• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan syariah dalam Akad Wadi’ah pada Tabungan iB Hasanah Dalam praktiknya BNI Syariah mempunyai produk unggulan yaitu Dalam praktiknya BNI Syariah mempunyai produk unggulan yaitu

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Tinjauan syariah dalam Akad Wadi’ah pada Tabungan iB Hasanah Dalam praktiknya BNI Syariah mempunyai produk unggulan yaitu Dalam praktiknya BNI Syariah mempunyai produk unggulan yaitu

produk Tabungan iB Hasanah yang didalamnya menggunakan akad wadi‟ah, yang pada dasarnya akad wadi‟ah adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Dalam tinjauan syariah akad

Wadi‟ah pada Tabungan iB Hasanah di BNI Syariah sudah sesuai dengan prinsip syariah yaitu didasari dengan adanya Fatwa Dewan Syariah Nasional NO:02/DSN-MUI/IV/2000 yang memutuskan tentang Tabungan, Ketentuan umum tabungan berdasarkan Mudharabah, Ketentuan umun tabungan berdasarkan Wadi‟ah. Untuk mengetahui apakah BNI Syariah menggunakan akad wadi‟ah sesuai dengan tinjauan syariah dapat dilihat dari segi rukun dan syarat yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.2 Tinjauan syariah dalam akad Wadi‟ah di BNI Syariah Keterangan akadWadi‟ah Sesuai syariah

Rukun: Ya Tidak

a. Barang yang dititipkan 

b. Pemilik barang atau orang yang bertindak sebagai

pihak yang menitipkan (Muwadd‟i)

c. Pihak yang menyimpan atau memberikan jasa

custodian (mustawada‟)

d. Ijab qabul (sighat) 

Syarat:

a. Baligh

b. Berakal 

c. Barang titipan 

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa akad wadi‟ah di BNI Syariah sesuai dengan tinjauan syariah dapat dilihat dari unsur rukun dan syarat akad

wadi‟ah. Adapun rukun dari akad wadi‟ah adalah:

1. Barang titipan, syaratnya adalah barang titipan itu harus jelas bisa dipegang dan dikuasai. Maksudnya barang titipan itu bisa diketahui jenisnya, identitasnya dan bisa dikuasai untuk dipelihara.

2. Pemilik barang, syaratnya adalah pemilik barang itu harus sudah baligh, berakal, tidak sah penitipan jika dilakukan oleh anak kecil walaupun dia sudah baligh hal itu disebabkan karena dalam akad wadi‟ah banyak mengandung risiko penipuan, selain itu orang yang melakukan penitipan tersebut juga harus dapat bertindak secara hukum.

3. Pihak yang menyimpan, syaratnya adalah bagi penerima titipan harus menjaga barang titipan tersebut dengan baik dan memelihara barang titipan tersebut ditempat yang aman sebagaimana kebiasaan yang lazim berlaku pada orang banyak berupa pemeliharaan.

4. Ijab qabul akad ijab qabul didalam wadi‟ah yaitu ijabnya diucapkan dengan perkataan dan qabulnya dilakukan dengan perbuatan. Akad ijab qobul antara penitip dengan penerima titipan dapat dilakukan secara jelas atau tersirat asalkan bisa menunjukkan kalau perbuatan tersebut akan mengakibatkan ijab qabul. Seperti contoh “perkataan penitip kepada

seseorang (penerima titipan) saya titipkan, dan penerima tiitpan menerima maka sempurnalah ijab qabul titipan secara jelas, atau seseorang datang dengan membawa sebuah pakaian kepada seseorang, penitip berkata ini titipan kepadamu, dan penerima titipan diam maka sahlah ijab qobul titipan secara tersirat.

Dilihat dari syaratnya seseorang yang berakad itu harus:

a. Baligh adalah seseorang yang sudah sampai pada usia tertentu untuk dibebani hukum syariat (taklif) dan mampu mengetahui atau mengerti hukum tersebut.

b. Berakal adalah orang yang sehat sempurna pikirannya, dapat membedakan baik dan buruk , benar dan salah, mengetahui kewajiban , diperbolehkan dan yang dilarang, serta yang bermanfaat dan yang merusak.

c. Barang titipan : jelas (dapat diketahui jenis atau identitasnya) dapat dipegang, dapat dikuasai untuk dipelihara.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan penulis, maka diperoleh kesimpulan bahwa Tabungan BNI Syariah dengan produk iB Hasanah mempunyai dua skim yaitu: Wadi‟ah dan Mudharabah Mutlaqah yang mempunyai perbedaan. Perbedaan diantara keduanya terletak pada imbal hasil yang diberikan. Jika dengan prinsip Mudharabah, bank akan memberikan bagi hasil yang besarannya sesuai dengan yang dijanjikan diawal. Sementara akad wadi‟ah tidak punya kewajiban memberi bagi hasil. Sedangkan dalam operasionalnya BNI Syariah menggunakan akad wadi‟ah yad

dhamanah.

Berdasarkan tinjauan syariah maka dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah mengunakan akad Wadi‟ah sudah sesuai prinsip syariah, yang diperjelas dengan adanya rukun dan syarat yang sudah terpenuhi rukunnya yaitu: (1) Barang yang dititipkan. (2) Pemilik barang atau orang yang betindak sebagai pihak yang menitipkan (muwadd‟i). (3) Pihak yang menyimpan atau memberikan jasa custodian (mustawada‟). (4) Ijab qabul (sighat). Adapun syarat akad wadi‟ah yaitu: (1) Baligh. (2) Berakal. (3) Barang titipan

Serta didasari dengan adanya Fatwa Dewan Syariah Nasional NO:02/DSN-MUI/IV/2000 yang memutuskan tentang Tabungan,

Ketentuan umum tabungan berdasarkan Mudharabah, dan Ketentuan umun tabungan berdasarkan Wadi‟ah.

B. Saran

Peneliti dapat memberikan saran khususnya bagi lembaga keuangan BNI Syariah serta masyarakat sebagai calon nasabah maupun nasabah di BNI Syariah, beberapa saran yang dapat diberikan adalah:

1. Karena Produk keunggulan BNI Syariah yakni produk iB hasanah yang terus mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hendaknya pihak BNI syariah selalu memberikan inovasi-inovasi baru seperti, dengan mengembangkan produk tabungan iB Hasanah kepada masyarakat dan promosi yang berkesinambungan terhadap setiap produk-produknya agar masyarakat mempunyai keterkaitan untuk menabung dan nasabah tetap mempertahankan tabungannya.

2. Masyarakat sebagai calon nasabah dan nasabah seharusnya memahami spesifikasi akad wadi‟ah dan mudharabah mutlaqah yaitu dengan melakukan sosialisasi secara langsung maupun tidak langsung seperti, direct selling, presentasi dan target market. Agar produk Tabungan iB Hasanah yang digunakan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Nasabah juga harus memahami dan mempertimbangkan berbagai aspek-aspek seperti, retrun tabungan, biaya-biaya administrasi tabungan, risiko, promosi dan iklan, serta fasilitas tabungan yang diberikan.

Daftar Pustaka

Al-Maraghi, Mustafa, Ahmad, 1993,“Tafsir Al-Maraghi”,Cet. II, Semarang, PT. Karya Toha Putra.

Antonio, Syafi‟i, Muhammad, 1999, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum,

Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf.

Anwar, Syamsul, 2010, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: Rajawali pers. Arifin, Zainul, 2003,Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari‟ah, Jakarta: Alvabet. Bank Indonesia. 1992. Undang-undang No. 7 Tahun 1992: Tentang Perbankan.

Jakarta.

Djazuli A, 2006, Kaidah-Kaidah Fikih; Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis, Jakarta, Kencana.

Hasan, Ali M, 2003, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ismail, 2010.Manajemn Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana.

Jannah, Syafaatul, 2012, Mekanisme Tabungan Wadi‟ah Salamah, di BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi. Tugas Akhir.

Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keungan,Jakrta :PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir, 2001, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Laporan tahunan, 2009, Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia. Martono, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Yogyakarta: Ekonisia.

Moleong, Lexi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offest.

Muhammad, 2000, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta, UII Press.

Muhammad, 2002, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta, UII Press.

Nawawi, Ismail, 2012, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, Bogor, Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Primasthi, Driya, 2015, “Studi Komparasi Kualitas Tabungan Akad Wadi‟ah Yad

Dhamanah dan Mudharabah Mutlaqah di BRI Syariah dan BNI Syariah”, Skripsi.

Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 10/1998 Tentang Perubahan UU. No. 7/1992 Tentang Perbankan.

Ridwan, Muhammad, 2004, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil, Yogyakarta, UII Press.

Sabiq, Sayyid, 1997, Fiqh Sunnah, Juz 13, Alih Bahasa Kamaluddin A. Marzuki, Bandung: PT.Al-Ma‟arif.

Sumitro, Warkum, 1996, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Supranto, 2003, Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Surakhmad Winarno, 1990, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: Tarsito.

Wiroso, 2005, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Bank Syari‟ah,, Jakarta: PT. Grasindo.

Zakkiya, Illailazatus, 2012, dalam Tugas Akhir, Strategi Pengelolaan Simpanan

Wadi‟ah Yad Dhamanah Pada Produk SAHARA, di KJKS Bahtera.

Zuhaily, Wahbah, 1989, Al-Fiqh Islami wa Adillatuhu, Darul Fikri, Beirut, Libanon.

Zulkifli, Sunarto, 2003, Panduan Praktis Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim.