• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Rasio Keuangan

Dalam dokumen Vol.15 No.4 Oktober 2014 (Halaman 103-107)

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA Rasio Keuangan

Menurut Sartono (2001:62) rasio likuiditas dibagi menjadi tiga rasio sebagai berikut: 1. Current Ratio adalah rasio antara aktiva lancar

dibagi dengan hutang lancar yang menunjuk- kan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang.

Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

2. Quick Ratio (Asid test Ratio) adalah rasio anta- ra aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur solvabilitas jangka pendek tetapi tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan ak- tiva lancar yang kurang likuid.

Aktiva Lancar - Persediaan

Hutang Lancar

3. Cash Ratio adalah kemapuan perusahaan membayar dalam membayar hutang dengan kas dan surat- surat berharga.

Kas + Surat Berharga Kewajiban Lancar

Ratio solvabilitas

Menurut Darsono (2005:54), “Debt to equity ratio adalah rasio yang menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman”. Semakin besar debt to equity ratio maka semakin besar modal pinjaman sehing- ga akan menyebabkan semakin besar pula beban hutang (biaya bunga) yang harus ditanggung peru- sahaanRasio ini disebut juga ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimak- sudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Menurut Prastowo (2002:84) rasio solvabilitas terdiri dari rasio debt to equity ratio dan time interest earned. Menurut Sartono (2001:64) DER merupakan selisih antara total ke- wajiban terhadap total modal yang diukur dengan rumus:

Total Kewajiban

Total Modal Ratio proitabilitas

Ratio proitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemammuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, proitabili- tas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang meng- hasilkan laba tersebut. Menurut Harahap (2007 304), proitabilitas merupakan kemampuan peru- sahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Apabila kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba rendah maka penilaian terhadap rasio proitabilitas juga akan rendah dan hal ini akan mengakibatkan investor yang ingin Current Ratio =

Quick Ratio =

Cash Ratio =

menanamkan sahamnya merasa ragu untuk mel- akukan investasi.

Menurut Menurut Mardiyanto (2009:61), rasio proitabilitas dapat diukur :

1. Rasio Margin Laba Kotor (Gross Proit mar- gin) diperoleh dengan membandingkan laba kotor dengan penjualan bersih. Rasio Margin Laba kotor menunjukkan tingkat eisiensi pe- rusahaan dalam mengendalikan harga pokok atau biaya produksi dan pajak.

Gross Proit Margin

Net Sales

2. Rasio Margin Laba Bersih (Net Proit margin)

diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.

Laba Bersih

Penjualan Bersih

3. Rasio Return On Asset(ROA), rasio pengem- balian aktiva yaitu membandingkan Laba ber- sih operasi perusahaan dengan total aktiva.

Laba Bunga dan Pajak

Total Aktiva

4. Rasio Return On Equity(ROE), rasio pengem- balian atas ekuitas merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas.

Laba Setelah Bunga dan Pajak Total Equitas

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpu- lan bahwa kinerja suatu perusahaan dapat diukur melalui rasio keuangan, seperti :

1. Rasio likuiditas yaitu untuk melihat kinerja perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya, rasio solvabilitas yaitu untuk meli- hat kinerja perusahaan dalam melunasi hutang jangka panjang

2. Rasio proitabilitas yaitu untuk melihat kinerja suatu perusahaan dalam memperoleh laba. Martono dan Harjito (2008:52) berpendapat

bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuan- gan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Harmono (2009:23) mengemukakan bah- wa “Kinerja keuangan umumnya diukur berdasar- kan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share).

Pertumbuhan Laba

Menurut Wahyuni (2012) laba adalah per- bedaan antara pendapatan (revenue) yang direal-

isasi yang timbul dari transaksi pada periode ter- tentu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.

Menurut Meriawaty (2005), Adanya pertum- buhan laba yang terus meningkat dari tahun ke ta- hun akan memberikan informasi positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusa- haan juga baik karena laba merupakan ukuran ki- nerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demiki- an apabila rasio keuangan perusahaan baik maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik.

Laba yang digunakan dalam penelitian ini ada- lah laba setelah pajak, yaitu laba priode t dikuran- gi laba priode t-1 dan dibagi dengan laba priode t-1, ataupun pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut (Usman, 2003) :

Yit - Yit-1 Yit-1

Dimana:

∆Yit = pertumbuhan laba pada Periode t

Yit = laba perusahaan i pada periode t

Yit-1 = laba perusahaan i pada periode t-1

Pengaruh Return On Asset (ROA)terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Sartono (2001:64) Return On Asset

(ROA) merupakan salah satu rasio proitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya GPM =

NPM =

ROA =

ROE =

perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan/laba bagi perusahaan. Menurut Ang ( 2001:231), Nilai Return On Asset (ROA) yang

tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mam- pu menghasilkan keuntungan berbanding asset yang relatif tinggi. Investor akan menyukai peru- sahaan dengan nilai Return On Asset (ROA) yang

tinggi, karena perusahaan dengan nilai Return On Asset (ROA) yang tinggi mampu menghasilkan

tingkat keuntungan lebih besar dibandingkan pe- rusahaan dengan Return On Asset (ROA) rendah.

Menurut Harahap (2002: 304), proitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam meng- hasilkan laba selama periode tertentu.

Pengaruh Return On Equity (ROE)Terhadap Pertumbuhan Laba

Ang (2001) yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio Return On Equity (ROE) maka akan

semakin meningkat pertumbuhan laba. Semakin tinggi nilai ROE maka semakin tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan karena penambahan modal kerja dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang akhirnya dapat menghasilkan laba, (Suwarno :2004). Irawan (2011) dalam pe- nelitiannya menemukan hasil bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap pertumbuhan

laba Hal ini disebabkan oleh sifat dan pola inves- tasi yang dilakukan oleh pihak perusahaan sangat tepat sehingga seluruh aktiva dapat digunakan se- cara eisien sehingga laba yang diperoleh menjadi maksimal. Selain itu pendapatan yang dihasilkan oleh modal yang berasal dari hutang dapat diguna- kan untuk menutup besarnya biaya modal. Pengaruh Net Proit Margin (NPM) Terhadap Pertumbuhan Laba

Irawan (2011) dalam penelitiannya membukti- kan bahwa Net Proit Margin (NPM) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini disebabkan bahwa perusahaan yang memiliki rasio Net Proit Margin (NPM) yang tinggi cenderung mempu- nyai pertumbuhan laba yang tinggi pula dan se- baliknya. Net Proit Margin (NPM) yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu meningkatkan usahanya melalui pencapaian laba operasional dalam periode tersebut. Dengan pen- capaian laba ini maka investor akan memperoleh

gambaran positif terhadap kinerja perusahaan tersebut sehingga investor dapat mengharapkan adanya return yang tinggi dari modal yang dimi-

likinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertumbuhan laba juga akan meningkat.

Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terha- dap Pertumbuhan Laba

Menurut Darsono (2005:54), “Debt to eq- uity ratio (DER) adalah rasio yang menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang sa- ham terhadap pemberi pinjaman”. Semakin besar

Debt to equity ratio (DER) maka semakin besar modal pinjaman sehingga akan menyebabkan semakin besar pula beban hutang (biaya bunga) yang harus ditanggung perusahaan. Semakin be- sarnya beban hutang perusahaan maka jumlah laba akan berkurang. Dengan demikian Debt to equity ratio (DER) yang tinggi berdampak pada semakin kecilnya kemampuan perusahaan untuk membagikan atau memperoleh laba yang tinggi.

Irawan (2011) dalam penelitiaanya menemu- kan hasil bahwa Debt to equity ratio (DER) ber- pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Pu- tri (2010) berpendapat bahwa semakin tinggi DER mengidentiikasikan bahwa total hutang yang tinggi yang dapat digunakan untuk menghasilkan laba.

Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Per- tumbuhan Laba

Current ratio (CR) merupakan kemampuan perusahaan melunasi hutang jangka pendek den- gan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Cur- rent ratio (CR) menunjukkan bukan proksi yang baik bagi perusahaan dalam menentukan pertum- buhan laba yang akan datang (Putri :2010). Hal ini bisa dipengaruhi oleh persediaan bahan baku dan barang dalam proses yang tidak siap untuk di- jual yang terdapat dalam Current asset, sehingga besarnya komponen ini akan meningkatkan Cur- rent ratio (CR) tetapi tidak menghasilkan laba karena perusahaan harus mengeluarkan biaya un- tuk memproses biaya untuk memproses persedi- aan tersebut menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Ang (2001) menyatakan bahwa Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan menguran- gi ketidakpastian bagi investor, namun mengindi-

kasikan adanya dana yang menganggur (idle cash)

sehingga akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak disektor Otomotif di Bursa Efek Indo- nesia pada tahun 2008 sampai 2012. Objek dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), Re- turn On Equity (ROE), Net Proit Margin (NPM),

Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio

(CR)serta pertumbuhan laba.

Populasi yang akan diteliti dalam peneltian ini adalah seluruh perusahaan otomotif yang ter- daftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 sampai 2012 yang berjumlah 12 perusahaan. Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2009:108). Pemilihan sampel ditentukan dengan menggunakan purposive sam- pling method dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif yaitu mewakili dari data yang ingin diteliti sesuai dengan kriteria:

1. Perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 sampai 2012.

2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan diaudit pada tahun 2008 sampai 2012.

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh ban- yaknya sampel yaitu sebanyak 11 perusahaan dengan jumlah pengamatan 55 (11 perusahaan × 5 tahun). Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indo- nesia yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 2 Daftar Sampel No Nama Perusahaan

1. Astra International Tbk

2. Astra Auto Part Tbk

3. Indo Kordsa Tbk

4. Goodyear Indonesia Tbk

5. Gajah Tunggal Tbk

6. Indomobil International Tbk

7. Indospring Tbk

8. Multi Prima Sejahtera Tbk

9. Multistrada Arah Sarana Tbk

10. Nipress Tbk

11 Selamat Sempurna Tbk

Sumber : www.idx.co.id (2011)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Arikunto. (2002: 206), menyebutkan metode do- kumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leng- ger, agenda dan sebagainya.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuan- gan tahunan yaitu pada periode 2008-2012. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2009:148). Oleh karena itu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan meng- kaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan perusahaan Otomotif yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ROA (X1), ROE (X2), NPM (X3), DER (X4) dan CR (X5).

2. Varibel dependen yang digunakan dalam pe- nelitian ini adalah pertumbuhan Laba. Menu- rut Usman (2003), pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak, yaitu laba periode t dikurangi laba periode t-1 dan dibagi periode t-1. Metode Analisis Data

Menurut Nurgiyantoro (2004:42), analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang diguna- kan dalam penelitian ini adalah mean, standar de- viasi, maksimum, dan minimum. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangku- tan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk meng- etahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah

terkecil data yang bersangkutan.

Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi linier berganda dengan ban- tuan software SPSS for windows versi 17.00.

Analisis data adalah kegiatan mengolah data yang telah terkumpul yang kemudian dapat mem- berikan interprestasi pada hasil-hasil tersebut. Kegiatan dalam analisis data meliputi : pengelom- pokan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diaju- kan.

Metode analisis yang digunakan adalah anali- sis regresi linear berganda. Dalam penelitian ini hanya terdapat lima variabel independen yaitu

return on asset (ROA),Return On Equity (ROE),

Net Proit Margin (NPM), Debt To Equity Ratio

(DER) dan Current ratio(CR) dan terdapat satu variabel dependen yaitu pertumbuhan laba yang mempunyai hubungan saling mempengaruhi dari variabel tersebut. Model persamaan regresi yang dapat diperoleh dalam analisis ini adalah :

Y= a+ b1X1+ b2X2+b3X3+ b4X4 + b5X5 Dimana: Y = Pertumbuhan laba a = Constanta X1 = Return on asset X2 = Return On Equity X3 = Net Proit Margin

Dalam dokumen Vol.15 No.4 Oktober 2014 (Halaman 103-107)