• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran a.Pengertian Belajar dan Pembelajaran a.Pengertian Belajar dan Pembelajaran

A. Tinjauan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar 1.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD

3. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran a.Pengertian Belajar dan Pembelajaran a.Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Slameto (2003:2), secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Arief S. Sadiman (2006: 2), belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya tingkah laku

15

dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan

Menurut Vygotsky (Asri Budiningsih, 2005: 100-103), ada konsep-konsep penting teori sosiogenesis tentang perkembangan kognitif yang sesuai dengan revolusi-sosiokultural dalam teori pembelajaran adalah hukum genetik tentang perkembangan ( genetic

law of development), zona perkembangan proksimal ( zone proxiimal

of development), dan mediasi.

Ketiga konsep diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kelompok ini melibatkan orang banyak dan harus ada yang mendampingi. Seperti halnya zona perkembangan proksimal ( zone of

proximal development ), menurut Vygotsky (dalam Asri Budingsih,

2005: 101-102 ) juga mengemukakan konsepnya tentang zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) sebagai

berikut:

“Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Ini disebut sebagai kemampuan intramental. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesailan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Ini disebut sebagai kemampuan intermental. Jarak antara keduanya, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial

ini disebut zona perkembangan proksimal”.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha seseorang

16

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Penelitian ini menggunakan bantuan media video animasi untuk menyampaikan materi Pendidikan Kewarganegaraan yang masih belum dipahami dengan maksimal oleh siswa.

b. Karakteristik Peserta Didik

Mengenal karakteristik peserta didik dapat dilihat oleh pendidik dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan disekolah. Seorang pendidik yang baik dapat melihat dan mengamati bagaimana karakteristik peserta didik sehingga mampu menetapkan rancangan proses belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik tersebut. Penetapan rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik akan berdampak kepada hasil yang tidak memenuhi harapan.

Rita Eka Izzaty, dkk, (2008: 4-6) berpendapat bahwa perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan ada tujuh karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan manusia, yaitu:

1) Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan individu menyangkut berbagai macam perubahan dari hasil interaksi manusia dan akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang siklus

17

kehidupan. Perkembangan dimulai sejak manusia lahir di dunia hingga manusia mengalami kematian.

2) Perkembangan sifat multidimensional. Perkembangan individu terdiri dari berbagai macam dimensi atau ranah perkembangan seperti faktor fisik tubuh manusia, intelektual atau kecerdasan yang menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial dan moral manusia.

3) Perkembangan adalah multi direksional. Ranah-ranah perkembangan mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, pada masa bayi perkembangan yang tumbuh pesat adalah ranah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang lain. Sementara pada masa kanak-kanak awal, perkembangan emosi dan sosial berkembang lebih pesat dibanding dengan perkembangan yang lain. Perkembangan pada setiap individu memiliki kecepatan yang berbeda sesuai dengan tahapan tertentu.

4) Perkembangan bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan berbagai ranah dapat distimulasi untuk berkembang secara maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak-anak dapat diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak untuk terbiasa memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai macam cara dari hasil eksplorasi dan pemahaman anak terhadap masalah tersebut.

18

5) Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan di sekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era 66-an dan 90-an akan menyebabkan individu yang hidup pada dua era yang berbeda akan memiliki kekhasan sendiri dalam merespon sesuatu. 6) Perkembangan bersifat multidispliner. Berbagai macam ahli dan

peneliti dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, kesehatan mental, kedokteran mempelajari perkembangan manusia dengan berbagai macam persoalannya. 7) Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa

perkembangan individu mengikuti kondisi saat itu. Perkembangan bersifat kontekstual secara lebih dalam dapat dipahami dengan menghubungkan tiga komponen, yaitu:

a) Pengaruh tingkat usia secara normatif, yaitu adanya pengaruh biologis dari lingkungan yang sama pada kelompok terentu. b) Pengaruh keadaan sejarah secara normatif, yaitu adanya

pengaruh biologis dari lingkungan yang dihubungkan dengan sejarah.

c) Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif, yaitu peristiwa kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada semua orang dan seringkali tidak bisa diramalkan.

19

Menurut Rita Eka Izzaty, dkk, (2008: 7-6) manfaat mempelajari Perkembangan Peserta didik dapat dirasakan pendidik dan peserta didik, yaitu:

1) Bagi Pendidik

a) Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhiny, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, dan moral.

b) Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik 2) Bagi Peserta Didik

a) Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik sebagai individu maupun makhluk sosial dalam menjalani tahapan perkembangan dari pranatal hingga lanjut usia

b) Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya

Sejak lahir sampai usia tertentu anak akan mengalami perkembangan sesuai dengan kemampuannya. Piaget ( dalam Asri Budiningsih, 2005: 37) membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat yaitu:

20

a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain:

1) Melihat dirinya sendiri sebagai mahkluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya.

2) Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara. 3) Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.

4) Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.

5) Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.

b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah:

21

1) Self counter nya sangat menonjol.

2) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.

3) Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda.

4) Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.

5) Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan.

Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memilik pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah:

a) Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya.

b) Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks.

c) Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.

d) Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkanya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun,

22

kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.

c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba- coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir

dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan

kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi.

Namun sesungguhnya anak telah mampu melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (Ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Namun taraf berpikimya sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan

23

berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak.

d. Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola

berpikir “kemungkinan. Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-de- ductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat:

1) Bekerja secara efektif dan sistematis.

2) Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan penyebabnya, misalnya C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan.

3) Begikir secara porposional, yakni menentukan macam-macan proporsional tentang Cl, C2, dan R misalnya.

4) Pada tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagiar remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan

24

mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal-operations.

Tahap perkembangan anak kelas 2 SD ini berada pada usia 7-12 tahun. Pada tahap ini peserta didik memasuki tahap operasional konkret. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Apabila peserta didik usia 7-12 tahun dihadapkan oleh penjelasan saja dan tidak didukung oleh gambaran riil/nyata, pengetahuan yang diserap peserta didik tidak akan

tertanam dengan maksimal. Artinya dalam proses pembelajaran guru harus memanfaatkan media termasuk dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam penelitian ini, penyampaian materi tolong-menolong dengan menggunakan media video animasi. Penggunaan media video animasi ini bertujuan untuk mengkonkretkan dan memperjelas isi atau pesan dari materi yang akan diberikan kepada siswa.

25

Dokumen terkait