• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Pitana (2005:60), “motivasi merupakan faktor penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi.”

19

Wijono (2010:21) menyatakan bahwa “motivasi merupakan salah satu sebab atau penentu tingkah laku. Sesungguhnya suatu tingkah laku itu adalah dimunculkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal.”

Sedangkan Fandeli dalam Suwena (2010:60), “pada hakikatnya aspek motivasi adalah aspek yang terdapat pada diri wisatawan. Untuk menimbulkan motivasi sangat tergantung pada diri pribadi wisatawan yang berkaitan dengan umur, pengalaman, pendidikan, emosi, kondisi fisik dan psikis.”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah faktor penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi yang merupakan penentu tingkah laku dan dimunculkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal dengan tergantung pada diri pribadi wisatawan yang berkaitan dengan umur, pengalaman, pendidikan, emosi, kondisi fisik dan psikis.

Pitana (2005:66), menyebutkan bahwa “keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya push factor (faktor-faktor pendorong) dan pull factor (faktor-faktor penarik). Faktor pendorong umumnya bersifat sosial-psikologis, atau merupakan motivasi dari individu itu sendiri, sedangkan faktor penarik merupakan motivasi dari destinasi tujuan wisata.”

Dann dalam Ross (1998:31) menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam melakukan perjalanan, yaitu:

1. Faktor Pendorong, adalah faktor yang membuat wisatawan ingin bepergian.

2. Faktor Penarik, adalah faktor yang mempengaruhi kemana wisatawan akan

20

Ryan dalam Pitana (2005:67), dari kajian literaturnya menemukan berbagai faktor pendorong (push factor) bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata seperti dibawah ini :

1. Escape, keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan ataupun kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

2. Relaxation, keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan

motivasi untuk escape.

3. Play, ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan dan dapat

memunculkan kembali sifat kanak-kanak yang suka bermain dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

4. Strengthening family bonds, ingin mempererat hubungan kekerabatan,

khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations/Mengunjungi

Teman dan Kerabat). Hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama dan kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara industri.

5. Prestige, untuk menunjukkan gengsi yaitu dengan mengunjungi destinasi yang

menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial.

6. Social interaction, untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman atau

dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.

7. Romance, keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa

memberikan suasana romantis, atau untuk memenuhi kebutuhan seksualitas khususnya dalam pariwisata seks.

21

8. Educational opportunity, keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,

mempelajari orang lain atau daerah lain dan mengetahui kebudayaan etnis lain.

9. Self-fulfilment, keinginan untuk menemukan diri sendiri (self-discovery),

karena diri sendiri biasanya dapat ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.

10.Wish-fulfirment, keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang

dicita-citakan hingga mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.

Harssel (1994:124) menyebutkan bahwa yang termasuk kedalam faktor pendorong (push factor) adalah:

1. Self fulfillment (pemenuhan kebutuhan diri sendiri) 2. Break form routine (istirahat dari rutinitas)

3. Need for social interaction (membutuhkan interaksi sosial)

4. The opportunity for self-recognition that travel provides (kesempatan untuk mengenal/merasakan pelayanan dalam perjalanan)

Mcintosh dan Murphy dalam Pitana (2005:58) menyebutkan bahwa motivasi (faktor pendorong/push factor) dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu:

1. Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis) antara lain untuk relaksasi/bersantai, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, dan sebagainya.

22

2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui

budaya, tradisi, adat, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya (monumen bersejarah).

3. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat

sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga (VPR/Visiting Friends and

Relatives/Mengunjungi Teman dan Kerabat), menemui mitra kerja, melakukan

hal-hal yang dianggap mendatangkan nilai prestige (gengsi), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan dan seterusnya.

4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang

menjemukan, dan ambisi pribadi yang besar (ego-enhancement) yang

memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status dan prestige motivation.

Menurut Harrsel (1994:124) bahwa “Faktor penarik (pull factor) sama pentingnya dengan faktor pendorong (push factor). Orang-orang tidak akan melakukan perjalanan jika penawaran atraksi unik yang jauh dari rumah tersebut tidak ada.”

Norman (2001:123) membagi dimensi dari faktor penarik (pull factor) yaitu :

1. Alam sekitar

2. Atmosfir dan iklim

3. Infrastruktur pariwisata

23 5. Atraksi budaya dan sejarah

6. Atraksi kerajinan tangan

7. Fasilitas kelas atas (upscale facilities)

8. Masyarakat setempat dan peluang berekreasi di alam terbuka.

Jackson dalam Pitana (2005:68) membagi faktor penarik (pull factor) menjadi sebelas faktor, yaitu:

1. Location climate (iklim lokasi)

2. National promotion (promosi nasional)

3. Retail advertising (iklan eceran)

4. Wholesale marketing (pemasaran grosir)

5. Special events (acara special)

6. Incentive schemes (skema insentif)

7. Visiting friends (mengunjungi teman)

8. Visiting relatives (mengunjungi kerabat)

9. Tourist attractions (atraksi)

10.Culture (kebudayaan)

11.National environment man-made environment (tempat wisata buatan)

Simpulan dari tinjauan tentang motivasi di atas adalah :

Motivasi wisatawan mancanegara merupakan faktor penting bagi calon wisatawan mancanegara di dalam mengambil keputusan untuk menginap pada Hotel Prama Sanur Beach.

24

Faktor pendorong/push factor yang memotivasi wisatawan untuk

melakukan perjalanan wisata menurut Ryan dalam Pitana (2005:67), Harssel (1994:124) dan Mcintosh dan Murphy dalam Pitana (2005:58) adalah:

1. Escape, keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan ataupun kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

2. Relaxation, keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan

motivasi untuk escape.

3. Play, ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan dan dapat

memunculkan kembali sifat kanak-kanak yang suka bermain dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

4. Strengthening family bonds, ingin mempererat hubungan kekerabatan,

khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations/Mengunjungi Teman dan Kerabat). Hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama dan kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara industri.

5. Prestige, untuk menunjukkan gengsi yaitu dengan mengunjungi destinasi yang

menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial.

6. Romance, keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa

memberikan suasana romantis, atau untuk memenuhi kebutuhan seksualitas khususnya dalam pariwisata seks.

7. Educational opportunity, keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,

mempelajari orang lain atau daerah lain dan mengetahui kebudayaan etnis lain.

Dokumen terkait