• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Proses Belajar Mengajar (PBM)

a. Pengertian PBM

Proses belajar mengajar (PBM) merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Moh. Uzer Usman (2005: 4) mengatakan “Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa berupa interaksi edukatif yang merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan tersebut terjalin interaksi yang saling menunjang.

Djago Tarigan (1990: 38) mengatakan PBM merupakan urat nadi pendidikan, apabila PBM dilaksanakan dengan sempurna akan tercapai tujuan intruksional. Perencanan PBM yang tepat menjamin efisiensi dan efektifitas

serta relevansi. PBM menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan

pengevaluasian program intruksional. Semakin mantap pemahaman terhadap PBM semakin mantap pula guru dalam menyusun program instruksional. Penyusunan instruksional yang baik akan mempermudah pelaksanaan PBM serta semakin jelas pula cara dan pelaksanaan evaluasi belajar. Apabila seorang guru memahami PBM maka dengan jelas mereka mengetahui tugas dan kewajibannya sebagai tenaga pengajar.

Berdasarkan pengertian diatas bahwa dalam PBM terdapat proses belajar dan proses mengajar. Proses disini merupakan interaksi semua

commit to user

komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Komponen dalam belajar mengajar antara lain tujuan instruksional yang hendak dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan. Di dalam PBM siswa mengalami proses belajar berarti mengalami proses perubahan tingkah laku karena adanya interaksi antar individu yaitu siswa dan guru. Keberhasilan belajar dapat diketahui dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar, sedangkan proses mengajar dilakukan oleh seorang guru yang pada prinsipnya membimbing siswa dalam proses belajar mengajar. Guru disini dituntut untuk dapat mengorganisasikan kegiatan belajar siswa dan mampu memanfaatkan lingkungan yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Jadi, menurut Moh. Uzer Usman bahwa aktivitas guru dalam mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar sangat bergantung pada pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar bukan sekedar menyampaikan materi pengetahuan, melainkan terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang menunjang.

b. Komponen PBM

Menurut Djago Tarigan (1990: 40) ada tujuh komponen PBM yaitu siswa, guru, tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi.

1)Siswa

Siswa merupakan komponen utama dalam setiap PBM karena siswa adalah subjek dan bukan objek dari pengajaran. Siswa perlu mendapat perhatian dari para pengajar atau guru dalam hal minat, bakat, dan juga guru harus mampu membantu siswa ketika mengalami kesulitan-kesulitan salah satunya kesulitan belajar, sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.

2)Guru

Guru merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan besar dalam proses belajar mengajar. Di dalam kelas guru berperan

commit to user

sebagai pengajar, menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa. Materi yang akan disampaikan kepada siswa sebelumnya sudah direncanakan dan di olah oleh guru sehingga menjadi bahan yang bermanfaat dan dapat diterima oleh siswanya. Untuk itu guru harus kompeten dan menguasai bidang ilmu yang diajarkan kepada muridnya.

3)Tujuan

Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Proses belajar mengajar di kelas terjadi didasarkan kepada pencapaian tujuan pengajaran. Tujuan menyatakan apa yang harus dikuasai, diketahui atau dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mereka selesai melakukan kegiatan belajar mengajar. Biasanya tujuan dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tujuan pengajaran sangat menentukan bahan yang harus diajarkan, cara penyampaian bahan dan juga menentukan media yang digunakan. Selain itu, tujuan disusun dan disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya dapat dilakukan oleh siswa.

4)Bahan

Bahan biasa disebut dengan materi. Materi disusun dan dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran. Bahan disusun juga harus sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa. Kemampuan guru dalam menyusun bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa.

5)Metode

Metode, cara, atau teknik pengajaran merupakan komponen PBM yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran. Guru harus mampu memilih, mengkombinasikan, serta mempraktekan metode yang sesuai dengan situasi dan materi yang diajarkan kepada siswa. Pemilihan materi dan metode pengajaran sangat menentukan keberhasilan PBM. 6)Media

Media digunakan untuk memperjelas dalam penyampaian materi kepada siswa sehingga dapat diterima dengan baik oleh siswa. Media

commit to user

dipilih harus sesuai dengan materi yang disampaikan dan harus dapat membantu mencapai sasaran belajar.

7)Evaluasi

Evaluasi merupakan tolak ukur keberhasilan PBM. Melalui hasil evaluasi guru dapat mengukur keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan pengajaran, sehingga dapat digunakan dalam rangka perbaikan setiap komponen PBM yang ikut berproses. Evaluasi juga digunakan sebagai pengukur keberhasilan siswa dalam belajar.

2. Guru

a. Tugas dan Peranan Guru dalam PBM

Menurut Hamzah (2007: 15) “Guru adalah orang dewasa yang secara sadar yang bertanggunng jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik”. Seorang guru harus memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas yang berkaitan langsung dengan tugas utamanya, yaitu mengelola proses pembelajaran dengan baik dan tugas lain yang dapat menunjang keberhasilan sebagai guru. Menurut Uzer Usman (2005: 7) terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dapat diberikan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah guru harus mampu menjadi orang tua kedua, dapat

commit to user

memahami peserta didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai

makhluk bermain (homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya

(homopither), dan sebagai makhluk berpikir/ dewasa (homosapiens), serta membantu peserta didik dalam mentransformasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta didik dalam mengidentifikasikan diri peserta itu sendiri.

b. Peran guru dalam proses belajar mengajar

Menurut Uzer Usman (2005: 9) peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi “Guru sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai mediator dan fasilitator, dan guru sebagai evaluator”.

1)Guru sebagai demonstrator

Peran guru sebagai demonstrator berarti guru sebagai pengajar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa si kelas. Guru harus senantiasa menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa serta mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dan dimiliki oleh siswa. Sebagai pengajar guru harus mampu memotivasi siswa untuk belajar dalam berbagai kesempatan serta guru harus mampu membantu perkembangan anak didik untuk mudah menerima, memahami, dan menguasai ilmu pengetahuan.

2)Guru sebagai pengelola kelas

Peran guru sebagai pengelola kelas berarti mengelola dan mengorganisasikan kelas, menciptakan lingkungan belajar yang baik, menciptakan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman, sehingga diharapkan proses belajar dapat berhasil. Guru sebagai menejer di kelas harus mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil optimal.

3)Guru sebagai mediator dan fasilitator

Di dalam proses belajar mengajar terdapat interaksi antarmanusia, yaitu siswa dan guru. Disinilah peran guru sebagai

commit to user

mediator yaitu sebagai perantara dalam interaksi tersebut. Guru harus memiliki keterampilan menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Sebagai fasilitator guru harus mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengaja.

4)Guru sebagai evaluator

Guru memiliki peran sebagai evaluator dalam proses belajar

mengajar. Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui

keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Informasi yang diperoleh dari evaluasi merupakan umpan balik yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar selanjutnya.

c. Kode Etik Guru

Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, kompetetif dan produktif sebagai aset nasional dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan dimasa datang. Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putera-puteri bangsa.

Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia. Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan

commit to user

seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan. Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari : (1) Nilai-nilai agama dan Pancasila, (2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional, (3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

1)Hubungan guru dengan peserta didik

a) Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.

b) Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat

c) Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.

d) Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan

menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.

e) Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.

f) Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.

g) Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.

commit to user

h) Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya

untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.

i) Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didiknya.

j) Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.

k) Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.

l) Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.

m) Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.

n) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.

o) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan

profesionallnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.

p) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.

2)Hubungan guru dengan masyarakat

a) Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.

commit to user

b) Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam

mengembnagkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

c) Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat

d) Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk

meningkatkan prestise dan martabat profesinya.

e) Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya

f) Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.

g) Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada masyarakat.

h) Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam masyarakat.

3)Hubungan guru dengan profesi

a) Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi

b) Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu

pendidikan dan bidang studi yang diajarkan

c) Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya

d) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas konsekuensiinya.

e) Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional lainnya.

f) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan martabat profesionalnya.

commit to user

g) Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya

h) Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud

menghindari tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.

3. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

Berdasarkan Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen (Pasal 1, ayat 10) dinyatakan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Syaiful Sagala (2009: 23) mengatakan “Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya pisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan”. Menurut Abdul Majid (2006: 4) “Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang tertentu”.

Dari pendapat di atas, maka jelas suatu kompetensi harus didukung oleh pengetahuan, sikap dan apresiasi. Kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas/ pekerjaannya. Dapat juga dikatakan bahwa kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata.

commit to user

Oleh karena itu, kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan dan disertai dengan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru dan akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru dan dapat dicapai melalui pengalaman berbahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual melalui proses pendidikan dalam jangka panjang yang dikaitkan dengan waktu tertentu di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 10) dinyatakan bahwa “Guru harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial”.

b. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a mengemukakan bahwa “Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”.

E. Mulyasa (2007: 75) mengemukakan bahwa:

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut.

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

2) Pemahaman terhadap peserta didik

3) Pengembangan kurikulum/silabus

commit to user

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7) Evaluasi hasil belajar

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Menurut Syaiful Sagala (2009: 32) mengatakan bahwa:

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi (1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan; (2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik; (3) guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar; (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yanng dipersyaratkan; dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dari berbagai pendapat diatas jelas bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan penguasan dalam ilmu pendidikan; ilmu pengajaran. Seorang guru dikatakan mempunyai kompetensi pedagogik minimal apabila guru telah menguasai bidang studi tertentu, ilmu pendidikan, baik metode mengajar, maupun pendekatan pembelajaran. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan pula dalam kemampuan guru untuk membantu,

membimbing, dan memimpin. Kompetensi guru dalam bidang pedagogik

sangat luas sehingga perlu ditentukan indikator-indikator yang jelas agar seorang guru dapat mengetahui kewajibannya sebagai seorang pendidik untuk menguasai hal tersebut.

commit to user

Berdasarkan instrument penilaian kompetensi pedagogik, aspek yang dinilai meliputi perancangan pembelajaran. Perancangan pembelajaran adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam upaya untuk membelajarkan siswa. Menurut unit PPL (2010: 55) indikator perancangan pembelajaran yang biasa disebut dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi:

1) Perumusan tujuan pembelajaran

a) Kejelasan perumusan

b) Kelengkapan cakupan perumusan

c) Kesesuaian dengan kompetensi dasar

2) Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar

a) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

b) Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik c) Keruntutan dan sistematika materi

d) Kesesuaian materi dengan alokasi waktu

3) Pemilihan sumber belajar/ media pembelajaran

a) Kesesuaian sumber belajar/ media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

b) Kesesuaian sumber belajar/ media pembelajaran dengan materi pembelajaran

c) Kesesuaian sumber belajar/ media pembelajaran dengan

karakteristik pesrta didik

4) Kegiatan pembelajaran

a) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran

b) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi

pembelajaran

c) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik

d) Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian alokasi waktu

5) Penilaian hasil belajar

a) Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran b) Kejelasan prosedur penilaian

c) Kelengkapan instrumen

c. Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c, mengemukakan bahwa “Kompetensi profesional adalah kemampuan

commit to user

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.

Trianto (2006: 71) mengatakan “Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pengajaran secara luas dan mendalam. Guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif “.

Menurut Usman (2005:9) “Melalui peranannya sebagai

demonstrator, pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau

materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa

mengembangkannya”. Mengembangkan artinya meningkatkan

kemampuannya dalam hal ilmu yang dimiliki karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.

Sudjana (2005: 71) mengatakan bahwa:

Menguasai bahan yang akan diajarkan merupakan kemampuan yang mutlak bagi guru. Tanpa penguasaan bahan sebenarnya guru tidak dapat mengajar dengan baik. Misalnya guru yang tidak menguasai bahan ajar maka dalam mengajarnya dengan cara mendikte siswa secara terus menerus, menyuruh siswa menyalin dari buku bacaan, membacakan bahan dari sumber buku sehingga menyebabkan siswa merasa bosan.

Menguasai bahan pelajaran merupakan bagian dari pengetahuan yang harus dimiliki guru. Kemampuan seorang guru dalam menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar. Guru yang bertaraf profesional mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya.

Menurut Usman, (2005: 74) ada 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru profesional yaitu:

commit to user 1) Keterampilan bertanya (Questioning Skills)

Dalam proses belajar mengajar bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan berdampak positif terhadap siswa. Keterampilan dan kelancaran bertanya guru perlu dilatih dan ditingkatkan yang mencakup isi pertanyaannya dan teknik berntanya.

2) Keterampilan memberi penguatan (Reinforcement Skills)

Penguatan adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas pembuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.

3) Keterampilan mengadakan variasi (Variation Skills)

Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa

Dokumen terkait