• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

5. Tinjauan tentang Akta Hakcipta 1987 Malaysia

a. Sejarah Perlindungan Hakcipta

Sebelum adanya Akta Hakcipta 1987 dan amandemennya yang digunakan saat ini, perlindungan hakcipta telah diberikan sejak awal 1911, dengan diberlakukannya Akta Hakcipta (United Kingdom/ UK) 1911 di Negeri-Negeri Selat yaitu Penang dan Melaka. Undang-Undang Hakcipta di kedua negeri tersebut merujuk kepada Undang-Undang Hakcipta yang digunakan di England pada waktu itu. Sedangkan negeri- negeri lain tidak mempunyai Undang-Undang yang mengatur mengenai perlindungan terhadap hakcipta pada waktu itu.

Akta Hakcipta (UK) 1911 telah mengatur perlindungan terhadap hakcipta di kedua negeri selat tersebut hingga tahun 1930-an, di mana Enakmen Hakcipta digunakan di negeri-negeri Melayu Persekutuan. Sedangkan Ordinan Hak cipta 1935 diberlakukan di Borneo Utara (Sabah) sedangkan di Sarawak digunakan Ordinan Hak Cipta (Cap 94).

Pada tahun 1957, Malaysia dianugerahkan kemerdekaan, ketika itu terdapat dua Undang-Undang Hakcipta yang berlaku yaitu Akta

Hakcipta 1911 dan Enakmen Hakcipta (Cap 73). Ketika Sarawak dan Borneo (Sabah) menjadi sebagian dari persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1963, Akta Hakcipta 1956 (UK) telah menjadi sebagian Undang- Undang Hakcipta di Malaysia. Karena ada upaya untuk menggabungkan Undang-Undang Hakcipta yang bermacam-macam menjadi satu Undang- Undang Hakcipta di tingkat kebangsaan, maka Akta Hakcipta 1969 diberlakukan pada 1 Agustus 1969, ia dipakai di seluruh Malaysia sebagai pengganti Undang-Undang yang terdahulu (Anonim. Undang- Undang Hakcipta Malaysia. http://ms.wikipedia.org/w/index .php?title=Undang-undang-hak-cipta Malaysia&oldid=1818419).

Pada era 1970-an terjadi perkembangan pembangunan teknologi yang sangat pesat, sehingga meningkatkan kesadaran untuk mendapatkan perlindungan hakcipta, terutama Negara ketika itu sedang menuju ke arah Negara industri. Sehingga dilakukan amandemen terhadap Akta Hakcipta 1969 yang dibuat pada tahun 1986 yang menghasilkan Akta Hakcipta 1987 yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Desember 1987.

Sebagai akibat keanggotaan Malaysia dalam Konvensi Berne, Akta Hakcipta 1987 diamandemen kembali pada tahun 1990 untuk memastikan Akta tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Konvensi Berne. Selain amandemen, konvensi tersebut juga menghasilkan Peraturan Hakcipta 1990 yang berlaku pada tanggal 1 Oktober 1990. Sampai saat ini, Akta Hakcipta telah diamandemen beberapa kali termasuk pada tahun 1997. Pada dasarnya, amandemen pada tahun 1997 memastikan bahwa hasil karya hak cipta dilindungi dalam rangkaian elektronik. Untuk tujuan ini, lingkup hak cipta mencakupi Akta 1987 menggantikan Akta 1969 transmisi melalui internet. Amandemen ini juga melarang percobaan untuk mencari langkah-langkah teknologi yang digunakan untuk menghalangi tujuan dari suatu hasil karya serta melarang untuk mengubah informasi mengenai pengurusan hak elektronik.

Undang-Undang Hakcipta mengatur cara yang efektif dalam mengeksploitasikan sesuatu hasil karya bagi kepentingan ekonomi. Ia menjelaskan resiko-resiko yang timbul dan keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan komersial suatu hasil karya (David I Brainbridge, 1997: 31)

Hakcipta terdiri dari berbagai hak yang mana hanya pemilik hakcipta yang diijinkan untuk melakukan hak ekonomi atau mengijinkan orang lain untuk melakukan hak ekonomi dari pencipta. Hal ini termasuk perbuatan melakukan salinan, mengedarkan salinan kepada khalayak umum, melakukan pertunjukan, permainan dan persembahan kepada khalayak umum dan hak siaran. Perlindungan hakcipta di Malaysia diatur oleh Akta Hakcipta 1987 yang memberikan perlindungan secara komprehensif untuk hasil karya hak cipta. Akta ini menggariskan hasil karya yang diberi perlindungan, ruang lingkup perlindungan dan cara bagaimana perlindungan itu bisa diberikan. Akta ini juga dilengkapi dengan ketentuan mengenai pemberian kuasa untuk menyelidiki dan merampas barang-barang bajakan (Nazura Abdul Manap, 2009: 329). b. Lingkup Perlindungan Hakcipta

Hasil karya cipta dan pencipta dapat diberikan perlindungan Hakcipta di bawah Akta Hakcipta 1987 apabila memenuhi syarat-syarat tertentu antaranya ialah:

1) Hasil karya dikategorikan sebagai hasil karya yang dilindungi di bawah Akta Hakcipta 1987.

Hasil karya hakcipta dilindungi oleh Undang-Undang tanpa melihat kualitas dan tujuan karya tersebut diciptakan. Walaupun pada awalnya, Undang-Undang hakcipta memberi penekanan kepada perlindungan kepada hasil karya sastera dan seni, Akta Hakcipta telah mengkategorikan pada enam hasil karya hakcipta yang utama, yaitu:

a) Karya sastra; b) Karya musik; c) Karya seni;

d) Film;

e) Rekaman suara; f) Siaran.

Selain enam hasil karya utama yang disebut di atas, karya adaptasi dari karya asal juga diberikan perlindungan di bawah Akta ini. Pada tahun 2000, satu lagi hasil karya cipta yang baru dikenal sebagai performer’s right yang diperkenalkan melalui amandemen Akta Hakcipta tahun 2000.

2) Hasil karya harus asli

Elemen kedua yang perlu dipenuhi oleh pencipta sebelum karya ciptanya bisa dilindungi di bawah Akta Hakcipta 1987 yaitu karya tersebut harus mempunyai ciri keaslian. Keaslian di sini bermakna hasil karya tersebut tidak disalin dari hasil karya orang lain. Hak cipta mementingkan ekspresi ide. Kemungkinan dua orang mempunyai ide yang sama tetapi ekspresinya berbeda. Setiap orang bebas menggunakan ide selagi ekspresi dari ide tersebut tidak diambil. Ini bermaksud seseorang dibenarkan untuk mencipta hasil karya yang sama/ serupa dengan hasil karya yang sudah ada dengan syarat hasil karya yang kemudian dihasilkan secara independen yaitu tidak meniru karya yang sudah ada.

3) Hasil karya harus berwujud.

4) Pencipta adalah layak untuk dilindungi menurut Akta Hakcipta 1987. Pencipta adalah seorang yang layak sewaktu karya itu dibuat yaitu dia merupakan warganegara atau residen tetap di Malaysia: a) Hasil karya itu pertama kali diterbitkan di Malaysia.

b) Hasil karya di buat di Malaysia.

c) Hasil karya itu di buat oleh atau di bawah kontrol pihak kerajaan Malaysia.

d) Warga negara atau residen tetap sebuah negara yang menjadi pihak dalam treaty.

Secara umum perlindungan hakcipta yang terdapat pada karya sastera, musik atau seni selain daripada fotografi wujud sepanjang hayat si pencipta dan wujud sehingga 50 tahun selepas kematiannya. Bagi

karya-karya jenis lain pula, jangka masa hakcipta ialah sehingga 50 tahun selepas karya itu mula-mula diterbitkan.