commit to user
PERSEPSI SISWA DAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PPL PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS
DI SMA NEGERI SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: ILMIYATI
K7407090
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user ii
PERSEPSI SISWA DAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PPL PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS
DI SMA NEGERI SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2010
Oleh: ILMIYATI
K7407090
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user iii PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juni 2011
,
Pembimbing I
Drs. Wahyu Adi, M.Pd NIP. 19630520 198903 005
Pembimbing II
commit to user iv PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra . Sri Witurachmi , MM ...
Sekretaris : Drs. Sudiyanto, M.Pd ...
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ...
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd ...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
commit to user v HALAMAN REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra . Sri Witurachmi , MM ...
Sekretaris : Drs. Sudiyanto, M.Pd ...
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ...
commit to user vi ABSTRAK
Ilmiyati. PERSEPSI SISWA DAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PPL PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS DI SMA NEGERI SE KOTA SURAKARTA TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi mahasiswa PPL pendidikan akuntansi di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ditinjau dari kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi social, (2) mengetahui persepsi guru pamong terhadap kompetensi mahasiswa PPL pendidikan akuntansi di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ditinjau dari kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri di Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA kelas XI sejumlah 726 siswa dan 9 guru pamong. Sampel untuk siswa diambil dengan teknik proportional random sampling dengan jumlah 182 siswa dan 9 guru pamong. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, dokumentasi dan wawancara, yang selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif persentase (DP).
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan: (1) Persepsi siswa dan guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL baik dengan persentase sebesar 69,31% dan 75%. (2) Persepsi siswa dan guru pamong terhadap kompetensi professional mahasiswa PPL baik dengan persentase 67,58% dan 75,83%. (3) Persepsi siswa dan guru pamong terhadap kompetensi kepribadian mahasiswa PPL baik dengan persentase 71,52% dan 76,67%. (4) persepsi siswa dan guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL baik dengan persentase 71,72% dan 80,56%.
commit to user vii ABSTRACT
Ilmiyati. THE STUDENT’S AND GUARDIAN TEACHER’S PERCEPTION ON THE COMPETENCY OF ACCOUNTING EDUCATION PRE-SERVICE TEACHER OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
FACULTY OF UNS IN PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOLS
THROUGHOUT SURAKARTA CITY IN 2010. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, June. 2011.
The objectives of research are (1) to find out the student’s perception on the competency of accounting education pre-service teacher of Teacher Training and Education Faculty of UNS in Public Senior High Schools throughout Surakarta City in 2010 viewed from the pedagogical, professional, personality, and social competencies, and (2) to find out the guardian teacher’s perception on the competency of accounting education pre-service teacher of Teacher Training and Education Faculty of UNS in Public Senior High Schools throughout Surakarta City in 2010 viewed from the pedagogical, professional, personality, and social competencies.
This research employed a descriptive quantitative research method. This study was taken place in Public Senior High Schools throughout Surakarta. The population of research was the all XI graders of Senior High School consisting of 726 students, and 9 guardian teachers. The sample of student was taken using proportional random sampling technique consisting of 18 students and 9 guardian teachers. Techniques of collecting data used were questionnaire, documentation and interview, analyzed further using percentage descriptive (DP) analysis.
Considering the result of data analysis, it can be concluded that: (1) the student’s and guardian teacher’s perception on the pedagogical competency of pre-service teachers is good of 69.31% and 75%. (2) the student’s and guardian teacher’s perception on the professional competency of pre-service teachers is good of 67.58% and 75.83%. (3) the student’s and guardian teacher’s perception on the personality competency of pre-service teachers is good of 71.52% and 76.67%. (4) the student’s and guardian teacher’s perception on the personality competency of pre-service teachers is good of 71.2% and 80.56%.
commit to user viii MOTTO
.
(QS Al-Insyiroh:6-8)
(Frederick E. Crane)
(William Feather)
commit to user ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis kepada:
Ibu Badringah(Alm) dan Bapak Sukir tercinta terima kasih atas doa,
dukungan, dan pengorbanannya.
Ibu Janah dan Pak Purwadi terima kasih atas doa, bimbingan, dan kasih
sayangnya.
Kakak –kakakku Mba Nung, Kak Tedi, Mba Mus, Mas Kholik.
Adikku Siti Khotimah dan Ponakanku Aulia.
Sahabat-Sahabatku Jenk Kuning: Farida, Pipit, Linda, Mey.
Teman-teman Kos Kuala: Rosi, Kiki, Kikis, Tiara, Tata.
Teman-Teman Pendidikan Akuntansi 2007
commit to user x KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita kemampuan berupa ilmu yang nilainya tidak bisa dihitung dan
ditukar dengan materi, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh
penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan
dengan bijaksana.
4. Muhtar, S.Pd, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
banyak doa dan bimbingan serta semangat.
5. Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan
banyak sekali motivasi dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Seluruh Kepala Sekolah SMA Negeri di Surakarta terimakasih atas ijin dan
kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian.
7. Seluruh Guru Akuntansi SMA Negeri di Surakarta yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan waktu,
tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada Penulis.
8. Siswa-siswi SMA Negeri di Surakarta, terima kasih atas kerjasamanya selama
peneliti melakukan penelitian.
9. Keluargaku, Ibu (Alm) dan Bapak Sukir tercinta terima kasih atas doa,
commit to user xi
10.Ibu Janah dan Pak Purwadi terimakasih atas doa, bimbingan, dan kasih
sayangnya.
11.Kakak –kakakku Mba Nung, Kak Tedi, Mba Mus, Mas Kholik, yang selalu
mendukungku.
12.Adik Otim dan Dedek Aulia yang telah menemaniku dalam canda dan tawa.
13.Sahabat-sahabatku Farida, Pipit, Linda, Mey, Rosi, Kiki, Kikis terima kasih
buat semangat, bantuannya, saran dan kritik kalian selama ini.
14.Teman-teman Kost Kuala, keluarga baruku yang memberikan keceriaan.
15.Semua teman-teman Akuntansi ’07.
16.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juni 2011
commit to user xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN REVISI ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Tinjauan Pustaka ... 10
1. Proses Belajar Mengajar (PBM) ... 10
2. Guru ... 13
3. Kompetensi Guru ... 19
commit to user xiii
B. Hasil Penelitan yang Relevan ... 35
C. Kerangka Berpikir ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
1. Tempat Penelitian ... 38
2. Waktu Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel ... 39
1. Populasi ... 39
2. Sampel ... 39
3. Teknik Sampling ... 40
C. Teknik Pengumpulan Data ... 41
1. Dokumentasi ... 41
2. Kuesioner ... 42
3. Wawancara ... 43
D. Rancangan Penelitian ... 43
E. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45
A. Deskripsi Data ... 45
1. Deskripsi dan Data siswa ... 45
2. Deskripsi dan Data guru pamong ... 53
B. Pembahasan ... 62
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 68
A. Simpulan ... 68
B. Implikasi ... 69
C. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
commit to user xiv DAFTAR TABEL
Tabel
1. Daftar Sekolah Tempat PPL ... 38
2. Waktu Kegiatan Penelitian ... 38
3. Jumlah Populasi Penelitian ... 39
4. Tabel sampel siswa dan guru pamong di SMA Negeri
Se Kota Surakarta ... 41
5. Skor Alternatif Jawaban Instrumen Penilaian ... 42
6. Tabel Interval dan Kategori ... 44
7. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Pedagogik Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi FKIP UNS
di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 46
8. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Profesional Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi FKIP UNS
di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 48
9. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Kepribadian Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi FKIP UNS
di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 50
10. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Sosial
Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi FKIP UNS di SMA Negeri Se
Kota Surakarta tahun 2010 ... 52
11. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong Mengenai Kompetensi
Pedagogik Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi FKIP UNS
di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 54
12. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong mengenai
Kompetensi Profesional Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
commit to user xv
13. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong Mengenai
Kompetensi Kepribadian Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 58
14. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong Mengenai
Kompetensi Sosial Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
commit to user xvi DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka Pemikiran ... 37
2. Histogram Data Distribusi Frekuensi persepsi siswa mengenai
kompetensi pedagogik mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 46
3. Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Mengenai
Kompetensi Profesional Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 48
4. Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Mengenai
Kompetensi Kepribadian Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 50
5. Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Mengenai
Kompetensi Sosial Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 52
6. Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong Mengenai
Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 55
7. Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong Mengenai
Kompetensi profesional Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 57
8. Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong Mengenai
Kompetensi Kepribadian Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 59
9. Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong Mengenai
Kompetensi Sosial Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
commit to user xvii
10.Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun 2010 ... 66
11.Histogram Data Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong Terhadap
Kompetensi Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi
commit to user xviii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner Penelitian ... 75
2. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 82
3. Analisis Data ... 104
4. Wawancara ... 123
commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia telah merumuskan tujuan pendidikan di Indonesia,
yaitu “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan Negara”. Rumusan tersebut terdapat satu poin penting
tujuan pendidikan Indonesia yaitu kecerdasan disamping harus memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan. Salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan penting
dalam mewujudkan tujuan pendidikan Indonesia yaitu guru atau pendidik.
Pendidik sangat berperan dalam pembangunan bangsa, ikut aktif mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia dengan menghasilkan para penerus bangsa yang
cerdas dan mampu memajukan bangsa Indonesia.
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan
secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama.
Figur satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah
pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem
pendidikan. Guru memegang peranan utama dalam pembangunan pendidikan
khususnya yang diselenggarakan secara formal disekolah, terutama dalam
kaitanya dengan proses belajar mengajar.
Usman (2001:4) mengatakan “Proses belajar mengajar adalah suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu”. Proses tersebut biasanya dilaksanakan di dalam suatu lembaga
baik formal maupun non formal. Dalam suatu proses belajar mengajar yang
formal harus tersedia sarana dan prasarana penunjang serta harus diampu oleh
commit to user
Guru profesional memegang peran keberhasilan pendidikan siswa. Kunci
sukses kegiatan belajar mengajar hanya akan tercapai jika guru benar-benar
mampu melaksanakan profesionalitas kerjanya.
Ada 10 ciri guru professional diantaranya (1) selalu punya energy untuk siswanya, (2) punya tujuan jelas untuk pelajaran, (3) punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif, (4) punya keterampilan manajemen kelas yang baik, (5) bisa berkomunikasi baik dengan orang tua, (6) punya harapan yang tinggi pada siswanya, (7) pengetahuan tentang kurikulum, (8) pengetahuan tentang subyek yang diajarkan, (9) selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan proses pengajaran, dan (10) punya hubungan yang berkualitas dengan siswa. (http: //gurukreatif. wordpress.
com/2009/11/06/10-ciri-guru-profesional/, 23 Feb 2011)
Guru berperan sebagai penyedia sumber belajar, partisipasi di dalam
kegiatan belajar, pembimbing dan pandai menciptakan suasana kelas yang
gembira, luwes, bekerjasama, mementingkan aktivitas dan tujuan. Semua
komponen dalam proses belajar mengajar –materi, media, sarana dan prasarana,
dana pendidikan- tidak akan banyak memberikan dukungan yang maksimal atau
tidak dapat dimanfaatkan secara optimal bagi peningkatan mutu proses dan hasil
pembelajaran tanpa didukung oleh keberadaan guru secara kontinu berupaya
mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap yang
terunggul dalam tugasnya sebagai pendidik
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam proses belajar mengajar
sebagian hasil belajar ditentukan oleh peranan guru. Guru yang berkompeten akan
lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola
proses belajar mengajar. Jadi keberhasilan proses belajar mengajar sangat
ditentukan oleh kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Peran seorang
guru sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses
belajar mengajar tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga diantaranya sebagai
manajer kelas dan motivator.
Menurut Dimyati (2002: 33) peran guru dalam pembelajaran sangat
acara-commit to user
acara pembelajaran yang berpengaruh pada proses belajar yaitu berkaitan dengan
bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar. Semua itu harus
direncanakan dengan baik oleh guru yang profesional atau berkompeten sehingga
proses pembelajaran dapat berhasil dan pesan atau materi dapat tersampaikan
kepada siswa. Sebaliknya apabila guru tidak memiliki profesionalitas maka
akibatnya pembelajaran tidak berjalan dengan lancer, siswa sulit untuk mengikuti
proses belajar, materi atau pesan tidak sampai kepada siswa sehingga dapat
dikatakan pembelajaran tersebut kurang berhasil.
Dalam proses belajar mengajar di kelas, seorang guru harus mampu
memotivasi, mendorong lahirnya kreativitas berpikir baru. Peran guru bisa
diupayakan dalam fase klimaksnya. Dengan merumuskan pertanyaan kepada
siswa yang memerlukan jawaban-jawaban kreatif, imajinatif, hipotetik dan
sintetik. Dalam paradigmanya yang lain, guru juga mampu memunculkan kesan
yang : membosankan, sekadar instruktif dan justru dijauhi para siswanya. Kinerja
guru semacam ini, pada akhirnya akan mampu mematikan kreativitas dan
menciptakan stagnasi proses pembelajaran itu sendiri. Selain itu yang paling
menyakitkan adalah berpeluang untuk bisa menumpulkan daya nalar, menisbikan
dimensi afektif. Mungkin guru yang masuk ketegori semacam ini, kuantitasnya
lebih banyak, jika dibandingkan dengan sosok guru yang memang bernar-benar
tampil dalam kapasitasnya yang professional.
Ada beberapa pijakan untuk bisa menjadi guru yang professional dan
efektif, diantaranya mempunyai kemampuan yang terkait dengan pemberian
umpan balik (feedback), mempunyai kemampuan interpersonal dalam
memberikan empati dan penghargaan kepada setiap siswa, mempunyai
kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, dan menjadi guru profesional
setidaknya memahami strategi manajemen pembelajaran.
Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Sebelas Maret mempunyai visi yang searah dengan visi Universitas Sebelas Maret
commit to user
menjadi guru) yang mampu bersaing baik ditingkat regional maupun di tingkat
nasional serta senantiasa berusaha meningkatkan kualitas lulusannya sehingga
lulusannya mampu mengantisipasi perkembangan tuntutan masyarakat dan
tuntutan era globalisasi. Visi tersebut dapat direalisasikan dengan misi FKIP
dalam (Tim FKIP UNS, 2007: 3) diantaranya adalah:
1. Menghasilkan tenaga kependidikan (guru) yang professional
2. Menghasilkan produk-produk penelitian yang berguna untuk
meningkatkan kualitas lembaga pendidikan tenaga kependidikan
3. Melatih mahasiswa untuk mendapatkan nilai tambah yang mampu
bersaing di dunia pasaran kerja setelah lulus
4. Meningkatkan kualitas lulusan dan dalam jangka waktu perkuliahan yang
makin pendek serta mengusahakan lulusan supaya dapat memperoleh pekerjaan dalam waktu secepatnya sesuai dengan prinsip Teaching
University (Tim FKIP UNS; 2007: 3)
Salah satu cara yang digunakan FKIP UNS untuk mencetak guru yang
profesional dengan memberikan suatu mata kuliah yang bersifat praktik dan
khusus untuk mahasiswa FKIP yang dinamakan dengan Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Kegiatan PPL meliputi: Praktik mengajar, tugas administrasi,
tugas memberikan bimbingan belajar, serta kegiatan yang bersifat kokurikuler dan
atau ekstrakurikuler yang berlaku disekolah atau tempat PPL. Kegiatan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan calon guru (mahasiswa
PPL) untuk menjadi guru yang berkompeten. Menurut Undang-Undang Guru dan
Dosen, seorang guru dikatakan berkompeten apabila menguasai empat
kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Seorang mahasiswa yang
melaksanakan PPL di sekolah diharuskan untuk menguasai empat kompetensi
tersebut, karena seorang mahasiswa praktikan di sekolah sudah dianggap sebagai
seorang guru yang turut serta dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Mahasiswa FKIP jurusan P.IPS program studi Ekonomi BKK Akuntansi
merupakan salah satu program studi yang sebagian besar melaksanakan PPL di
Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri yang ada di Surakarta. Selama melaksanakan
commit to user
banyak melakukan interaksi antara calon guru dengan guru pamong. Selain
dengan guru pamong, dalam melaksanakan tugas dan kegiatan PPL calon guru
juga berinteraksi dengan siswa, yaitu dalam kegiatan proses belajar mengajar di
kelas. Dari interaksi tersebut maka timbul persepsi dari guru pamong dan siswa
mengenai kompetensi mahasiswa PPL yang menjalankan PPL.
Berdasarkan data dari Unit PPL FKIP UNS dalam pelaksanaan PPL
mahasiswa PPL mayoritas lulus dan nilai akhir PPL yang diterima mahasiswa
mayoritas baik. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan menurut sebagian guru
pamong mahasiswa pendidikan akuntansi mempunyai kekurangan. Kekurangan
tersebut terutama dalam hal perencanaan sebelum mengajar, pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas dan evaluasi yang dilakukan mahasiswa. Kekurangan
yang dimiliki mahasiswa PPL dalam hal perencanaan antara lain adalah
kurangnya kesiapan dalam mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada
siswa dikelas, kurangnya kesiapan dalam menyiapkan media pembelajaran yang
akan digunakan demi menunjang tercapainya proses belajar mengajar, serta
kurangnya mempersiapkan diri dan sikap sebelum memasuki kelas.
Kekurangan yang dimiliki dalam hal pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar antara lain adalah kurangnya dalam hal mengelola kelas sehingga dalam
hal proses belajar mengajar situasinya kurang kondusif, kurang dalam hal
kemampuan membuka pelajaran, kurangnya pemahaman mahasiswa praktikan
dalam hal pemanfaatan media pembelajaran yang ada sehingga proses
pembelajaran berkesan kaku, kurangnya kemampuan dalam hal proses kegiatan
belajar mengajar di kelas (misal: mengaitkan materi pelajaran dengan fenomena
kehidupan nyata atau dengan masalah yang baru saja terjadi), serta kurang dalam
hal memvariasikan metode pembelajaran sehingga masih banyak yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Kekurangan yang
dimiliki dalam hal evaluasi antara lain adalah kurangnya kemampuan dalam
pembuatan soal yakni kemampuan dalam menyesuaikan soal ulangan dengan
materi pelajaran sehingga soal yang diberikan kepada siswa kurang berbobot serta
commit to user
Menurut wawancara pada sebagian siswa SMA, sebagian dari mereka
senang diajar oleh mahasiswa PPL (calon guru), sebagian siswa bersikap cuek,
dan sebagian lagi ada yang merasa kurang puas karena calon guru kurang
memahami materi yang disampaikan jadi siswa kurang bisa memahami. Bertolak
belakang dari masalah-masalah yang disebutkan diatas, maka peneliti merasa
perlu untuk mengetahui kualitas atau kompetensi mahasiswa PPL ditinjau dari
persepsi siswa dan guru pamong, yaitu dengan judul ”Persepsi Siswa dan Guru
Pamong terhadap Kompetensi Mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi FKIP UNS
di SMA Negeri Se Kota Surakarta Tahun 2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah guru/ calon guru. Calon guru yang
dimaksud yaitu mahasiswa PPL Pendidikan Akuntansi FKIP UNS di SMA Negeri
Se-Kota Surakarta. Oleh karena itu, terdapat beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi antara lain :
1. Kompetensi Pedagogik
Menurut Standar nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) mengemukakan
bahwa “Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki”.
Kompetensi pedagogik yang dimiliki mahasiswa PPL masih kurang
diantaranya dalam hal perencanaan pembelajaran. Kekurangan yang dimiliki
mahasiswa praktikan dalam hal perencanaan antara lain adalah kurangnya
kesiapan mahasiswa praktikan dalam mempersiapkan materi yang akan
disampaikan kepada siswa dikelas, kurangnya kesiapan mahasiswa praktikan
dalam menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan demi
menunjang tercapainya proses belajar mengajar, serta kurangnya
commit to user
2. Kompetensi Profesional
Menurut Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) mengemukakan
bahwa “Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan”.
Kompetensi professional didalamnya terdapat kompetensi mengajar.
Kekurangan yang dimiliki mahasiswa praktikan dalam hal pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar antara lain adalah kurangnya kemampuan
mahasiswa praktikan dalam hal mengelola kelas sehingga dalam hal proses
belajar mengajar situasinya kurang kondusif, kurang dalam hal kemampuan
membuka pelajaran, kurangnya pemahaman mahasiswa praktikan dalam hal
pemanfaatan media pembelajaran yang ada sehingga proses pembelajaran
berkesan kaku, kurangnya kemampuan mahasiswa praktikan dalam hal proses
kegiatan belajar mengajar di kelas (misal: mengaitkan materi pelajaran
dengan fenomena kehidupan nyata atau dengan masalah yang baru saja
terjadi), serta kurang dalam hal memvariasikan metode pembelajaran
sehingga masih banyak yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional (ceramah).
3. Kompetensi Kepribadian
Menurut Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir b, mengemukakan bahwa “Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan wibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia”.
Kemampuan mahasiswa PPL pendidikan akuntansi dalam penguasaan
kompetensi kepribadian, yaitu mengenai bagaimana kepribadian yang dimiliki
seorang calon guru atau mahasiswa PPL yang baik dan sebaiknya diterapkan,
yaitu antara lain mengenai kesopanan, kejujuran, kedisiplinan.
commit to user
Menurut Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir d, mengemukakan bahwa “Kompetensi sosial adalah kemampuan sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”.
Kemampuan mahasiswa PPL pendidikan akuntansi dalam penguasaan
kompetensi sosial, yaitu bagaimana pergaulan calon guru atau mahasiswa PPL
dengan siswa dan semua warga sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas,
maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada :
Persepsi siswa dan guru pamong terhadap kompetensi pedagogik,
profesional, sosial, dan kepribadian mahasiswa PPL pendidikan akuntansi FKIP
UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta Tahun 2010.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi siswa mengenai kompetensi mahasiswa PPL
pendidikan akuntansi FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun
2010 ditinjau dari kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial?
2. Bagaimana persepsi guru pamong mengenai kompetensi mahasiswa PPL
pendidikan akuntansi FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun
2010 ditinjau dari kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini
commit to user
1. Mengetahui persepsi siswa mengenai kompetensi mahasiswa PPL
pendidikan akuntansi FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun
2010 ditinjau dari kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial.
2. Mengetahui persepsi guru pamong mengenai kompetensi mahasiswa PPL
pendidikan akuntansi FKIP UNS di SMA Negeri Se Kota Surakarta tahun
2010 ditinjau dari kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada berbagai pihak antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di
bidang pendidikan yaitu FKIP Universitas Sebelas Maret dan juga diharapkan
dapat sebagai bahan pertimbangan pada penelitian yang sejenis di masa yang akan
datang.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pamong dan dosen pembimbing untuk
lebih memperhatikan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan PPL.
b. Sebagai salah satu bahan masukan bagi pendidikan akuntansi FKIP UNS dan
menjadi tolak ukur keberhasilan calon tenaga pendidik dalam mempersiapkan
tenaga pendidik yang profesional.
c. Memberi informasi kepada mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP mengenai
persepsi siswa dan guru pamong SMA tempat PPL tentang kompetensi
mahasiswa PPL.
d. Sebagai tolak ukur mahasiswa yang bersangkutan mengenai kompetensi yang
dimilikinya supaya lebih meningkatkannya lagi.
e. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa pendidikan
commit to user 10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Proses Belajar Mengajar (PBM)
a. Pengertian PBM
Proses belajar mengajar (PBM) merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama. Moh. Uzer Usman (2005: 4) mengatakan “Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa berupa interaksi edukatif yang merupakan syarat
utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar
mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara
siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan tersebut
terjalin interaksi yang saling menunjang.
Djago Tarigan (1990: 38) mengatakan PBM merupakan urat nadi
pendidikan, apabila PBM dilaksanakan dengan sempurna akan tercapai tujuan
intruksional. Perencanan PBM yang tepat menjamin efisiensi dan efektifitas
serta relevansi. PBM menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan
pengevaluasian program intruksional. Semakin mantap pemahaman terhadap
PBM semakin mantap pula guru dalam menyusun program instruksional.
Penyusunan instruksional yang baik akan mempermudah pelaksanaan PBM
serta semakin jelas pula cara dan pelaksanaan evaluasi belajar. Apabila
seorang guru memahami PBM maka dengan jelas mereka mengetahui tugas
dan kewajibannya sebagai tenaga pengajar.
Berdasarkan pengertian diatas bahwa dalam PBM terdapat proses
commit to user
komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama
lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Komponen
dalam belajar mengajar antara lain tujuan instruksional yang hendak dicapai,
materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi
sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan. Di dalam PBM siswa mengalami
proses belajar berarti mengalami proses perubahan tingkah laku karena
adanya interaksi antar individu yaitu siswa dan guru. Keberhasilan belajar
dapat diketahui dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu
yang belajar, sedangkan proses mengajar dilakukan oleh seorang guru yang
pada prinsipnya membimbing siswa dalam proses belajar mengajar. Guru
disini dituntut untuk dapat mengorganisasikan kegiatan belajar siswa dan
mampu memanfaatkan lingkungan yang menunjang kegiatan belajar
mengajar. Jadi, menurut Moh. Uzer Usman bahwa aktivitas guru dalam
mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar sangat bergantung pada
pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar bukan sekedar menyampaikan
materi pengetahuan, melainkan terjadinya interaksi manusiawi dengan
berbagai aspeknya yang menunjang.
b. Komponen PBM
Menurut Djago Tarigan (1990: 40) ada tujuh komponen PBM yaitu
siswa, guru, tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi.
1)Siswa
Siswa merupakan komponen utama dalam setiap PBM karena
siswa adalah subjek dan bukan objek dari pengajaran. Siswa perlu
mendapat perhatian dari para pengajar atau guru dalam hal minat, bakat,
dan juga guru harus mampu membantu siswa ketika mengalami
kesulitan-kesulitan salah satunya kesulitan belajar, sehingga siswa dapat
mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.
2)Guru
Guru merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan
commit to user
sebagai pengajar, menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa. Materi
yang akan disampaikan kepada siswa sebelumnya sudah direncanakan
dan di olah oleh guru sehingga menjadi bahan yang bermanfaat dan dapat
diterima oleh siswanya. Untuk itu guru harus kompeten dan menguasai
bidang ilmu yang diajarkan kepada muridnya.
3)Tujuan
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Proses
belajar mengajar di kelas terjadi didasarkan kepada pencapaian tujuan
pengajaran. Tujuan menyatakan apa yang harus dikuasai, diketahui atau
dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mereka selesai melakukan
kegiatan belajar mengajar. Biasanya tujuan dapat berupa pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Tujuan pengajaran sangat menentukan bahan
yang harus diajarkan, cara penyampaian bahan dan juga menentukan
media yang digunakan. Selain itu, tujuan disusun dan disesuaikan dengan
perilaku yang hendaknya dapat dilakukan oleh siswa.
4)Bahan
Bahan biasa disebut dengan materi. Materi disusun dan dibuat
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran. Bahan disusun
juga harus sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa.
Kemampuan guru dalam menyusun bahan pelajaran sangat berpengaruh
terhadap kegiatan belajar siswa.
5)Metode
Metode, cara, atau teknik pengajaran merupakan komponen
PBM yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran. Guru harus
mampu memilih, mengkombinasikan, serta mempraktekan metode yang
sesuai dengan situasi dan materi yang diajarkan kepada siswa. Pemilihan
materi dan metode pengajaran sangat menentukan keberhasilan PBM.
6)Media
Media digunakan untuk memperjelas dalam penyampaian materi
commit to user
dipilih harus sesuai dengan materi yang disampaikan dan harus dapat
membantu mencapai sasaran belajar.
7)Evaluasi
Evaluasi merupakan tolak ukur keberhasilan PBM. Melalui hasil
evaluasi guru dapat mengukur keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan
pengajaran, sehingga dapat digunakan dalam rangka perbaikan setiap
komponen PBM yang ikut berproses. Evaluasi juga digunakan sebagai
pengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
2. Guru
a. Tugas dan Peranan Guru dalam PBM
Menurut Hamzah (2007: 15) “Guru adalah orang dewasa yang
secara sadar yang bertanggunng jawab dalam mendidik, mengajar, dan
membimbing peserta didik”. Seorang guru harus memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas
agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat
kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas yang berkaitan
langsung dengan tugas utamanya, yaitu mengelola proses pembelajaran
dengan baik dan tugas lain yang dapat menunjang keberhasilan sebagai guru.
Menurut Uzer Usman (2005: 7) terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu tugas
dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang dapat diberikan pada siswa. Tugas guru dalam bidang
commit to user
memahami peserta didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai
makhluk bermain (homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya
(homopither), dan sebagai makhluk berpikir/ dewasa (homosapiens), serta
membantu peserta didik dalam mentransformasikan dirinya sebagai upaya
pembentukan sikap dan membantu peserta didik dalam mengidentifikasikan
diri peserta itu sendiri.
b. Peran guru dalam proses belajar mengajar
Menurut Uzer Usman (2005: 9) peranan guru dalam proses belajar
mengajar meliputi “Guru sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas,
guru sebagai mediator dan fasilitator, dan guru sebagai evaluator”.
1)Guru sebagai demonstrator
Peran guru sebagai demonstrator berarti guru sebagai pengajar
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa si kelas. Guru harus
senantiasa menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa serta
mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis, sehingga
apa yang disampaikan dapat diterima dan dimiliki oleh siswa. Sebagai
pengajar guru harus mampu memotivasi siswa untuk belajar dalam
berbagai kesempatan serta guru harus mampu membantu perkembangan
anak didik untuk mudah menerima, memahami, dan menguasai ilmu
pengetahuan.
2)Guru sebagai pengelola kelas
Peran guru sebagai pengelola kelas berarti mengelola dan
mengorganisasikan kelas, menciptakan lingkungan belajar yang baik,
menciptakan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar,
memberikan rasa aman, sehingga diharapkan proses belajar dapat
berhasil. Guru sebagai menejer di kelas harus mampu memimpin
kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil optimal.
3)Guru sebagai mediator dan fasilitator
Di dalam proses belajar mengajar terdapat interaksi
commit to user
mediator yaitu sebagai perantara dalam interaksi tersebut. Guru harus
memiliki keterampilan menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan
yang interaktif. Sebagai fasilitator guru harus mampu mengusahakan
sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan
dan proses belajar mengaja.
4)Guru sebagai evaluator
Guru memiliki peran sebagai evaluator dalam proses belajar
mengajar. Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran,
serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Informasi yang
diperoleh dari evaluasi merupakan umpan balik yang dijadikan sebagai
tolak ukur untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar selanjutnya.
c. Kode Etik Guru
Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui
bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas, kompetetif dan produktif sebagai aset nasional
dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan
dimasa datang. Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia
menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia
sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam
bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik
putera-puteri bangsa.
Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati
dan diterima oleh guru-guru Indonesia. Kode Etik Guru Indonesia merupakan
pedoman sikap dan perilaku bertujuan menempatkan guru sebagai profesi
terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Kode Etik
Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
commit to user
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan. Kode Etik Guru Indonesia
bersumber dari : (1) Nilai-nilai agama dan Pancasila, (2) Nilai-nilai
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional, (3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia
yang meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual,
sosial, dan spiritual.
1)Hubungan guru dengan peserta didik
a) Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
b) Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan
mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga
sekolah, dan anggota masyarakat
c) Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik
secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan
pembelajaran.
d) Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan
menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.
e) Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus
berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif
dan efisien bagi peserta didik.
f) Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa
kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang
di luar batas kaidah pendidikan.
g) Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan
commit to user
h) Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya
untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
i) Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat peserta didiknya.
j) Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya
secara adil.
k) Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
l) Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan
penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta
didiknya.
m) Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta
didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,
menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.
n) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk
alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
o) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan
profesionallnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang
melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
p) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional
dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan
pribadi.
2)Hubungan guru dengan masyarakat
a) Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan
efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
commit to user
b) Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam
mengembnagkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan
pembelajaran.
c) Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat
d) Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk
meningkatkan prestise dan martabat profesinya.
e) Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan
masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya
f) Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi
nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan
dengan masyarakat.
g) Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya
kepada masyarakat.
h) Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam
masyarakat.
3)Hubungan guru dengan profesi
a) Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi
b) Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu
pendidikan dan bidang studi yang diajarkan
c) Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya
d) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas
konsekuensiinya.
e) Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab,
inisiatif individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan
profesional lainnya.
f) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat
commit to user
g) Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya
h) Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud
menghindari tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat
kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.
3. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
Berdasarkan Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen (Pasal 1, ayat 10) dinyatakan bahwa “Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.
Syaiful Sagala (2009: 23) mengatakan “Kompetensi merupakan
peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan
keterampilan (daya pisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan”.
Menurut Abdul Majid (2006: 4) “Kompetensi adalah seperangkat tindakan
inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang tertentu”.
Dari pendapat di atas, maka jelas suatu kompetensi harus didukung
oleh pengetahuan, sikap dan apresiasi. Kompetensi merupakan perpaduan
dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan
tugas/ pekerjaannya. Dapat juga dikatakan bahwa kompetensi merupakan
gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat,
pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang
untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai
commit to user
Oleh karena itu, kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk
tindakan dan disertai dengan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas
untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. Kompetensi yang dimiliki
oleh setiap guru dan akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan
dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru dan dapat dicapai
melalui pengalaman berbahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual
melalui proses pendidikan dalam jangka panjang yang dikaitkan dengan
waktu tertentu di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Pasal 10) dinyatakan bahwa “Guru harus memiliki empat jenis
kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial”.
b. Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir a mengemukakan bahwa “Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya”.
E. Mulyasa (2007: 75) mengemukakan bahwa:
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut.
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum/silabus
commit to user
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Menurut Syaiful Sagala (2009: 32) mengatakan bahwa:
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi (1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan; (2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik; (3) guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar; (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yanng dipersyaratkan; dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Dari berbagai pendapat diatas jelas bahwa kompetensi pedagogik
adalah kemampuan penguasan dalam ilmu pendidikan; ilmu pengajaran.
Seorang guru dikatakan mempunyai kompetensi pedagogik minimal apabila
guru telah menguasai bidang studi tertentu, ilmu pendidikan, baik metode
mengajar, maupun pendekatan pembelajaran. Selain itu kemampuan
pedagogik juga ditunjukkan pula dalam kemampuan guru untuk membantu,
membimbing, dan memimpin. Kompetensi guru dalam bidang pedagogik
sangat luas sehingga perlu ditentukan indikator-indikator yang jelas agar
seorang guru dapat mengetahui kewajibannya sebagai seorang pendidik untuk
commit to user
Berdasarkan instrument penilaian kompetensi pedagogik, aspek yang
dinilai meliputi perancangan pembelajaran. Perancangan pembelajaran adalah
menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dalam upaya untuk membelajarkan siswa. Menurut unit
PPL (2010: 55) indikator perancangan pembelajaran yang biasa disebut
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi:
1) Perumusan tujuan pembelajaran
a) Kejelasan perumusan
b) Kelengkapan cakupan perumusan
c) Kesesuaian dengan kompetensi dasar
2) Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar
a) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
b) Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik c) Keruntutan dan sistematika materi
d) Kesesuaian materi dengan alokasi waktu
3) Pemilihan sumber belajar/ media pembelajaran
a) Kesesuaian sumber belajar/ media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
b) Kesesuaian sumber belajar/ media pembelajaran dengan materi pembelajaran
c) Kesesuaian sumber belajar/ media pembelajaran dengan
karakteristik pesrta didik
4) Kegiatan pembelajaran
a) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
b) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran
c) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
d) Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian alokasi waktu
5) Penilaian hasil belajar
a) Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran b) Kejelasan prosedur penilaian
c) Kelengkapan instrumen
c. Kompetensi Profesional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
commit to user
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.
Trianto (2006: 71) mengatakan “Kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pengajaran secara luas dan mendalam. Guru
harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang
mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara
efektif “.
Menurut Usman (2005:9) “Melalui peranannya sebagai
demonstrator, pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
mengembangkannya”. Mengembangkan artinya meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimiliki karena hal ini akan sangat
menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
Sudjana (2005: 71) mengatakan bahwa:
Menguasai bahan yang akan diajarkan merupakan kemampuan yang mutlak bagi guru. Tanpa penguasaan bahan sebenarnya guru tidak dapat mengajar dengan baik. Misalnya guru yang tidak menguasai bahan ajar maka dalam mengajarnya dengan cara mendikte siswa secara terus menerus, menyuruh siswa menyalin dari buku bacaan, membacakan bahan dari sumber buku sehingga menyebabkan siswa merasa bosan.
Menguasai bahan pelajaran merupakan bagian dari pengetahuan
yang harus dimiliki guru. Kemampuan seorang guru dalam menguasai bahan
pelajaran sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar. Guru yang
bertaraf profesional mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya.
Menurut Usman, (2005: 74) ada 8 (delapan) keterampilan dasar
commit to user 1) Keterampilan bertanya (Questioning Skills)
Dalam proses belajar mengajar bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan berdampak positif terhadap siswa. Keterampilan dan kelancaran bertanya guru perlu dilatih dan ditingkatkan yang mencakup isi pertanyaannya dan teknik berntanya.
2) Keterampilan memberi penguatan (Reinforcement Skills)
Penguatan adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas pembuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
3) Keterampilan mengadakan variasi (Variation Skills)
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
4) Keterampilan menjelaskan (Explaning Skills)
Keterampilan menjelaskan ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian materi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok kegiatan ciri utama dalam kegiatan menjelaskan.
5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (Set Induction and
Closure)
Set Induction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
commit to user
tindak lanjut biasanya berupa saran-saran, ajakan kepada siswa agar materi dipelajari lagi dan pemberian tugas rumah (PR).
6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
7) Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dan siswa.
Menurut unit PPL (2010: 57) menyebutkan bahwa penilaian
kompetensi profesional (lembar praktik mengajar), aspek yang diamati
mencakup:
1) Kemampuan membuka pembelajaran
2) Penguasaan materi pembelajaran
3) Strategi metode pembelajaran
4) Pemanfaatan media sumber pembelajaran
5) Pembelajaran yang memicu diri memelihara keterlibatan siswa 6) Penilaian proses dan hasil belajar
7) Penggunaan bahasa
8) Kemampuan menutup pembelajaran
d. Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir b, mengemukakan bahwa “Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan wibawa, menjadi teladan
commit to user
Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga
sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi
karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk
mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Semua itu
menunjukan bahwa kompetensi personal atau kepribadian guru sangat
dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya.
Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi
kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam
membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan
sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan
negara, dan bangsa pada umumnya. Setiap guru dituntut untuk memiliki
kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini akan
melandasi atau menjadi landasan bagi kompetensi- kompetensi lainnya.
Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai
pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana dia
menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan
perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
Menurut Unit PPL (2010: 59) menjelaskan bahwa penilaian
kompetensi kepribadian aspek yang diamati adalah mencakup indikator
kompetensi kepribadian diantaranya:
7) Kesahajaan, kerapian dan kesopanan dalam penampilan
commit to user
e. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir d, mengemukakan bahwa “Kompetensi sosial adalah kemampuan sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar”.
E. Mulyasa (2007:92) menguraikan bahwa kompetensi sosial
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang
sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk :
1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional.
3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik, dan
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa
terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena
itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama
dalam kaitanya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di
sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di
masyarakat. Guru dalam lingkungan sosial merupakan figure sentral yang
menjadi standar (tolak ukur) bagi masyarakat untuk mengambil
keteladanannya. Hal ini menunutt guru berperan secara proporsional dalam
kehidupan bermasyarakat, sehingga guru harus memiliki kemampuan untuk
hidup bermasyarakat dengan baik. Keterlibatan guru dalam kehidupan
masyarakat akan menjadi panutan bagi peserta didik.
Unit PPL (2010: 60) menjelaskan bahwa aspek yang diamati dalam