• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep

2.1.1 Pengertian Konsep

Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu. Dengan menggunakan definisi pembentukan konsep, Woodruff menyarankan bahwa suatu pernyataan konsepsi dalam suatu bentuk yang berguna untuk merencanakan suatu unit pengajaran ialah suatu deskripsi tentang sifat-sifat suatu proses, struktur atau kualitas yang dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan apa yang harus digambarkan atau dilukiskan sehingga siswa dapat melakukan persepsi terhadap proses, struktur atau kualitas bagi dirinya sendiri. Dalam hal ini, Woodruff ( Amin, 1987 ) telah mengidentifikasi 3 macam konsep yaitu (1) konsep proses: tentang kejadian atau perilaku dan konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan bila terjadi, (2) konsep struktur: tentang objek, hubungan atau struktur dari beberapa macam, dan (3) konsep kualitas: sifat suatu objek atau proses dan tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri.

2.1.2 Linguistik Kontrastif

Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya ( Abdul Chaer, 2003 : 1 ) Linguistic kontrastif atau yang dalam bahasa asing disebut

Contrastive Linguistic ( CA ) adalah sebuah cabang linguistik ( ilmu bahasa ) yang mengacu pada suatu kajian bandingan mengenai aspek-aspek kebahasaan antara dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Linguistik atau analisis kontrastif adalah suatu metode penganalisisan linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa yang dibandingkan. Bahasa-bahasa y yang dibandingkan disebut bahasa-bersentuhan ( language in contact ).

Penelitian ini difokuskan kepada analisis kontrastif kata keterangan waktu bahasa Indonesia dan shijianfuci bahasa Mandarin. Analisis kontrastif dalam kajian ilmu linguistik merupakan kajian tentang perbandingan unsur – unsur yang dapat dilihat dari sudut perbedaan dan persamaan pada dua bahasa atau lebih yang dijadikan objek perbandingan ( Naibaho 2000 : 16 ). Linguistik kontrastif pada dasarnya hanya meneliti perbedaan – perbedaan atau ketidaksamaan yang mencolok yang terdapat pada dua bahasa atau lebih yang tidak serumpun sedangkan persamaan – persamaannya tidak begitu dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan dianggap sebagai hal yang biasa atau hal yang umum saja. Sedangkan untuk menjelaskan contoh – contoh penggunaan kata keterangan waktu bahasa Indonesia dan shijianfuci dalam bahasa Mandarin dalam kalimat maka digunakan kajian sintaksis, yaitu salah satu cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem ( Ramlan, 1995 : 21 ). Dalam hal ini penulis ingin menjelaskan salah satu bagian dari kelas kata yaitu kata keterangan waktu ( shijianfuci ) yang diteliti melalui analisis kontrastif antara bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.

2.1.3 Kata

Menurut Guntur (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.

Menurut Tarigan (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.

Menurut Suparto (2003:21) kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan kalimat. Misalnya kalimat

11. “

|弟d ìd ì|在zài|北běijīng|学xué x í|汉hànyǔ” 6 kata

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem.

2.1.4 Kelas Kata

Dalam tata bahasa baku kata diklasifikasikan menjadi sepuluh kelas kata, kata kerja (dongci), kata bilangan, kata benda ( mingci ), kata sifat, kata keterangan ( fuci ), kata ganti (daici ) kata depan ( jieci ), kata sambung ( lianci ), kata bantu ( zhuci ), kata seru ( tanci ). Sedangkan Menurut Xin (2005: iv-v) pembagian kata terdiri dari sepuluh jenis kata, yaitu:

(1) Kata Benda

Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan tempat. (2) Kata Bilangan dan Kata Bantu Bilangan

Kata bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin seringkali digunakan bersama-sama.

(3) Kata Kerja

Kata kerja adalah menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari tindakan yang dilakukan orang atau benda.

(4) Kata Sifat

Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan, tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang.

(5) Kata Keterangan

Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, perubahan waktu, lingkup, kualitas dan keadaan.

(6) Kata Ganti

Kata ganti adalah kata yang mewakili/ menggantikan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan lain-lain.

(7) Kata Depan

Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah, obyek, waktu, tempat, dan lain-lain suatu perubahan/ tindakan.

(8) Kata Sambung

Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau klausa. (9) Kata Bantu

Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat, menyatakan makna tambahan. Tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca nada ringan.

(10) Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi

Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang menirukan bunyi suatu benda atu gerakan.

Kata dalam bahasa Indonesia menurut Chaer (2006: 86) pembagian jenis kata dibedakan atas lima belas macam, yaitu :

(1) Kata Benda

Kata benda adalah kata-kata yang diikuti dengan frase yang… atau yang sangat (2) Kata Ganti

Kata ganti kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti kedudukannya di dalam petuturan dengan sejenis kata yang lazim.

(3) Kata Kerja

Kata kerja adalah kata-kata yang diikuti oleh frase dengan…, baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta.

(4) Kata Sifat

Kata sifat adalah kata-kata yang diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung SE-NYA.

(5) Kata Sapaan

Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara.

(6) Kata Penunjuk

Kata penunjuk adalah kata-kata yang digunakan untuk menunjuk benda. Ada dua macam kata penunjuk, yaitu INI dan ITU.

(7) Kata Bilangan

Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau himpunan. Kata bilangan terdiri dari:

a. Kata Bilangan Utama b. Kata Bilangan Tingkat

c. Kata Bantu Bilangan (8) Kata Penyangkal

Kata penyangkal adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal.

(9) Kata Depan

Kata depan adalah kata-kata yang digunakan di muka kata depan untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.

(10)Kata Penghubung

Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

(11) Kata Keterangan

Kata keterangan adalah kata-kata yang digunakan untuk member penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.

(12)Kata Tanya

Kata tanya adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu di dalam kalimat yang menyatakan pertanyaan.

(13)Kata Seru

Kata seru adalah kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan batin, misalnya karena kaget, terharu, kagum, marah atau sedih.

(14)Kata Sandang

Kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi menjadi penentu. (15)Kata Partikel

Kata partikel adalah morfem-morfem yang digunakan untuk menegaskan.

Dan bagian dari terkecil dari kata tersebut ada yang namanyaKata keterangan (adverbia) adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaksis ( Kridalaksana, 1994 ). Kata keterangan adalah kata yang menerangkan (a) kata kerja dalam segala dungsinya, (b) kata keadaan dalam segala fungsinya, (c) kata keterangan, (d) kata bilangan, (e) predikat kalimat, tidak peduli jenis kata apa predikat itu, dan (f) menegaskan subjek dan predikat kalimat (Ramlan, 1991). Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikat, atau kalimat.

Kata keterangan dapat diketahui dari segi: (a) prilaku semantisnya, (b) prilaku sintaksisnya, (c) bentuknya (Alwi, et. al, 1998).

1. Berdasarkan prilaku semantisnya, adverbia dapat dibedakan atas delapan bagian, yaitu sebagai berikut.

a. Adverbia kualitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih, kurang.

b. Adverbia kuantitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.

c. Adverbia limitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata, seperti hanya, saja, dan sekadar termasuk contoh adverbia ini.

d. Adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang tergolong dalam adverbia ini adalah selalu, sering, jarang, dan kadang- kadang.

e. Adverbia kewantuan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia ini, yaitu baru dan segera.

f. Adverbia kecaraan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk, seperti diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan.

g. Adverbia konstratif, yaitu adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk adverbia konstratif adalah bahwa, malahan, dan justru.

h. Adverbia keniscayaan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal / peristiwa yang dijelaskan adverbia itu. Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah niscaya, pasti, dan tentu.

2. Berdasarkan perilaku sintaksisnya, adverbia dapat dilihat dari posisinya terhadap kata atau kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu, dapat dibedakan empat macam posisi adverbia dalam kalimat, yaitu sebagai berikut.

a. Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan

Contoh:

12. Adiknya lebih tinggi daripada si Hendra.

13. Jurang itu sangat curam.

b. Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan

Contoh:

14. Cantik nian kekasihnya

15. Pakaiannya bagus sekali.

c. Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan

Contoh:

16. Mobil itu amat mahal.

17. Kami segera pergi ke sekolah.

Contoh:

18. Saya hanya makan beberapa potong roti.

19. Saya yakin bukan dia yang mengambil uang itu.

3. Dari segi bentuknya, adverbia dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan adverbia gabungan (Alwi, et. al, 1998)

a. Adverbia tunggal

1) Adverbia dasar

Contoh: Baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu, senantiasa.

2) Adverbia berafiks

Contoh: sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya, biasanya, rupanya.

3) Adverbia bereduplikasi

Contoh: Diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan, tinggi-tinggi.

b. Adverbia gabungan, yaitu adverbia yang terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua kata dasar yang merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan ada pula yang tidak berdampingan.

1) Adverbia berdampingan

2) Adverbia tidak berdampingan

Contoh Hanya…….saja dalam

20. Kami hanya membaca saja.

Sangat……sekali dalam

21. Wajahnya sangat cantik sekali.

Bukan…….saja dalam

22. Bukan bahasa Indonesia saja, dia juga pandai fisika

Seperti yang telah diuraikan diatas bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, mempunyai pembagian kelas kata diantaranya adalah kata keterangan dan kata keterangan sendiri masih dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah kata keterangan waktu. Kata keterangan waktu dalam bahasa Mandarin disebut shijianfuci. Shijianfuci adalah kata yang menerangkan atau untuk menyatakan waktu. Kata keterangan Suparto ( 2002:127 )

Kata keterangan waktu bahasa Indonesia oleh tata bahasa Tradisional ditempatkan sebagai satu jenis kata keterangan. Kata keterangan waktu tidak lain adalah suatu kata atau kelompok yang menduduki suatu fungsi tertentu, yaitu fungsi untuk menerangkan waktu atau kapan kejadian atau peristiwa itu terjadi ( Gorys Keraf, 1984 : 72 ).

2.1.4 Landasan Teori

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan kerangka teori berdasarkan pendapat dari para pakar, kemudian untuk menganalisa mengenai kata keterangan waktu bahasa Indonesia dan shijianfuci bahasa Mandarin, maka digunakan pendekatan linguistik kontrastif dalam kajian bidang sintaksis. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Secara umum, linguistik sering diartikan ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik kontrastif ( 对比语言学) disebut juga linguistik bandingan merupakan kajian linguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dua bahasa yang berbeda.

Sintaksis adalah kajian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Kata sintaksis dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah

syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem (Ramlan, 1995 : 21). Sedangkan menurut Gorys Keraf(1984 : 137), bahwa sintaksis (Yunani: Sun + tattein = mengatur bersama – sama) adalah bagian dari tatabahasa yang mempelajari dasar – dasar dan proses – proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa.

Jadi untuk menganalisa mengenai kata keterangan waktu bahasa Indonesia dan shijianfuci bahasa Mandarin digunakan kajian ilmu linguistik kontrastif, yaitu kajian linguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dua bahasa yang berbeda. Kemudian teori sintaksis digunakan sebagai dasar pembentuk kalimat dalam menerangkan kata keterangan waktu bahasa Indonesia dan shijianfuci bahasa Mandarin.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kata keterangan orang sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, baik didalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin, bahasa Inggris dan bahasa lainnya di dunia. Tetapi sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membandingkan kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Di dalam penelitian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian ataupun buku-buku yang berkaitan tentang kata keterangan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.

Menurut Abdul Chaer ( 2006:162 ) menyebutkan bahwa kata keterangan adalah kata – kata yang digunakan untuk menerangkan atau memberi penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat lainnya, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.

Endah Pangestu ( 2010 ) dengan judul penelitiannya Analisis Kontrastif kata keterangan Bahasa Indonesia dan Fukushi Bahasa Jepang. Di dalam penelitiannya, Endah Pangestu menguraikan perbedaan dan persamaan antara kata keterangan bahasa Indonesia dan fukushi bahasa Jepang. Selain itu juga, Endah menguraikan fungsi dari kata keterangan kedua bahasa yang diteliti.

Chen Hai Sheng ( 2006 ) dengan judul 史记 列传 副词 面描写 定量定性分析. Di dalam penelitiananya, Chen Hai Sheng menguraikan tentang sejarah kata keterangan dan juga perbandingan antara kata keterangan china kuno dan moderen. Perkembangan kehidupan menghasilkan adanya perbedaan pengunaan kata keterangan dari zaman kuno sampai zaman moderen. Chen Hai Sheng juga menguraikan jenis – jenis kata keterangan dan fungsinya dalam kalimat.

Dokumen terkait