• Tidak ada hasil yang ditemukan

This work proposes an application for business information system in a cooperation of diary enterprise. UML (Unified Modelling Language) diagrams were deployed to analyze

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Bisnis

dikembangkan ini merupakan sebuah prototipe sistem yang mampu mendukung kegiatan sehari-hari perusahaan dari tiap-tiap individu dan kelompok. Sistem ini akan memproses data masukan seperti peminjaman, penjualan, penggajian, pembelian, pendaftaran anggota baru, dan lain-lain untuk kemudian diproses dan disimpan ke dalam pangkalan data perusahaan ataupun dicetak sebagai berkas perusahaan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menganalisis dan merancang sebuah sistem informasi bisnis dengan menggunakan UML.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini ialah:

1 Institusi yang digunakan adalah sebuah koperasi susu di Bandung, Jawa Barat. 2 Pangkalan data yang digunakan dirancang

sendiri dengan menggunakan MySQL. 3 Bahasa pemrograman yang digunakan

adalah Java.

4 Pemodelan sistem menggunakan UML. Tujuan

Tujuan penelitian ini ialah menganalisis sistem berorientasi objek, mendesain sistem berorientasi objek, serta mengintegrasikan sistem berorientasi objek untuk sebuah prototipe sistem informasi bisnis yang dapat memudahkan sebuah koperasi susu dalam menjalankan proses bisnisnya.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk mendukung proses-proses bisnis yang terjadi dalam sebuah koperasi susu.

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Bisnis

Sistem merupakan sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama

(common purpose) (Hall, 2001). Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakannya (McFadden

et al. 1999).

Dari pengertian kedua istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi kepada para pemakai.

Di dalam sistem informasi, diperlukan klasifikasi alur informasi. Hal ini disebabkan oleh keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi. Kriteria sebuah sistem informasi

antara lain adalah fleksibel, efektif, dan efisien.

Berdasarkan organisasinya, sistem informasi dibagi menjadi sembilan bagian, yaitu sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system), sistem perencanaan sumberdaya perusahaan (enterprise resource planning system), sistem otomasi perkantoran (office automation

system), sistem informasi manajemen

(management information system), sistem pendukung keputusan (decision support system), sistem pakar (expert system), sistem informasi eksekutif (executive information system), sistem manajemen rantai pasok (supply chain management system), dan sistem perdagangan elektronik (electronic commerce system) (Rainer, 2007).

Sistem informasi bisnis yang akan dibuat ini adalah gabungan sistem otomasi perkantoran dengan sistem pemrosesan transaksi. Namun, sistem tersebut hanya akan melayani penjualan, pembelian, penggajian, pembayaran iuran, pengambilan iuran, peternak, pelanggan, produk, peminjaman, serta pembayaran pinjaman. Sistem informasi bisnis ini terdiri atas sistem fungsional, sistem penjualan dan pemasaran, sistem manufaktur dan produksi, sistem keuangan dan akuntansi, dan sistem sumber daya manusia.

Sistem fungsional merupakan sebuah sistem yang mengklasifikasikan sebuah sistem dari sistem lainnya, misalnya sistem pemasaran terdapat pada bagian pemasaran, dan seterusnya. Sistem penjualan dan pemasaran merupakan sistem dari perusahaan yang membantu manajemen operasional dalam menempatkan dan menghubungi pelanggan yang produktif. Sistem manufaktur dan produksi merupakan sistem yang mengatur data ketersediaan bahan produksi, jumlah produksi, data dasar barang, kode identifikasi barang, jumlah unit yang dimiliki perusahaan, dan lain-lain. Sistem keuangan dan akuntansi merupakan sistem yang bertanggung jawab atas catatan keuangan perusahaan seperti pembayaran gaji karyawan, penerimaan pembayaran pinjaman, dan piutang perusahaan. Sistem sumber daya manusia sebuah perusahaan merupakan sistem yang bertanggung jawab untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja/karyawan perusahaan.

Sistem informasi bisnis ini menyajikan informasi bisnis yang akurat sekaligus dapat memberikan penjelasan yang mudah dimengerti di balik informasi bisnis yang ada (Azoff & Charlesworth, 2004). Fungsi dari

investasi sistem informasi bisnis adalah untuk mentransformasikan suatu lingkungan yang reaktif terhadap data menjadi sesuatu yang proaktif.

Unified Modelling Language

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan sistem berorientasi objek yang digunakan untuk memvisualisasi, menentukan, membangun, dan mendokumentasikan kebutuhan perilaku sebuah sistem (Ojo & Estevez, 2005). UML terdiri atas sembilan diagram, yaitu Use case, Class, Object, Sequence, State, Component, Collaboration, Activity, dan Deployment.

Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan empat diagram untuk memodelkan sistem, yaitu Use Case, Activity, Sequence, dan Class Diagram. Menurut Kendall dan Kendall (2010), tahapan analisis berorientasi objek dilakukan sampai dengan pembentukan diagram sequence dan tahapan desain berorientasi objek dimulai dengan membuat diagram kelas. Dalam penelitian ini, tahap analisis dan desain dilakukan sampai ke pembuatan diagram kelas.

Dengan menggunakan UML, kita dapat merancang model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak. Aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi, dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Akan tetapi karena UML menggunakan class dan operation

dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C#, atau VB .NET (Hariyanto, 2004).

CASE Tools

Dalam pengembangan perangkat lunak, telah dikenal banyak perangkat berbasis komputer yang dikenal dengan Computer-Aided Software Engineering (CASE). CASE

tools merupakan perangkat yang diciptakan untuk mempermudah analis sistem yang menganut pendekatan SDLC (System Development Life Cycle) melalui penggunaan pendukung otomatis (Kendall & Kendall, 2011). CASE ini digunakan untuk membantu satu atau beberapa fase dalam life-cycle

perangkat lunak, termasuk fase analisis, desain, implementasi, dan perawatan dari perangkat lunak tersebut. Manfaat CASE tools

untuk pengembangan perangkat lunak adalah sebagai berikut:

1. CASE tools memperbesar kemungkinan otomatisasi pada setiap fase life-cycle

perangkat lunak.

2. CASE tools sangat membantu dalam meningkatkan kualitas desain model suatu perangkat lunak sebelum perangkat lunak itu dibangun/dikembangkan, baik itu yang dibangun dalam lingkungan yang sederhana maupun yang kompleks.

Visible Analyst (VA) adalah salah satu contoh CASE tools yang memungkinkan analis sistem melakukan perencanaan grafis, analisis, dan desain untuk membangun aplikasi dan pangkalan data client/server yang kompleks. Visible Analyst dan produk perangkat lunak lainnya seperti Microsoft Visio memungkinkan pengguna untuk menggambar dan memodifikasi diagram dengan mudah (Kendall & Kendall, 2011).

Para analis sistem membedakan CASE

tools ke dalam 3 kategori, yaitu upper CASE,

lower CASE, dan integrated CASE. Upper

CASE tools merupakan perangkat yang digunakan untuk mendukung perencanaan, identifikasi, dan seleksi proyek (permulaan dari perencanaan proyek), tepatnya pada fase analisis dan desain dari suatu system development life cycle (SDLC). Perangkat yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis perangkat diagramming, form and report generator, dan perangkat analisis. Contoh perangkatnya ialah Microsoft Office Visio, Photoshop, Cradle, PRO-IV Workbench, dan ProKit*WORKBENCH.

Lower CASE tools merupakan perangkat yang digunakan untuk mendukung tahap implementasi dan perawatan dari SDLC, termasuk pembangkitan source code. Perangkat yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis code generators. Pembangkitan kode ini memberikan pengguna beberapa keuntungan, yaitu (Kendall & Kendall, 2011): (1) sistem dapat dihasilkan lebih cepat daripada menulis kode program; (2) waktu yang dihabiskan dalam pemeliharaan berkurang dengan pembangkitan kode; (3) kode dapat dibangkitkan dalam lebih dari satu bahasa pemrograman, sehingga mudah memindahkan sistem dari satu platform ke

platform lainnya; (4) pembangkitan kode menyediakan sebuah cara yang hemat biaya dalam penyesuaian sistem yang dibeli dari pihak ketiga dengan kebutuhan organisasi; dan (5) kode hasil pembangkitan bebas dari kesalahan program komputer. Contoh perangkatnya ialah Java, Delphi, Visual Basic, Level/l-User Sensitive CASE, dan PRO-IV Application Development. Integrated CASE

tools merupakan perangkat yang digunakan untuk mendukunga aktivitas-aktivitas yang terjadi pada beberapa fase dari SDLC, dengan mengombinasikan upper CASE dan lower

CASE menjadi satu. Perangkat yang termasuk dalam kategori ini ialah jenis perangkat manajemen proyek. Contoh perangkatnya ialah Rational Rose, Poseidon, ArgoUML, Catalyze, in-Step, Juggler, PRINCE, dan Power Designer.

Use Case Diagram (Diagram Use Case) Diagram use case merupakan pusat pemodelan perilaku sistem, subsistem, dan kelas. Diagram ini digunakan untuk mendeskripsikan apa yang seharusnya dilakukan oleh sistem. Diagram ini menyediakan cara mendeskripsikan pandangan eksternal terhadap sistem dan interaksi-interaksinya dengan dunia luar. Dengan cara ini, diagram use case

menggantikan diagram konteks pada pendekatan konvensional (Hariyanto, 2004). Diagram use case terdiri atas aktor, use case, dan hubungan ketergantungan, generalisasi, dan assosiasi, seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Contoh diagram use case.

Activity Diagram (Diagram Aktivitas)

Diagram aktivitas adalah diagram

flowchart yang diperluas yang menunjukkan aliran kendali satu aktivitas ke aktivitas lain. Diagram ini digunakan untuk memodelkan aspek dinamis sistem (Hariyanto, 2004).

Aktivitas adalah eksekusi yang berlangsung di state machine. Diagram aktivitas mendeskripsikan aksi-aksi dan hasilnya. Diagram ini berupa operasi-operasi dan aktivitas-aktivitas di use case (Gambar 2).

Diagram aktivitas diawali dengan lingkaran hitam dan diakhiri dengan lingkaran hitam bertepi putih. Aktivitas digambarkan dengan kotak persegi panjang dengan sudut-sudut yang melengkung. Setiap aktivitas

Gambar 3 Contoh diagram sequence.

dihubungkan dengan panah dari awal hingga akhir diagram aktivitas.

Sama halnya dengan diagram alir, diagram aktivitas pun memiliki simbol yang sama untuk menggambarkan keputusan. Keputusan digambarkan dengan intan, namun deskripsi kondisi yang menyertai keputusan diletakkan di luar simbol intan. Diagram aktivitas dapat menggambarkan konkurensi, yaitu satu atau lebih aktivitas yang berjalan secara bersamaan. Konkurensi diawali dengan sebuah garis tebal horizontal yang menjadi tempat keluarnya garis aktivitas. Konkurensi juga diakhiri dengan garis tebal horizontal. (Hendrik & Wahid, 2005).

Gambar 2 Contoh diagram aktivitas. Sequence Diagram (Diagram Sequence)

Diagram sequence merupakan diagram yang mendeskripsikan komunikasi di antara objek-objek, meliputi pesan-pesan yang ada dan urutan munculnya pesan tersebut. (Hariyanto, 2004). Diagram ini digunakan untuk memodelkan skenario penggunaan (Gambar 3).

Skenario penggunaan adalah barisan kejadian yang terjadi selama satu eksekusi

sistem. Cakupan skenario dapat beragam, dari mulai semua kejadian di keseluruhan sistem atau hanya kejadian pada objek-objek tertentu. Skenario menjadi rekaman historis eksekusi sistem atau gagasan eksperimen eksekusi sistem yang diusulkan.

Class Diagram (Diagram Kelas)

Diagram kelas merupakan diagram yang paling umum dipakai dalam pemodelan berorientasi objek. Pemodelan kelas merupakan pemodelan paling utama di pendekatan berorientasi objek karena menunjukkan kelas-kelas yang ada di sistem dan hubungan antar kelas-kelas tersebut, atribut-atribut, dan kelas-kelas (Hariyanto, 2004).

Diagram kelas menunjukkan aspek statis sistem terutama untuk mendukung kebutuhan fungsional sistem. Kebutuhan ini berarti layanan-layanan yang harus disediakan sistem ke pengguna (user). Meskipun diagram kelas serupa dengan model data, namun kelas-kelas tidak hanya menunjukkan struktur informasi tetapi juga mendeskripsikan perilaku tiap kelas (Gambar 4).

Kelas dalam diagram kelas dapat secara langsung diimplementasikan di bahasa pemrograman berorientasi objek yang secara langsung mendukung bentukan kelas.

Gambar 4 Contoh diagram kelas.

Prototipe Perangkat Lunak

Prototipe merupakan salah satu metode yang banyak digunakan saat ini dalam mengembangkan perangkat lunak. Metode ini memungkinkan pengembang dan pengguna dapat saling berkomunikasi selama proses pembuatan sistem berlangsung (Alavi, 1984). Untuk mengakomodasi kesesuaian sistem dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, dibutuhkan kerja sama dan komunikasi yang

baik antara pelanggan dan pengembang sehingga pengembang mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan. Prototipe ini juga menguntungkan pengembang dalam mengumpulkan informasi spesifik tentang kebutuhan informasi pelanggan (Kendall & Kendall, 2011).

Prototipe terbagi menjadi 4 jenis, yaitu

patched-up prototype, nonoperational prototype, first-of-a-series prototype, dan

selected features prototype (Kendall & Kendall, 2011). Patched-up prototype

merupakan sebuah prototipe yang memiliki fitur-fitur penting namun tidak efisien. Pengembalian dan penyimpanan informasi dalam prototipe ini tidak efisien karena program dibuat dengan cepat dengan lebih mengutamakan kemampuan prototipe bekerja daripada efisiensi program.

Nonoperational prototype merupakan sebuah prototipe yang dibuat saat pengkodean yang dibutuhkan oleh aplikasi terlalu mahal untuk dibentuk, namun tujuan sistem dapat diperoleh melalui prototipe masukan dan keluaran. Pemrosesan misalnya, karena tidak efisien dalam hal biaya dan waktu, tidak akan dimasukkan ke dalam prototipe. Namun, pelanggan masih dapat membuat keputusan utilitas sistem berdasarkan prototipe masukan dan keluaran sistem. (Kendall & Kendall, 2011).

First-of-a-series prototype merupakan sebuah prototipe yang dikembangkan dalam skala penuh untuk dilihat kemampuannya sebelum mengembangkan sistem yang sama. Prototipe ini berguna ketika banyak instalasi sistem informasi direncanakan. Model skala penuh ini memungkinkan pelanggan mengalami interaksi nyata dengan sistem yang baru dan memperkecil biaya penanganan masalah yang disebabkannya. Contohnya saat toko penjualan bermaksud untuk menggunakan electronic data interchange

(EDI) untuk memeriksa pengiriman supplier

di beberapa cabang, model skala penuh dapat dipasang di salah satu toko sehingga pelanggan dapat mencoba sistem terlebih dahulu sebelum sistem yang sama dipasang pada seluruh toko cabang (Kendall & Kendall, 2011).

Selected features prototype merupakan sebuah prototipe yang dibangun dengan beberapa menu penting dari semua menu yang akan dimiliki oleh sistem. Contohnya, sebuah sistem dikembangkan dengan 6 menu. Di dalam pengembangan prototipenya, hanya akan terdapat 3 menu yang dapat digunakan. Kemudian pengguna akan memberi umpan

balik kepada analis tentang kinerja sistem. Hal ini juga memungkinkan pengguna memberi masukan tentang fitur yang akan ditambah ke dalam sistem (Kendall & Kendall, 2011). Stuctured Query Language (SQL)

SQL adalah sebuah bahasa nonprosedural tingkat tinggi dan berorientasi hasil untuk mengakses sistem pangkalan data relasional. Meskipun Q dalam SQL merupakan singkatan dari query, SQL lebih dari sekedar bahasa

query. Bahasa ini menyediakan semua

kemampuan pendefinisian dan pembaruan data yang diperlukan dalam setiap bahasa pangkalan data (O’Brien & Marakas, 2005).

Belakangan ini, SQL banyak digunakan baik sebagai bahasa pemrograman yang berdiri sendiri maupun digunakan dengan bahasa pemrograman lain, seperti C, C++, Java, PASCAL, dan lain-lain. SQL terdiri atas tiga subbahasa, yaitu Data Definition

Language (DDL), Data manipulation

Language (DML), dan Data Control

Language (DCL).

Ketiga subbahasa ini digunakan untuk masing-masing tujuan. DDL digunakan untuk membuat pangkalan data dan tabel serta memelihara struktur data. Subbahasa DML digunakan untuk mengakses dan menggali data dari pangkalan data (add, delete, update,

etc.). Subbahasa ketiga, DCL, digunakan untuk mengontrol akses ke pangkalan data sehingga sangat penting untuk keamanan sistem.

Dokumen terkait