• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Keluarga a Pengertian Keluarga

Keluarga adalah suatu sistem, suatu kesatuan yang dibentuk oleh bagian-bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi, menurut John W Santrock ( 2007: 157). Didalam keluarga terdapat beberapa anggota keluarga yang saling berinteraksi satu sama lain dan saling berhubungan antar anggota keluarga dalam hal berbicara, memerintah antar anggota yang lain, menasehati antar anggota yang lain.

Menurut Soejono Seokanto ( 2004:22), “keluarga batih terdiri dari suami/ayah, istri/ibu dan anak-anak yang belum menikah, lazimnya dikatakan bahwa keluarga batih merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dalam masyarakat”.

Keluarga dalam artian ini yaitu keluarga inti yang hanya terdiri dari orang tua dan anak, semua anak-anaknya yang belum menikah masih tinggal satu rumah dengan orang tua.

Memurut William J.Goode (1995:9), menyatakan bahwa “keluarga merupakan alat atau perantara masyarakat yang lebih luas,

kegagalannya untuk berbuat seperti ini, akan menyebabkan tujuan masyarakat yang lebih besar tidak akan tercapai secara tepat guna”. Menurut James M. Henslin (2007:116), keluarga terdiri atas orang-orang yang menganggap bahwa mereka mempunyai hubungan darah, pernikahan atau adopsi.

Kesimpulan dari beberapa pengertian tentang keluarga di atas, keluarga adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang didalamnya terdapat interaksi satu sama lain baik dalam hal menasehati, memerintah, mematuhi, menghargai, menghormati antar anggota keluarga atau di mana lembaga utama untuk belajar norma-norma sebelum ke masyarakat dan didalamnya juga terdapat sosialisasi dalam lingkup kecil sebelum ke masyarakat yang lebih luas.

b. Peranan Keluarga

Peranan-peranan keluarga menurut Soerjono Soekanto (2004:23), keluarga batih memiliki peranan-peranan sebagai berikut:

1. Keluarga batih berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, di mana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut.

2. Keluarga batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya.

3. Keluarga batih menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.

4. Keluarga batih merupakan wadah di mana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses di mana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.

Dari beberapa peranan-peranan di atas, menjabarkan betapa pentingnya peranan keluarga bagi seorang individu, terutama dalam hal kepribadian

seseorang, apabila seseorang mengalami gangguan kepribadian bisa disebabkan karena mempunyai masalah dalam keluarganya baik secara fisik maupun psikis.

Menurut Soerjono Soekanto (2004:23-24), meningkatnya peranan keluarga batih atau keluarga inti disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Hubungan darah yang semula mendapat tekanan yang sangat kuat kemudian didampingi dengan faktor hubungan karena tempat tinggal yang sama.

2. Pembagian kerja dalam masyarakat yang semakin berkembang ke arah keterampilan individual menyebabkan bahwa kemampuan individu lebih dipentingkan daripada kemampuan kolektif atau kelompok.

3. Pusat kehidupan yang semula ada di kelompok-kelompok kekerabatan semakin beralih ke keluarga batih.

4. Pelaksanaan program keluarga berencana yang menekankan pada pengaturan kehamilan dan pembatasan kelahiran, hal mana mengakibatkan semakin eratnya hubungan antara anggota-anggota suatu keluarga batih yang secara relatif kecil jumlahnya.

Semakin meningkatnya peranan keluarga batih hal ini dapat menguntungkan orang tua yang bisa lebih fokus dan bisa memusatkan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya, karena jumlah yang terdapat di keluarga batih lebih sedikit.

Menurut Soejono Soekamto (2004:24), peningkatan peranan keluarga batih di Indonesia belum merata, hal ini disebabkan karena taraf kemajemukan masyarakat Indonesia yang relatif agak tinggi.

Karena Indonesia terdiri dari beberapa suku dan dari adanya banyak suku tersebut banyak adat atau kebudayaan yang tidak bisa ditinggalkan, misalnya adat yang memusatkan pada keluarga luas tidak

hanya keluarga batih. Adat atau tradisi semacam ini tidak bisa dihapus, dan peranan keluarga batih di Indonesia masih didominasi oleh keluarga berkalangan atas, sedangkan keluarga yang berada di kalangan bawah masih mengalami kesulitan karena masih menganut adat atau tradisi.

c. Fungsi keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Menurut Soejono Soekanto (2004:85), di Indonesia terutama di kota-kota pengaruh keluarga batih ( inti ) terhadap anak sangat besar, sedangkan di wilayah pedesaan biasanya kelompok kekerabatan yang berpengaruh. Wilayah pedesaan masih menganut tradisi turun temurun dari zaman terdahulu.

Keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok, menurut Soejono Soekanto (2004:85), keluarga batih mempunyai fungsi-fungsi pokok:

1. Sebagai wadah berlangsung sosialisasi primer, yakni dimana anak- anak dididik untuk memahami dan menganuti kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

2. Sebagai unit yang mengatur hubungan seksual yang seyogia atau layak.

3. Sebagai unit sosial ekonomis yang membentuk dasar kehidupan sosial ekonomi bagi anak-anak.

4. Sebagai wadah tempat berlindung, agar supaya kehidupan berlangsung secara tertib dan tenteram, sehingga manusia hidup dalam kedamaian.

Dalam keluarga batih yang paling awal dalam mengenalkan lingkungan sosial kepada anak, karena hal tersebut orang tua lah yang paling utama dan awal yang memberikan pemahaman terkait dengan lingkungan sosial.

Menurut Soejono Soekanto (2004:86), pada keluarga batih kecil (misalnya, dengan jumlah anak satu sampai tiga orang), terdapat gejala- gejala umum, sebagai berikut:

1. Keluarga batih kecil biasanya merupakan hasil suatu perencanaan, sehingga pendidikan pun berlangsung menurut program tertentu (baik yang dilakukan secara mantap maupun karena pengalaman). 2. Proses pendidikan dari orang tua berlangsung secara lebih intensif

dari pada ekstensif. Terhadap setiap, anak orang tua dapat mencurahkan atensi dengan sepenuhnya.

3. Interaksi berlangsung secara kooperatif dan demokratis, dengan demikian dapat dikatakan, bahwa peranan keluarga batih kecil terhadap pendidikan anak-anak sangat besar.

Menurut Soejono Soekanto (2004:86), pada keluarga batih besar yang jumlah anak-anaknya lebih dari tiga orang, biasanya ditemui gejala- gejala sebagai berikut:

1. Proses pendidikan dilangsungkan secara ekstensif.

2. Anak-anak secara lebih langsung berhubungan dengan realitas pergaulan hidup di luar lingkungan keluarga batih yang bersangkutan.

3. Kepatuhan sangat dipentingkan dalam keluarga batih yang besar. 4. Pendidikan cenderung berlangsung secara masal.

Pada keluarga kecil pengaruh lingkungan sosial dan budaya terjadi karena adanya seleksi, sedangkan keluarga besar lingkungan sosial dan budayanya terjadi tanpa seleksi.

Menurut William J. Goode (1995:9), ciri utama sebuah keluarga ialah bahwa fungsi utamanya dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi tidak demikian halnya pada semua sistem keluarga yang diketahui. Keluarga itu menyumbangkan hal-hal berikut ini kepada masyarakat : kelahiran, pemeliharaan pisik anggota keluarga, penempatan anak dalam masyarakat, pemasyarakatan, dan kontrol sosial.

Fungsi keluarga tersebut terpisah-pisah dalam melakukan fungsinya, ibu melahirkan anak akan tetapi bisa saja untuk memelihara anaknya tidak

dilakukan oleh seorang ibu karena sang ibu sibuk bekerja maka anak dititipkan kepada orang yang ahli dalam memelihara dan mendidik.

Dokumen terkait