i
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI
WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP
KEPUTUSAN MENGINAP PADA PRAMA SANUR
BEACH HOTEL
ELSA MONICA NAINGGOLAN 1112014015
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
ii
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI
WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP
KEPUTUSAN MENGINAP PADA PRAMA SANUR
BEACH HOTEL
Laporan Akhir Program ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Pariwisata (SST.Par)
ELSA MONICA NAINGGOLAN 1112014015
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
iii
Nama :Elsa Monica Nainggolan
Judul :Hubungan Karakteristik dan Motivasi Wisatawan Mancanegara Terhadap Keputusan Menginap pada Hotel Prama Sanur
Jumlah Halaman :xviii halaman + 132 halaman (Ilustrasi: gambar, tabel, grafik)
Hotel Prama Sanur Beach merupakan hotel dengan tingkat occupancy yang tinggi di daerah Sanur dengan didominasi oleh wisatawan mancanegara. Tentunya ada motivasi yang mempengaruhi wisatawan mancanegara untuk menginap di Hotel Prama Sanur Beach sehingga banyak wisatawan yang memilih untuk menginap di Hotel Prama Sanur Beach. Karena alasan tersebutlah maka perlu di pelajari karakteristik dan motivasi wisatawan mancanegara.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuisioner, dokumentasi serta studi kepustakaan. Teknik penentuan informan
menggunakan purposive sampling. Teknik penentuan sampel menggunakan
rumus Slovin sehingga didapatkan sampel 100 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Teknik analisis data menggunakan metode kualitatif dengan wawancara diikuti dengan kuantitatif dengan menggunakan skala likert, uji validitas, uji reabilitas, koefisien korelasi Spearman dan Uji Z.
Karateristik wisatawan mancanegara yang menginap di Prama Sanur Beach adalah dominan laki-laki (55%), namun jumlah laki-laki dan perempuan hampir sama, dengan umur 61-70 tahun (41%), pensiun (57%), telah menikah (78%), berasal dari Belanda (27%), hobi bersantai (10,65%), dengan lama tinggal lebih dari 16 hari/long stay (31%) dan waktu menginap lebih dari 3 kali/repeater guest (36%). Motivasi terbesar wisatawan mancanegara untuk menginap di Prama Sanur Beach adalah untuk relaksasi (10,65%) untuk motivasi pendorong (push factor) dan motivasi karena staff hotel yang baik, ramah dan memberikan pelayanan yang baik (10,29%) untuk motivasi penarik (pull factor). Terdapat hubungan positif antara motivasi wisatawan mancanegara dengan keputusan menginap pada Hotel Prama Sanur Beach dengan koefisien korelasi Spearman 0,616 sehingga hubungan yang dimiliki cukup/sedang. Pangsa pasar Hotel Prama Sanur Beach adalah wisatawan Belanda yang sudah pensiun dengan umur 61-70 tahun. Saran untuk pihak Hotel Prama Sanur Beach adalah menjaga dan sebisa mungkin meningkatkan pelayanan dan fasilitas terkait dengan aktivitas relaksasi wisatawan serta dapat membenahi/memperbaiki beberapa kamar yang sudah terlihat tua.
iv
Name :Elsa Monica Nainggolan
Title :The Relationship Between Characteristict and Motivation of Foreign Tourists To Decision To Stay in Prama Sanur Beach Hotel
Number of pages :xviii pages + 132 pages (Ilustration: picture, table, chart)
Prama Sanur Beach Hotel is a hotel with a high level of occupancy in Sanur area that dominated by foreign tourists. Sure that there has motivation that affect the foreign tourists to stay in Prama Sanur Beach Hotel so that many foreign tourist choose to stay in Prama Sanur Beach Hotel. Because of that reason, so it’s necessary to learn about characteristic and motivation of foreign tourists.
Data collection techniques are observation, interview, questionnaire, documentation, and study literature. Informer determination technique is purposive sampling. The quantity of sample used Slovin formula so obtained 100 persons samples with sample determination technique is accidental sampling. Data analysis techniques using qualitative method using interview followed by quantitative method using likert scale, validity test, reability test, Spearman correlation coefficient and Z Test.
The characteristic of foreign tourists who stay in Prama Sanur Beach Hotel is dominated of male (55%), but the quantity of male and female almost equally, with age 61-70 years old (41%), do not have a job/retired (57%), married (78%), Dutch nationality (27%), hobby to relax (10,65%), with long of stay is more than 16 days/long stay (31%) and time of stay is more than 3 times/repeater guest (36%). The biggest motivation to stay in Prama Sanur Beach Hotel is to relax (10,65%) for push factor and motivation because of the hotel staff is kind, friendly and give good service (10,29%) for pull factor. There is a positive relationship between motivation of foreign tourists and the decision to stay in Prama Sanur Beach Hotel with Spearman correlation coefficient is 0,616 so that the relationship possessed sufficient/moderate. Market share of Prama Sanur Beach Hotel is Dutch tourists who have retired by the age of 61-70 years. Suggestions for Prama Sanur Beach Hotel is to maintain and whenever possible to improve services and facilities associated with relaxation activities tourists and fix/repair some rooms already look tired.
v
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI
WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP
KEPUTUSAN MENGINAP PADA HOTEL PRAMA
SANUR BEACH
Nama : Elsa Monica Nainggolan NIM : 1112014015
Telah dinyatakan ……dengan predikat ………..
Pada tanggal ………. di Program Studi Diploma 1V Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Disetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ni Made Ariani, SE., M.Par. Ni Nyoman Sri Aryanti, SST.Par., M.Par.
NIP. 197801282006042027 NIP. 197609052006042001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata
Universitas Udayana Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana
Drs. I Made Sendra, Msi. Ni Made Ariani, SE., M.Par
vi
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI
WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP
KEPUTUSAN MENGINAP PADA HOTEL PRAMA
SANUR BEACH
Laporan Akhir Program ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi Diploma IV Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal ……….. dan dinyatakan ……. dengan predikat ……….
TIM PENGUJI
Ketua : Ni Made Ariani, SE., M.Par. ( )
Sekretaris : Ni Nyoman Sri Aryanti, SST.Par., M.Par. ( )
Anggota : 1. Drs. Ida Bagus Ketut Astina, M.Si. ( )
2. ( )
3. ( )
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena
atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis bisa menyelesaikan Laporan Skripsi ini
dengan baik. Laporan ini berjudul “Hubungan Karakteristik dan Motivasi
Wisatawan Mancanegara Terhadap Keputusan Menginap Pada Hotel Prama
Sanur Beach”.
Pada laporan ini, penulis mendeskripsikan bagaimana karakteristik
wisatawan mancanegara yang menginap di Hotel Prama Sanur Beach,
mendeskripsikan apa saja yang menjadi motivasi para wisatawan khususnya
wisatawan mancanegara sehingga mereka memilih untuk menginap di Hotel
Prama Sanur Beach, dan meneliti hubungan antara motivasi wisatawan
mancanegara tersebut dengan keputusan menginap wisatawan mancanegara di
Hotel Prama Sanur Beach.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan bisa menyelesaikan laporan
ini tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si Selaku Dekan Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana.
2. Ibu Ni Made Ariani, SE., M.Par. Selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Pariwisata dan juga Selaku Pembimbing I Laporan Skripsi.
3. Ibu Ni Nyoman Sri Aryanti, SE., M.Par. Selaku Pembimbing II Laporan
Skripsi.
4. Bapak Drs. Ida Bagus Ketut Astina, M.Si. Selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak/Ibu Penguji Laporan Skripsi.
6. Bapak Agung Arinata selaku pihak Human Resources Manager Hotel
Prama Sanur Beach dan Ibu Lina Algadrie selaku pihak Sales & Marketing
Director Hotel Prama Sanur Beach yang memberikan data-data yang
diperlukan oleh penulis dalam penyusunan laporan ini.
7. Bapak/Ibu kami yang telah memberikan dukungan berupa keadaan
finansial untuk mendukung aktivitas edukasi kami.
8. Rekan-rekan Program Studi Diploma IV Pariwisata angkatan 2011 atas
viii
serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas dukungan yang diberikan baik berupa moral maupun
spiritual.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari laporan ini adalah sebagai
sumbangan pemikiran bagi pihak Hotel Prama Sanur Beach untuk terus berupaya
memberikan pelayanan yang berkualitas untuk menunjang kepuasan wisatawan
dan citra hotel yang semakin baik.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa, penulis memiliki
keterbatasan dalam mengkaji suatu permasalahan. Pepatah mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak” yang berarti bahwa tidak ada manusia yang sempurna sehingga penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang ada di dalam laporan
ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis nantikan guna
perbaikan sehingga dapat menghasilkan laporan yang lebih baik lagi. Akhir kata
penulis berharap laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Denpasar, Januari 2016
ix
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... v
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
1.5. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya ... 12
2.2. Tinjauan Tentang Karakteristik ... 16
2.3. Tinjauan Tentang Motivasi ... 18
2.4. Tinjauan Tentang Wisatawan ... 25
2.5. Tinjauan Tentang Keputusan Menginap ... 26
2.6. Tinjauan Tentang Hotel ... 33
2.7. Hipotesis ... 37
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 38
3.2. Definisi Operasional Variabel ... 38
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 45
3.3.1. Jenis Data ... 45
3.3.2. Sumber Data ... 45
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.5. Teknik Penentuan Informan ... 47
3.6. Teknik Pengambilan Sampel ... 48
3.7. Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV. PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Hotel Prama Sanur Beach ... 56
4.1.1. Sejarah Hotel Prama Sanur Beach ... 56
4.1.2. Fasilitas Hotel Prama Sanur Beach ... 58
4.1.2.1. Kamar ... 58
4.1.2.2. Fasilitas Pertemuan ... 62
x
4.1.2.4. Fasilitas Tamu Lainnya ... 63 4.1.3. Gambaran Sekitar Hotel Prama Sanur Beach... 64 4.1.4. Struktur Organisasi Hotel Prama Sanur Beach ... 65 4.2. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap
Pada Hotel Prama Sanur Beach ... 69 4.2.1. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Usia ... 69 4.2.2. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Negara Asal ... 70
4.2.3. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73
4.2.4. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Status ... 74 4.2.5. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Pekerjaan 75
4.2.6. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Lama Tinggal 76
4.2.7. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan
Kedatangan Berulang ... 77 4.3. Motivasi Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel
Prama Sanur Beach ... 79 4.3.1. Uji Validitas Indikator Motivasi Wisatawan Mancanegara ... 79 4.3.2. Uji Reabilitas Indikator Motivasi Wisatawan Mancanegara ... 81 4.3.3. Motivasi Wisatawan Mancanegara yang Menginap di Hotel Prama Sanur Beach ... 82 4.3.4. Hubungan Motivasi dan Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap pada Hotel Prama Sanur Beach ... 86 4.3.4.1. Hubungan Motivasi dengan Usia Wisatawan Mancanegara 86 4.3.4.2. Hubungan Motivasi dengan Negara Asal Wisatawan 4.4. Keputusan Menginap Wisatawan Mancanegara pada Hotel Prama
Sanur Beach ... 94 4.5. Hubungan Motivasi Wisatawan Mancanegara Dengan Keputusan
Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach ...97 4.5.1. Koefisien K 4.5.2. Uji Z ... 99
xi
5.1. Simpulan ... 101
5.2. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
DAFTAR INFORMAN ... 107
DAFTAR RESPONDEN ... 108
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Bali Tahun 2010-2014 ... 3
Tabel 1.2. Tingkat Hunian Hotel Bintang di Sanur dan Denpasar Kota Tahun 2014 ... 6
Tabel 1.3. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik yang Menginap di Hotel Prama Sanur Beach Tahun 2010-2014 ... 7
Tabel 3.1. Karateristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap pada Hotel Prama Sanur Beach ... 39
Tabel 4.1. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Usia ... 69
Tabel 4.2. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Negara Asal ... 70
Tabel 4.3. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur BeaBerdasarkan Jenis Kelamin ... 73
Tabel 4.4. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Status ... 74
Tabel 4.5. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Pekerjaan ... 75
Tabel 4.6. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Lama Tinggal ... 76
Tabel 4.7. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Kedatangan Berulang ... 77
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Motivasi Wisatawan Mancanegara ... 79
Tabel 4.9. Hasil Uji Reabilitas Motivasi Wisatawan Mancanegara... 81
Tabel 4.10. Motivasi Wisatawan Mancanegara yang menginap di Hotel Prama Prama Sanur Beach ... 82
Tabel 4.11. Hubungan Motivasi dengan Usia Wisatawan Mancanegara ... 86
Tabel 4.12. Hubungan Motivasi dengan Negara Asal Wisatawan Mancanegara 87 Tabel 4.13. Hubungan Motivasi dengan Jenis Kelamin Wisatawan Mancanegara ... 89
Tabel 4.14. Hubungan Motivasi dengan Status Wisatawan Mancanegara ... 90
Tabel 4.15. Hubungan Motivasi dengan Pekerjaan Wisatawan Mancanegara .. 91
Tabel 4.16. Hubungan Motivasi dengan Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara ... 92
Tabel 4.17. Hubungan Motivasi dengan Kedatangan Berulang Wisatawan Mancanegara ... 93
Tabel 4.18. Hasil Uji Validitas Keputusan Menginap Wisatawan Mancanegara pada Hotel Prama Sanur Beach ... 94
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Hubungan Motivasi Wisatawan Mancanegara Terhadap
Keputusan Menginap pada Hotel Prama Sanur Beach ... 44
Gambar 4.1. Superior Room Hotel Prama Sanur Beach ... 58
Gambar 4.2. Deluxe Garden View Hotel Prama Sanur Beach ... 59
Gambar 4.3. Deluxe Sea View Hotel Prama Sanur Beach ... 59
Gambar 4.4. Junior Suite Room Hotel Prama Sanur Beach ... 60
Gambar 4.5. President Suite Room Hotel Prama Sanur Beach ... 60
Gambar 4.6. Sanur Beach Suite Room Hotel Prama Sanur Beach... 61
Gambar 4.7. Luxurius Pool Villa Hotel Prama Sanur Beach ... 61
Gambar 4.8. Wantilan Convention Center ... 62
Gambar 4.9. Tirta Pool Side Restaurant... 63
Gambar 4.10. Aroma Spa Retreat ... 64
Gambar 4.11. Gambar Lokasi Hotel Prama Sanur Beach ... 65
Gambar 4.12. Gambaran Sekitar Hotel Prama Sanur Beach ... 65
Gambar 4.13. Struktur Organisasi Hotel Prama Sanur Beach ... 66
Gambar 4.14. Contoh Review Wisatawan Mancanegara Melalui Situs Tripadvisor ... 74
Gambar 4.15. Contoh Review Wisatawan Mancanegara Melalui Situs Tripadvisor ... 78
xv
DAFTAR GRAFIK
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 111 Lampiran 2. Kuisioner ... 112 Lampiran 3. Tabel Lengkap Hubungan Motivasi dengan Karakteristik
Wisatawan Mancanegara ... 114 Lampiran 4. Data Hasil Penelitian Korelasi Spearman ... 119 Lampiran 5. Tabel Harga-Harga Kritis Deviat dan Ordinat ... 122 Lampiran 6. Skor Motivasi Wisatawan Mancanegara dan Keputusan
xvii
DAFTAR SINGKATAN
APEC : Asia-Pasific Economic Corporate
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
DMO : Destination Management Organization
GIA : Garuda Indonesia Airways
ILO : International Labour Organization
IUOTO : Internasional Union of Official Travel Organization
KLM : Koninklijke Luchtvaart Maatschappij
PATA : Pasific Area Travel Assosiation
PMA : Penanaman Modal Asing
PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri
xviii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya
didalam naskah laporan akhir program ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dari naskah ini dan
disebut dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah laporan akhir ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan/plagiat, saya bersedia laporan ini digugurkan dan gelar
akademik yang telah saya peroleh (Diploma IV) dibatalkan dan diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Denpasar, Januari 2015
Yang membuat pernyataan
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri merupakan hal penting
bagi beberapa negara di dunia seperti halnya Indonesia. Sektor pariwisata masih
menjadi sektor andalan dalam pembangunan Indonesia dan pembangunan daerah
Bali khususnya. Pembangunan sektor pariwisata ternyata telah mampu
meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali.
Dalam harian Kompas 16 Oktober 2014, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Menparekraf), Mari Elka Pangestu dalam Konferesi Nasional DMO (Destination
Management Organization) mengatakan bahwa
“kontribusi pariwisata sangat besar kepada perekonomian. Selain itu, pariwisata juga menyerap tenaga kerja sebesar 8 persen yaitu hampir 10 miliar (dollar AS) devisa untuk negara.”
Ross (1998:13) menyebutkan bahwa industri pariwisata menguntungkan
bagi semua orang yaitu menghasilkan valuta asing, membuka banyak lapangan
kerja, dan pengeluaran wisatawan membawa dampak berganda yang besar, yang
merangsang ekonomi setempat dan menaikkan taraf hidup. Ditambah lagi
menurut Pitana (2005:6) menyebutkan bahwa pariwisata saat ini bukan lagi hanya
sekedar mengenai masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial, budaya, dan
politik. Pariwisata adalah suatu sistem yang memiliki berbagai aspek yang saling
terkait dan saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya dan telah
menjadi sumber penggerak dinamika masyarakat serta menjadi salah satu
2
Pada harian Kompas 13 September 2012, Direktur ILO (International
Labour Organization) di Indonesia, Peter van Rooij, pada saat Konferensi
Pembangunan Kepariwisataaan Berkelanjutan yang dilaksanakan di Tuban, Bali,
pada hari Kamis, 13 September 2012 menyebutkan bahwa
“Pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa melestarikan dan
memelihara keindahan, kehidupan, dan budaya Indonesia yang diwariskan untuk generasi yang akan datang. Rencana strategis pembangunan kepariwisataan berkelanjutan berkaitan erat dengan pekerjaan yang berbasis lingkungan sehingga menghasilkan pariwisata yang mampu memberikan lapangan pekerjaan namun tetap berdasarkan pada pelestarian lingkungan. Pariwisata juga memberikan kesejahteraan dan pekerjaan yang layak, namun ramah lingkungan. Untuk itu, pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan dan mendapat perhatian serius dari berbagai pihak
karena mempunyai prospek yang menjanjikan dimasa yang akan datang.”
Adapun salah satu upaya dalam pembangunan pariwisata adalah dengan
digelarnya Konferensi Nasional terkait Destination Management Organization
(DMO) pada tanggal 15-16 Oktober 2014 di Jakarta untuk mendorong percepatan
pengembangan Destination Management Organization (DMO) di Indonesia
(www.tourismvaganza.com : 2014).
Bali mampu menunjukan pada dunia bahwa walaupun pernah mengalami
insiden bom Bali pada tahun 2002 yang mencoreng citra keamanan Bali, Bali
mampu untuk bangkit dan pembangunan pariwisata terus berkembang. Hal itu
dapat dibuktikan dari diselenggarakannya event-event international seperti APEC
(Asia-Pasific Economic Corporate) pada tanggal 1-8 Oktober 2014 di Nusa Dua
Bali dan ajang miss world pada tanggal 4-15 September 2013 di Nusa Dua Bali.
Pada pembangunan infrastuktur, Bali juga selalu meningkatkan kualitas
3
jalan tol diatas laut yang menghubungkan Denpasar-Bandara Ngurah Rai-Nusa
Dua pada tahun 2013. Peningkatan-peningkatan tersebut membuat jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik meningkat. Hal
ini dapat dilihat dari tabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan
wisatawan domestik yang datang ke Bali tahun 2010-2014 dibawah ini, yaitu:
Tabel 1.1.
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2010-2014
Tahun
2013 3.278.598 6.976.536 10.225.134 14,51
2014 3.766.638 6.392.460 10.159.098 -0,64
Rata-Rata Pertumbuhan 9,47
Sumber: Disparda Provinsi Bali, 2015.
Berdasarkan Tabel 1.1. diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan
wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara dominan
mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 9,47%. Namun pada Tahun
2014, Jumlah kunjungan wisatawan domestik berkurang disebabkan oleh dampak
dari banyaknya aktivitas politik nasional serta larangan pejabat dan aparat
pemerintah menyelenggarakan rapat di hotel (Harian Antara Bali: 2015).
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara pada Tahun 2010-2014 ini juga tidak terlepas dari peran
pemerintah dan para pelaku pariwisata yang terus berupaya untuk
4
Keputusan wisatawan yang semakin bertambah dalam melakukan
kunjungan ke Bali tidak terlepas dari peranan minat dan motivasi mereka dalam
melakukan perjalanan wisata yang merupakan motivasi dari dalam diri mereka
sendiri (motivasi intrinsik/push factor) dengan didukung oleh faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi minat seseorang dalam berwisata, seperti faktor sarana dan
prasarana wisata, kondisi wisata, faktor alam seperti keindahan wisata, iklim dan
lain-lain yang merupakan motivasi dari luar (motivasi ekstrinsik/pull factor).
Adanya kejenuhan terhadap rutinitas sehari-hari menimbulkan minat untuk
melakukan rekreasi dan relaksasi untuk menghibur diri sehingga melakukan
perjalanan wisata. Adanya keinginan untuk mengetahui budaya dan kesenian di
suatu daerah menimbulkan minat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah
tersebut. Adanya keluarga yang berada jauh, adanya mitra kerja yang berada di
daerah yang berbeda dan adanya gengsi (prestige) juga menimbulkan minat untuk
melakukan perjalanan wisata ke luar daerah tempat tinggalnya. Pitana (2005:58)
menyebutkan bahwa motivasi adalah pemicu dari proses perjalanan wisata.
Analisis mengenai motivasi semakin penting bila dikaitkan dengan pariwisata
sebagai fenomena masyarakat modern dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh
berbagai motivasi walaupun motivasi ini seringkali tidak disadari secara penuh
oleh wisatawan untuk berwisata.
Wisatawan yang melakukan perjalanan ke luar daerah tempat tinggalnya
pasti memerlukan akomodasi untuk tempat menginap. Hotel sebagai perusahaan
jasa yang bergerak di bidang jasa penginapan mempunyai peranan sebagai
penyedia jasa penginapan bagi konsumen yang membutuhkan jasa penginapan.
5
mengetahui alasan wisatawan bersedia menginap di tempat mereka serta
mempelajari apa saja yang mempengaruhi keputusan menginap para wisatawan
tersebut.
Ross (1998:50) menyatakan bahwa para peneliti saat ini sedang
mengembangkan skala yang lebih spesifik mengenai kebutuhan dan ciri-ciri
ataupun karakteristik serta khas kepribadian yang diukur yang akan mempunyai
kaitan dengan perilaku konsumen. Karakteristik wisatawan yang berbeda-beda
dapat menentukan keputusan mereka dalam pembelian. Pitana (2005:73)
menyebutkan bahwa karakteristik wisatawan, baik itu karakteristik sosial dan
ekonomi seperti: umur, pendidikan, pendapatan dan pengalaman sebelumnya,
maupun karakteristik perilaku seperti: motivasi, sikap dan nilai yang dianut dapat
mempengaruhi proses pengambilan keputusan wisatawan untuk berwisata.
Salah satu destinasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan di Bali adalah
Sanur. Adapun daerah tujuan wisata yang dominan dikunjungi di Sanur adalah
pantai di area sanur seperti Pantai Matahari Terbit, Pantai Mertasari, Pantai Sanur
dan Pantai Inna Sindhu. Karena alasan itulah, kebanyakan hotel, resort dan villa di
Sanur berada di dekat pantai diantara kebun-kebun tropis dan dihubungkan oleh
jalan kecil sehingga para tamu bisa menuju pantai dengan mudah. Selain itu,
Sanur sangat mudah dicapai baik dari Bandara Ngurah Rai sekitar 20 menit dan
dari pusat Kota Denpasar sekitar 25 menit.
Wisatawan yang datang berwisata ke Bali khususnya di Sanur pasti
membutuhkan hotel untuk tempat mereka menginap. Hotel berbintang di sekitar
6
2014 adalah Hotel Prama Sanur Beach. Hal ini dapat dilihat dari tabel tingkat
hunian hotel bintang tahun 2014 dibawah ini:
Tabel 1.2.
Tingkat Hunian Hotel Bintang di Sanur dan Denpasar Kota Tahun 2014
No. Hotel Rata-Rata Tingkat Hunian (%)
1. Sanur Beach Hotel 79,65
17. Sanur Paradise Plaza 52,41
18. Bali Pavillion Private Villas 48,58
19. B Hotel 47,10
Sumber: Dinas Pariwisata Kota Denpasar, 2015.
Berdasarkan Tabel 1.2. diatas, dapat dilihat bahwa Hotel Prama Sanur
Beach memiliki tingkat hunian yang tinggi dengan rata-rata hunian perbulan
selama setahun pada tahun 2014 adalah 79,65% dan rata-rata tingkat hunian hotel
7
Prama Sanur Beach Bali terletak di dekat pantai Mertasari Sanur, salah
satu area yang paling populer di Bali. Hanya sekitar 20 kilometer dari Bandara
Internasional Ngurah Rai Bali dan 5 kilometer dari pusat kota. Prama Sanur
Beach menawarkan akses mudah ke kota destinasi yang wajib dilihat dan idealnya
terhubung oleh jalan tol baru di Teluk Benoa. Prama Sanur Beach menyediakan
dengan lebih dari 400 kamar yang dikelilingi oleh pantai berpasir, 7 hektar taman
tropis subur indah, perkebunan eksotis dan pemandangan laut yang spektakuler,
Prama Sanur Beach Bali adalah tempat berlindung yang menawarkan lingkungan
yang tenang bagi tubuh dan jiwa.
(http://www.aerowisatahotels.com/hotel/prama-sanur-beach-bali)
Jumlah kunjungan wisatawan ke Hotel Prama Sanur Beach dominasi oleh
wisatawan mancanegara. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang
mendominasi di Hotel Prama Sanur Beach tersebut tentunya memiliki karateristik
dan motivasi yang berbeda-beda. Jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di
Hotel Prama Sanur Beach dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.3.
Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik yang Menginap di Hotel Prama Sanur Beach Tahun 2010-2014
Tahun
8
Tabel 1.3. menunjukkan bahwa jumlah tingkat hunian kamar Hotel Prama
Sanur Beach selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2014
didominasi oleh wisatawan mancanegara dengan total pertumbuhan wisatawan
sebesar 12,27%. Namun pada Tahun 2012, Tingkat hunian kamar wisatawan
mancanegara mengalami penurunan. Terjadinya penurunan tingkat hunian kamar
tersebut terkait dengan Krisis di Eropa yang mengakibatkan berkurangnya angka
kunjungan wisatawan asal negara mediterania seperti Spanyol, Italia dan Yunani
hingga 20-25% ke Bali dan lama tinggal wisatawan yang berkunjung juga
semakin pendek dari 3 pekan menjadi 8-9 hari. Semakin membaiknya nilai tukar
dolar Australia juga membuat wisatawan Australia memilih berkunjung ke tempat
yang lebih jauh seperti Thailand dan Amerika Serikat (Harian Bisnisaceh: 2012).
Penurunan tingkat hunian kamar wisatawan domestik pada Tahun 2014
disebabkan oleh dampak dari banyaknya aktivitas politik nasional serta larangan
pejabat dan aparat pemerintah menyelenggarakan rapat di hotel (Harian Antara
Bali: 2015). Total pertumbuhan yang mengalami peningkatan dari Tahun
2010-2014 adalah tidak terlepas dari upaya Prama Sanur Beach yang selalu berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan.
Adapun sehubungan dengan uraian diatas, maka mempelajari motivasi dan
karakteristik wisatawan mancanegara merupakan salah satu faktor penting
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan wisatawan dan jumlah
9 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah karakteristik wisatawan mancanegara yang menginap pada
Hotel Prama Sanur Beach?
2. Apakah motivasi wisatawan mancanegara yang menginap pada Hotel Prama
Sanur Beach?
3. Bagaimanakah hubungan motivasi wisatawan mancanegara yang menginap
terhadap keputusan menginap pada Hotel Prama Sanur Beach?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang diharapkan dari
adanya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan mancanegara yang menginap pada
Hotel Prama Sanur Beach.
2. Untuk mengetahui motivasi wisatawan mancanegara yang menginap pada
Hotel Prama Sanur Beach.
3. Untuk mengetahui hubungan motivasi wisatawan mancanegara yang menginap
terhadap keputusan menginap pada Hotel Prama Sanur Beach.
1.4. Manfaat Penelitian
10
1. Manfaat Akademis
Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan kesempatan untuk dapat
menuangkan pengetahuan yang telah diterima selama diperkuliahan kedalam
teori dan konsep dan dapat memperluas pengetahuan dalam menganalisis
persoalan yang ada dalam dunia pariwisata. Bagi dunia pendidikan, hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan
pemikiran bagi pihak Hotel Prama Sanur Beach untuk terus berupaya
meningkatkan kepuasan wisatawan dan jumlah kunjungan wisatawan
khususnya wisatawan mancanegara.
1.5. Sistematika Penyajian
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitan yang akan
dilakukan, maka disusun sebuah sistematika penyajian yang berisi tentang
informasi dan hal yang dibahas dalam setiap bab. Sistematika penyajian tersebut
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan mengenai latar belakang, rumusan
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, diuraikan tentang penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti, konsep mengenai
karakteristik, motivasi, wisatawan, keputusan menginap dan hotel.
Selanjutnya dirumuskan hipotesis berdasarkan penelitian
sebelumnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian, definisi operasional
variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
penentuan informan, teknik pengambilan sampel, dan teknik
analisis data yang akan digunakan dalam penelitian.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menjabarkan tentang hasil penelitian secara deskriftif
kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang simpulan atas hasil penelitian yang telah
dilakukan kemudian diberikan saran terkait untuk perubahan yang
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diah (2014) dalam penelitian
yang berjudul “Analisis karakteristik dan motivasi kunjungan wisatawan dalam
upaya pengembangan atraksi wisata Taman Kyai Langgeng Kota Magelang”.
memaparkan bahwa wisatawan yang dominan datang mengunjungi atraksi wisata
Taman Kyai Langgeng kota Magelang adalah para pelajar sehingga
pengembangan atraksi wisata yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
konsep wisata edukasi yang menarik namun juga tidak mengurangi nilai
pengetahuan yang ada di dalamnya. Pengembangan atraksi wisata tersebut dapat
dimulai dengan menambahkan jenis permainan yang mengandung unsur
pendidikan, menambahkan keterangan pada plakat yang ada pada tanaman langka
maupun satwa, serta pembuatan paket wisata untuk mengakomodir kebutuhan
wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, kuisioner serta studi kepustakaan.
Teknik penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan margin error
sebesar 10% sehingga didapatkan sampel sebanyak 100 dengan pembagian
sampel menggunakan teknik accidental sampling. Teknik analisis data yaitu
dengan menggunakan metode mix-method, yaitu metode penelitian yang
menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode
kuantitatif akan digunakan dalam meneliti jumlah responden untuk pengambilan
13
temuan data yang ada agar menjadi suatu informasi yang mudah dimengerti.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Fanani (2010) dalam penelitian yang
berjudul “Hubungan persepsi dan motivasi dengan keputusan pembelian
handphone pada mahasiswa di Universitas Negeri Malang.” Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang atau sebesar 18% memiliki persepsi yang
tinggi, sebanyak 37 orang atau sebesar 74% memiliki persepsi sedang dan 4 orang
atau sebesar 8% memiliki persepsi rendah. Motivasi tinggi sebanyak 11 orang
atau sebesar 22%, motivasi sedang 31 orang atau sebesar 62%, sedangkan
motivasi rendah sebanyak 8 orang atau sebesar 16%. Untuk keputusan pembelian
sebanyak 78% kategori termasuk sedang, sedangkan 22% termasuk kategori
rendah. Hasil analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif antara persepsi
dan keputusan pembelian dengan koefisien korelasi 0,598 dimana semakin tinggi
persepsi mahasiswa semakin tinggi pula tingkat keputusan pembeliannya dan ada
hubungan positif antara motivasi dengan keputusan pembelian dimana koefisien
korelasinya sebesar 0,642 dimana semakin tinggi motivasinya maka semakin
tinggi pula tingkat keputusan pembeliannya serta nilai dari R square dari analisis
multi korelasi antara persepsi dan motivasi dengan keputusan pembelian sebesar
0,642. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara,
kuisioner, studi literatur dan studi dokumentasi. Teknik penentuan sampel
menurut Frankel dan Wallen (1993:92) yaitu nilai minimum untuk penelitian
korelasi sebesar 50 orang responden. Analisis data menggunakan pendekatan
deskriftif kuantitatif dengan menggunakan nilai mean dan teknik korelasi product
14
Penelitian ketiga dilakukan oleh Jayanti (2014) dalam penelitian yang
berjudul Karakteristik dan Persepsi Wisatawan Mancanegara terhadap Hotel Bali
Tropic Resort & Spa di Tanjung Benoa-Bali. Dalam penelitian ini dipaparkan
bahwa karateristik wisatawan mancanegara menurut kebangsaannya, sebagian
besar wisatawan yang menginap di Hotel Bali Tropic Resort & Spa berasal dari
Jerman 40 orang (40,0%), sedangkan berdasarkan umur terbanyak antara 26-38
tahun (60,0%), sedangkan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 69 orang (60,0%).
Sebagian besar wisatawan yang menginap di Hotel Bali Tropic Resort & Spa
sudah menikah 75 orang (75,0%). Tingkat pendidikan sebagian besar wisatawan
memiliki pendidikan perguruan tinggi 57 orang (57%). Menurut pekerjaan atau
profesi, sebagian besar manager 17 orang (17,0%) dan pelajar/mahasiswa 10
orang (10,0%). Sedangkan cara berkunjung atau bepergiannya kebanyakan
bersama keluarganya 57 orang (57,0%). Sumber informasi mengetahui Hotel Bali
Tropic Resort & Spa dari internet 45 orang (45,0%). Sedangkan frekuensi
kunjungan terbanyak adalah pertama kali 71 orang (71,0%). Persepsi wisatawan
terhadap Hotel Bali Tropic Resort & Spa secara umum bagus. Untuk lokasi Hotel
Bali Tropic Resort & Spa bagus. Untuk tingkat aksesbilitasnya bagus. Tingkat
kebersihannya sangat bagus. Untuk tingkat keamanannya aman. Terhadap kondisi
alamnya indah. Keberadaan restorannya bagus. Terhadap pelayanannya atau
service sangat bagus. Tempat hiburan malamnya bagus. Skor rata-rata diperoleh
hasil analisis persepsi wisatawan adalah 4,2 dengan kategori bagus. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuisioner serta studi
kepustakaan dengan teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling
15
didapatkan 100 orang sampel dari 70.011 wisatawan pertahun. Teknik analisis
data menggunakan metode kualitatif dengan wawancara diikuti dengan kuantitatif
dengan menggunakan skala likert.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, persamaan penelitian pertama
dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang motivasi dan
karakteristik wisatawan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan. Teknik penentuan sampel
sama-sama menggunakan rumus Slovin dan pembagian sampel menggunakan teknik
accidental sampling. Analisis data sama-sama menggunakan mix-method yaitu
pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Persamaan penelitian kedua
dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang hubungan motivasi
terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan teknik pengumpulan data
yaitu observasi, wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan. Persamaan
penelitian ketiga dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang
karakteristik wisatawan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu
observasi, wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan. Teknik penentuan sampel
yaitu menggunakan rumus Slovin. Teknik pembagian sampel sama-sama
menggunakan teknik accidental sampling. Analisis data sama-sama menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mix-method).
Perbedaan penelitian pertama dengan penelitian ini adalah lokasi
penelitian dan instrumen analisis data yaitu hanya menggunakan skala likert
sedangkan penelitian ini menggunakan skala likert, uji validitas, uji reabilitas, uji
Z dan korelasi Spearman. Perbedaan penelitian kedua dengan penelitian ini adalah
16
minimum untuk penelitian korelasi sebesar 50 orang responden sedangkan
penelitian ini menggunakan teknik penentuan sampel rumus Slovin, Instrumen
analisis data menggunakan nilai mean dan teknik korelasi product moment dengan
pendekatan kuantitatif sedangkan penelitian ini menggunakan menggunakan
instrumen uji validitas, uji reabilitas, uji Z dan korelasi Spearman dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mix method) dan perbedaan pada lokasi
penelitian. Perbedaan penelitian ketiga dengan penelitian ini adalah lokasi
penelitian dan instrumen analisis data hanya menggunakan skala likert sedangkan
penelitian ini menggunakan skala likert, uji validitas, uji reabilitas, uji z, dan
korelasi Spearman.
2.2. Tinjauan Tentang Karakteristik
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam penelitian Sukmayanti (2004:13)
menyatakan bahwa “karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau yang mempunyai
sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.”
Suwena (2010:38) menyatakan bahwa “berdasarkan karakteristiknya,
bicara mengenai wisatawan akan didapatkan suatu cerita yang panjang tentang
mereka, siapa, darimana, mau kemana, dengan apa, dengan siapa, kenapa kesana
dan masih banyak lagi. Wisatawan memang sangat beragam, tua muda, miskin
kaya, asing domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata
dengan keinginan dan harapan yang berbeda-beda.”
Matheisen dan Geoffrey dalam penelitian Jayanti (2014:12) menyatakan
17
1. Unsur sosial ekonomi yaitu: umur, jenis kelamin, motivasi berwisata,
pendapatan dan etnis.
2. Tingkat penggunaan dan pemanfaatan objek, yaitu dapat dilihat dari jumlah
wisatawan yang berkunjung atau yang berada dalam suatu objek beserta
penyebarannya dalam periode tertentu.
3. Lama tinggal wisatawan (long term movement of people) yang bertujuan untuk
berwisata. Jelasnya bahwa pariwisata menyangkut perpindahan, tetapi tidak
semua perpindahan dalam pemukiman termasuk pariwisata.
4. Tujuan tunggal, yaitu waktu luang yang tersedia bagi seseorang dalam
pekerjaannya yang akan digunakan untuk tujuan berekreasi dan pengunjung
sementara.
Suwena (2010:40) menyatakan bahwa wisatawan biasanya dibedakan
menjadi:
1. Karakteristik sosio-demografis
Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis yaitu jenis kelamin,
umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, jumlah
anggota keluarga dan lain-lain yang dijelaskan dari karakteristik tersebut.
2. Karakteristik geografis
Yang termasuk karakteristik geografis yaitu wisatawan yang dibagi
berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa
ataupun kota, provinsi, maupun negara asalnya.
3. Karakteristik psikografis
Yang termasuk karakteristik psikografis yaitu wisatawan yang dibagi ke
18
karakteristik personal. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama
mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda (Smith, 1989).
Simpulan dari tinjauan tentang karakteristik di atas adalah:
Karakteristik wisatawan mancanegara merupakan ciri-ciri khusus atau
yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan wisatawan mancanegara
yang menginap pada Hotel Prama Sanur Beach.
Menurut Suwena (2010:40) dan Matheisen dan Geoffrey dalam penelitian
Jayanti (2014:12), karakteristik wisatawan dapat dibagi menjadi:
1. Karakteristik demografis (yang termasuk dalam karakteristik
sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan, status).
2. Karateristik geografis (karateristik geografis wisatawan dibagi berdasarkan
lokasi negara asalnya).
3. Karateristik psikografis (karateristik psikografis berdasarkan hobi seperti
bersantai dan bermain serta berdasarkan gaya hidup).
4. Lama tinggal wisatawan (long term movement of people) yang bertujuan untuk
berwisata.
2.3. Tinjauan Tentang Motivasi
Menurut Pitana (2005:60), “motivasi merupakan faktor penting bagi calon
wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang
19
Wijono (2010:21) menyatakan bahwa “motivasi merupakan salah satu
sebab atau penentu tingkah laku. Sesungguhnya suatu tingkah laku itu adalah
dimunculkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal.”
Sedangkan Fandeli dalam Suwena (2010:60), “pada hakikatnya aspek
motivasi adalah aspek yang terdapat pada diri wisatawan. Untuk menimbulkan
motivasi sangat tergantung pada diri pribadi wisatawan yang berkaitan dengan
umur, pengalaman, pendidikan, emosi, kondisi fisik dan psikis.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah faktor penting bagi calon
wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang
akan dikunjungi yang merupakan penentu tingkah laku dan dimunculkan oleh
faktor-faktor internal dan eksternal dengan tergantung pada diri pribadi wisatawan
yang berkaitan dengan umur, pengalaman, pendidikan, emosi, kondisi fisik dan
psikis.
Pitana (2005:66), menyebutkan bahwa “keputusan seseorang untuk
melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya push factor (faktor-faktor
pendorong) dan pull factor (faktor-faktor penarik). Faktor pendorong umumnya
bersifat sosial-psikologis, atau merupakan motivasi dari individu itu sendiri,
sedangkan faktor penarik merupakan motivasi dari destinasi tujuan wisata.”
Dann dalam Ross (1998:31) menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang
mempengaruhi wisatawan dalam melakukan perjalanan, yaitu:
1. Faktor Pendorong, adalah faktor yang membuat wisatawan ingin bepergian.
2. Faktor Penarik, adalah faktor yang mempengaruhi kemana wisatawan akan
20
Ryan dalam Pitana (2005:67), dari kajian literaturnya menemukan
berbagai faktor pendorong (push factor) bagi seseorang untuk melakukan
perjalanan wisata seperti dibawah ini :
1. Escape, keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan ataupun kejenuhan
dari pekerjaan sehari-hari.
2. Relaxation, keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan
motivasi untuk escape.
3. Play, ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan dan dapat
memunculkan kembali sifat kanak-kanak yang suka bermain dan melepaskan
diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
4. Strengthening family bonds, ingin mempererat hubungan kekerabatan,
khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations/Mengunjungi
Teman dan Kerabat). Hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota
keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama dan kebersamaan sangat
sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara industri.
5. Prestige, untuk menunjukkan gengsi yaitu dengan mengunjungi destinasi yang
menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk
meningkatkan status atau derajat sosial.
6. Social interaction, untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman atau
dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.
7. Romance, keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa
memberikan suasana romantis, atau untuk memenuhi kebutuhan seksualitas
21
8. Educational opportunity, keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,
mempelajari orang lain atau daerah lain dan mengetahui kebudayaan etnis
lain.
9. Self-fulfilment, keinginan untuk menemukan diri sendiri (self-discovery),
karena diri sendiri biasanya dapat ditemukan pada saat kita menemukan
daerah atau orang yang baru.
10.Wish-fulfirment, keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang
dicita-citakan hingga mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan
perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai
bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.
Harssel (1994:124) menyebutkan bahwa yang termasuk kedalam faktor
pendorong (push factor) adalah:
1. Self fulfillment (pemenuhan kebutuhan diri sendiri)
2. Break form routine (istirahat dari rutinitas)
3. Need for social interaction (membutuhkan interaksi sosial)
4. The opportunity for self-recognition that travel provides (kesempatan untuk
mengenal/merasakan pelayanan dalam perjalanan)
Mcintosh dan Murphy dalam Pitana (2005:58) menyebutkan bahwa
motivasi (faktor pendorong/push factor) dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok besar yaitu:
1. Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau
fisiologis) antara lain untuk relaksasi/bersantai, kesehatan, kenyamanan,
22
2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui
budaya, tradisi, adat, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan
akan berbagai objek tinggalan budaya (monumen bersejarah).
3. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat
sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga (VPR/Visiting Friends and
Relatives/Mengunjungi Teman dan Kerabat), menemui mitra kerja, melakukan
hal-hal yang dianggap mendatangkan nilai prestige (gengsi), melakukan
ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan dan seterusnya.
4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di
daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang
menjemukan, dan ambisi pribadi yang besar (ego-enhancement) yang
memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status dan prestige
motivation.
Menurut Harrsel (1994:124) bahwa “Faktor penarik (pull factor) sama
pentingnya dengan faktor pendorong (push factor). Orang-orang tidak akan
melakukan perjalanan jika penawaran atraksi unik yang jauh dari rumah tersebut
tidak ada.”
Norman (2001:123) membagi dimensi dari faktor penarik (pull factor)
yaitu :
1. Alam sekitar
2. Atmosfir dan iklim
3. Infrastruktur pariwisata
23 5. Atraksi budaya dan sejarah
6. Atraksi kerajinan tangan
7. Fasilitas kelas atas (upscale facilities)
8. Masyarakat setempat dan peluang berekreasi di alam terbuka.
Jackson dalam Pitana (2005:68) membagi faktor penarik (pull factor)
menjadi sebelas faktor, yaitu:
1. Location climate (iklim lokasi)
2. National promotion (promosi nasional)
3. Retail advertising (iklan eceran)
4. Wholesale marketing (pemasaran grosir)
5. Special events (acara special)
6. Incentive schemes (skema insentif)
7. Visiting friends (mengunjungi teman)
8. Visiting relatives (mengunjungi kerabat)
9. Tourist attractions (atraksi)
10.Culture (kebudayaan)
11.National environment man-made environment (tempat wisata buatan)
Simpulan dari tinjauan tentang motivasi di atas adalah :
Motivasi wisatawan mancanegara merupakan faktor penting bagi calon
wisatawan mancanegara di dalam mengambil keputusan untuk menginap pada
24
Faktor pendorong/push factor yang memotivasi wisatawan untuk
melakukan perjalanan wisata menurut Ryan dalam Pitana (2005:67), Harssel
(1994:124) dan Mcintosh dan Murphy dalam Pitana (2005:58) adalah:
1. Escape, keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan ataupun kejenuhan
dari pekerjaan sehari-hari.
2. Relaxation, keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan
motivasi untuk escape.
3. Play, ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan dan dapat
memunculkan kembali sifat kanak-kanak yang suka bermain dan melepaskan
diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
4. Strengthening family bonds, ingin mempererat hubungan kekerabatan,
khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations/Mengunjungi
Teman dan Kerabat). Hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota
keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama dan kebersamaan sangat
sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara industri.
5. Prestige, untuk menunjukkan gengsi yaitu dengan mengunjungi destinasi yang
menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk
meningkatkan status atau derajat sosial.
6. Romance, keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa
memberikan suasana romantis, atau untuk memenuhi kebutuhan seksualitas
khususnya dalam pariwisata seks.
7. Educational opportunity, keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,
mempelajari orang lain atau daerah lain dan mengetahui kebudayaan etnis
25
8. Self-fulfilment, keinginan untuk menemukan diri sendiri (self-discovery),
karena diri sendiri biasanya dapat ditemukan pada saat kita menemukan
daerah atau orang yang baru.
9. Wish-fulfilment, keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang
dicita-citakan hingga mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan
perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai
bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.
Faktor penarik/pull factor yang memotivasi wisatawan untuk melakukan
perjalanan wisata menurut Norman (2001:123) dan Jackson dalam Pitana
(2005:65):
1. Alam dan iklim sekitar
2. Atraksi sekitar
3. Masyarakat sekitar
4. Infrastruktur pariwisata
5. Promosi mengenai daya tarik wisata
6. Acara spesial
2.4. Tinjauan Tentang Wisatawan
Yoeti (1985:123) menyebutkan bahwa “wisatawan adalah pengunjung
sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjungi .”
Smith dalam Pitana (2005:53) menyebutkan bahwa “wisatawan pada
intinya adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur, dan secara
26
Internasional Union of Official Travel Organization (IUOTO) dalam
Suwena (2010:36) menyebutkan bahwa “wisatawan adalah setiap orang yang
bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya,
berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari
24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal
berikut :
1. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan,
keagamaan, dan olah raga.
2. Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah pengunjung sementara
yang paling sedikit tinggal selama 24 jam dan sedang tidak bekerja atau sedang
berlibur untuk memanfaatkan waktu luang seperti berekreasi, liburan, kesehatan,
pendidikan, keagamaan, olahraga dan bisnis atau mengunjungi kaum keluarga
untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
2.5. Tinjauan Tentang Keputusan Menginap
Tahap konsumsi merupakan tahap proses pengambilan keputusan,
disinilah seorang konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak produk atau
jasa yang ditawarkan. Keputusan menginap adalah keputusan wisatawan untuk
menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh pihak hotel. Basu Swasta
dan Handoko (1997:10) mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang dan jasa dan termasuk didalamnya proses pengambilan
27
Tjiptono (2007:38) menyatakan bahwa keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian itu sendiri terdiri dari tahapan-tahapan seperti pra
pembelian, konsumsi dan evaluasi pasca konsumsi. Untuk itu perusahaan perlu
memperhatikan aspek-aspek perilaku konsumen seperti siapa yang akan membeli
(who), apa yang akan dibeli (what), mengapa membeli produk atau jasa tersebut
(why), kapan membeli (when), dimana membelinya (where), bagaimana proses
keputusan menginapnya (how), berapa sering menggunakan produk atau jasa (how
often) agar perusahaan dapat mengetahui keinginan konsumen sehingga
konsumen bersedia melakukan pembelian terhadap produk atau jasa tersebut.
Kotler (2004:208) menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang dapat berada di
antara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu :
1. Sikap orang lain
Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang
bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang
disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang
lain.
2. Faktor situasi
Situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat
pembelian seperti harga yang tinggi dan pendapatan yang kurang sehingga
tidak menjadikan skala prioritas.
Tjiptono (2007:43) mengemukakan bahwa perilaku konsumen dalam
proses keputusan konsumen itu bisa diklasifikasikan kedalam tiga tahap utama
28
1. Tahap pra pembelian, meliputi tiga proses yaitu:
Identifikasi kebutuhan, proses pembelian diawali ketika seseorang mendapat
rangsangan (pikiran, tindakan, atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk
mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu. Rangsangan
mempengaruhi kebutuhan seseorang akan produk atau jasa tertentu. Seorang
konsumen akan merasakan kebutuhan untuk membeli suatu produk atau jasa
pada situasi shortage (kebutuhan yang timbul karena konsumen tidak
memiliki produk atau jasa tertentu) maupun unfulfilled desire (kebutuhan yang
timbul karena ketidakpuasan pelanggan terhadap produk atau jasa saat ini).
2. Tahap konsumsi/pembelian
Salah satu perbedaan antara pembelian barang dan pembelian jasa adalah
menyangkut proses produksi dan konsumsi. Pada barang, tahap pembelian dan
konsumsi biasanya terpisah. Meskipun terdapat interaksi antara pemasar dan
pelanggan selama tahap pembelian, tahap pemakaian barang biasanya terlepas
dari pengaruh langsung para pemasar. Sebaliknya, sebagian besar jasa
diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan sehingga perusahaan jasa
berpeluang besar untuk secara aktif membantu pelanggan memaksimalkan
nilai dari pengalaman konsumsinya sehingga penyedia jasa bisa secara efektif
mempengaruhi proses konsumsi dan evaluasi agar konsumen melakukan
pembelian ulang terhadap produk jasa. Dalam tahap ini terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yaitu:
1) Emosi dan mood
Emosi memiliki intensitas dan nurgensi psikologis (psikologis yang
29
keadaan tindakan sementara menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Sejumlah riset mengidentifikasikan bahwa emosi dan mood bisa
berpengaruh terhadap semua tahap proses pembelian konsumen. Layanan
dapat dipersepsikan berbeda oleh dua pelanggan yang berada dalam emosi
dan mood berbeda. Untuk itu pelayanan dari penyedia jasa harus optimal
agar mampu mempengaruhi emosi dan mood pelanggan karena ini sangat
berpengaruh terhadap keputusan pelanggan tersebut untuk membeli jasa.
2) Dramaturgi (penyusunan alur menggambarkan drama/teater)
Konsep dramaturgi yang banyak digunakan dalam sosiologi diadopsi oleh
Grove, Fisk, & John (2000) ke dalam konteks pemasaran jasa. Mereka
menggunakan metafora/kiasan teater untuk menggambarkan dan
menganalisis kinerja jasa, ini disebabkan karena baik teater maupun
organisasi jasa bertujuan menciptakan dan mempertahankan kesan positif
di hadapan para konsumen. Dalam bidang perhotelan para karyawan
sebagai aktor yang harus mampu memberikan pelayanan dengan baik,
berinteraksi baik dengan konsumen dan melakukan kinerja dengan baik
serta didukung suasana menyenangkan, penampilan yang rapi serta
fasilitas yang sesuai maka hal ini akan menciptakan pengalaman yang
positif bagi konsumen sehingga konsumen mengambil keputusan untuk
melakukan pembelian dihotel tersebut, bahkan konsumen juga akan
melakukan interaksi yang baik pula dengan bersifat loyal terhadap hotel
30 3) Peran (role) dan script theory
Peran (role) adalah serangkaian pola perilaku yang dipelajari melalui
pengalaman dan komunikasi, yang akan dilakukan oleh individu tertentu
dalam interaksi sosial tertentu dalam rangka mewujudkan efektivitas
maksimum dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian
peran merupakan kombinasi berbagai macam social cues atau ekspektasi
masyarakat yang memandu perilaku dalam konteks spesifik. Berdasarkan
role theory (teori peran),pelanggan dan karyawan memiliki peran
masing-masing dalam setiap service encounter (pengarahan pelayanan). Misalnya
peran resepsionis hotel dalam menyapa tamu/ konsumen. Scripts (naskah)
adalah struktur kognitif yang memandu transaksi jasa dan merinci
alternatif-alternatif yang tersedia bagi para penjaga toko, teller bank, travel
agents, resepsionis hotel, konsultan dan karyawan lain yang berhubungan
langsung dengan pelanggan. Di satu pihak dengan script (naskah) yang
terstruktur dapat memudahkan karyawan jasa dalam merespon berbagai
macam kebutuhan pelanggan secara tepat. Di lain pihak, script (naskah)
yang terlalu kaku menyebabkan kinerja jasa menjadi “mindless” (tidak ada
artinya).
4) Controltheory (teori pengendalian)
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam penciptaan layanan superior
adalah memberikan tingkat kendali tertentu kepada pelanggan, supaya
mereka merasa yakin atas apa yang mereka lakukan dan beli. Berdasarkan
control theory (teori pengendalian), kendali bisa berupa behavioral control
31
pengetahuan). Behavioral control (pengendalian sikap) memberikan
pelanggan kendali aktual atas lingkungannya. dengan kata lain, pelanggan
diberikan kemampuan untuk mengendalikan apa yang sedang terjadi.
Misalnya hotel meletakkan kotak saran dan kritik dimeja resepsionis agar
jika ada komplain dari konsumen dapat tersalurkan karena hal ini juga
memberikan tingkat kendali tertentu bagi konsumen atau konsumen hotel
diperbolehkan melakukan komplain secara langsung jika terjadi kesalahan
yang dilakukan pihak hotel. Sementara itu, cognitive control
(pengendalian kognitif/pengetahuan) terjadi dimana pelanggan
mempersepsikan bahwa mereka memegang tingkat kendali tertentu atau
setidaknya apa yang sedang terjadi pada mereka bisa diperkirakan.
Misalnya konsumen diberi informasi bagaimana proses pembayaran jika
melebihi waktu check out dengan jelas.
5) Costumer compitability (kemiripan pelanggan)
Peran pelanggan lain yang menerima jasa pada saat bersamaan juga tidak
kalah pentingnya dalam menentukan pengalaman jasa keseluruhan
pelanggan tertentu. Secara umum, kehadiran perilaku, kemiripan
(kompatibilitas) pelanggan lain yang menerima jasa yang sama disaat
bersamaan pada kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan tertentu.
Pelanggan bisa tidak harmonis (tidak kompatibel) karena sejumlah faktor
seperti perbedaan dalam hal keyakinan, nilai-nilai, pengalaman, daya beli,
penampilan, usia, kesehatan, dan lain-lain. Konsekuensinya, penyedia jasa
wajib mengantisipasi, memahami dan menangani konsumen berbeda yang
32
penyedia jasa harus mampu mengantisipasi, memahami, dan melayani
konsumen yang berbeda – beda secara adil sehingga konsumen heterogen
yang berpotensi tidak kompatibel menjadi kompatibel dan dapat
memberikan kenyamanan sehingga memberi pengaruh untuk konsumen
menginap kembali.
3. Tahap evaluasi pasca beli
Setelah pilihan dibuat dan jasa dibeli serta dikonsumsi, evaluasi pasca beli
akan berlangsung. Dalam tahap ini, konsumen mungkin mengalami disonansi
kognitif (keraguan menyangkut ketepatan keputusan menginap). Pemasar
biasanya berusaha meminimumkan disonansi kognitif pelanggan dengan
berbagai strategi, diantaranya melakukan kontak pasca beli dengan pelanggan,
menyediakan garansi dan jaminan, dan memperkuat keputusan pelanggan
melalui iklan perusahaan.
Simpulan yang dari tinjauan tentang keputusan menginap di atas adalah:
Keputusan menginap adalah keputusan wisatawan mancanegara untuk
menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh pihak Hotel Prama Sanur
Beach.
Menurut Kotler (2004:208) dan Tjiptono (2007:43), faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan pembelian adalah:
1. Sikap orang lain (dipengaruhi oleh orang lain untuk menetap/tidak berpindah
hotel lain).
2. Faktor situasi (mendapat skala prioritas sehingga tidak berubah pikiran untuk