Kerja (X) dan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai (Y).

1. Kemampuan Kerja (X)

Kemampuan kerja merupakan kemampuan individu yang dimiliki oleh setiap pegawai, hal ini berarti bahwa setiap pegawai memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Menurut Mangkunegara (2013:68) untuk mengukur Kemampuan dapat menggunakan indikator sebagai berikut:

a. Hasil kerja

Hasil kerja adalah kinerja yang dihasilkan seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pada umumnya dipengaruhi oleh kecakapan keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan.

b. Ketepatan waktu kerja

Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Tidak menunda-nunda pekerjaan, pekerjaan diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

c. Keahlian dan keterampilan

Tingkat kemampuan teknis yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugasnya yang diberikan kepadanya. Keahlian ini bisa dalam bentuk kerja sama, komunikasi, insentif dan lain-lain.

d. Tanggung jawab kerja

Kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya

dengan tepat waktu dan berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

e. Kemampuan bekerja sama

Kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang ditetapkan, sehingga mencapai daya guna yang sebesar-besarnya.

2. Kinerja Pegawai (Y)

kinerja pegawai adalah prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Wilson bangun (2012:234) untuk mengukur kinerja dapat menggunakan indikator sebagai berikut:

a. Jumlah pekerjaan

Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan.

b. Kualitas pekerjaan

Setiap pegawai dalam suatu instansi harus meemenuhi persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan tertentu.

c. Ketetapan Waktu

Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya.

d. Kehadiran

Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran pegawai dalam mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan.

e. Kemampuan Kerjasama

Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antara karyawan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari kemampuan bekerja sama dengan rekan sekerja lainnya.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2016:135).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar yang berjumlah 605 pegawai tetap.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin di teliti. Menurut Akrikunto yang dikutip oleh Sugiyono (2017:81), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jumlah populasi pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar yaitu 605 pegawai tetap. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengambilan sampel

menggunakan rumus Slovin Menurut Sugiyono (2014:65), yaitu sebagai berikut:

n = 𝑵 𝟏+𝑵 (𝒆)𝟐

Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Tingkat Signifikansi (0,1) n = 𝑁

1+𝑁 (𝑒)2

n = 605 1+605 (0,1)2

n = 605

7,05 = 85,81

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 86 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan)

Observasi sering kali diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika berbagai fenomena yang diteliti. Menurut Winarno Surahmad (2013) bahwa observasi bukan hanya sekedar pengamatan dan catatan, akan tetapi di dalamnya terdapat tujuan, alat dan sistem.

Metode observasi peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan, jumlah pegawai, sarana dan prasarana, serta kegiatan yang ada pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar.

2. Angket (kuesioner)

Menurut Arikunto (2010:140):“Angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.

Kuesioner yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh data adalah dalam bentuk ceklist (√) dimana responden tinggal membubuhkan tanda ceklist (√) pada kuesioner. Dalam penelitian ini penulis menyebar kuesioner sesuai jumlah sampel yaitu 86 pegawai tetap pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar. Setiap soal disediakan lima alternatif jawaban dengan skor sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alternatif Skor Jawaban Responden

No AlternatifJawaban Skor

1 Sangat Tidak Setuju(STS) 1

2 Tidak Setuju(TS) 2

3 Netral(N) 3

4 Setuju(S) 4

5 Sangat Setuju(SS) 5

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

Dengan metode ini peneliti mengumpulkan data tentang struktur organisasi, logo, dan jumlah pegawai pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar.

F. Teknik Analisis

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan penulis,maka analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana, yaitu metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Penelitian ini menggunakan program pengolahan data yaitu SPSS V 24. Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang terdiri dari:

1. Uji Validitas

Uji validasi mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Menilai masing-masing butir pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Menilai masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation. Untuk menguji valid tidaknya pertanyaan dapat dilakukan melalui program computer SPSS V 24.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsisten responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kusioner. Alat ukur yang akan digunakan adalah cronbachalpha melalui program computer SPSS V 24. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach alpha › 0,60.

3. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengolah data. Analisis regresi sedehana digunakan dalam menghitung seberapa besar pengaruh variabel dependen terhadap independen.

Y=a+bX Keterangan:

X = Variabel independen (Kemampuan Kerja) Y = Variabel dependen (Kinerja Pegawai) a = Konstanta atau bila harga X=0 b = Koefisien regresi

4. Uji t (Uji Parsial)

Pengujian yang dilakukan adalah uji parameter (uji nkorelasi) dengan menggunakan uji t-statistik. Hal ini membuktikan apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variable independen (X) dan variable dependen (Y) dengan rumus :

Ttabel= (0,05/2:n–k–1) Keterangan :

n = jumlah sampel r = nilai kolerasi

selanjutnya hasil hipotesis dibandingkan dengan ttabel dengan ketentuan pada halaman sebagai berikut :

jika thitung ≤ ttabel , HO diterima dan Ha ditolak jika thitung ≥ ttabel,HO ditolak dan Ha diterima 5. Uji R2 (Uji Determinasi)

Jika (R2) yang diperoleh mendekati satu maka dapat dikatakan semakin kuat pengaruh variable bebas terhadap variable terikat, sebaliknya jika (R2) semakin mendekati nol maka semakin lemah pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Koefisien determinasi yang digunakan yaitu Adjusted R Square. Hasil koefisien determinasi ini

dapat dilihat dari perhitungan dengan rumusan koefisien determinasi adalah :

Kd = r2 ×100%

Dimana :

Kd = koefisien determinasi r = koefisien korelasi

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar dalam keberadaannya sebagai perusahaan daerah memiliki peran ganda, pertama, sebagai salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah Kota Makassar dan kedua sebagai institusi pelayanan atau penyediaan jasa air bagi Makassar.

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar, terus menerus mengalami perkembangan melalui tahap dalam lintasan sejarah yang cukup panjang, yang berawal pada tahun 1924 dengan dibangunnya instansi pengolahan Air PIPA I Ratulangi oleh pemerintah Hindia Belanda.

Dengan nama Waterleidjding Bedrijf kapasitas produksi terpasang 50ltr/dt kemudian pada jaman pendudukan jepang pada tahun 1937 ditingkatkan menjadi 100ltr/dt. Air baku diambil dari sungai jeneberang yang terletak 7 km sebelah selatan pusat kota. Air dan sungai tersebut di pompa melalui saluran tertutup ke instalasi ratulangi.

Tahun 1974 namanya berubah menjadi Dinas Air Minum Kota Madia Ujung Pandang, seiring dengan usianya IPA Ratulangi bearangsur angsur mengalami kapasitas produksi.

Instalasi Pengelolahan Air I Ratulangi

Instalasi ini terletak di Jl. DR. Ratulangi No.3, dibangun sejak tahun 1924 oleh Belanda. Kapasitas produksi terpasang 50 I/d. Tahun 1976 perubahan situs PDAM dari Dinas Air Minum menjadi perusahaan Air Minum Kodia Ujung Pandang Sesuai dengan perda No.21/P/II/1976, di mana kapasitas produksi terpasang PDAM turun menjadi 50ltr/dt, disebabkan karena usia.

Instalasi Pengelolahan Air II Panaikang

Instalasi ini terletak di Jl. Urip sumohardjo, kapasitas produksi terpasang 1000 I/d. Intake di Jl. Abdullah Dg. Sirua, Sumber Air Baku Dari Sungai Lekopaccing Kab. Maros.

Untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Makassar yang makin meningkat, maka pada tahun 1977 di bangun isntalasi II panaikang dengan kapasitas tahap pertama 500 ltr/dt. Sumber air baku di ambil dari Bendung Lekopancing Sungai Maros sejauh 29,6 km dari Kota Makassar, Kemudian Tahun 1989 IPA Panaikang di tingkatkan menjadi 1000 ltr/dt.

Instalasi Pengelolahan Air III Antang

Instalasi ini terletak di Jl. Antang Raya. Kapasitas produksi terpasang 90 I/d. Intake sal. Air baku IPA III. Tahun 1985 melalui paket pembangunan perum perumnas di bangun instalasi III Antang dengan kapasitas awal 20 ltr/dt. Tahun 1992 di bangun lagi IPA antang 2 dengan

demikian total kapasitas IPAantang menjadi 40 I/d, dari 2 (dua) instansi pengolahan air.

Tahun 1993 lewat paket bantuan hibah pemerintah pusat, dibangun IV kapasitas terpasang 200 ltr/dt di maccini sombala dengan sumber air baku sungai Jeneberang. Peneambahan demi penambahan kapasitas produksi rupanya belum mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk permukiman dan industri, sehingga melalui proyek pengembangan system penyediaan air bersih kotamadia ujung pandang pada tahun 2000 di bangun instalasi V somba opu dengan kapasitas 1000 ltr/dt di kabupaten gowa yang sumber bakunya dari bili-bili sejauh 16 km untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya pada wilayah pelayanan IPA antang dimana jumlah pelanggannya terus bertambah maka pada tahu 2003 PDAM Kota Makassar menambah kapasitas produksi IPA Antang dari 40 ltr/dt menjadi 90 ltr/dt, melalui pembangunan instalasi pengelolahan air Antang 3 (tiga) dengan demikian total kapasitas air bersih PDAM kota Makassar menjadi 2340 ltr/dt.

PDAM Kota Makassar sampai saat ini telah menjangkau 816.416 Jiwa penduduk dari 1.160.011 jiwa total penduduk Kota Makassar atau 70,38%

luas wilayah distribuisi telah mencapai radius 12.37 ha. Ini berarti pelayanan air bersih PDAM kota Makassar telah menjangkau 70,38.

Setelah melalui beberapa kali rapat pembahasan, baik secara internal pansus hingga di mitra berkaitan. Akhirnya, pada tahun 2019 DPRD Kota Makassar mengesahkan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda). Diterapkannya PDAM menjadi Perumda berdasarkan

perintah Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemda, dan PP nomor 54 tahun 2017. Dalam beleid tersebut ditegaskan, seluruh BUMD dan Perusda wajib melakukan perubahan badan hukum menjadi perumda atau perusahaan persero daerah.

Tugas pokok PDAM Kota Makassar sesuai peraturan Daerah No.

2/1992, tanggal 07 April 1992 tentang susunan dan tata kerja perusahaan Daerah Air Minum Kota Dati II Ujung Pandang adalah: ‘’Melaksanakan sebagai urusan rumah tangga daeeah dalam bidang pengolahan air minum’’. Perusahaan Air Minum Kota Makassar mempunyai funsi:

a. Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat konsumen dalam penyediaan air bersih.

b. Menyelenggarakan pemanfaatan umum yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

c. Memupuk pendapatan untuk membiayai kelangsungan hidup perusahaan dan membangun daerah.

2. Visi dan Misi Organisasi a. Visi

Visi Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar adalah:

Menjadi salah satu Perusahaan Daerah Air Minum Terkemuka, sehat, untung dan sejahtera di indonesia yang memiliki daya saing global.

b. Misi

Misi Perusahaan Air Minum Kota Makassar adalah:

1. Memberikan Pelayanan air minum sesuai standar kesehatan dengan tersedianya air baku yang optimal.

2. Menyediakan air minum yang berklualitas, kuantitas dan kontinuitas.

3. Memenuhi cakupan layanan air minum yang maksimal kepada masyarakat.

4. Menjadikan perusahaan yang berfrofessional dengan sumber daya yang berkompetensi dan berdaya saing tinggi.

5. Memenuhi kinerja keuangan yang mandiri dan produktifitas yang efisien dan efektif serta berdaya saing global.

3. Struktur Organisasi dan Job Description a. Struktur Organisasi

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Makassar

b. Job Description 1) Dewan Pengawas

Dewan Pengawas, mempunyai tugas:

a. Melaksanakan Pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM.

b. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Walikota diminta atau tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain pengangkatan Direksi, program kerja yang diajukan oleh Direksi, rencana perubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan atau menandatangani laporan Tahunan;

c. Memeriksa dan menyampaikan rencana strategis bisnis (Business Plan/Corporate Plan), dan Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan Tahunan PDAM yang dibuat Direksi kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan;

d. Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para anggota menurut bidang masing-masing untuk masa 12 (dua belas) bulan sesuai dengan tahun baku PDAM;

e. Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali untuk membicarakan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh PDAM dan bilamana diperlukan sewaktu-waktu dapat mengadakan rapat untuk menentukan keputusan mengenai hal-hal yang mendesak;

f. Merumuskan kebijaksanaan PDAM secara terarah dalam bidang perencanaan modal, penggunaan dana, pemanfaatan dan pengamanan air baku, peningkatan kapasiatas produksi air, perluasan maupun rehabilitasi jaringan transmisi distribusi air minum sesuai kebijaksanaan pemerintah untuk jangka pendek dan jangka panjang;

g. Mengadakan penilaian atas prestasi kerja anggota Direksi PDAM atas hasil-hasil yang telah dicapai dan mengusulkan penggantian dan pengangkatan anggota Direksi baru kepada Walikota;

h. Menyelenggarkan pembinaan dan pengarahan kepada Direksi PDAM berdasarkan kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan dalam keputusan rapat Dewan pengawas mengenai pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang dimaksud.

2) Direktur Utama

Direktur Utama, mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan anggaran PDAM, koordinasi dan kepegawaian seluruh kegiatan operasional PDAM b. Pembinaan kepegawaian, pengurusan dan pengelolaan

kekayaan PDAM serta penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;

c. Menyusun rencana strategis bisnis 5 (lima) tahunan (business Plan/corporate Plan) yang disahkan oleh Walikota melalui usul Dewan Pengawas;

d. Menyusun RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana strategis bisnis (business Plan/corporate Plan) kepada Walikota melalui Dewan Pengawas;

e. Penandatanganan bersama Direktur Utama dan Direktur Keuangan untuk persetujuan pembayaran atas dokumen tagihan dan atau pengeluaran perusahaan;

f. Menyusun laporan triwulan dan laporan tahunan PDAM.

Dalam melaksanakan tugas Direktur Utama dibantu oleh:

a) Direktur Umum;

b) Direktur Keuangan;

c) Direktur Tekhnik;

d) Kepala Satuan Pengawas Internal;

e) Kepala Wilayah.

3) Direktur Umum

Direktur Umum, mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan administrasi umum, kepegawaian dan perlengkapan PDAM;

b. Menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan teknis pengelolaan urusan ketatausahaan umum dan rumah tangga PDAM;

c. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan Program pelaksanaan pendayagunaan pegawai PDAM;

d. Penyiapan perumusan pelaksanaan kebijaksanaan di bidang pengelolaan data elektronik, kehumasan, humas dan protokol serta pelayanan pengaduaan pelanggan;

e. Penyusunan rumusan kebijaksanaan teknis dalam pengelolaan meliputi pengadaan, pencatatan, inventarisasi, pengawasan dan pengendalian terhadap aset/barang milik PDAM;

f. Melaksanakan koordinasi dengan direktur lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

g. Menyusun laporan kegiatan sesuai bidang tugas.

Dalam Melaksanakan tugas Direktur Umum dibantu oleh:

a) Bagian Umum dan Kepegawaian;

b) Bagian Hubungan Lapangan;

c) Bagian Perlengkapan;

4) Direktur Keuangan

Direktur Keuangan, mempunyai tugas:

a. Pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan di bidang keuangan;

b. Perencanaan dan pengendaliaan sumber-sumber pendapatan, serta mengatur penggunaan kekayaan perusahaan;

c. Penyusunan RKAP dan penetapan besarnya modal kerja perusahaan, merumuskan kebijaksanaan mengenai penggunaan keuangan;

d. Penandatanganan bersama Direktur Keuangan dan Direktur Utama untuk persetujuan pembayaran atas dokumen tagihan dan atau pengeluaran perusahaan;

e. Penyelenggaraan pembukuaan dan pembuatan laporan keuangan;

f. Penilaian terhadap usulan untuk menetapkan kebijakan pembelliaan barang/jasa kebutuhan perusahaan sesuai perkembangan dan kemampuan;

g. Penyiapan rencana pembiayaan inventasi dan tambahan modal perusahaan;

h. Penyiapan data/bahan penetapan dan atau penyesuaian air PDAM;

i. Pelaksanaan koordinasi dengan direktur lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

j. Penyusunan laporan kegiatan sesuai bidang Tugas.

Dalam melaksanakan tugas Direktur Keuangan dibantu oleh:

a) Bagian Anggaran dan Perbendaharaan;

b) Bagian Verifikasi dan Akuntansi.

5) Direktur Teknik

Direktur Teknik, mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan pengendalian dan pengawasan pelanggaran administrasi bidangperencanaan teknik, produksi dan instalasi, pemeliharaan serta pengendaliaan kehilangan air.

Dokumen terkait