• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pustaka

Dalam dokumen ANALISIS TULISAN AKSARA HAN (Halaman 39-0)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Tinjauan Pustaka

Samsul Bahri (2013), dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis makna

kanji berkarakter dasar Ukanmuri ditinjau dari segi semiotika (Kajian Charles

Sanders Pierce)”. Dalam jurnal ini penulis meneliti tulisan salah satu karakter

bushu yang digunakan dalam kanji yaitu ukanmuri. Tulisan ini dianalisis dengan menggunakan segitiga makna Charles Sanders Pierce. Tulisan ini membantu peneliti menganalisis tulisan aksara Handengan menggunakan teori semiotik yang sama, yaitu segitiga makna.

Arye Aligius Belawing (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Makna

kalung (tato) Dayak Bahau di Kalimantan Timur(Analisis semiotika Charles Sanders Pierce)”. Dalam skripsi ini penulis menganalisis makna tato dengan

analisis semiotik Charles Sanders Pierce. Tulisan ini membantu peneliti menjelaskan secara mendalam tentang teori semiotik tersebut ditambah dengan penggunaan segitiga makna (triangle meaning) yang memperlihatkan tiga elemen utama pembentuk tanda.

Sumbo Tinarbuko (2004) dalam jurnalnya yang berjudul “Semiotika

analisis tanda pada karya desain komunikasi visual”. Dalam skripsi ini penulis

menjelaskan mengenai analisis tanda pada 5 karya desain komunikasi visual menggunakan beberapa teori, salah satunya adalah teori semiotika sebagai metode analisis tanda oleh Charles Sanders Pierce. Tulisan ini membantu peneliti memberikan gambaran yang mengkaji tanda dengan pendekatan semiotik sebagai sebuah metode analisis tanda yang diterapkan dan disikapi secara proaktif sesuai dengan konteksnya. Desain komunikasi visual ini mempunyai tanda berbentuk verbal (bahasa) dan visual, serta merujuk bahwa teks desain komunikasi visual serta penyajian visualnya juga mengandung ikon terutama berfungsi dalam sistem-sistem non kebahasaan untuk mendukung pesan kebahasaan.

Juli Prasetyo (2016) dalam skripsinya yang berjudul “Kajian makna

simbolik pada wayang bawor (Analisis semiotika Charles Sanders Pierce)”.

Dalam skripsi ini penulis mendeskripsikan makna simbolik yang terkandung pada wayang bawor yang dianalisis menggunakan analisis semiotik oleh Charles Sanders Pierce, dimana wayang bawor sendiri merupakan ikon atau simbol orang banyumas. Penulis menganalisis dengan beberapa jenis tanda, mulai dari indeks, ikon, dan simbol. Tulisan ini menjabarkan tentang semiotik oleh Charles Sanders Pierce secara jelas sehingga peneliti mendapatkan gambaran yang lebih banyak mengenai penggunaan teori semiotik ini.

Wahid Al Kirom (2016), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis

semiotik teks dengan gambar pada buku bahan ajar Ta’lim AlLugah Al

-‘Arabiyyah: Pendidikan bahasa Arab SMA/SMK/MA Muhammadiyah Kelas XI

KARYA Nurul Qamariyah, S.Pd.I”. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan

mengenai kesesuaian antara gambar dan teks pada buku bahan ajar tersebut untuk menganalisis makna-makna semiotik yang terkandung di dalamnya. Tulisan ini dapat menjadi perbandingan bagi peneliti untuk membandingkan penggunaan teori semiotik oleh Charles Sanders Pierce maupun Ferdinand de Saussure.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian dilaksanakan di Vihara Dharma Bhakti, tepatnya di Jl. T Panglima Polem No.70, Banda Aceh. Di kawasan inilah penulis melakukan penelitian terkait menganalisis tulisan aksara han yang terdapat pada bangunan Vihara Dharma Bhakti di Kota Banda Aceh.

3.2 Data dan Sumber Data

Secara umum dapat dinyatakan bahwa data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas), yang harus dicari/dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Edi Subroto, 2007:38). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tulisan aksara han 汉.

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah tulisan aksara han yang terdapat pada bangunan vihara Dharma Bhakti di kota Banda Aceh dan hasil wawancara kepada informan , yaitu:

1. Nama : Bapak Yuswar, S.E

Profesi: Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti di Kota Banda Aceh.

Umur : 67 Tahun.

2. Nama : Bapak Hasan

Profesi: Pengurus Vihara Dharma Bhakti di Kota Banda Aceh.

Usia : 60 Tahun.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk jurnal, skripsi dll. Dalam penelitian ini, dokumentasi juga merupakan sumber data sekunder.

3.3 Persyaratan Informan

Menurut pendapat Spradley dalam Faisal (1990:45) informan harus memiliki beberapa kriteria yang perlu dikembangkan yaitu:

1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau penelitian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di luar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat secara penuh aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran atau penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui wawancara, pengamatan, dokumentasi dan sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrument dapat berupa, pedoman wawancara, kamera dan lainnya.

Dalam penelitian ini data juga diperoleh melalui skripsi, internet, jurnal dan artikel ilmiah, yang kemudian dipilah-pilih. Secara metodologi dikenal beberapa macam teknik pengumpulan data, diantaranya studi dokumentasi, kepustakaan, observasi lapangan, wawancara dan juga angket (Abdurrahmat,2005:104). Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi lapangan, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah langkah-langkah dan cara pengumpulan data atau informasi

yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari buku, jurnal, skripsi, dan juga artikel yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3.4.1 Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari sebuah tulisan, wasiat, buku, foto dan sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan serta bukti penelitian.

3.4.2 Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature, catatan dan laporan yang sudah ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, (Koentjaraningrat, 2000:66).

Studi kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literature yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh para ahli, diantaranya yang dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, dan tinjauan teoritis. Penggunaan istilah-istilah tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian.Jika seseorang telah memperoleh

kepustakaan yang relevan, maka segera disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti:

mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.4.3 Observasi Lapangan

Observasi adalah suatu penelitian secara sistematis menggunakan kemampuan indera manusia.Pengamatan merupakan a powerful tool indeed.

Pengamatan dilakukan pada saat terjadi aktivitas budaya dan wawancara secara mendalam (indept interview). Observasi juga dibantu dengan foto dan tape

recorder. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrument (human instrument).

Hal ini memungkinkan peneliti memodifikasi pertanyaan sesuai dengan kondisi informan.

3.4.4 Wawancara

Selain menggunakan metode kepustakaan, penulis juga menggunakan metode wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya secara langsung kepada subjek penelitian.Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab secara langsung antara peneliti dan narasumber (informan).Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan serta menggunakan beberapa responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).

Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara demi mendapatkan informasi dari narasumber terkait analisis tulisan aksara Han pada bangunan vihara yang berada di Jl. T. Panglima Polem No.70, Banda Aceh. Narasumber tersebut bernama Bapak Yuswar. S,E yang berumur 67 tahun. Beliau adalah ketua dari yayasan Vihara Dharma Bhakti di kota Banda Aceh.

3.5 Metode Analisis Data

Teknik yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data analisis berupa kata-kata, pertanyaan, ide, penjelasan atau kejadian dan bukan dalam kerangka angka, lalu dikumpulkan yang kemudian disusun dalam teks yang diperluas dan dianalisis, Bogdan dan Taylor (1975:5) (dalam Muhammad, 2016:30). Dalam penelitian kualitatif sumber data dipilih dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sesuai dengan jenis data, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, dokumentasi, wawancara, dan pengamatan.

Dalam penelitian ini penulis membahas Analisis Tulisan Aksara Han Pada

Bangunan Vihara Dharma Bhakti di Kota Banda Aceh dengan menggunakan teori

Semiotik dari Charles Sanders Peirce dan Teori Semantik. Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk menganalisis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data yang berupa tulisan aksara Han yang didapat pada bangunan Vihara Dharma Bhakti di kota Banda Aceh dengan cara mendokumentasikan tulisan tersebut.

2. Mewawancarai ketua yayasan vihara tersebut dan tenaga pengajar mengenai makna yang terkandung di dalam tulisan tersebut .

3. Menganalisis data dan menyusunnya secara sistematis sehingga pembaca dapat mengerti maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh penulis.

3.6 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan menggunakan metode Miles dan Huberman (1992:16) (dalam Mitra:2017) yang menerapkan adanya tiga alur kegiatan yang dapat dilakukan untuk menganalisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada data-data yang diperlukan sebagai bahan penelitian. Pada tahap ini pemilihan data berupa tulisan aksara Han yang terdapat pada bangunan Vihara Dharma Bhakti di Kota Banda Aceh.

2. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini merupakan penyajian keseluruhan data dari hasil reduksi. Hasil analisis data akan berwujud penjelasan yang berkaitan dengan judul penelitian. Penjelasan akan berbentuk uraian yang berwujud kalimat-kalimat yang diikuti pemerian secara rinci.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir yang dilakukan. Penarikan kesimpulan ini merupakan sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Hasil kesimpulan pada analisis data berupa makna yang terkandung di dalam tulisan aksara Han yang ada pada bangunan Vihara Dharma Bhakti di kota Banda Aceh.

NO. TEMPAT TULISAN

3. Tiang Penyangga sebelah kanan didalam bangunan

BAB 4

ANALISISTULISAN AKSARA HAN PADA BANGUNAN VIHARA DHARMA BHAKTI DI KOTA BANDA ACEH

4. 1 Tiang Penyanggasebelah kanan didepan pintu masuk bangunan

Gambar 4. 1 Tiang Penyangga sebelah kanan didepan pintu masuk bangunan

万方均赤子涵濡恩泽沐南洋

Pada bagian pertama penulis menganalisis tulisan aksara Han yang terdapat pada sisi kanan tiang penyangga yang berada didepan pintu masuk bangunan vihara Dharma Bhakti di Kota Banda Aceh. Kalimat tersebut memiliki 12 suku kata. Berikut pembahasannya :

Makna Kata :

1. 万 O [ 一 ]

R万 I (sepuluh ribu, banyak sekali) Tanda : 万

Objek : satu, sebuah, sendiri

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 一 (radikal) yang berarti satu, sebuah, sebuah.

Interpretant : sepuluh ribu, banyak sekali

1.

Sebuah angka dan sistem bilangan yang mewakili angka tersebut.

2.

Angka yang merupakan bilangan asli setelah 9.999 dan sebelum 10.001.

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian sepuluh ribu yang terbentuk dari bilangan dasar satu.

2. 方

O [ 方 ]

R方 I (kotak)

Tanda :

Objek : persegi panjang, wilayah

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi karakter dasar

(radikal) yang berarti persegi panjang, wilayah. Dalam hanzi tersebut terdapat komponen pembentuk kata yaitu kata亠 yang berarti kepala.

Interpretant : kotak

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian kotak yang terbentuk dari sebuah wilayah yang berbentuk persegi panjang. (radikal) yang berarti sama. Radikal 匀 sendiri jika dianalisis lagi terdapat hanzi 勹 (radikal) yang berarti membungkus dan hanzi yang berarti es. Jika dianalisis

berdasarkan makna maka akan memiliki pengertian segala sesuatu yang ada di bumi baik yang berupa tanah ataupun es.

Interpretant : sama, semua, bahkan, tanpa pengecualian

1.

Tidak ada bedanya dengan yang lain

2.

Keseluruhan yang ada didalamnya

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian segala sesuatu yang ada di bumi baik berupa tanah ataupun es yang berarti memiliki makna semua, tanpa pengecualian dan tanpa membedakan baik itu tanah ataupun es yang berarti sama.

4. 赤 O [ 赤]

R赤 I (

setia, tulus, ikhlas) Tanda : 赤

Objek : setia

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 赤(radikal) yang berarti setia. Dalam hanzi ini terdapat 4 komponen pembentuk kata yaitu 土 yang berarti tanah atau bumi, 八 yang berarti segala sisi.

Interpretant : setia, tulus, ikhlas

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian menghubungkan segala sudut pandang atau sisi di bumi dalam bentuk keikhlasan, ketulusan dan kesetiaan.

5. 子 O [ 子]

R子 I (

anak) Tanda : 子

Objek : keturunan

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar子(radikal) yang berarti keturunan. Dalam hanzi ini terdapat 2 komponen pembentuk kata yaitu 了 yang berarti menyelesaikan dan 一 yang berarti satu, sebuah, sendiri.

Interpretant : anak

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian anak yang merupakan keturunan dari seseorang.

6. 涵 O [ 水]

R涵 I (

mengandung)

Tanda : 涵 Objek : air

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar水(radikal) yang berarti air. Dalam hanzi ini terdapat beberapa komponen pembentuk kata yaitu 水 yang berarti air, 凵 yang berarti wadah , dan 了 yang berarti menyelesaikan.

Interpretant : mengandung

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian suatu wadah atau tempat yang terdapat kandungan air.

7. 濡 O [ 水]

berarti air dan 需 yang berarti membutuhkan.

Interpretant : membenamkan, melembabkan

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian dalam suatu proses melembabkan tentu dibutuhkan kandungan air didalamnya.

8. 恩 O [ 心]

R恩 I (

kebaikan) Tanda :

Objek : hati, jiwa

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi karakter dasar

(radikal) yang berartihati, jiwa. Dalam hanzi tersebut terdapat 2 komponen pembentuk kata yaitu kata 因 dan 心 . 因 yang berarti karena, alasan. Jika dianalisis lagi kata 因 mengandung 2 komponen pembentuk kata yaitu 囗 yang berarti bangga, jujur dan kata 大 yang berarti besar, luas.

Interpretant : kebaikan, rahmat

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian suatu hal kebaikan atau rahmat yang dikarenakan hati yang jujur dan pikiran yang sangat luas dan besar.

9. 泽 O [ 水]

R泽 I (

kolam)

Tanda :

Objek : air

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar水(radikal) yang berarti air. Dalam hanzi ini terdapat beberapa komponen pembentuk kata yaitu 水 yang berarti air, 又 yang berarti juga, 二 yang berarti dua

Interpretant : kolam

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian kolam yang didalamnya terdapat banyak air.

10. 沐 O [ 水]

yang berarti air, 木 yang berarti pohon.

Interpretant : memberi dan menerima kebaikan

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian memberi dan menerima kebaikan seperti pohon yang terus dialiri air hingga ia dapat tumbuh dan berkembang.

11. 南 O [ 十]

R南 I (

selatan) Tanda :

Objek : sepuluh

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar十(radikal) yang berarti sepuluh.

Interpretant : selatan

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian selatan dimana bentuk luarnya adalah huruf 木 yang telah berubah bentuk, bagian dalamnya di zaman kuno berarti arah, yaitu arah menghadapnya bunga. Kita tahu, tumbuhan menghadap kearah matahari. Di dalam satu hari di Tiongkok, matahari terutama berada di selatan.

12. 洋 O [ 水]

R洋 I (

lautan)

Tanda :

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian lautan yang tentunya terdapat air yang banyak.

Makna Kalimat :

万方均赤子涵濡恩泽沐南洋

Wàn fāng jūn chì zi hán rú ēnzé mù nányáng

Dimanapun berada tetap mencintai tanah kelahiran yang merupakan karunia yang dianugerahkan oleh raja.

Daerah yang dimaksud adalah Nanyang. Nanyang adalah istilah bahasa Tionghoa untuk menyebut wilayah geografi di selatan Tiongkok, terutama Asia Tenggara. Istilah ini secara harfiah berarti “Samudera Selatan”. Istilah Nanyang sering digunakan untuk menyebut penduduk migrant etnis Tionghoa di Asia Tenggara, tepatnya di Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

4. 2 Tiang Penyangga sebelah kiri didepan pintu masuk bangunan

Gambar 4. 2 Tiang Penyangga sebelah kiri didepan pintu masuk bangunan

一朵捧红云咫尺天威临北极

Pada bagian kedua penulis menganalisis tulisan aksara Han yang terdapat pada sisi kiri tiang penyangga yang berada di pintu masuk bangunan vihara Dharma Bhakti di Kota Banda Aceh. Kalimat tersebut memiliki 12 suku kata. Berikut pembahasannya :

Makna Kata :

1.一 O []

R一 I (satu

) Tanda : 一

Objek :

Interpretant : satu

2. 朵 O [木]

R朵 I (ukuran kata untuk bunga, awan)

Tanda :

Objek : pohon

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 木(radikal) yang berarti pohon. Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata 几 yang berarti beberapa atau menanyakan berapa banyak.

Interpretant : ukuran kata untuk bunga, awan

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian beberapa pohon yang dijadikan ukuran kata untuk bunga dan awan..

3.捧 O [手]

R捧 I (dorongan

) Tanda : 捧

Objek : tangan

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 手(radikal) yang berarti tangan. Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata 奉 yang berarti menerima.

Interpretant : dorongan

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian suatu dorongan yang dilakukan dengan tangan.

4.红 O [糸]

R红 I (merah

)

Tanda : 红 Objek : sutra

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 糸(radikal) yang berarti sutra. Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata 工 yang berarti pekerja.

Interpretant : merah, bonus, sukses

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian sebuah warna merah atau arti lainnya bonus atau kesuksesan yang didapatkan oleh seorang pekerja. berarti hujan. Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata 云 yang berarti awan.

Interpretant : awan

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian awan yang terbentuk karena adanya hujan.

6.咫 O [口]

R咫 I (pengukuran panjang

) Tanda :

Objek : mulut

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 口 (radikal) yang berarti mulut. Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata 尺dan 只 yang berarti hanya.

Interpretant : pengukuran panjang

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian suatu pengukuran panjang yang sama dengan delapan 寸.

7.尺 O [尸]

R尺 I (aturan

) Tanda :

Objek : memimpin

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 尸 (radikal) yang berarti memimpin.

Interpretant : aturan

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian memimpin sesuatu dengan aturan yang ada. berarti besar. Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata 一 yang berarti satu.

Interpretant : langit

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian salah satu istilah Tionghoa tertua untuk menyebut kosmos dan merupakan sebuah konsep penting dalam mitologi, agama, filosofi Tionghoa. Huruf asli pada naskah tulang ramalan dari Dinasti Shang dan naskah perunggu dari Zhou berbentuk menyerupai “manusia besar” berkepala raksasa. Huruf 天 berdasarkan naskah ramalan dan perunggu menekankan kepada si “manusia besar”, baik yang berkepala kotak atau bundar atau yang ditandai satu atau dua garis.

9.威 O [ ]

R威 I (kekuatan

) Tanda :

Objek : wanita

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar

女 yang berarti

wanita.

Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata 戌.

Interpretant : kekuatan

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian suatu kekuatan yang biasa dimiliki oleh wanita.

10.临 O []

R临 I (mengahadap

)

Tanda :

Objek : -

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar (radikal). Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata口 yang berarti mulut.

Interpretant : menghadap

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian suatu arah yang menghadap pintu masuk.

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian menggambarkan dua orang yang sedang duduk membelakangi. Di zaman kuno, tempat duduk resmi selalu di utara dan menghadap ke selatan. Maka orang yang duduk membelakangi, otomatis menghadap utara.

12.极 O [木]

R极 I (titik paling ujung

) Tanda :

Objek : pohon

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 木 (radikal) yang berarti pohon. Dalam hanzi ini terdapat komponen pembentuk kata 及 yang berarti mencapai.

Interpretant : titik paling ujung

Jika dianalisis berdasarkan hubungan makna maka akan memiliki pengertian mencapai hingga titik paling ujung sama halnya dengan pohon yang berkembang hingga ke ujung.

Makna Kalimat :

一朵捧红云咫尺天威临北极

Yī duǒ pěng hóngyún zhǐchǐ tiān wēi lín běijí

Sebuah awan merah yang mengagungkan sesuatu yang sangat dekat dengan kekuatan surga yang menghadap kearah kutub utara.

4. 3 Tiang Penyangga sebelah kanan didalam bangunan

Gambar 4. 3 Tiang Penyangga sebelah kanan didalam bangunan

尊尚玄穹步清虚而登九五

Pada bagian ketiga penulis menganalisis tulisan aksara Han yang terdapat pada sisi kanan tiang penyangga yang berada didalam bangunan vihara Dharma Bhakti di Kota Banda Aceh. Kalimat tersebut memiliki 11 suku kata. Berikut pembahasannya :

Makna Kata :

1. 尊 O [寸]

R 尊 I (menghormati, senior, generasi tua)

Tanda : 尊 Objek : kecil

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 寸(radikal) yang

Objek : hanzi (汉字) ini terdiri dari kombinasi, karakter dasar 寸(radikal) yang

Dalam dokumen ANALISIS TULISAN AKSARA HAN (Halaman 39-0)

Dokumen terkait