• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP PADA HOTEL PRAMA SANUR BEACH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP PADA HOTEL PRAMA SANUR BEACH."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI

WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP

KEPUTUSAN MENGINAP PADA PRAMA SANUR

BEACH HOTEL

ELSA MONICA NAINGGOLAN 1112014015

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI

WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP

KEPUTUSAN MENGINAP PADA PRAMA SANUR

BEACH HOTEL

Laporan Akhir Program ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Pariwisata (SST.Par)

ELSA MONICA NAINGGOLAN 1112014015

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii

Nama :Elsa Monica Nainggolan

Judul :Hubungan Karakteristik dan Motivasi Wisatawan Mancanegara Terhadap Keputusan Menginap pada Hotel Prama Sanur

Jumlah Halaman :xviii halaman + 132 halaman (Ilustrasi: gambar, tabel, grafik)

Hotel Prama Sanur Beach merupakan hotel dengan tingkat occupancy yang tinggi di daerah Sanur dengan didominasi oleh wisatawan mancanegara. Tentunya ada motivasi yang mempengaruhi wisatawan mancanegara untuk menginap di Hotel Prama Sanur Beach sehingga banyak wisatawan yang memilih untuk menginap di Hotel Prama Sanur Beach. Karena alasan tersebutlah maka perlu di pelajari karakteristik dan motivasi wisatawan mancanegara.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuisioner, dokumentasi serta studi kepustakaan. Teknik penentuan informan

menggunakan purposive sampling. Teknik penentuan sampel menggunakan

rumus Slovin sehingga didapatkan sampel 100 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Teknik analisis data menggunakan metode kualitatif dengan wawancara diikuti dengan kuantitatif dengan menggunakan skala likert, uji validitas, uji reabilitas, koefisien korelasi Spearman dan Uji Z.

Karateristik wisatawan mancanegara yang menginap di Prama Sanur Beach adalah dominan laki-laki (55%), namun jumlah laki-laki dan perempuan hampir sama, dengan umur 61-70 tahun (41%), pensiun (57%), telah menikah (78%), berasal dari Belanda (27%), hobi bersantai (10,65%), dengan lama tinggal lebih dari 16 hari/long stay (31%) dan waktu menginap lebih dari 3 kali/repeater guest (36%). Motivasi terbesar wisatawan mancanegara untuk menginap di Prama Sanur Beach adalah untuk relaksasi (10,65%) untuk motivasi pendorong (push factor) dan motivasi karena staff hotel yang baik, ramah dan memberikan pelayanan yang baik (10,29%) untuk motivasi penarik (pull factor). Terdapat hubungan positif antara motivasi wisatawan mancanegara dengan keputusan menginap pada Hotel Prama Sanur Beach dengan koefisien korelasi Spearman 0,616 sehingga hubungan yang dimiliki cukup/sedang. Pangsa pasar Hotel Prama Sanur Beach adalah wisatawan Belanda yang sudah pensiun dengan umur 61-70 tahun. Saran untuk pihak Hotel Prama Sanur Beach adalah menjaga dan sebisa mungkin meningkatkan pelayanan dan fasilitas terkait dengan aktivitas relaksasi wisatawan serta dapat membenahi/memperbaiki beberapa kamar yang sudah terlihat tua.

(4)

iv

Name :Elsa Monica Nainggolan

Title :The Relationship Between Characteristict and Motivation of Foreign Tourists To Decision To Stay in Prama Sanur Beach Hotel

Number of pages :xviii pages + 132 pages (Ilustration: picture, table, chart)

Prama Sanur Beach Hotel is a hotel with a high level of occupancy in Sanur area that dominated by foreign tourists. Sure that there has motivation that affect the foreign tourists to stay in Prama Sanur Beach Hotel so that many foreign tourist choose to stay in Prama Sanur Beach Hotel. Because of that reason, so it’s necessary to learn about characteristic and motivation of foreign tourists.

Data collection techniques are observation, interview, questionnaire, documentation, and study literature. Informer determination technique is purposive sampling. The quantity of sample used Slovin formula so obtained 100 persons samples with sample determination technique is accidental sampling. Data analysis techniques using qualitative method using interview followed by quantitative method using likert scale, validity test, reability test, Spearman correlation coefficient and Z Test.

The characteristic of foreign tourists who stay in Prama Sanur Beach Hotel is dominated of male (55%), but the quantity of male and female almost equally, with age 61-70 years old (41%), do not have a job/retired (57%), married (78%), Dutch nationality (27%), hobby to relax (10,65%), with long of stay is more than 16 days/long stay (31%) and time of stay is more than 3 times/repeater guest (36%). The biggest motivation to stay in Prama Sanur Beach Hotel is to relax (10,65%) for push factor and motivation because of the hotel staff is kind, friendly and give good service (10,29%) for pull factor. There is a positive relationship between motivation of foreign tourists and the decision to stay in Prama Sanur Beach Hotel with Spearman correlation coefficient is 0,616 so that the relationship possessed sufficient/moderate. Market share of Prama Sanur Beach Hotel is Dutch tourists who have retired by the age of 61-70 years. Suggestions for Prama Sanur Beach Hotel is to maintain and whenever possible to improve services and facilities associated with relaxation activities tourists and fix/repair some rooms already look tired.

(5)

v

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI

WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP

KEPUTUSAN MENGINAP PADA HOTEL PRAMA

SANUR BEACH

Nama : Elsa Monica Nainggolan NIM : 1112014015

Telah dinyatakan ……dengan predikat ………..

Pada tanggal ………. di Program Studi Diploma 1V Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Disetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ni Made Ariani, SE., M.Par. Ni Nyoman Sri Aryanti, SST.Par., M.Par.

NIP. 197801282006042027 NIP. 197609052006042001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pariwisata Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata

Universitas Udayana Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana

Drs. I Made Sendra, Msi. Ni Made Ariani, SE., M.Par

(6)

vi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI

WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP

KEPUTUSAN MENGINAP PADA HOTEL PRAMA

SANUR BEACH

Laporan Akhir Program ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi Diploma IV Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal ……….. dan dinyatakan ……. dengan predikat ……….

TIM PENGUJI

Ketua : Ni Made Ariani, SE., M.Par. ( )

Sekretaris : Ni Nyoman Sri Aryanti, SST.Par., M.Par. ( )

Anggota : 1. Drs. Ida Bagus Ketut Astina, M.Si. ( )

2. ( )

3. ( )

Mengetahui,

Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena

atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis bisa menyelesaikan Laporan Skripsi ini

dengan baik. Laporan ini berjudul “Hubungan Karakteristik dan Motivasi

Wisatawan Mancanegara Terhadap Keputusan Menginap Pada Hotel Prama

Sanur Beach”.

Pada laporan ini, penulis mendeskripsikan bagaimana karakteristik

wisatawan mancanegara yang menginap di Hotel Prama Sanur Beach,

mendeskripsikan apa saja yang menjadi motivasi para wisatawan khususnya

wisatawan mancanegara sehingga mereka memilih untuk menginap di Hotel

Prama Sanur Beach, dan meneliti hubungan antara motivasi wisatawan

mancanegara tersebut dengan keputusan menginap wisatawan mancanegara di

Hotel Prama Sanur Beach.

Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan bisa menyelesaikan laporan

ini tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si Selaku Dekan Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana.

2. Ibu Ni Made Ariani, SE., M.Par. Selaku Ketua Program Studi Diploma IV

Pariwisata dan juga Selaku Pembimbing I Laporan Skripsi.

3. Ibu Ni Nyoman Sri Aryanti, SE., M.Par. Selaku Pembimbing II Laporan

Skripsi.

4. Bapak Drs. Ida Bagus Ketut Astina, M.Si. Selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak/Ibu Penguji Laporan Skripsi.

6. Bapak Agung Arinata selaku pihak Human Resources Manager Hotel

Prama Sanur Beach dan Ibu Lina Algadrie selaku pihak Sales & Marketing

Director Hotel Prama Sanur Beach yang memberikan data-data yang

diperlukan oleh penulis dalam penyusunan laporan ini.

7. Bapak/Ibu kami yang telah memberikan dukungan berupa keadaan

finansial untuk mendukung aktivitas edukasi kami.

8. Rekan-rekan Program Studi Diploma IV Pariwisata angkatan 2011 atas

(8)

viii

serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih atas dukungan yang diberikan baik berupa moral maupun

spiritual.

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari laporan ini adalah sebagai

sumbangan pemikiran bagi pihak Hotel Prama Sanur Beach untuk terus berupaya

memberikan pelayanan yang berkualitas untuk menunjang kepuasan wisatawan

dan citra hotel yang semakin baik.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa, penulis memiliki

keterbatasan dalam mengkaji suatu permasalahan. Pepatah mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak” yang berarti bahwa tidak ada manusia yang sempurna sehingga penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang ada di dalam laporan

ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis nantikan guna

perbaikan sehingga dapat menghasilkan laporan yang lebih baik lagi. Akhir kata

penulis berharap laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Denpasar, Januari 2016

(9)

ix

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... v

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya ... 12

2.2. Tinjauan Tentang Karakteristik ... 16

2.3. Tinjauan Tentang Motivasi ... 18

2.4. Tinjauan Tentang Wisatawan ... 25

2.5. Tinjauan Tentang Keputusan Menginap ... 26

2.6. Tinjauan Tentang Hotel ... 33

2.7. Hipotesis ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 38

3.2. Definisi Operasional Variabel ... 38

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 45

3.3.1. Jenis Data ... 45

3.3.2. Sumber Data ... 45

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5. Teknik Penentuan Informan ... 47

3.6. Teknik Pengambilan Sampel ... 48

3.7. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV. PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Hotel Prama Sanur Beach ... 56

4.1.1. Sejarah Hotel Prama Sanur Beach ... 56

4.1.2. Fasilitas Hotel Prama Sanur Beach ... 58

4.1.2.1. Kamar ... 58

4.1.2.2. Fasilitas Pertemuan ... 62

(10)

x

4.1.2.4. Fasilitas Tamu Lainnya ... 63 4.1.3. Gambaran Sekitar Hotel Prama Sanur Beach... 64 4.1.4. Struktur Organisasi Hotel Prama Sanur Beach ... 65 4.2. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap

Pada Hotel Prama Sanur Beach ... 69 4.2.1. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Usia ... 69 4.2.2. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Negara Asal ... 70

4.2.3. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

4.2.4. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Status ... 74 4.2.5. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Pekerjaan 75

4.2.6. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Lama Tinggal 76

4.2.7. Karakteristik Wisatawan Mancanegara Berdasarkan

Kedatangan Berulang ... 77 4.3. Motivasi Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel

Prama Sanur Beach ... 79 4.3.1. Uji Validitas Indikator Motivasi Wisatawan Mancanegara ... 79 4.3.2. Uji Reabilitas Indikator Motivasi Wisatawan Mancanegara ... 81 4.3.3. Motivasi Wisatawan Mancanegara yang Menginap di Hotel Prama Sanur Beach ... 82 4.3.4. Hubungan Motivasi dan Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap pada Hotel Prama Sanur Beach ... 86 4.3.4.1. Hubungan Motivasi dengan Usia Wisatawan Mancanegara 86 4.3.4.2. Hubungan Motivasi dengan Negara Asal Wisatawan 4.4. Keputusan Menginap Wisatawan Mancanegara pada Hotel Prama

Sanur Beach ... 94 4.5. Hubungan Motivasi Wisatawan Mancanegara Dengan Keputusan

Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach ...97 4.5.1. Koefisien K 4.5.2. Uji Z ... 99

(11)

xi

5.1. Simpulan ... 101

5.2. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

DAFTAR INFORMAN ... 107

DAFTAR RESPONDEN ... 108

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Bali Tahun 2010-2014 ... 3

Tabel 1.2. Tingkat Hunian Hotel Bintang di Sanur dan Denpasar Kota Tahun 2014 ... 6

Tabel 1.3. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik yang Menginap di Hotel Prama Sanur Beach Tahun 2010-2014 ... 7

Tabel 3.1. Karateristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap pada Hotel Prama Sanur Beach ... 39

Tabel 4.1. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Usia ... 69

Tabel 4.2. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Negara Asal ... 70

Tabel 4.3. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur BeaBerdasarkan Jenis Kelamin ... 73

Tabel 4.4. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Status ... 74

Tabel 4.5. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Pekerjaan ... 75

Tabel 4.6. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Lama Tinggal ... 76

Tabel 4.7. Karakteristik Wisatawan Mancanegara yang Menginap Pada Hotel Prama Sanur Beach Berdasarkan Kedatangan Berulang ... 77

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Motivasi Wisatawan Mancanegara ... 79

Tabel 4.9. Hasil Uji Reabilitas Motivasi Wisatawan Mancanegara... 81

Tabel 4.10. Motivasi Wisatawan Mancanegara yang menginap di Hotel Prama Prama Sanur Beach ... 82

Tabel 4.11. Hubungan Motivasi dengan Usia Wisatawan Mancanegara ... 86

Tabel 4.12. Hubungan Motivasi dengan Negara Asal Wisatawan Mancanegara 87 Tabel 4.13. Hubungan Motivasi dengan Jenis Kelamin Wisatawan Mancanegara ... 89

Tabel 4.14. Hubungan Motivasi dengan Status Wisatawan Mancanegara ... 90

Tabel 4.15. Hubungan Motivasi dengan Pekerjaan Wisatawan Mancanegara .. 91

Tabel 4.16. Hubungan Motivasi dengan Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara ... 92

Tabel 4.17. Hubungan Motivasi dengan Kedatangan Berulang Wisatawan Mancanegara ... 93

Tabel 4.18. Hasil Uji Validitas Keputusan Menginap Wisatawan Mancanegara pada Hotel Prama Sanur Beach ... 94

(13)

xiii

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Hubungan Motivasi Wisatawan Mancanegara Terhadap

Keputusan Menginap pada Hotel Prama Sanur Beach ... 44

Gambar 4.1. Superior Room Hotel Prama Sanur Beach ... 58

Gambar 4.2. Deluxe Garden View Hotel Prama Sanur Beach ... 59

Gambar 4.3. Deluxe Sea View Hotel Prama Sanur Beach ... 59

Gambar 4.4. Junior Suite Room Hotel Prama Sanur Beach ... 60

Gambar 4.5. President Suite Room Hotel Prama Sanur Beach ... 60

Gambar 4.6. Sanur Beach Suite Room Hotel Prama Sanur Beach... 61

Gambar 4.7. Luxurius Pool Villa Hotel Prama Sanur Beach ... 61

Gambar 4.8. Wantilan Convention Center ... 62

Gambar 4.9. Tirta Pool Side Restaurant... 63

Gambar 4.10. Aroma Spa Retreat ... 64

Gambar 4.11. Gambar Lokasi Hotel Prama Sanur Beach ... 65

Gambar 4.12. Gambaran Sekitar Hotel Prama Sanur Beach ... 65

Gambar 4.13. Struktur Organisasi Hotel Prama Sanur Beach ... 66

Gambar 4.14. Contoh Review Wisatawan Mancanegara Melalui Situs Tripadvisor ... 74

Gambar 4.15. Contoh Review Wisatawan Mancanegara Melalui Situs Tripadvisor ... 78

(15)

xv

DAFTAR GRAFIK

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 111 Lampiran 2. Kuisioner ... 112 Lampiran 3. Tabel Lengkap Hubungan Motivasi dengan Karakteristik

Wisatawan Mancanegara ... 114 Lampiran 4. Data Hasil Penelitian Korelasi Spearman ... 119 Lampiran 5. Tabel Harga-Harga Kritis Deviat dan Ordinat ... 122 Lampiran 6. Skor Motivasi Wisatawan Mancanegara dan Keputusan

(17)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

APEC : Asia-Pasific Economic Corporate

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

DMO : Destination Management Organization

GIA : Garuda Indonesia Airways

ILO : International Labour Organization

IUOTO : Internasional Union of Official Travel Organization

KLM : Koninklijke Luchtvaart Maatschappij

PATA : Pasific Area Travel Assosiation

PMA : Penanaman Modal Asing

PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri

(18)

xviii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya

didalam naskah laporan akhir program ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah

diajukan oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dari naskah ini dan

disebut dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah laporan akhir ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur jiplakan/plagiat, saya bersedia laporan ini digugurkan dan gelar

akademik yang telah saya peroleh (Diploma IV) dibatalkan dan diproses sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Denpasar, Januari 2015

Yang membuat pernyataan

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri merupakan hal penting

bagi beberapa negara di dunia seperti halnya Indonesia. Sektor pariwisata masih

menjadi sektor andalan dalam pembangunan Indonesia dan pembangunan daerah

Bali khususnya. Pembangunan sektor pariwisata ternyata telah mampu

meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali.

Dalam harian Kompas 16 Oktober 2014, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(Menparekraf), Mari Elka Pangestu dalam Konferesi Nasional DMO (Destination

Management Organization) mengatakan bahwa

“kontribusi pariwisata sangat besar kepada perekonomian. Selain itu, pariwisata juga menyerap tenaga kerja sebesar 8 persen yaitu hampir 10 miliar (dollar AS) devisa untuk negara.”

Ross (1998:13) menyebutkan bahwa industri pariwisata menguntungkan

bagi semua orang yaitu menghasilkan valuta asing, membuka banyak lapangan

kerja, dan pengeluaran wisatawan membawa dampak berganda yang besar, yang

merangsang ekonomi setempat dan menaikkan taraf hidup. Ditambah lagi

menurut Pitana (2005:6) menyebutkan bahwa pariwisata saat ini bukan lagi hanya

sekedar mengenai masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial, budaya, dan

politik. Pariwisata adalah suatu sistem yang memiliki berbagai aspek yang saling

terkait dan saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya dan telah

menjadi sumber penggerak dinamika masyarakat serta menjadi salah satu

(20)

2

Pada harian Kompas 13 September 2012, Direktur ILO (International

Labour Organization) di Indonesia, Peter van Rooij, pada saat Konferensi

Pembangunan Kepariwisataaan Berkelanjutan yang dilaksanakan di Tuban, Bali,

pada hari Kamis, 13 September 2012 menyebutkan bahwa

“Pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa melestarikan dan

memelihara keindahan, kehidupan, dan budaya Indonesia yang diwariskan untuk generasi yang akan datang. Rencana strategis pembangunan kepariwisataan berkelanjutan berkaitan erat dengan pekerjaan yang berbasis lingkungan sehingga menghasilkan pariwisata yang mampu memberikan lapangan pekerjaan namun tetap berdasarkan pada pelestarian lingkungan. Pariwisata juga memberikan kesejahteraan dan pekerjaan yang layak, namun ramah lingkungan. Untuk itu, pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan dan mendapat perhatian serius dari berbagai pihak

karena mempunyai prospek yang menjanjikan dimasa yang akan datang.”

Adapun salah satu upaya dalam pembangunan pariwisata adalah dengan

digelarnya Konferensi Nasional terkait Destination Management Organization

(DMO) pada tanggal 15-16 Oktober 2014 di Jakarta untuk mendorong percepatan

pengembangan Destination Management Organization (DMO) di Indonesia

(www.tourismvaganza.com : 2014).

Bali mampu menunjukan pada dunia bahwa walaupun pernah mengalami

insiden bom Bali pada tahun 2002 yang mencoreng citra keamanan Bali, Bali

mampu untuk bangkit dan pembangunan pariwisata terus berkembang. Hal itu

dapat dibuktikan dari diselenggarakannya event-event international seperti APEC

(Asia-Pasific Economic Corporate) pada tanggal 1-8 Oktober 2014 di Nusa Dua

Bali dan ajang miss world pada tanggal 4-15 September 2013 di Nusa Dua Bali.

Pada pembangunan infrastuktur, Bali juga selalu meningkatkan kualitas

(21)

3

jalan tol diatas laut yang menghubungkan Denpasar-Bandara Ngurah Rai-Nusa

Dua pada tahun 2013. Peningkatan-peningkatan tersebut membuat jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik meningkat. Hal

ini dapat dilihat dari tabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan

wisatawan domestik yang datang ke Bali tahun 2010-2014 dibawah ini, yaitu:

Tabel 1.1.

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2010-2014

Tahun

2013 3.278.598 6.976.536 10.225.134 14,51

2014 3.766.638 6.392.460 10.159.098 -0,64

Rata-Rata Pertumbuhan 9,47

Sumber: Disparda Provinsi Bali, 2015.

Berdasarkan Tabel 1.1. diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan

wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara dominan

mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 9,47%. Namun pada Tahun

2014, Jumlah kunjungan wisatawan domestik berkurang disebabkan oleh dampak

dari banyaknya aktivitas politik nasional serta larangan pejabat dan aparat

pemerintah menyelenggarakan rapat di hotel (Harian Antara Bali: 2015).

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun

wisatawan mancanegara pada Tahun 2010-2014 ini juga tidak terlepas dari peran

pemerintah dan para pelaku pariwisata yang terus berupaya untuk

(22)

4

Keputusan wisatawan yang semakin bertambah dalam melakukan

kunjungan ke Bali tidak terlepas dari peranan minat dan motivasi mereka dalam

melakukan perjalanan wisata yang merupakan motivasi dari dalam diri mereka

sendiri (motivasi intrinsik/push factor) dengan didukung oleh faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi minat seseorang dalam berwisata, seperti faktor sarana dan

prasarana wisata, kondisi wisata, faktor alam seperti keindahan wisata, iklim dan

lain-lain yang merupakan motivasi dari luar (motivasi ekstrinsik/pull factor).

Adanya kejenuhan terhadap rutinitas sehari-hari menimbulkan minat untuk

melakukan rekreasi dan relaksasi untuk menghibur diri sehingga melakukan

perjalanan wisata. Adanya keinginan untuk mengetahui budaya dan kesenian di

suatu daerah menimbulkan minat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah

tersebut. Adanya keluarga yang berada jauh, adanya mitra kerja yang berada di

daerah yang berbeda dan adanya gengsi (prestige) juga menimbulkan minat untuk

melakukan perjalanan wisata ke luar daerah tempat tinggalnya. Pitana (2005:58)

menyebutkan bahwa motivasi adalah pemicu dari proses perjalanan wisata.

Analisis mengenai motivasi semakin penting bila dikaitkan dengan pariwisata

sebagai fenomena masyarakat modern dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh

berbagai motivasi walaupun motivasi ini seringkali tidak disadari secara penuh

oleh wisatawan untuk berwisata.

Wisatawan yang melakukan perjalanan ke luar daerah tempat tinggalnya

pasti memerlukan akomodasi untuk tempat menginap. Hotel sebagai perusahaan

jasa yang bergerak di bidang jasa penginapan mempunyai peranan sebagai

penyedia jasa penginapan bagi konsumen yang membutuhkan jasa penginapan.

(23)

5

mengetahui alasan wisatawan bersedia menginap di tempat mereka serta

mempelajari apa saja yang mempengaruhi keputusan menginap para wisatawan

tersebut.

Ross (1998:50) menyatakan bahwa para peneliti saat ini sedang

mengembangkan skala yang lebih spesifik mengenai kebutuhan dan ciri-ciri

ataupun karakteristik serta khas kepribadian yang diukur yang akan mempunyai

kaitan dengan perilaku konsumen. Karakteristik wisatawan yang berbeda-beda

dapat menentukan keputusan mereka dalam pembelian. Pitana (2005:73)

menyebutkan bahwa karakteristik wisatawan, baik itu karakteristik sosial dan

ekonomi seperti: umur, pendidikan, pendapatan dan pengalaman sebelumnya,

maupun karakteristik perilaku seperti: motivasi, sikap dan nilai yang dianut dapat

mempengaruhi proses pengambilan keputusan wisatawan untuk berwisata.

Salah satu destinasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan di Bali adalah

Sanur. Adapun daerah tujuan wisata yang dominan dikunjungi di Sanur adalah

pantai di area sanur seperti Pantai Matahari Terbit, Pantai Mertasari, Pantai Sanur

dan Pantai Inna Sindhu. Karena alasan itulah, kebanyakan hotel, resort dan villa di

Sanur berada di dekat pantai diantara kebun-kebun tropis dan dihubungkan oleh

jalan kecil sehingga para tamu bisa menuju pantai dengan mudah. Selain itu,

Sanur sangat mudah dicapai baik dari Bandara Ngurah Rai sekitar 20 menit dan

dari pusat Kota Denpasar sekitar 25 menit.

Wisatawan yang datang berwisata ke Bali khususnya di Sanur pasti

membutuhkan hotel untuk tempat mereka menginap. Hotel berbintang di sekitar

(24)

6

2014 adalah Hotel Prama Sanur Beach. Hal ini dapat dilihat dari tabel tingkat

hunian hotel bintang tahun 2014 dibawah ini:

Tabel 1.2.

Tingkat Hunian Hotel Bintang di Sanur dan Denpasar Kota Tahun 2014

No. Hotel Rata-Rata Tingkat Hunian (%)

1. Sanur Beach Hotel 79,65

17. Sanur Paradise Plaza 52,41

18. Bali Pavillion Private Villas 48,58

19. B Hotel 47,10

Sumber: Dinas Pariwisata Kota Denpasar, 2015.

Berdasarkan Tabel 1.2. diatas, dapat dilihat bahwa Hotel Prama Sanur

Beach memiliki tingkat hunian yang tinggi dengan rata-rata hunian perbulan

selama setahun pada tahun 2014 adalah 79,65% dan rata-rata tingkat hunian hotel

(25)

7

Prama Sanur Beach Bali terletak di dekat pantai Mertasari Sanur, salah

satu area yang paling populer di Bali. Hanya sekitar 20 kilometer dari Bandara

Internasional Ngurah Rai Bali dan 5 kilometer dari pusat kota. Prama Sanur

Beach menawarkan akses mudah ke kota destinasi yang wajib dilihat dan idealnya

terhubung oleh jalan tol baru di Teluk Benoa. Prama Sanur Beach menyediakan

dengan lebih dari 400 kamar yang dikelilingi oleh pantai berpasir, 7 hektar taman

tropis subur indah, perkebunan eksotis dan pemandangan laut yang spektakuler,

Prama Sanur Beach Bali adalah tempat berlindung yang menawarkan lingkungan

yang tenang bagi tubuh dan jiwa.

(http://www.aerowisatahotels.com/hotel/prama-sanur-beach-bali)

Jumlah kunjungan wisatawan ke Hotel Prama Sanur Beach dominasi oleh

wisatawan mancanegara. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang

mendominasi di Hotel Prama Sanur Beach tersebut tentunya memiliki karateristik

dan motivasi yang berbeda-beda. Jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di

Hotel Prama Sanur Beach dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.3.

Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik yang Menginap di Hotel Prama Sanur Beach Tahun 2010-2014

Tahun

(26)

8

Tabel 1.3. menunjukkan bahwa jumlah tingkat hunian kamar Hotel Prama

Sanur Beach selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2014

didominasi oleh wisatawan mancanegara dengan total pertumbuhan wisatawan

sebesar 12,27%. Namun pada Tahun 2012, Tingkat hunian kamar wisatawan

mancanegara mengalami penurunan. Terjadinya penurunan tingkat hunian kamar

tersebut terkait dengan Krisis di Eropa yang mengakibatkan berkurangnya angka

kunjungan wisatawan asal negara mediterania seperti Spanyol, Italia dan Yunani

hingga 20-25% ke Bali dan lama tinggal wisatawan yang berkunjung juga

semakin pendek dari 3 pekan menjadi 8-9 hari. Semakin membaiknya nilai tukar

dolar Australia juga membuat wisatawan Australia memilih berkunjung ke tempat

yang lebih jauh seperti Thailand dan Amerika Serikat (Harian Bisnisaceh: 2012).

Penurunan tingkat hunian kamar wisatawan domestik pada Tahun 2014

disebabkan oleh dampak dari banyaknya aktivitas politik nasional serta larangan

pejabat dan aparat pemerintah menyelenggarakan rapat di hotel (Harian Antara

Bali: 2015). Total pertumbuhan yang mengalami peningkatan dari Tahun

2010-2014 adalah tidak terlepas dari upaya Prama Sanur Beach yang selalu berusaha

memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan.

Adapun sehubungan dengan uraian diatas, maka mempelajari motivasi dan

karakteristik wisatawan mancanegara merupakan salah satu faktor penting

sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan wisatawan dan jumlah

(27)

9 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah karakteristik wisatawan mancanegara yang menginap pada

Hotel Prama Sanur Beach?

2. Apakah motivasi wisatawan mancanegara yang menginap pada Hotel Prama

Sanur Beach?

3. Bagaimanakah hubungan motivasi wisatawan mancanegara yang menginap

terhadap keputusan menginap pada Hotel Prama Sanur Beach?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang diharapkan dari

adanya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan mancanegara yang menginap pada

Hotel Prama Sanur Beach.

2. Untuk mengetahui motivasi wisatawan mancanegara yang menginap pada

Hotel Prama Sanur Beach.

3. Untuk mengetahui hubungan motivasi wisatawan mancanegara yang menginap

terhadap keputusan menginap pada Hotel Prama Sanur Beach.

1.4. Manfaat Penelitian

(28)

10

1. Manfaat Akademis

Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan kesempatan untuk dapat

menuangkan pengetahuan yang telah diterima selama diperkuliahan kedalam

teori dan konsep dan dapat memperluas pengetahuan dalam menganalisis

persoalan yang ada dalam dunia pariwisata. Bagi dunia pendidikan, hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan

pemikiran bagi pihak Hotel Prama Sanur Beach untuk terus berupaya

meningkatkan kepuasan wisatawan dan jumlah kunjungan wisatawan

khususnya wisatawan mancanegara.

1.5. Sistematika Penyajian

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitan yang akan

dilakukan, maka disusun sebuah sistematika penyajian yang berisi tentang

informasi dan hal yang dibahas dalam setiap bab. Sistematika penyajian tersebut

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan mengenai latar belakang, rumusan

(29)

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, diuraikan tentang penelitian sebelumnya yang

berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti, konsep mengenai

karakteristik, motivasi, wisatawan, keputusan menginap dan hotel.

Selanjutnya dirumuskan hipotesis berdasarkan penelitian

sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian, definisi operasional

variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

penentuan informan, teknik pengambilan sampel, dan teknik

analisis data yang akan digunakan dalam penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan tentang hasil penelitian secara deskriftif

kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan atas hasil penelitian yang telah

dilakukan kemudian diberikan saran terkait untuk perubahan yang

(30)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diah (2014) dalam penelitian

yang berjudul “Analisis karakteristik dan motivasi kunjungan wisatawan dalam

upaya pengembangan atraksi wisata Taman Kyai Langgeng Kota Magelang”.

memaparkan bahwa wisatawan yang dominan datang mengunjungi atraksi wisata

Taman Kyai Langgeng kota Magelang adalah para pelajar sehingga

pengembangan atraksi wisata yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan

konsep wisata edukasi yang menarik namun juga tidak mengurangi nilai

pengetahuan yang ada di dalamnya. Pengembangan atraksi wisata tersebut dapat

dimulai dengan menambahkan jenis permainan yang mengandung unsur

pendidikan, menambahkan keterangan pada plakat yang ada pada tanaman langka

maupun satwa, serta pembuatan paket wisata untuk mengakomodir kebutuhan

wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, kuisioner serta studi kepustakaan.

Teknik penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan margin error

sebesar 10% sehingga didapatkan sampel sebanyak 100 dengan pembagian

sampel menggunakan teknik accidental sampling. Teknik analisis data yaitu

dengan menggunakan metode mix-method, yaitu metode penelitian yang

menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode

kuantitatif akan digunakan dalam meneliti jumlah responden untuk pengambilan

(31)

13

temuan data yang ada agar menjadi suatu informasi yang mudah dimengerti.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Fanani (2010) dalam penelitian yang

berjudul “Hubungan persepsi dan motivasi dengan keputusan pembelian

handphone pada mahasiswa di Universitas Negeri Malang.” Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang atau sebesar 18% memiliki persepsi yang

tinggi, sebanyak 37 orang atau sebesar 74% memiliki persepsi sedang dan 4 orang

atau sebesar 8% memiliki persepsi rendah. Motivasi tinggi sebanyak 11 orang

atau sebesar 22%, motivasi sedang 31 orang atau sebesar 62%, sedangkan

motivasi rendah sebanyak 8 orang atau sebesar 16%. Untuk keputusan pembelian

sebanyak 78% kategori termasuk sedang, sedangkan 22% termasuk kategori

rendah. Hasil analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif antara persepsi

dan keputusan pembelian dengan koefisien korelasi 0,598 dimana semakin tinggi

persepsi mahasiswa semakin tinggi pula tingkat keputusan pembeliannya dan ada

hubungan positif antara motivasi dengan keputusan pembelian dimana koefisien

korelasinya sebesar 0,642 dimana semakin tinggi motivasinya maka semakin

tinggi pula tingkat keputusan pembeliannya serta nilai dari R square dari analisis

multi korelasi antara persepsi dan motivasi dengan keputusan pembelian sebesar

0,642. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara,

kuisioner, studi literatur dan studi dokumentasi. Teknik penentuan sampel

menurut Frankel dan Wallen (1993:92) yaitu nilai minimum untuk penelitian

korelasi sebesar 50 orang responden. Analisis data menggunakan pendekatan

deskriftif kuantitatif dengan menggunakan nilai mean dan teknik korelasi product

(32)

14

Penelitian ketiga dilakukan oleh Jayanti (2014) dalam penelitian yang

berjudul Karakteristik dan Persepsi Wisatawan Mancanegara terhadap Hotel Bali

Tropic Resort & Spa di Tanjung Benoa-Bali. Dalam penelitian ini dipaparkan

bahwa karateristik wisatawan mancanegara menurut kebangsaannya, sebagian

besar wisatawan yang menginap di Hotel Bali Tropic Resort & Spa berasal dari

Jerman 40 orang (40,0%), sedangkan berdasarkan umur terbanyak antara 26-38

tahun (60,0%), sedangkan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 69 orang (60,0%).

Sebagian besar wisatawan yang menginap di Hotel Bali Tropic Resort & Spa

sudah menikah 75 orang (75,0%). Tingkat pendidikan sebagian besar wisatawan

memiliki pendidikan perguruan tinggi 57 orang (57%). Menurut pekerjaan atau

profesi, sebagian besar manager 17 orang (17,0%) dan pelajar/mahasiswa 10

orang (10,0%). Sedangkan cara berkunjung atau bepergiannya kebanyakan

bersama keluarganya 57 orang (57,0%). Sumber informasi mengetahui Hotel Bali

Tropic Resort & Spa dari internet 45 orang (45,0%). Sedangkan frekuensi

kunjungan terbanyak adalah pertama kali 71 orang (71,0%). Persepsi wisatawan

terhadap Hotel Bali Tropic Resort & Spa secara umum bagus. Untuk lokasi Hotel

Bali Tropic Resort & Spa bagus. Untuk tingkat aksesbilitasnya bagus. Tingkat

kebersihannya sangat bagus. Untuk tingkat keamanannya aman. Terhadap kondisi

alamnya indah. Keberadaan restorannya bagus. Terhadap pelayanannya atau

service sangat bagus. Tempat hiburan malamnya bagus. Skor rata-rata diperoleh

hasil analisis persepsi wisatawan adalah 4,2 dengan kategori bagus. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuisioner serta studi

kepustakaan dengan teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling

(33)

15

didapatkan 100 orang sampel dari 70.011 wisatawan pertahun. Teknik analisis

data menggunakan metode kualitatif dengan wawancara diikuti dengan kuantitatif

dengan menggunakan skala likert.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, persamaan penelitian pertama

dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang motivasi dan

karakteristik wisatawan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi,

wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan. Teknik penentuan sampel

sama-sama menggunakan rumus Slovin dan pembagian sampel menggunakan teknik

accidental sampling. Analisis data sama-sama menggunakan mix-method yaitu

pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Persamaan penelitian kedua

dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang hubungan motivasi

terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan teknik pengumpulan data

yaitu observasi, wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan. Persamaan

penelitian ketiga dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

karakteristik wisatawan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu

observasi, wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan. Teknik penentuan sampel

yaitu menggunakan rumus Slovin. Teknik pembagian sampel sama-sama

menggunakan teknik accidental sampling. Analisis data sama-sama menggunakan

pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mix-method).

Perbedaan penelitian pertama dengan penelitian ini adalah lokasi

penelitian dan instrumen analisis data yaitu hanya menggunakan skala likert

sedangkan penelitian ini menggunakan skala likert, uji validitas, uji reabilitas, uji

Z dan korelasi Spearman. Perbedaan penelitian kedua dengan penelitian ini adalah

(34)

16

minimum untuk penelitian korelasi sebesar 50 orang responden sedangkan

penelitian ini menggunakan teknik penentuan sampel rumus Slovin, Instrumen

analisis data menggunakan nilai mean dan teknik korelasi product moment dengan

pendekatan kuantitatif sedangkan penelitian ini menggunakan menggunakan

instrumen uji validitas, uji reabilitas, uji Z dan korelasi Spearman dengan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mix method) dan perbedaan pada lokasi

penelitian. Perbedaan penelitian ketiga dengan penelitian ini adalah lokasi

penelitian dan instrumen analisis data hanya menggunakan skala likert sedangkan

penelitian ini menggunakan skala likert, uji validitas, uji reabilitas, uji z, dan

korelasi Spearman.

2.2. Tinjauan Tentang Karakteristik

Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam penelitian Sukmayanti (2004:13)

menyatakan bahwa “karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau yang mempunyai

sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.”

Suwena (2010:38) menyatakan bahwa “berdasarkan karakteristiknya,

bicara mengenai wisatawan akan didapatkan suatu cerita yang panjang tentang

mereka, siapa, darimana, mau kemana, dengan apa, dengan siapa, kenapa kesana

dan masih banyak lagi. Wisatawan memang sangat beragam, tua muda, miskin

kaya, asing domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata

dengan keinginan dan harapan yang berbeda-beda.”

Matheisen dan Geoffrey dalam penelitian Jayanti (2014:12) menyatakan

(35)

17

1. Unsur sosial ekonomi yaitu: umur, jenis kelamin, motivasi berwisata,

pendapatan dan etnis.

2. Tingkat penggunaan dan pemanfaatan objek, yaitu dapat dilihat dari jumlah

wisatawan yang berkunjung atau yang berada dalam suatu objek beserta

penyebarannya dalam periode tertentu.

3. Lama tinggal wisatawan (long term movement of people) yang bertujuan untuk

berwisata. Jelasnya bahwa pariwisata menyangkut perpindahan, tetapi tidak

semua perpindahan dalam pemukiman termasuk pariwisata.

4. Tujuan tunggal, yaitu waktu luang yang tersedia bagi seseorang dalam

pekerjaannya yang akan digunakan untuk tujuan berekreasi dan pengunjung

sementara.

Suwena (2010:40) menyatakan bahwa wisatawan biasanya dibedakan

menjadi:

1. Karakteristik sosio-demografis

Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis yaitu jenis kelamin,

umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, jumlah

anggota keluarga dan lain-lain yang dijelaskan dari karakteristik tersebut.

2. Karakteristik geografis

Yang termasuk karakteristik geografis yaitu wisatawan yang dibagi

berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa

ataupun kota, provinsi, maupun negara asalnya.

3. Karakteristik psikografis

Yang termasuk karakteristik psikografis yaitu wisatawan yang dibagi ke

(36)

18

karakteristik personal. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama

mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda (Smith, 1989).

Simpulan dari tinjauan tentang karakteristik di atas adalah:

Karakteristik wisatawan mancanegara merupakan ciri-ciri khusus atau

yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan wisatawan mancanegara

yang menginap pada Hotel Prama Sanur Beach.

Menurut Suwena (2010:40) dan Matheisen dan Geoffrey dalam penelitian

Jayanti (2014:12), karakteristik wisatawan dapat dibagi menjadi:

1. Karakteristik demografis (yang termasuk dalam karakteristik

sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan, status).

2. Karateristik geografis (karateristik geografis wisatawan dibagi berdasarkan

lokasi negara asalnya).

3. Karateristik psikografis (karateristik psikografis berdasarkan hobi seperti

bersantai dan bermain serta berdasarkan gaya hidup).

4. Lama tinggal wisatawan (long term movement of people) yang bertujuan untuk

berwisata.

2.3. Tinjauan Tentang Motivasi

Menurut Pitana (2005:60), “motivasi merupakan faktor penting bagi calon

wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang

(37)

19

Wijono (2010:21) menyatakan bahwa “motivasi merupakan salah satu

sebab atau penentu tingkah laku. Sesungguhnya suatu tingkah laku itu adalah

dimunculkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal.”

Sedangkan Fandeli dalam Suwena (2010:60), “pada hakikatnya aspek

motivasi adalah aspek yang terdapat pada diri wisatawan. Untuk menimbulkan

motivasi sangat tergantung pada diri pribadi wisatawan yang berkaitan dengan

umur, pengalaman, pendidikan, emosi, kondisi fisik dan psikis.”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah faktor penting bagi calon

wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang

akan dikunjungi yang merupakan penentu tingkah laku dan dimunculkan oleh

faktor-faktor internal dan eksternal dengan tergantung pada diri pribadi wisatawan

yang berkaitan dengan umur, pengalaman, pendidikan, emosi, kondisi fisik dan

psikis.

Pitana (2005:66), menyebutkan bahwa “keputusan seseorang untuk

melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya push factor (faktor-faktor

pendorong) dan pull factor (faktor-faktor penarik). Faktor pendorong umumnya

bersifat sosial-psikologis, atau merupakan motivasi dari individu itu sendiri,

sedangkan faktor penarik merupakan motivasi dari destinasi tujuan wisata.”

Dann dalam Ross (1998:31) menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang

mempengaruhi wisatawan dalam melakukan perjalanan, yaitu:

1. Faktor Pendorong, adalah faktor yang membuat wisatawan ingin bepergian.

2. Faktor Penarik, adalah faktor yang mempengaruhi kemana wisatawan akan

(38)

20

Ryan dalam Pitana (2005:67), dari kajian literaturnya menemukan

berbagai faktor pendorong (push factor) bagi seseorang untuk melakukan

perjalanan wisata seperti dibawah ini :

1. Escape, keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan ataupun kejenuhan

dari pekerjaan sehari-hari.

2. Relaxation, keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan

motivasi untuk escape.

3. Play, ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan dan dapat

memunculkan kembali sifat kanak-kanak yang suka bermain dan melepaskan

diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

4. Strengthening family bonds, ingin mempererat hubungan kekerabatan,

khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations/Mengunjungi

Teman dan Kerabat). Hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota

keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama dan kebersamaan sangat

sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara industri.

5. Prestige, untuk menunjukkan gengsi yaitu dengan mengunjungi destinasi yang

menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk

meningkatkan status atau derajat sosial.

6. Social interaction, untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman atau

dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.

7. Romance, keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa

memberikan suasana romantis, atau untuk memenuhi kebutuhan seksualitas

(39)

21

8. Educational opportunity, keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,

mempelajari orang lain atau daerah lain dan mengetahui kebudayaan etnis

lain.

9. Self-fulfilment, keinginan untuk menemukan diri sendiri (self-discovery),

karena diri sendiri biasanya dapat ditemukan pada saat kita menemukan

daerah atau orang yang baru.

10.Wish-fulfirment, keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang

dicita-citakan hingga mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan

perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai

bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.

Harssel (1994:124) menyebutkan bahwa yang termasuk kedalam faktor

pendorong (push factor) adalah:

1. Self fulfillment (pemenuhan kebutuhan diri sendiri)

2. Break form routine (istirahat dari rutinitas)

3. Need for social interaction (membutuhkan interaksi sosial)

4. The opportunity for self-recognition that travel provides (kesempatan untuk

mengenal/merasakan pelayanan dalam perjalanan)

Mcintosh dan Murphy dalam Pitana (2005:58) menyebutkan bahwa

motivasi (faktor pendorong/push factor) dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok besar yaitu:

1. Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau

fisiologis) antara lain untuk relaksasi/bersantai, kesehatan, kenyamanan,

(40)

22

2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui

budaya, tradisi, adat, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan

akan berbagai objek tinggalan budaya (monumen bersejarah).

3. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat

sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga (VPR/Visiting Friends and

Relatives/Mengunjungi Teman dan Kerabat), menemui mitra kerja, melakukan

hal-hal yang dianggap mendatangkan nilai prestige (gengsi), melakukan

ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan dan seterusnya.

4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di

daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang

menjemukan, dan ambisi pribadi yang besar (ego-enhancement) yang

memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status dan prestige

motivation.

Menurut Harrsel (1994:124) bahwa “Faktor penarik (pull factor) sama

pentingnya dengan faktor pendorong (push factor). Orang-orang tidak akan

melakukan perjalanan jika penawaran atraksi unik yang jauh dari rumah tersebut

tidak ada.”

Norman (2001:123) membagi dimensi dari faktor penarik (pull factor)

yaitu :

1. Alam sekitar

2. Atmosfir dan iklim

3. Infrastruktur pariwisata

(41)

23 5. Atraksi budaya dan sejarah

6. Atraksi kerajinan tangan

7. Fasilitas kelas atas (upscale facilities)

8. Masyarakat setempat dan peluang berekreasi di alam terbuka.

Jackson dalam Pitana (2005:68) membagi faktor penarik (pull factor)

menjadi sebelas faktor, yaitu:

1. Location climate (iklim lokasi)

2. National promotion (promosi nasional)

3. Retail advertising (iklan eceran)

4. Wholesale marketing (pemasaran grosir)

5. Special events (acara special)

6. Incentive schemes (skema insentif)

7. Visiting friends (mengunjungi teman)

8. Visiting relatives (mengunjungi kerabat)

9. Tourist attractions (atraksi)

10.Culture (kebudayaan)

11.National environment man-made environment (tempat wisata buatan)

Simpulan dari tinjauan tentang motivasi di atas adalah :

Motivasi wisatawan mancanegara merupakan faktor penting bagi calon

wisatawan mancanegara di dalam mengambil keputusan untuk menginap pada

(42)

24

Faktor pendorong/push factor yang memotivasi wisatawan untuk

melakukan perjalanan wisata menurut Ryan dalam Pitana (2005:67), Harssel

(1994:124) dan Mcintosh dan Murphy dalam Pitana (2005:58) adalah:

1. Escape, keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan ataupun kejenuhan

dari pekerjaan sehari-hari.

2. Relaxation, keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan

motivasi untuk escape.

3. Play, ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan dan dapat

memunculkan kembali sifat kanak-kanak yang suka bermain dan melepaskan

diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

4. Strengthening family bonds, ingin mempererat hubungan kekerabatan,

khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations/Mengunjungi

Teman dan Kerabat). Hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota

keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama dan kebersamaan sangat

sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara industri.

5. Prestige, untuk menunjukkan gengsi yaitu dengan mengunjungi destinasi yang

menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk

meningkatkan status atau derajat sosial.

6. Romance, keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa

memberikan suasana romantis, atau untuk memenuhi kebutuhan seksualitas

khususnya dalam pariwisata seks.

7. Educational opportunity, keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,

mempelajari orang lain atau daerah lain dan mengetahui kebudayaan etnis

(43)

25

8. Self-fulfilment, keinginan untuk menemukan diri sendiri (self-discovery),

karena diri sendiri biasanya dapat ditemukan pada saat kita menemukan

daerah atau orang yang baru.

9. Wish-fulfilment, keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang

dicita-citakan hingga mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan

perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai

bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.

Faktor penarik/pull factor yang memotivasi wisatawan untuk melakukan

perjalanan wisata menurut Norman (2001:123) dan Jackson dalam Pitana

(2005:65):

1. Alam dan iklim sekitar

2. Atraksi sekitar

3. Masyarakat sekitar

4. Infrastruktur pariwisata

5. Promosi mengenai daya tarik wisata

6. Acara spesial

2.4. Tinjauan Tentang Wisatawan

Yoeti (1985:123) menyebutkan bahwa “wisatawan adalah pengunjung

sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjungi .”

Smith dalam Pitana (2005:53) menyebutkan bahwa “wisatawan pada

intinya adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur, dan secara

(44)

26

Internasional Union of Official Travel Organization (IUOTO) dalam

Suwena (2010:36) menyebutkan bahwa “wisatawan adalah setiap orang yang

bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya,

berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari

24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal

berikut :

1. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan,

keagamaan, dan olah raga.

2. Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah pengunjung sementara

yang paling sedikit tinggal selama 24 jam dan sedang tidak bekerja atau sedang

berlibur untuk memanfaatkan waktu luang seperti berekreasi, liburan, kesehatan,

pendidikan, keagamaan, olahraga dan bisnis atau mengunjungi kaum keluarga

untuk mendapatkan sesuatu yang lain.

2.5. Tinjauan Tentang Keputusan Menginap

Tahap konsumsi merupakan tahap proses pengambilan keputusan,

disinilah seorang konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak produk atau

jasa yang ditawarkan. Keputusan menginap adalah keputusan wisatawan untuk

menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh pihak hotel. Basu Swasta

dan Handoko (1997:10) mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah

kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang dan jasa dan termasuk didalamnya proses pengambilan

(45)

27

Tjiptono (2007:38) menyatakan bahwa keputusan konsumen untuk

melakukan pembelian itu sendiri terdiri dari tahapan-tahapan seperti pra

pembelian, konsumsi dan evaluasi pasca konsumsi. Untuk itu perusahaan perlu

memperhatikan aspek-aspek perilaku konsumen seperti siapa yang akan membeli

(who), apa yang akan dibeli (what), mengapa membeli produk atau jasa tersebut

(why), kapan membeli (when), dimana membelinya (where), bagaimana proses

keputusan menginapnya (how), berapa sering menggunakan produk atau jasa (how

often) agar perusahaan dapat mengetahui keinginan konsumen sehingga

konsumen bersedia melakukan pembelian terhadap produk atau jasa tersebut.

Kotler (2004:208) menyebutkan bahwa ada 2 faktor yang dapat berada di

antara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu :

1. Sikap orang lain

Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang

bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang

disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang

lain.

2. Faktor situasi

Situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat

pembelian seperti harga yang tinggi dan pendapatan yang kurang sehingga

tidak menjadikan skala prioritas.

Tjiptono (2007:43) mengemukakan bahwa perilaku konsumen dalam

proses keputusan konsumen itu bisa diklasifikasikan kedalam tiga tahap utama

(46)

28

1. Tahap pra pembelian, meliputi tiga proses yaitu:

Identifikasi kebutuhan, proses pembelian diawali ketika seseorang mendapat

rangsangan (pikiran, tindakan, atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk

mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu. Rangsangan

mempengaruhi kebutuhan seseorang akan produk atau jasa tertentu. Seorang

konsumen akan merasakan kebutuhan untuk membeli suatu produk atau jasa

pada situasi shortage (kebutuhan yang timbul karena konsumen tidak

memiliki produk atau jasa tertentu) maupun unfulfilled desire (kebutuhan yang

timbul karena ketidakpuasan pelanggan terhadap produk atau jasa saat ini).

2. Tahap konsumsi/pembelian

Salah satu perbedaan antara pembelian barang dan pembelian jasa adalah

menyangkut proses produksi dan konsumsi. Pada barang, tahap pembelian dan

konsumsi biasanya terpisah. Meskipun terdapat interaksi antara pemasar dan

pelanggan selama tahap pembelian, tahap pemakaian barang biasanya terlepas

dari pengaruh langsung para pemasar. Sebaliknya, sebagian besar jasa

diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan sehingga perusahaan jasa

berpeluang besar untuk secara aktif membantu pelanggan memaksimalkan

nilai dari pengalaman konsumsinya sehingga penyedia jasa bisa secara efektif

mempengaruhi proses konsumsi dan evaluasi agar konsumen melakukan

pembelian ulang terhadap produk jasa. Dalam tahap ini terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian yaitu:

1) Emosi dan mood

Emosi memiliki intensitas dan nurgensi psikologis (psikologis yang

(47)

29

keadaan tindakan sementara menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Sejumlah riset mengidentifikasikan bahwa emosi dan mood bisa

berpengaruh terhadap semua tahap proses pembelian konsumen. Layanan

dapat dipersepsikan berbeda oleh dua pelanggan yang berada dalam emosi

dan mood berbeda. Untuk itu pelayanan dari penyedia jasa harus optimal

agar mampu mempengaruhi emosi dan mood pelanggan karena ini sangat

berpengaruh terhadap keputusan pelanggan tersebut untuk membeli jasa.

2) Dramaturgi (penyusunan alur menggambarkan drama/teater)

Konsep dramaturgi yang banyak digunakan dalam sosiologi diadopsi oleh

Grove, Fisk, & John (2000) ke dalam konteks pemasaran jasa. Mereka

menggunakan metafora/kiasan teater untuk menggambarkan dan

menganalisis kinerja jasa, ini disebabkan karena baik teater maupun

organisasi jasa bertujuan menciptakan dan mempertahankan kesan positif

di hadapan para konsumen. Dalam bidang perhotelan para karyawan

sebagai aktor yang harus mampu memberikan pelayanan dengan baik,

berinteraksi baik dengan konsumen dan melakukan kinerja dengan baik

serta didukung suasana menyenangkan, penampilan yang rapi serta

fasilitas yang sesuai maka hal ini akan menciptakan pengalaman yang

positif bagi konsumen sehingga konsumen mengambil keputusan untuk

melakukan pembelian dihotel tersebut, bahkan konsumen juga akan

melakukan interaksi yang baik pula dengan bersifat loyal terhadap hotel

(48)

30 3) Peran (role) dan script theory

Peran (role) adalah serangkaian pola perilaku yang dipelajari melalui

pengalaman dan komunikasi, yang akan dilakukan oleh individu tertentu

dalam interaksi sosial tertentu dalam rangka mewujudkan efektivitas

maksimum dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian

peran merupakan kombinasi berbagai macam social cues atau ekspektasi

masyarakat yang memandu perilaku dalam konteks spesifik. Berdasarkan

role theory (teori peran),pelanggan dan karyawan memiliki peran

masing-masing dalam setiap service encounter (pengarahan pelayanan). Misalnya

peran resepsionis hotel dalam menyapa tamu/ konsumen. Scripts (naskah)

adalah struktur kognitif yang memandu transaksi jasa dan merinci

alternatif-alternatif yang tersedia bagi para penjaga toko, teller bank, travel

agents, resepsionis hotel, konsultan dan karyawan lain yang berhubungan

langsung dengan pelanggan. Di satu pihak dengan script (naskah) yang

terstruktur dapat memudahkan karyawan jasa dalam merespon berbagai

macam kebutuhan pelanggan secara tepat. Di lain pihak, script (naskah)

yang terlalu kaku menyebabkan kinerja jasa menjadi “mindless” (tidak ada

artinya).

4) Controltheory (teori pengendalian)

Aspek lain yang tidak kalah pentingnya dalam penciptaan layanan superior

adalah memberikan tingkat kendali tertentu kepada pelanggan, supaya

mereka merasa yakin atas apa yang mereka lakukan dan beli. Berdasarkan

control theory (teori pengendalian), kendali bisa berupa behavioral control

(49)

31

pengetahuan). Behavioral control (pengendalian sikap) memberikan

pelanggan kendali aktual atas lingkungannya. dengan kata lain, pelanggan

diberikan kemampuan untuk mengendalikan apa yang sedang terjadi.

Misalnya hotel meletakkan kotak saran dan kritik dimeja resepsionis agar

jika ada komplain dari konsumen dapat tersalurkan karena hal ini juga

memberikan tingkat kendali tertentu bagi konsumen atau konsumen hotel

diperbolehkan melakukan komplain secara langsung jika terjadi kesalahan

yang dilakukan pihak hotel. Sementara itu, cognitive control

(pengendalian kognitif/pengetahuan) terjadi dimana pelanggan

mempersepsikan bahwa mereka memegang tingkat kendali tertentu atau

setidaknya apa yang sedang terjadi pada mereka bisa diperkirakan.

Misalnya konsumen diberi informasi bagaimana proses pembayaran jika

melebihi waktu check out dengan jelas.

5) Costumer compitability (kemiripan pelanggan)

Peran pelanggan lain yang menerima jasa pada saat bersamaan juga tidak

kalah pentingnya dalam menentukan pengalaman jasa keseluruhan

pelanggan tertentu. Secara umum, kehadiran perilaku, kemiripan

(kompatibilitas) pelanggan lain yang menerima jasa yang sama disaat

bersamaan pada kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan tertentu.

Pelanggan bisa tidak harmonis (tidak kompatibel) karena sejumlah faktor

seperti perbedaan dalam hal keyakinan, nilai-nilai, pengalaman, daya beli,

penampilan, usia, kesehatan, dan lain-lain. Konsekuensinya, penyedia jasa

wajib mengantisipasi, memahami dan menangani konsumen berbeda yang

(50)

32

penyedia jasa harus mampu mengantisipasi, memahami, dan melayani

konsumen yang berbeda – beda secara adil sehingga konsumen heterogen

yang berpotensi tidak kompatibel menjadi kompatibel dan dapat

memberikan kenyamanan sehingga memberi pengaruh untuk konsumen

menginap kembali.

3. Tahap evaluasi pasca beli

Setelah pilihan dibuat dan jasa dibeli serta dikonsumsi, evaluasi pasca beli

akan berlangsung. Dalam tahap ini, konsumen mungkin mengalami disonansi

kognitif (keraguan menyangkut ketepatan keputusan menginap). Pemasar

biasanya berusaha meminimumkan disonansi kognitif pelanggan dengan

berbagai strategi, diantaranya melakukan kontak pasca beli dengan pelanggan,

menyediakan garansi dan jaminan, dan memperkuat keputusan pelanggan

melalui iklan perusahaan.

Simpulan yang dari tinjauan tentang keputusan menginap di atas adalah:

Keputusan menginap adalah keputusan wisatawan mancanegara untuk

menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh pihak Hotel Prama Sanur

Beach.

Menurut Kotler (2004:208) dan Tjiptono (2007:43), faktor yang

mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan pembelian adalah:

1. Sikap orang lain (dipengaruhi oleh orang lain untuk menetap/tidak berpindah

hotel lain).

2. Faktor situasi (mendapat skala prioritas sehingga tidak berubah pikiran untuk

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 1.2.
Tabel 1.3.

Referensi

Dokumen terkait

Percepatan pemenuhan infrastruktur dasar sangat dibutuhkan dalam suatu daerah agar dapat memberi kemajuan terhadap suatu negara, khususnya pada Desa Bolli yang

Ketertarikan penulis dalam membahas ini adalah kreativitas Gugum Gumbira dalam menciptakan tari Jaipongan yaitu Kawung Anten karena memiliki karakteristik yang berbeda

Organ indra adalah sel sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf serabut saraf ke pusat

1) Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu,

beralihnya sebutan Dusun Singgahan menjadi Kmpung Inggris yang mana banyak di datangi oleh para pendatang menciptakan berbagai peranan baru yang berada di lingkungan

Apabila dalam putusan pengadilan tersebut dijatuhkan sanksi pidana dengan melakukan perampasan terhadap barang barang yang terkait dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan

Puji syukur yang teramat dalam saya haturkan kepada Allah SWT, atas segala percikan kasih, hidayat, dan taufiq-Nya shingga Skripsi dengan judul “Pengaruh audit

Pada hari ini Selasa tanggal Lima Belas bulan September tahun Dua Ribu Dua Puluh , bertempat di Kantor Desa Pejambon, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa