ANALISIS
KONTRASTIF
KATA
KETERANGAN
WAKTU
DALAM
BAHASA
INDONESIA
DAN
BAHASA
MANDARIN
SKRIPSI
DISUSUN OLEH : HENDRASINURAT
070710017
PROGRAM STUDI SASTRA CHINA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diajukan oleh Hendra Sinurat Nim : 070710017
Program Studi Sastra China Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan 2011
Diajukan Untuk Disetujui
Dalam Mempertahankan Skripsi
Medan, Juni 2011
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Abstract
Language is a source for social life. Mandarin also has a variety of grammer complex and difficult to understand.
One part of mandarin grammar to be studied is the word. Word is the smallest part of the language that has meaning and can stand alone and word is the basis of sentence formation. This paper is focused on an analysis of the word is an adverb of time. in Indonesian and Mandarin adverbs of time have the differences and similarities in their usage in sentences.
In writing this paper, the writer uses contrastive linguistic approach to compare both of language.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan kesempatan yang telah diberikan oleh-Nya kepada penulis mulai dari masa perkuliahan sampai dengan tahap penyelesaian tugas akhir di Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra China Universitas Sumatera Utara.
Tugas Akhir ini diberi judul “Analisis Kontrastif Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin”. Penulis ingin menguraikan dan memaparkan tentang adanya perbedaan dan persamaan penggunaan kata keterangan dari kedua bahasa. Sungguh suatu hal yang luar biasa dimana akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang diharapkan. Tugas akhir adalah merupakan salah satu unsur yang sangat penting sebagai pemenuhan nilai-nilai tugas dalam mencapai gelar Sarjana Humaniora dari Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra China di universitas ataupun perguruan tinggi manapun di seluruh Nusantara, termasuk pula di Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis tidak lupa ingin menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Studi S-I di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dengan baik.
2. Ketua Departemen Sastra China Ibu Dr. T.Thyrhaya Zein, M.A. yang dengan sabar selalu memberikan petunjuk kepada penulis semasa perkuliahan.
4. Wu Qiao Ping, M.A. selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, nasehat dan waktu yang diberikan untuk penulis mulai dari masa perkuliahan sampai saat ini.
5. Liu Jin Feng, yang selalu dengan sabar dan rendah hati dalam membimbing penulis serta memberikan arahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra China Universitas Sumatera Utara, tanpa bisa penulis sebut lagi satu per satu, dengan segala kerendahan hati dan tidak mengurangi rasa hormat bagi beliau-beliau, atas jasa-jasanya dalam mengasuh dan memberikan ilmu dan bimbingan serta nasehat yang sangat berarti kepada penulis mulai dari semester I sampai dengan sekarang ini.
7. Ibu saya yang tercinta dan yang saya kasihi. Terima kasih buat jerih payah dan kerja keras, cinta kasih dan perhatian juga semangat yang luar biasa.
8. Semua keluarga saya yang tercinta, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk seluruh perhatiannya.
9. Sahabat terbaik saya Jasprianto Sinaga, yang selalu memberi motivasi saya untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Semua teman – teman saya stambuk 2007, yang telah membantu saya dengan kerelaan yang luar biasa.
11.Dan segenap pihak yang belum penulis sebut di sini atas jasa-jasanya dalam mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir yang telah penulis selesaikan dengan segenap hati dan pemikiran ini tentunya masih perlu untuk diperbaiki bilamana di kemudian hari terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis dengan tangan terbuka akan menerima segala masukan maupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, atas segala perhatian yang telah diberikan untuk hasil karya penulis ini, penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih. Semoga karya ini sedikit banyak juga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 30 Juni 2011
Hormat Penulis,
HENDRA SINURAT
DAFTAR ISI
ABSTRACT...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...V BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...7
1.3 Tujuan Penelitian...8
1.4 Manfaat Penelitian...9
1.5 Batasan Masalah... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep...10
2.1.1 Pengertian...10
2.1.2 Linguistik Kontrastif...11
2.1.3 Kata...11
2.1.4 KelasKata... 12
2.2 Kajian Pustaka...21
2.2.1 Landasan Teori...21
2.2.2 Penelitian terdahulu...22
3.3 Teknik Analisis Data...25
3.4 Data dan Sumber Data...26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...27
4.2 Pembahasan...28
4.2.1 Kata Keterangan dalam Bahasa Indonesia...28
4.2.1.1 Definisi Kata Keterangan dalam Bahasa Indonesia...28
4.2.1.2 Bentuk, Fungsi, dan Letak Keterangan dalam...28
bahasa Indonesia 4.2.2 Kata Keterangan dalam Bahasa Mandarin...29
4.2.2.1 Definisi Kata Keterangan dalam Bahasa Mandarin...29
4.2.2.2 Bentuk dan Fungsi Keterangan dalam Bahasa Mandarin...29
4.2.3 Kata keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia...30
4.3.1 Defenisi Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia...30
4.3.2 Bentuk, Fungsi dan Letak Kata Keterangan Waktu...30
dalam Bahasa Indonesia 4.2.4 Kata keterangan Waktu dalam Bahasa Mandarin...37
4.4.1 Defenisi Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Mandarin...37
4.2.5 Kontrastif Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia...39 dan Bahasa Mandarin
4.2.5.1 Perbedaan kata keterangan waktu bahasa Indonesia ...40 dan bahas Mndarin
4.2.5.2 Persamaan kata keterangan waktu bahasa Indonesia ...41 dan bahasa Mandarin
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...42
5.2 Saran...43
Abstract
Language is a source for social life. Mandarin also has a variety of grammer complex and difficult to understand.
One part of mandarin grammar to be studied is the word. Word is the smallest part of the language that has meaning and can stand alone and word is the basis of sentence formation. This paper is focused on an analysis of the word is an adverb of time. in Indonesian and Mandarin adverbs of time have the differences and similarities in their usage in sentences.
In writing this paper, the writer uses contrastive linguistic approach to compare both of language.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain, ( Effendi, 1995:1). Setiap orang pasti setuju bahwa bahasa adalah hal yang sangat esensial dalam mengkomunikasikan maksud dan pikiran. Seperti halnya manusia membutuhkan makanan, demikian pentingnya bahasa bagi manusia itu sendiri. Ridwan (1998:1) mendefenisikan bahasa sebagai isyarat-isyarat vokalik yang arbitrer yang digunakan oleh kelompok masyarakat ( kelompok sosial ) bermanfaat bagi kerjasama, saling memahami, keperluan komunikasi serta mengidentifikasikan pribadi, sekelompok manusia dan keperluannya masing-masing , termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan pentingnya penguasaan bahasa dalam kehidupan masyarakat. Dalam bahasa lisan, suatu ide, pikiran atau keinginan disampaikan secara langsung dengan cara diucapkan dan dengan bantuan udara pernapasan. Menurut Bambang Yudi Cahyono 1995 : 6 pada teori ‘ta-ta’ yang dituliskannya bahwa bahasa lisan bermula dari peniruan gerakan dan isyarat tubuh secara verbal, berhubungan dengan mulut dan lidah sehingga mendorong orang untuk berbicara. Sedangkan bahasa tulis, ditulis dengan menggunakan sistem tulisan.
pengaruh dalam dunia internasional seperti Amerika, Inggris, Jerman, Jepang dan lain – lain. Tujuannya tiada lain adalah memahami orang lain untuk beradaptasi berkomunikasi. Agar terjalinnya komunikasi yang lancar antar bangsa maka kita haruslah mengetahui bahasa yang dipergunakan oleh bangsa lain karena bahasa yang dipergunakan oleh setiap bangsa tidaklah sama. Dan Seiring perkembangan komunikasi, kebutuhan berbahasa asing tidak dapat dipungkiri lagi menjadi hal yang sangat penting dan sangat mendesak. Mengingat akan perkembangan zaman yang menyangkut pengetahuan dan teknologi bahkan keseluruhan aspek kehidupan masyarakat yang kebanyakan bersumber dari negara asing. Salah satunya adalah keandalan bahasa Mandarin. Bahasa mandarin saat ini sudah menjadi kebutuhan dalam dunia internasional dan sudah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional menjadi salah satu bahasa internasional. Dewasa ini bahasa Mandarin menjadi bahasa asing yang banyak diminati oleh orang Indonesia, baik pelajar, mahasiswa atau siapa saja yang memang tertarik dengan bahasa Mandarin. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa Mandarin dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk studi atau sebagai pengantar bahasa pada perusahaan-perusahaan Cina yang ada di luar negara Cina. Jadi untuk memahami jalan pikiran orang Cina salah satunya adalah dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Mandarin. Tetapi ternyata memang tidak mudah memahami tataran bahasa Mandarin, karena banyak sekali ungkapan – ungkapan untuk menyatakan suatu kondisi yang sama.
dengan bahasa daerah lain. Suatu keunikan yang dimiliki huruf Mandarin, yaitu dalam bahasa daerah satu huruf yang sama menggunakan pelafalan dan nada berbeda – beda, namun mempunyai arti yang sama.
Salah satu unsur bahasa yang merupakan perwujudan perasaan dan pikiran adalah kata. Kata terdiri atas beberapa huruf berjajar yang membentuk makna. Huruf-huruf yang berjajar, tetapi tidak membentuk makna , bukan merupakan kata. Misalnya kamu, kalian, engkau, meja , dan kursi. Kemandiriannya untuk berdiri sendiri dalam membentuk makna itulah yang merupakan ciri utama sebuah kata. Lima Adi Sekawan (2007:121).
Kata terjadi dari beberapa morfem , baik morfem tunggal maupun morfem gabungan. Misalnya, tidur, mandi, sayang, Merupakan morfem tunggal. Sedangkan, menidurkan, tiduran, menyayangi, dan kesayangan. Merupakan morfem gabungan. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Jadi, Kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna bebas. Suparto ( 2002 : 21 ) kata adalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar pembentukan kalimat. Misalnya dalam bahasa Mandarin
我,弟弟,在,北京,学 ,汉语. (adik saya di China belajar bahasa Mandarin), kalimat
tersebut terdiri dari 6 kata.
Menurut arti dan tata bahasanya, kata dalam bahasa Mandarin bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu kata konkrit shici ( 实词 ) dan kata abstrak xuci ( 虚词 ). Kata konkrit shici ( 实词 ) adalah kata yang mempunyai arti yang konkrit, yang dapat berdiri sendiri menjadi bagian dari kalimat. Misalnya kata benda mingci ( 名词 ), kata kerja dongci ( 词 ), kata kerja bantu
bilangan liangci ( 量词 ), kata ganti daici ( 代词 ). Sedangkan kata abstrak xuci ( 虚词 ) tidak mempunyai arti yang konkrit dan tidak dapat berdiri sendiri menjadi bagian kalimat. Misalnya kata keterangan fuci ( 副词 ),kata depan jieci (介词),kata bantu atau partikel zhuci ( 词 )
kata seru tanci ( 叹词 ),kata tiruan bunyi xiangshengci ( 象声词 ).
Penulis sebagai pembelajar bahasa Mandarin ingin lebih mendalami bahasa Mandarin dan merasa tertarik untuk membahas salah satu sub bagian dari kelas kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa Mandarin serta mencoba untuk membandingkannya. Adapun bagian yang ingin penulis bandingkan adalah kata keterangan bahasa Indonesia dengan kata keterangan bahasa Mandarin atau yang sering disebut Fuci (副词 ) dan mencoba membahas perbedaan antara keduanya.
Kata keterangan atau adverbia dalam bahasa Indonesia adalah kata – kata yang memberi keterangan tentang kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata bilangan, seluruh kalimat Keraf (1984 : 72). Sedangkan menurut Chaer 2006:162 kata keterangan adalah kata – kata yang digunakan untuk memberi penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat lainnya, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.
Kata keterangan atau adverbia dalam bahasa Mandarin disebut dengan Fuci 副词. Fuci
adalah kata yang digunakan untuk menerangkan kata kerja atau kata sifat, untuk menyatakan waktu, ruang lingkup, derajat, kepastian, negasi, dan penekanan nada. (Suparto 2002:127 ).
(1) Barangkali dia belum pernah pergi kesana.
(2) Ta yi jing hui qu le. 他已经回去了. Dia sudah pergi ( bahasa Mandarin )
. Kalimat pertama dalam bahasa Indonesia kata keterangannya adalah; barangkali dan
pernah.Sedangkan dalam bahasa Mandarinnya yang menjadi kata keterangan yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah; 已经 yi jing
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam kata keterangan, yaitu :
(1) Kata keterangan yang menerangkan keseluruhan kalimat. Kata – kata yang termasuk kata keterangan ini, karena menerangkan keseluruhan kalimat, letaknya dapat dipindah – pindahkan. Contohnya kata barangkali, pada kalimat – kalimat berikut.
3. Barangkali dia sakit hari ini. 4. Dia barangkali sakit hari ini. 5. Dia sakit hari ini barangkali.
(2) Kata keterangan yang menerangkan unsur kalimat. Kata – kata yang termasuk kata. keterangan ini, karena hanya menerangkan salah satu unsur kalimat, maka kedudukannya terikat pada unsur kalimat yang diterangkannya itu. Contohnya kata sekali yang selalu terikat dengan kata cantik dalam kalimat – klaimat berikut.
6. Nampaknya gadis itu cantik sekali.
7. Gadis itu cantik sekali nampaknya.
Kata keterangan dapat dibagi menjadi beberapa bagian lagi. Salah satu diantaranya adalah kata keterangan waktu. Keraf (1984) Kata keterangan waktu adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu:
sekarang, nanti, kemarin, kemudian, sesudah itu, lusa, sebelum, minggu depan, bulan depan, dan lain-lain.
Tidak jauh berbeda dengan Suparto (2002) menyatakan kata keterangan waktu
shijianfuci 时间副词 dalam bahasa Mandarin itu adalah kata yang menerangkan waktu suatu peristiwa. Misalnya, 才 刚 刚刚,就 刚才 已经 早 Pada penggunaanya dalam kalimat Kata keterangan waktu memiliki perbedaan tata letaknya dari kedua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Seperti:
9. Saya lulus universitas 3 tahun yang lalu 10. 我三年前大学毕业 (Mandarin)
Pada kedua kalimat diatas letak kata keterangan waktu memiliki perbedaan pada kalimat bahasa Indonesia pada umumnya diletakan diakhir kalimat. Sedangkan pada kalimat bahasa Mandarin letak kata keterangan waktu pada umumnya setelah subjek juga kata kerja tau predikat.
1.2 Rumusan Masalah
Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang sangat unik dan kompleks. Seperti yang dikemukakan Suparto ( 2002:127 ) Kata keterangan waktu dalam bahasa Mandarin disebut dengan shijianfuci 时间副词. shijianfuci adalah kata yang digunakan untuk menerangkan atau untuk menyatakan waktu kapan suatu peristiwa atau kejadian itu terjadi. Lalu Keraf juga mengatakan hal yang tidak jauh berbeda bahwa kata keterangan waktu adalah kata yang digunakan untuk menerangkan waktu. Untuk melihat bagaimana sebenarnya perbedaan kedua kelas kata ini dalam kalimat baik dari segi fungsi/ pemakaiannya, bentuk, serta penulisan/ posisinya atau apakah ada persamaannya penulis akan mencoba membahasnya dalam tulisan ini. Bila diuraikan dalam bentuk pertanyaan maka masalah yang akan penulis bahas adalah :
1. Apakah perbedaan bentuk, fungsi, dan letak kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin?
2. Apakah persamaan bentuk, fungsi, dan letak kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1 Tujuan Khusus
2. Menjelaskan perbedaan kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.
3. Menjelaskan persamaan kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin
1.3.2 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah agar pembaca atau peminat bahasa baik bahasa Indonesia maupun bahasa Mandarin dapat mengetahui, memahami, dan mempergunakan kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia atau bahasa Mandarin dengan tepat sesuai dengan kaidah yang berlaku.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberi manfaat seperti dibawah ini:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini ialah untuk memperkaya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam kajian linguistik bidang morfologi yaitu kata keterangan waktu, serta sebagai bahan referensi bagi orang lain yang ingin mengkaji lebih lanjut hal-hal mengenai kata keterangan waktu baik dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Mandarin.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Batasan Masalah
Bila kita membicarakan tentang kata keterangan pastilah tidak terlepas atau sangat terkait dengan kalimat. Kalimat ialah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap ( Gorys Keraf, 1984 : 140 ). Ilmu yang mempelajari kalimat disebut Sintaksis atau Ilmu tata kalimat. Sintaksis merupakan bidang garapan yang sering dijadikan bahan kajian linguistik kontrastif ( Dedi Sutedi, 2003 : 196 ). Objek yang sering diperbandingkan yaitu urutan kata dalam kalimat, atau struktur kalimat itu sendiri. Kajian sintaksis inilah yang akan penulis gunakan untuk membahas tulisan ini. Kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia memiliki perbedaan dan persamaan dengan shijianfuci dalam bahasa Mandarin. Perbedaan tersebut akan ditinjau baik dari segi fungsi, bentuk, serta posisi/ letak kata keterangan itu sendiri. Oleh karena itu,dalam kertas karya ini penulis akan membahas tentang semua jenis kata keterangan waktu yang digunakan dalam kalimat. baik kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan shijianfuci dalam bahasa Mandarin. Penulis akan mencoba memberikan contoh kalimat yang menggunakan kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan shijianfuci
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep
2.1.1 Pengertian Konsep
2.1.2 Linguistik Kontrastif
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya ( Abdul Chaer, 2003 : 1 ) Linguistic kontrastif atau yang dalam bahasa asing disebut
Contrastive Linguistic ( CA ) adalah sebuah cabang linguistik ( ilmu bahasa ) yang mengacu pada suatu kajian bandingan mengenai aspek-aspek kebahasaan antara dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Linguistik atau analisis kontrastif adalah suatu metode penganalisisan linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa yang dibandingkan. Bahasa-bahasa y yang dibandingkan disebut bahasa-bersentuhan ( language in contact ).
2.1.3 Kata
Menurut Guntur (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.
Menurut Tarigan (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.
Menurut Suparto (2003:21) kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan kalimat. Misalnya kalimat
11. “我
wǒ
|弟d ì弟d ì|在zài|北běij京īng|学xué x í|汉hàn语yǔ” 6 kata
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem.
2.1.4 Kelas Kata
(1) Kata Benda
Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan tempat. (2) Kata Bilangan dan Kata Bantu Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin seringkali digunakan bersama-sama.
(3) Kata Kerja
Kata kerja adalah menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari tindakan yang dilakukan orang atau benda.
(4) Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan, tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang.
(5) Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, perubahan waktu, lingkup, kualitas dan keadaan.
(6) Kata Ganti
(7) Kata Depan
Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah, obyek, waktu, tempat, dan lain-lain suatu perubahan/ tindakan.
(8) Kata Sambung
Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau klausa.
(9) Kata Bantu
Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat, menyatakan makna tambahan. Tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca nada ringan.
(10) Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi
Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang menirukan bunyi suatu benda atu gerakan.
Kata dalam bahasa Indonesia menurut Chaer (2006: 86) pembagian jenis kata dibedakan atas lima belas macam, yaitu :
(1) Kata Benda
Kata benda adalah kata-kata yang diikuti dengan frase yang… atau yang sangat
Kata ganti kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti kedudukannya di dalam petuturan dengan sejenis kata yang lazim.
(3) Kata Kerja
Kata kerja adalah kata-kata yang diikuti oleh frase dengan…, baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta.
(4) Kata Sifat
Kata sifat adalah kata-kata yang diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung SE-NYA.
(5) Kata Sapaan
Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara.
(6) Kata Penunjuk
Kata penunjuk adalah kata-kata yang digunakan untuk menunjuk benda. Ada dua macam kata penunjuk, yaitu INI dan ITU.
(7) Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau himpunan. Kata bilangan terdiri dari:
a. Kata Bilangan Utama
c. Kata Bantu Bilangan
(8) Kata Penyangkal
Kata penyangkal adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal.
(9) Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang digunakan di muka kata depan untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.
(10)Kata Penghubung
Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
(11) Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata-kata yang digunakan untuk member penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.
(12)Kata Tanya
Kata tanya adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu di dalam kalimat yang menyatakan pertanyaan.
(13)Kata Seru
(14)Kata Sandang
Kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi menjadi penentu.
(15)Kata Partikel
Kata partikel adalah morfem-morfem yang digunakan untuk menegaskan.
Dan bagian dari terkecil dari kata tersebut ada yang namanyaKata keterangan (adverbia) adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaksis ( Kridalaksana, 1994 ). Kata keterangan adalah kata yang menerangkan (a) kata kerja dalam segala dungsinya, (b) kata keadaan dalam segala fungsinya, (c) kata keterangan, (d) kata bilangan, (e) predikat kalimat, tidak peduli jenis kata apa predikat itu, dan (f) menegaskan subjek dan predikat kalimat (Ramlan, 1991). Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikat, atau kalimat.
Kata keterangan dapat diketahui dari segi: (a) prilaku semantisnya, (b) prilaku sintaksisnya, (c) bentuknya (Alwi, et. al, 1998).
1. Berdasarkan prilaku semantisnya, adverbia dapat dibedakan atas delapan bagian, yaitu sebagai berikut.
b. Adverbia kuantitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
c. Adverbia limitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata, seperti hanya, saja, dan sekadar termasuk contoh adverbia ini.
d. Adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang tergolong dalam adverbia ini adalah selalu, sering, jarang, dan kadang- kadang.
e. Adverbia kewantuan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia ini, yaitu baru dan segera.
f. Adverbia kecaraan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk, seperti diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan.
g. Adverbia konstratif, yaitu adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk adverbia konstratif adalah bahwa, malahan, dan justru.
2. Berdasarkan perilaku sintaksisnya, adverbia dapat dilihat dari posisinya terhadap kata atau kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu, dapat dibedakan empat macam posisi adverbia dalam kalimat, yaitu sebagai berikut.
a. Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan
Contoh:
12. Adiknya lebih tinggi daripada si Hendra.
13. Jurang itu sangat curam.
b. Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan
Contoh:
14. Cantik nian kekasihnya
15. Pakaiannya bagus sekali.
c. Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan
Contoh:
16. Mobil itu amat mahal.
17. Kami segera pergi ke sekolah.
Contoh:
18. Saya hanya makan beberapa potong roti.
19. Saya yakin bukan dia yang mengambil uang itu.
3. Dari segi bentuknya, adverbia dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan adverbia gabungan (Alwi, et. al, 1998)
a. Adverbia tunggal
1) Adverbia dasar
Contoh: Baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu, senantiasa.
2) Adverbia berafiks
Contoh: sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya, biasanya, rupanya.
3) Adverbia bereduplikasi
Contoh: Diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan, tinggi-tinggi.
b. Adverbia gabungan, yaitu adverbia yang terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua kata dasar yang merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan ada pula yang tidak berdampingan.
1) Adverbia berdampingan
2) Adverbia tidak berdampingan
Contoh Hanya…….saja dalam
20. Kami hanya membaca saja.
Sangat……sekali dalam
21. Wajahnya sangat cantik sekali.
Bukan…….saja dalam
22. Bukan bahasa Indonesia saja, dia juga pandai fisika
Seperti yang telah diuraikan diatas bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, mempunyai pembagian kelas kata diantaranya adalah kata keterangan dan kata keterangan sendiri masih dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah kata keterangan waktu. Kata keterangan waktu dalam bahasa Mandarin disebut shijianfuci. Shijianfuci adalah kata yang menerangkan atau untuk menyatakan waktu. Kata keterangan Suparto ( 2002:127 )
2.1.4 Landasan Teori
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan kerangka teori berdasarkan pendapat dari para pakar, kemudian untuk menganalisa mengenai kata keterangan waktu bahasa Indonesia dan shijianfuci bahasa Mandarin, maka digunakan pendekatan linguistik kontrastif dalam kajian bidang sintaksis. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Secara umum, linguistik sering diartikan ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik kontrastif ( 对比语言学) disebut juga linguistik bandingan merupakan kajian linguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dua bahasa yang berbeda.
Sintaksis adalah kajian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Kata sintaksis dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah
syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem (Ramlan, 1995 : 21). Sedangkan menurut Gorys Keraf(1984 : 137), bahwa sintaksis (Yunani: Sun + tattein = mengatur bersama – sama) adalah bagian dari tatabahasa yang mempelajari dasar – dasar dan proses – proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai kata keterangan orang sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, baik didalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin, bahasa Inggris dan bahasa lainnya di dunia. Tetapi sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membandingkan kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Di dalam penelitian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian ataupun buku-buku yang berkaitan tentang kata keterangan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.
Menurut Abdul Chaer ( 2006:162 ) menyebutkan bahwa kata keterangan adalah kata – kata yang digunakan untuk menerangkan atau memberi penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat lainnya, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.
Endah Pangestu ( 2010 ) dengan judul penelitiannya Analisis Kontrastif kata keterangan Bahasa Indonesia dan Fukushi Bahasa Jepang. Di dalam penelitiannya, Endah Pangestu menguraikan perbedaan dan persamaan antara kata keterangan bahasa Indonesia dan fukushi bahasa Jepang. Selain itu juga, Endah menguraikan fungsi dari kata keterangan kedua bahasa yang diteliti.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif, maksudnya metode pengkajian atau metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak dirancang dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik ( Subroto, 1992:6 ). Menurut Subroto (1992: 4-7), penelitian kualitatif memilik ciri-ciri: (1) peneliti berperan sebagai instrumen kunci, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih mengutamakan proses daripada hasil, dan (4) menganalisis data secara induktif. Penelitian bersifat deskriptif apabila di dalam analisis bahasa bertujuan untuk memerikan cara orang sesungguhnya menggunakan (dan menuliskan) bahasanya, bukan untuk menetapkan bagaimana seharusnya berbicara dan menulis (Ba’dulu dan Herman, 2005: 62).
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data
Karena sumber data pada penelitian ini adalah sumber data tertulis, yaitu bersumber dari buku-buku, surat kabar, atau jurnal-jurnal yang topiknya terkait dengan kata ganti bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah :
1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku – buku yang berhubungan dengan objek penelitian
2. Membaca buku – buku pelajaran yang bersangkutan dengan Objek penelitian
3. Mencari, mengumpulkan dan mengklasifikasikan kata yang berhubungan dengan objek penelitian
4. Melakukan analisis penggunaan kata keterangan waktu yang ada dalam kalimat dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
5. Setelah itu penelitian disusun dalam bentuk laporan.
3.1. 3 Teknik Analisis Data
Adapun yang menjadi teknik analisis data yang akan dilakukan oleh penulis dalam menganalisis data yang akan diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Langkah yang pertama yaitu mengumpulkan semua data - data yang terkait dengan kata keterangan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin yang telah diperoleh.
Mandarin, sehingga dapat dilihat bagaimana persamaan dan perbedaan antara kata keterangan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.
3.1.4 Data dan Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Merujuk pendapat Sudaryanto, data primer adalah data yang berupa pemakaian bahasa oleh penutur bahasa lisan maupun tulisan, sedangkan yang disebut data sekunder adalah data yang berupa data kebahasaan yang pernah dipergunakan oleh linguis lain dalam pembahasannya (1993: 10).
Sumber-sumber data primer diambil penulis secara substantif. Substantif adalah bahan mentah data yang dalam bentuk konkret tampak sebagai segenap tuturan apa pun yang dipilih oleh peneliti karena dipandang cukup mewakili. Sumber-sumber data primer tersebut sebagai berikut:
1. Hanyu Jiao Cheng Karya Yang Qi Zhou, 2006 a. Hanyu Jiao Cheng Di Yi Ce Xia/Shang 2. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
Selain sumber data primer tersebut di atas, juga diambil dari buku-buku beberapa tatabahasa yang membahas topik yang serupa seperti
1. Tata bahasa Indonesia Praktis karya Abdul Chaer, ( 2006 ) 2. Intisari Tata Bahasa Mandarin karya Zhao Yongxin, ( 2005 )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab empat berisi tentang hasil penelitian berupa bentuk, fungsi, dan letak kata keterangan waktu dalam kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Berikut penjelasan tentang hasil dan pembahasan.
4.1 Hasil
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka terbukti bahwa ditemukan letak posisi kata keterangan waktu dalam kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Posisi kata keterangan waktu berada setela subjek dan predikat pada kalimat bahasa Mandarin. Sedangkan posisi kata keterangan waktu dalam kalimat bahasa Indonesia berada diakhir kalimat.
Selain itu ditemukan juga bahwa terdapat persamaan dan perbedaan kata keterangan waktu dalam kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Persamaan kata keterangan waktu dalam kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin adalah kedua kata tersebut sama-sama menyatakan waktu di dalam kalimat. Perbedaan kata keterangan waktu adalah ada beberapa kata keterangan waktu dalam bahasa Mandarin seperti, 才 刚 刚刚yang memiliki arti yang sama yaitu ‘hanya’. Akan tetapi penggunaanya dalam kalimat berbeda. Sedangkan dalam kalimat bahasa Indonesia terdapat juga beberapa kata keterangan waktu yang sama artinya seperti ,’saat ini’ dan ‘sekarang’ penggunaanya sama dan artinya juga sama.
4.2 Pembahasan
memaparkan tentang bentuk kata keterangan waktudalam kalimat baik pada bahasa Indonesia maupun pada bahasa Mandarin. Di samping itu akan dianalisis pula persamaan dan perbedaan penggunaan kata keterangan waktu. Analisis itu diperlukan untuk menunjukkan adanya varian dari penggunaan kata keterangan waktu dalam kalimat.
4.2.1 Kata Keterangan dalam Bahasa Indonesia
4.2.1.1 Definisi Kata Keterangan dalam Bahasa Indonesia
Kata keteranga adalah kata yang berfungsi untuk menerangkan verba, adjektiva, nomina predikat, atau kalimat. Pendapat lain juga hampir sama menyebutkan bahwa kata keterangan itu adalah kata –kata yang memberi keterangan tentang:
1. Kata Kerja 2. Kata Sifat 3. Kata Keterangan 4. Kata Bilangan 5. Seluruh Kalimat
4.2.1.2 Bentuk dan Fungsi Keterangan dalam bahasa Indonesia
Kata keterangan secara tradisional dapat dibagi-bagi lagi atas beberapa macam berdasarkan artinya atau lebih baik berdasarkan fungsinya dalam kalimat, yaitu:
A. Kata Keterangan Kualitatif (Adverbium Kualitatif)
Contoh: Ia berjalan perlahan-perlahan Ia menyanyi dengan nyaring
Biasanya Kata Keterangan ini dinyatakan dengan mempergunakan kata depan dengan + Kata Sifat. Jadi sudah tampak di sini bahwa Kata Keterangan itu bukan merupakan suatu jenis kata tetapi adalah suatu fungsi atau jabatan dari suatu kata atau kelompok kata dalam sebuah kalimat.
B. Kata Keterangan Waktu (Adverbium Temporal)
Adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu: sekarang, nanti, kemarin, kemudian, sesudah itu, lusa, sebelum, minggu depan, bulan depan, dan lain-lain.
Kata-kata seperti: sudah, telah, akan, sedang, tidak termasuk dalam keterangan waktu, sebab kata-kata tersebut tidak menunjukkan suatu bidang waktu berlangsungnya suatu tindakan, tetapi menunjukkan berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif.
C. Kata Keterangan Tempat (Adverbium Lokatif)
Segala macam kata ini memberi penjelasan atas berlangsungnya suatu peristiwa atau perbuatan dalam suatu ruang, seperti: di sini, di situ, di sana, ke mari, ke sana, di rumah, di Bandung, dari Jakarta dan sebagainya.
dimaksudkan dalam Tatabahasa-tatabahasa lama terdiri dari dua bagian yaitu kata depan (di, ke, dari) dan kata benda atau kata ganti penunjuk.
D. Kata Keterangan Cara (Keterangan Modalitas)
Adalah kata-kata yang menjelaskan suatu peristiwa karena tanggapan si pembicara atas
berlangsungnya peristiwa tersebut. Dalam hal ini subyektivitas lebih ditonjolkan. Keterangan ini menunjukkan sikap pembicara, bagaimana cara ia melihat persoalan tersebut. Pernyataan sikap pembicara atau tanggapan pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut dapat berupa:
1. Kepastian : memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukannya, bukan. 2. Pengakuan : ya, benar, betul, malahan, sebenarnya.
3. Kesangsian : agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya, dan lain-lain. 4. Keinginan : moga-moga, mudah-mudahan.
5. Ajakan : baik, mari, hendaknya, kiranya. 6. Larangan : jangan.
7. Keheranan : masakan, mustahil, mana boleh.
Catatan: Kata tidak menyatakan kepastian dengan mengingkarkan sesuatu, begitu juga kata
bukan. kata tidak dipakai untuk menyatakan ingkaran biasa, ingkaran pada perbuatan, keadaan, hal atau segenap kalimat, sedangkan bukan menyatakan suatu pertentangan dan menyangkal bagian dari suatu kalimat.
Bila kata Keterangan Modalitas memberi penjelasan tentang tanggapan pembicara atas suatu peristiwa, maka Keterangan Aspek menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif, bahwa suatu peristiwa terjadi dengan sendirinya tanpa suatu pengaruh atau pandangan dari pembicara. Keterangan Aspek dapat dibagi-bagi lagi, antara lain:
1. Aspek Inkoatif: menunjukkan suatu peristiwa pada proses permulaan berlangsungnya. Contoh: Saya pun berangkatlah.
2. Aspek Duratif: keterangan aspek yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa tengah berlangsung: sedang, sementara.
3. Aspek Perfektif: menyatakan bahwa suatu peristiwa telah mencapai titik penyelesaian:
sudah, telah.
4. Aspek Momental: menyatakan suatu peristiwa yang terjadi pada suatu saat yang singkat. 5. Aspek Repetitif: menyatakan bahwa suatu perbuatan terjadi berulang-ulang. Contoh: Ia
memukul-mukul anak itu. Dalam kata ‘memukul-mukul ' terkandung aspek repetitif, yaitu perbuatan memukul itu terjadi berulang-ulang.
6. Aspek Frekuentatif: menunjukkan bahwa suatu peristiwa sering terjadi. Contoh: Dia
sering ke mari.
7. Aspek Habituatif: menyatakan bahwa perbuatan itu terjadi karena suatu kebiasaan. Contoh: Ia biasa membaca koran di bawah pohon itu.
Catatan: Tidak ada keharusan bahwa keterangan aspek itu dinyatakan dengan jelas oleh suatu kata keterangan. Suatu kata kerja misalnya, dengan sendirinya sudah mengandung suatu aspek tertentu, atau hubungan kalimat tertentu akan menghasilkan suatu aspek tertentu pula.
Adalah keterangan yang menjelaskan derajat berlangsungnya suatu peristiwa atau jumlah dan banyaknya suatu tindakan dikerjakan: amat, hampir, kira-kira, sedikit, cukup, hanya, satu kali, dua kali, dan seterusnya.
G. Kata Keterangan Alat (Keterangan Instrumental)
Adalah keterangan yang menjelaskan dengan alat apakah suatu proses itu berlangsung. Keterangan semacam ini biasanya dinyatakan oleh kata dengan + kata benda.
23. Ia memukul anjing itu dengan tongkat.
24. Anak itu meraih buah dengan galah.
H. Keterangan Kesertaan (Keterangan Komitatif)
Adalah keterangan yang menyatakan pengikutsertaan seseorang dalam suatu perbuatan atau tindakan.
25. Saya pergi ke pasar bersama ibu.
I. Keterangan Syarat (Keterangan Kondisional)
J. Keterangan Perlawanan (Keterangan Konsesif)
Adalah keterangan yang membantah sesuatu peristiwa yang telah dikatakan terlebih dahulu. Keterangan ini biasanya didahului oleh kata-kata meskipun, sungguhpun, biarpun, biar, meski, jika…sekalipun, biar… sekalipun.
K. Keterangan Sebab (Keterangan Kausal)
Adalah keterangan yang memberi keterangan mengapa sesuatu peristiwa dapat berlangsung. Kata-kata yang mnunjukkan keterangan sebab adalah: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab, oleh karena itu, oleh karenanya, dan sebagainya.
L. Keterangan Akibat (Keterangan Konsekuetif)
Adalah keterangan yang menjelaskan akibat yang terjadi karena suatu peristiwa atau pebuatan.
Akibat adalah hasil dari suatu perbuatan yang tidak diharapkan atau yang tidak dengan sengaja dicapai, tetapi terjadi dalam hubungan sebab-akibat. Keterangan ini biasanya didahului oleh kata-kata: sehingga, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan lain-lain.
M. Keterangan Tujuan (Keterangan Final)
Adalah keterangan yang menerangkan hasil atau tujuan dari suatu proses. Tujuan itu pada hakekatnya adalah suatu akibat, tetapi akibat yang sengaja dicapai atau memang dikehendaki demikian. Kata-kata yang menyatakan keterangan tujuan adalah: supaya, agar, agar supaya, hendak, untuk, guna, buat.
Adalah keterangan yang menjelaskan suatu perbuatan dengan mengadakan perbandingan suatu proses dengan proses lain, suatu keadaan dengan keadaan yang lain. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan perbandingan itu adalah: sebagai, seperti, seakan-akan, laksana, umpama, bagaikan.
O. Keterangan Perwatasan
Adalah keterangan yang memberi penjelasan dalam hal-hal mana saja suatu proses berlangsung, dan mana yang tidak: kecuali, hanya.
4.2.2 Kata Keterangan dalam Bahasa Mandarin
4.2.2.1 Definisi Kata Keterangan dalam Bahasa Mandarin
Kata keterangan atau adverbia dalam bahasa Mandarin disebut dengan Fuci 副词. Fuci
adalah kata yang digunakan untuk menerangkan kata kerja atau kata sifat, untuk menyatakan waktu, ruang lingkup, derajat, kepastian, negasi, dan penekanan nada. Suparto ( 2002:127 ).
4.2.2.2 Bentuk dan Fungsi Keterangan dalam Bahasa Mandarin
Kata keterangan dalam bahasa Mandarin dibagi atas 6 bagian yaitu : 1. 表示程度 很 非常
Kata keterangan Ruang derajat atau tingkat. Kata keterangan ini berfungsi untuk
menerangkan berlangsungnya suatu peristiwa atau jumlah dan banyaknya suatu tindakan dikerjakan: sangat, sekali.
2. 表示范围 都 全
Kata keterangan Ruang lingkup. Kata keterangan ini berfungsi untuk menerangkan keseluruhan dari kalimat seperti : juga, semua.
3. 表示时间 频率 已经 曾经 早已 刚刚
Kata Keterangan Waktu. Kata keterangan ini adalah Adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu seperti hanya,sedang,baru saja.
Kata keterangan keadaan. Kata keterangan ini adalah keterangan yang menunjukan suatu keadaan seperti, tiba-tiba .
5. 表示语气 难道 决
Kata keterangan yang menunjukan adanya kaitan dengan penekanan atau biasanya disebut nada seperti, Apakah itu, harus.
6. 表示肯定 否定 不 非 没 没有
Kata keterangan yang menunjukan negasi atau kepastian seperti, tidak, belum, sangat.
4.2.3 Kata keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia
4.3.1 Defenisi Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia
Kata keterangan waktu adalah kata – kata yang digunakan untuk menerangkan waktu, kapan kejadian atau peristiwa itu terjadi. Tidak jauh berbeda seperti yang diungkapkan oleh Keraf (1984) kata keterangan waktu adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu.
4.3.2 Fungsi dan Letak Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia
Yang termasuk kedalam kata keterangan waktu adalah :sudah, telah, sedang, tengah, lagi, akan, belum, masih, baru, pernah, dan sempat. (Chaer, 2006). Berikut uraian dari kata – kata keterangan waktu:
1. Kata keterangan SUDAH
Kata keterangan sudah digunakan dengan aturan :
(1) Untuk menyatakan bahwa sesuatu pekerjaan atau peristiwa telah berlangsung dan digunakan didepan kata kerja.
Contoh: 26. Dia sudah pergi
27. Nenek sudah makan
(2) Untuk menyatakan bahwa suatu keadaan telah dan masih berlangsung digunakan didepan kata sifat.
Contoh :29. Kakek sudah sangat tua
30. Rumahnya sudah sangat gelap sekali 31. Pukul tujuh lalu lintas sudah ramai 2. Kata keterangan TELAH
Kata keterangan TELAH dengan fungsi untuk menyatakan suatu pekerjaan sudah belangsung, atau suatu keadaan sudah dan masih berlangsung dapat digunakan sebagai varian kata keterangan SUDAH. Lihat contoh 29, 30, dan 31.
3. Kata keterangan SEDANG
Kata keterangan SEDANG dengan fungsi untuk menyatakan bahwa suatu pekerjaan atau peristiwa tengah berlangsung digunakan didepan kata kerja.
Contoh : 32. Kita sedang menyelesaikan program pembangunan 33. Kami sedang menanti kedatangan Beliau
34. Bantuan itu sedang kami usahakan. 4. Kata keterangan TENGAH
Kata keterangan TENGAH Dengan fungsi untuk menyatakan suatu pekerjaan atau peristiwa yang masih berlangsung dan dapa digunakan sebagai varian kata keterangan SEDANG. Lihat contoh 32, 33, dan 34.
5. Kata keterangan LAGI
Kata keterangan LAGI digunakan dengan aturan
Contoh : 35. Adik makan lagi
36. Mereka bdatang lagi tadi pagi 37. Dia marah – marah lagi tadi pagi. b. di belakang kata sifat
Contoh : 38. Mobil kami sudah bagus lagi
39. Kalau disaring Mobil ini bisa bersih lagi
(2) Menyatakan peristiwa atau keadaan yang tengah berlangsung dapat digunakan sebagai varian kata keterangan SEDANG.
6. Kata keterangan AKAN
Kata keterangan AKAN digunakan dengan aturan :
(1) Untuk menyatakan suatu pekerjaan atau peristiwa bakal terjadi. Digunakan : a. di depan kata kerja
Contoh : 40. Paman akan datang hari ini
41. Kamu akan naik kelas kalau rajin belajar 42. Mereka akan berkunjung ke sekolah kami b. di depan kata sifat yang menyatakan sikap batin Contoh : 43. Dia akan bingung kalau tidak diberi petunjuk
44. Saya akan bosan kalau duduk saja disini 45. Kalau diancam dia akan takut padamu.
47. Mobil ini akan hancur kalau tidak dirawat 48. Dia akan kurus kalau tidak diberi makan
Lajim juga disisipkan di antara kata AKAN kata kerja MENJADI. Contoh : 49. Rumah ini akan menjadi rapi.
50. Jalan ini akan menjadi rata 51. Anakmu akan menjadi gemuk. 7. Kata keterangan BELUM
Kata keterangan BELUM digunakan dengan aturan :
(1) Untuk menyatakan suatu peristiwa belum terjadi digunakan di depan kata kerja. Contoh : 52. Adik belum bersekolah
53. Ibu guru belum datang 54. Gigi adik belum tumbuh
(2) Untuk menyatakan suatu peristiwa belum terjadi digunakan di depan kata sifat. Contoh : 55. Pohon ini belum besar
56. Permukaan kayu ini belum rata 57. Tulisa adik belum rapi.
8. Kata keterangan MASIH
Kata keterangan MASIH digunakan dengan aturan :
(1) Untuk menyatakan suatu peristiwa belum selesai digunakan di depan kata kerja. Contoh : 58. Kami masih berada dikelas ketika hujan turun
60. Sewaktu masih hidup nenek sering menasehati kami.
(2) Untuk menyatakan suatu peristiwa belum terjadi digunakan di depan kata sifat. Contoh : 61. Harimau ini masih muda
62. Tanganmu masih kotor.
63. Hari masih gelap ketika kami berangkat. 9. Kata keterangan BARU
Kata keterangan BARU digunakan dengan aturan :
(1) Untuk menyatakan suatu peristiwa belum selesai digunakan di depan kata kerja. Contoh : 64. Buku ini baru terbit
65. Paman baru datang dari luar negeri 66. Guru kami baru saja menikah
Apabila diletakan dibelakang kata benda , maka kata BARU itu berfungsi menyatakan usia yang belum lama seperti :
Contoh : 67. Mobil baru itu bagus sekali 68. Siapa nama murid baru itu. 69. Guru baru itu berasal dari Medan. 10. Kata keterangan PERNAH
Kata keterangan PERNAH digunakan dengan aturan :
(1) Untuk menyatakan suatu peristiwa pernah berlangsung, di depan kata kerja. Contoh : 70. Saya pernah datang ke rumahnya
72. Mereka pernah dimarahi guru.
(2) Untuk menyatakan suatu peristiwa pernah berlangsung di depan kata sifat. Dalam hal ini lajim sekali disertai kata keterangan menyangkal TIDAK.
Contoh : 73. Film yang diputar disini tidak pernah bagus 74. Kami tidak pernah bosan makan kacang rebus. 11. Kata keterangan SEMPAT
Kata keterangan SEMPAT dengan fungsi untuk menyatakan bahwa untuk suatu pekerjaan ada waktu yang dilaksanakan digunakan didepan kata kerja.
Contoh : 75. Dia sempat makan pada waktu istirahat.
76. Ayah sempat membaca koran sebelum berangkat ke kantor. 4.2.4 Kata keterangan Waktu dalam Bahasa Mandarin
4.4.1 Defenisi Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Mandarin
Suparto (2002) menyatakan kata keterangan waktu shijianfuci 时间副词 dalam bahasa Mandarin itu adalah kata yang menerangkan waktu suatu peristiwa.
4.4.2 Bentuk, Fungsi, dan Letak Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Mandarin
Yang termasuk kedalam kata keterangan waktu adalah才 刚 刚刚,就 刚才 已经 早 Penggunaanya dapat kita lihat sebagai berikut :
1. 才 dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan baru saja
Kata . 才digunakan untuk menyatakan waktu lampau.
Contoh : 77. 都九点了 人才到齐 sudah jam 9, orang belum juga hadir
2. 刚 : dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan baru saja
Contoh 78. 刚来就走(baru saja
79. 他刚来过一个电话 (dia baru saja menelepon
3. 刚刚 dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan baru saja atau beberapa saat yang lalu
Kata刚刚digunakan untuk menyatakan waktu lampau
Contoh : 80. 刚刚来到 儿
4. 就 : dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sekarang, segera Kata就digunakan untuk menyatakan waktu lampau
Contoh : 81. 春天就要来了
5. 刚才 : dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan baru saja atau sudah
Kata . 刚才digunakan untuk menyatakan waktu lampau Contoh : 82. 他刚才吃了药,现在睡着了
6. 已经 : dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sudah
Kata已经digunakan untuk menyatakan waktu lampau Contoh : 83. 去 他已经去过北京. tahun lalu dia pergi ke beijing
7. 曾经 dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sudah
Kata曾经digunakan untuk menyatakan waktu lampau
Contoh : 84. 去 他曾经去过北京 ( tahun lalu dia pergi kebeijing)
Kata早digunakan untuk menyatakan waktu lampau Contoh : 84. 媳妇儿守寡又早三个 头,服孝将除了 .
4.2.5 Kontrastif Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandari
4.2.5.1 Perbedaan kata keterangan waktu bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin
Perbedaan kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin dapat kita lihat dari penggunaan kata keterangan waktu tersebut dalam kalimat. Seperti penggunaan kata “sudah dan telah,sedang dan tengah” pada kalimat bahasa Indonesia dan kata “刚刚 dan 刚才,已经 dan 曾经“
Kata sudah , telah, sedang dan tengah adalah bagaian dari kata – kata yang menyatakan suatu keterangan waktu dalam kalimat bahsa Indonesia. Seperti yang telah saya uraikan diatas yaitu pada hlm. 33 dan 34. Kata sudah dan telah adalah kata yang digunakan untuk menyatakan suatu pekerjaan atau peristiwa yang sudah berlangsung dan digunakan di depan kata kerja dan kata sifat. Lihat contoh 26, 27, dan 28. Sedangkan kata sedang dan tengah adalah kata yang digunakan untuk menyatakan suatu pekerjaan atau peristiwa yang sedang berlangsung dan digunakan di depan kata kerja. Lihat contoh 32, 33, dan 34.
Sedangkan kata 刚刚dan 刚才adalah bagian dari kata keterangan waktu pada bahasa Mandarin. Kedua kata keterangan tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda dalam kalimat bahasa Mandarin. Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia keempat kata tersebut memilki arti yang sama yaitu sudah. Akan tetapi, dalam bahasa Mandarin kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda dalam kalimat berbeda. Kata 刚刚dan 刚才 adalah kata - kata yang digunakan untuk menerangkan waktu. Tetapi berbeda frekuensinya yaitu kalau kata 刚刚 digunakan untuk menyatakan waktu yang relatif singkat, sedangkan kata 刚才 digunakan untuk menyatakan waktu yang lama berakhir.
86. 他刚刚出院 dia baru saja keluar dari rumah sakit
4.2.5.2 Persamaan kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan Mandarin yang terdapat di dalam buku maka dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan .
Persamaan dari kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. adalah sama-sama menyatakan waktu dari kejadian atau peristiwa yang terjadi baik pada masa lampau, saat ini atau sedang berlangsung, ataupun pada masa yang akan datang.
Perbedaan yang utama dari kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Mandarin adalah bentuk kata keterangan waktunya. Pada kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia kata keterangan waktu yang memiliki bentuk berbeda akan tetapi fungsi dalam kalimat atau arti kata keterangan tersebut tetap sama. Seperti kata ‘sudah dan telah’, ’sedang dan tengah’ . Keempat kata tersebut tetap sama fungsi dan artinya dalam kalimat, tidak akan mengalami perbedaan apapun.
Contoh : 87. Saya telah membaca buku 88. kakak sudah membaca koran
Kata telah dan sudah tetap memiliki fungsi dan arti yang sama dalam kalimat diatas yaitu menyatakan waktu kapan peristiwa itu terjadi.
Contoh Lihat contoh 85 dan 86.
Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat dilanjutkan dan disempurnakan oleh peneliti berikutnya yang berkenaan dengan kata keterangan waktu.
Daftar Pustaka
Alwi,Hasan dkk . 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Effendi, Drs. 1995. Panduan Berbahasa Indinesia dengan Baik dan Benar.Jakarta : Mitra Utama
Ji Hu Yang. 2005. Grammer For Foreigner. Beijing : Fu DanPress.
Keraf, Gorys. 1984. Tatabahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas.Ende: Nusa Indah. Koentjaraningrat. 1990.Metode – Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Pustaka Jaya
Leman Yap dan Leni Wu. 2006. Belajar Bahasa Mandarin Tanpa Guru. Jakarta : Puspa Swara.
Li De Qim dan Cheng Mei Zhen. 2010. A Practical Chinese GrammerFor Foreigner. Beijing : Beijing Language & Culture University Press.
Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ridwan, Prof. Dr. H. T. A. 1998. Dasar – Dasar Linguistik Kontrastif. Medan : USU Press Ritonga, Parlaungan, Drs. M.Hum. 2002. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan :
Yandira Agung
Suparto, ST. 2002. Tatabahasa Mandarin Itu Mudah. Jakarta : Puspa Bahasa .
Tarigan, Henry Guntur.1992. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa.Bandung:Penerbit Angkasa.