• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH

BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Muhammad Ikhwanul Muslimin NIM 12105241040

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH

KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA” yang disusun oleh Muhammad Ikhwanul Muslimin, NIM 12105241040 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk

diujikan.

Yogyakarta, 30 September 2016 Pembimbing,

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali sebagian acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.

Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, 20 Oktober 2016 Yang menyatakan,

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH

KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA” yang disusun oleh Muhammad Ikhwanul Muslimin, NIM 12105241040 ini telah dipertahankan di depan Dewan

Penguji pada tanggal 12 Oktober 2016 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Suyantiningsih, M.Ed. Ketua Penguji ………. ………….

Deni Hardianto, M.Pd. Sekretaris Penguji ………. ………….

Fathurrohman, M.Pd. Penguji Utama ………. ………….

Yogyakarta, ………... Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Dr. Haryanto, M.Pd.

(5)

v MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka….

(Terjemahan QS. Ar-Ra’ad ayat 11)

Berusaha dan berdoa adalah kunci kehidupan di dunia.

(6)

vi

PERSEMBAHAN Skripsi ini, penulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta.

2. Kakak dan Saudaraku tercinta.

3. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.

(7)

vii

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian adalah pra-eksperimen dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan dan variabel bebas yaitu media video animasi. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Pengetahuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran video animasi menunjukkan nilai rata-rata sebesar 65,97

(mean pretest) nilai rata-rata tersebut masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 2) Pengetahuan siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran video animasi menunjukkan adanya pengaruh terhadap nilai rata-rata yang dicapai siswa menjadi sebesar 76,84 (mean posttest). Selisih antara nilai mean pretest dan mean posttest yaitu sebesar 10,87. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan media video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul: “Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas 2 SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terlaksna berkat bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan

kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yeng

telah memberikan izin penelitian.

4. Ibu Suyantiningsih, M.Ed, dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dalam menyusun skripsi ini, memberikan motivasi dan arahan

kepada penulis.

5. Bapak Ariyawan Agung Nugroho, S.T, dosen Pembimbing akademik yeng

telah memberikan motivasi, arahan dan nasihat selama ini.

6. Seluruh Dosen Teknologi pendidikan yang telah memberikan wawasan,

ilmu, dan pengalamannya.

7. Bapak Drs. Sidiq Sunaryo, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Karangtengah Imogiri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan penelitian di kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah

Imogiri.

8. Ibu Atmi Mahanani, S.Pd., guru kelas V SD Negeri 1 Palbapang yang telah

membantu dalam pelaksanaan penelitian.

9. Seluruh siswa kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Imogiri atas

(9)

ix

10. Sahabat-sahabat khusus Teknologi Pendidikan kelas B angkatan 2012 yang

selalu memberikan doa, bantuan, semangat dan dukungan kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Demikian tugas akhir skripsi ini disusun, penulis menyadari bahwa

tugas akhir skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.

Yogyakarta, 20 Oktober 2016 Yang menyatakan,

(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... ... v

BAB II. KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar ... 11

1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD ... 11

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 12

3. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran ... 14

(11)

xi

B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Video Animasi ... 26

1. Media Pembelajaran... 26

2. Tinjauan Tentang Video Animasi ... 32

3. Pembelajaran dengan Menggunakan Video Animasi ... 41

C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ... 44

1. Pengertian Hasil Belajar ... 44

2. Hasil Belajar Kognitif ... 47

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 48

D. Kajian Penelitian yang Relevan ... 52

E. Kerangka Berpikir ... 54

F. Hipotesis Penelitian ... 55

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 56

B. Jenis Penelitian ... 56

C. Desain Penelitian ... 57

D. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel ... 57

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

1. Tempat Penelitian ... 58

2. Waktu Penelitian ... 58

F. Populasi dan Penelitian ... 59

G. Teknik Pengumpulan Data ... 59

H. Instrumen Penelitian ... 60

1. Bentuk Tes Pilihan Ganda ... 61

2. Bentuk Tes Soal Uraian ... 61

I. Validitas Instrumen Penelitian ... 64

1. Uji Validitas Instrumen ... 64

(12)

xii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 68

1. Deskripsi Hasil Pretest Pendidikan Kewarganegaraan ... 68

2. Deskripsi Hasil Posttest Pendidikan Kewarganegaraan ... 70

3. Analisis Data ... 73

B. Pembahasan ... 76

C. Keterbatasan Penelitian ... 78

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas II Semester Genap ... 5

Tabel 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas. ... 25

Tabel 3 Kisi-Kisi Pretest-Posttest Pendidikan Kewarganegaraan. ... 62

Tabel 4 Rubrik Penilaian Soal Uraian ... 63

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Skor... 66

Tabel 6 Distribusi Nilai Pretest... 68

Tabel 7 Distribusi Nilai Posttest. ... 71

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 28

Gambar 3.1 One group pretest-posttest design ... 57

Gambar 3.2 Rumus rata-rata ... 66

Gambar 4.1 Jumlah siswa yang memenuhi KKM pretest... 70

Gambar 4.2 Jumlah siswa yang memenuhi KKM posttest ... 72

Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Mean Pretest dan Mean Posttest ... 74

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1 Kisi-Kisi Penilaian Dan Rubrik Penilaian ... 84

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 87

Lampiran 3 Hasil Tes dan Pengolahan Data ... 96

Lampiran 4 Contoh Hasil Tes Pendidikan Kewarganegaraan ... 102

Lampiran 5 Media Video Animasi ... 109

Lampiran 6 Validasi Materi Dan Surat Izin Penelitian ... 112

Lampiran 6a. Surat Pernyataan Validasi Materi ... 113

Lampiran 6a. Lembar Validasi Instrumen Kelayakan Soal ... 114

Lampiran 6a. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan ... 115

Lampiran 6a. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul ... 116

Lampiran 6a. Surat Keterangan Penelitian dari SD Muh. Karangtengah ... 117

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai ilmu, relatif masih baru dibandingkan dengan

Ilmu-ilmu sosial lainnya seperti Sosiologi, Antropologi, Psikologi dan

lain-lain. Pendidikan terjadi dalam situasi sosial, yakni interaksi antar manusia,

dan interaksi manusia dengan lingkungannya (Nana Sudjana, 2009: 3). Dari

penjelasan tersebut, pendidikan merupakan proses yang sangat penting

untuk perkembangan individu maupun sosial masyarakat. Kemajuan suatu

masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang telah

diperolehnya. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertugas untuk

mendidik, membimbing serta membentuk karakter peserta didik. Sekolah

negeri maupun swasta sekarang ini saling bekerjasama untuk membangun

karakter generasi muda Indonesia agar mampu bersaing di era global yang

semakin berkembang. Melalui pendidikan diharapkan dapat mencetak

manusia yang berkualitas yang akan mendukung tercapainya pembangunan

nasional yang lebih baik. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

membentuk karakter yang sesuai dengan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesuai amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

(17)

2

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tersebut,

dapat dipahami bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Mengembangkan potensi peserta didik dapat

dimulai dengan menggali pengetahuan dan keterampilan dasar anak terlebih

dahulu. Baik guru di sekolah negeri maupun swasta harus bekerja sama

untuk membangun generasi penerus bangsa, dengan mampu menggali dan

mengembangkan potensi peserta didik/siswa di masing-masing sekolahnya.

Pendidikan di sekolah dasar (SD) merupakan pondasi perkembangan

kemampuan berfikir dan belajar siswa. Sekolah dasar juga merupakan

lembaga pendidikan yang bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,

ketrampilan, pengetahuan serta kepribadian untuk hidup mandiri dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ada beberapa variabel penting yang perlu diperhatikan dalam

proses pembelajaran agar mampu mencapai tujuan suatu lembaga

pendidikan di Sekolah Dasar. Menurut Wina Sanjaya (2008:15), “variabel yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya

adalah guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor

lingkungan”. Faktor guru dan siswa merupakan faktor penting dalam sebuah

proses pembelajaran di sekolah. Pentingnya faktor guru dan siswa tersebut

(18)

3

usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan

kebutuhan minatnya. Kebutuhan siswa dalam belajar sangat beragam karena

karakteristik setiap individu dengan individu yang lain berbeda. Seorang

guru harus pandai dalam memilih media atau metode yang tepat untuk

diterapkan dalam pembelajaran sehingga minat belajar siswa semakin

tinggi.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) secara kurikuler dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi

individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia,

cerdas, parsitipatif, dan bertanggung jawab (Sunarso, 2006: 1). Pendidikan

Kewarganegaraan dibutuhkan karena keterkaitan penanaman konsep pada

siswa yang nantinya akan mengaplikasikan nilai-nlai positif Pendidikan

Kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah dan merupakan bagian yang penting dalam pembentukan karakter

peserta didik. Pendidikan Kewarganegaraan sudah mulai diberikan kepada

siswa sejak Sekolah Dasar kelas rendah.

SDMuhammadiyah Karangtengah merupakan salah satu SD swasta

yang memiliki mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas II.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 19 Februari 2016,

SD ini memiliki masalah mengenai hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan yang masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran

(19)

4

peneliti di SD Muhammadiyah Karangtengah kelas II, dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan guru menyajikan pelajaran dengan metode

ceramah, latihan soal atau drill, dengan sedikit sekali media pendukung

dalam menyampaikan materi yang dipelajari. Sehingga dalam kegiatan

pembelajaran banyak siswa yang tidak memperhatikan materi yang

diberikan oleh guru. Selain itu juga siswa cenderung lebih aktif di luar

materi pelajaran yang sedang dipelajari seperti berbicara dengan teman di

luar materi pembelajaran, berjalan-jalan menghampiri teman dan

melakukan aktivitas fisik di luar materi yang diberikan.

Aktivitas siswa di luar materi pelajaran mengakibatkan siswa

banyak bertanya kepada guru tentang penjelasan yang sudah disampaikan

oleh guru. Sehingga dengan berbagai masalah tersebut materi yang

diberikan guru tidak bisa diterima secara maksimal oleh siswa. Hal ini juga

yang menyebabkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah. Dengan demikian proses

pembelajaran menjadi belum efektif, sehingga tujuan pembelajaran belum

dapat tercapai secara optimal. Berikut ini merupakan tabel nilai rata-rata

ulangan harian kelas II Semester Genap SD Muhammadiyah Karangtengah

(20)

5

Tabel 1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas II Semester Genap

Mata Pelajaran Nilai KKM

Matematika 72,22 75

Pendidikan Kewarganegaraan 64,85 75

Bahasa Indonesia 83,88 75

Ilmu Pengetahuan Sosial 77,11 75 Ilmu Pengetahuan Alam 73,07 75

Bahasa Jawa 70,59 75

SBK 77,07 75

Batik 76,88 75

Berdasarkan tabel nilai di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata

Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah dibandingkan dengan nilai

rata-rata mata pelajaran lainnya. Nilai rata-rata Pendidikan

Kewarganegaraan 64,85 juga masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 75,00.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas II SD ini

memiliki materi pelajaran tentang tolong-menolong yang masih sulit untuk

disampaikan oleh guru dengan baik. Guru merasa kesulitan dalam

menyampaikan materi tersebut karena tidak mendapatkan perhatian

maksimal dari siswa di dalam kelas. Materi tolong-menolong dapat

disampaikan dengan berbagai jenis model dan media pembelajaran yang

dapat diterapkan oleh guru, dengan tujuan agar siswa mudah memahami

materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang disajikan. Guru harus

mampu memilih model pembelajaran atau media apa yang paling tepat

untuk diterapkan dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang sedang

(21)

6

diperlukan untuk meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar siswa. Nilai

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan lebih bagus, jika metode atau

media pembelajaran yang digunakan bervariasi dan menyenangkan untuk

memotivasi siswa untuk belajar, sehingga kesulitan dengan pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dan nilai yang diperolehnya akan baik.

Media yang dapat digunakan untuk pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan cukup banyak, dapat disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran dan fasilitas yang tersedia di sekolah. SD Muhammadiyah

Karangtengah ini memiliki Lab Komputer yang mampu dimanfaatkan

dengan maksimal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan video

animasi. Salah satu media yang dapat menarik perhatian siswa pada materi

tolong menolong adalah media pembelajaran video animasi yang berjudul

“Mencari Sahabat” yang diproduksi oleh Balai Teknologi Komunikasi

Pendidikan (BTKP). Media video animasi mencari sahabat ini memiliki

nilai-nilai yang baik dalam alur ceritanya, seperti tolong menolong, saling

memaafkan, tidak putus asa yang sesuai dengan materi tolong menong pada

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Melihat permasalahan dan

keadaan sekolah yang memiliki Lab Komputer, peneliti mencoba untuk

melakukan penelitian eksperimen apakah lab itu berpengaruh terhadap hasil

(22)

7

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi

terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 2 SD

(23)

8 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah diatas terdapat

masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut di

identifikasi sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan dalam pembelajaran masih didominasi oleh

metode ceramah dengan sedikit sekali media pendukung.

2. Konsentrasi dan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan masih kurang.

3. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah dibandingkan

dengan nilai mata pelajaran yang lainnya.

4. Penyampaian materi Pendidikan Kewarganegaraan oleh guru kurang

menarik perhatian siswa.

5. Belum diketahuinya pengaruh penggunaan media pembelajaran video

animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II SD

di SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini,

maka penelitian ini akan dibatasi pada “Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas

(24)

9 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah ada Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul

Yogyakarta?” E. Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran video animasi terhadap

hasil belajar pendidikan kewarganegaraan kelas II SD Muhammadiyah

Karangtengah Bantul Yogyakarta.

F. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi akan

pengaruh penggunaan media video animasi dalam proses belajar mengajar

Pendidikan Kewarganegaraan kelas II SD di SD Muhammadiyah

Karangtengah Bantul Yogyakarta. Adapun secara detail manfaat penelitian

tersebut diantaranya:

1. Manfaat bagi siswa

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih

mengembangkan kemampuan dirinya dan meningkatkan

(25)

10

b. Menyelesaikan permasalahan pada pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan dengan menarik siswa untuk fokus dalam

kegiatan pembelajaran.

c. Membantu siswa meningkatkan hasil belajar pendidikan

kewarganegaraan melalui media pembelajaran video animasi.

2. Manfaat bagi guru

a. Guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan

media pembelajaran video animasi sebagai salah satu pemilihan

media dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

b. Melalui penelitian ini guru dapat meningkatkan konsentrasi dan

hasil belajar siswa.

3. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam

meningkatkan hasil belajar siswa atau meningkatkan kualitas

pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di

Sekolah Dasar.

4. Manfaat bagi peneliti

Dapat menambah pengalaman, pengetahuan dan mempelajari

lebih dalam tentang media pembelajaran video animasi untuk

(26)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar 1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD

Seperti halnya mata pelajaran yang lain, Pendidikan

Kearganegaraan (PKn) juga memiliki tujuan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik agar dapat tumbuh menjadi warga negara yang

baik (good citizen). Sesuai dengan yang ditetapkan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012: 9)

tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan

kompetensi-kompetensi kepada siswa sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan yang sedang terjadi.

b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersamadengan bangsa-bangsa yang lain dengan baik,

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

(27)

12

Melihat tujuan mata pelajaran PKn di atas dapat disimpulkan bahwa

di dalamnya memuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk dapat

mencapai tujuan mata pelajaran PKn tersebut secara maksimal, maka guru

perlu menyusun strategi pembelajaran yang digunakan di dalam kelas yang

dapat sesuai dengan masing-masing aspek pembelajaran dan karakteristik

siswa atau peserta didik. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

sudah diberikan kepada anak sejak SD kelas dasar untuk membentuk

karakteristik kewarganegaraan yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan

sangat penting diberikan kepada anak sejak dini agar siswa mampu

memiliki pengetahuan yang luas yang baik dan mampu menjadi warga

negara yang berguna bagi bangsa dan negara di masa depan.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup yang cukup

banyak. Badan Standar Nasional Pendidikan (Wuri Wuryandani dan

Fathurrohman, 2012: 10-11) menguraikan ruang lingkup mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:

a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,

sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan

(28)

13

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan

peradilan internasional.

c. Hak Asasi Manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan

kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional

HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan Warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

persamaan kedudukan warga negara.

e. Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan, konstitusi

yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasan dan Politik,_meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, sistem pernerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,

pengamalan nilai, nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

Pancasila sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi meliputi: globalisasi di, lingkungannya, politik luar negeri

(29)

14

internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi

globalisasi.

Dari beberapa ruang lingkup Pendidikian Kewarganegaraan diatas,

salah satu ruang lingkup yang terkait dengan penelitian ini adalah ruang

lingkup Kebutuhan Warga Negara. Ruang lingkup Kebutuhan Warga

Negara tersebut meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga

masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan

kedudukan warga negara. Hidup bergotong royong sebagai warga

masyarakat yang baik ini merupakan salah satu materi pelajaran yang

diberikan pada kelas II Sekolah Dasar.

3. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Slameto (2003:2), secara psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam

seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Arief S. Sadiman (2006: 2), belajar adalah suatu proses

yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur

hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu

(30)

15

dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik

perubahan

Menurut Vygotsky (Asri Budiningsih, 2005: 100-103), ada

konsep-konsep penting teori sosiogenesis tentang perkembangan

kognitif yang sesuai dengan revolusi-sosiokultural dalam teori

pembelajaran adalah hukum genetik tentang perkembangan ( genetic

law of development), zona perkembangan proksimal ( zone proxiimal

of development), dan mediasi.

Ketiga konsep diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kelompok ini melibatkan orang banyak dan harus ada yang

mendampingi. Seperti halnya zona perkembangan proksimal ( zone of

proximal development ), menurut Vygotsky (dalam Asri Budingsih,

2005: 101-102 ) juga mengemukakan konsepnya tentang zona

perkembangan proksimal (zone of proximal development) sebagai

berikut:

“Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Ini disebut sebagai kemampuan intramental. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesailan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Ini disebut sebagai kemampuan intermental. Jarak antara keduanya, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial

ini disebut zona perkembangan proksimal”.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat ditarik

(31)

16

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya yang terjadi pada semua orang dan berlangsung

seumur hidup. Penelitian ini menggunakan bantuan media video

animasi untuk menyampaikan materi Pendidikan Kewarganegaraan

yang masih belum dipahami dengan maksimal oleh siswa.

b. Karakteristik Peserta Didik

Mengenal karakteristik peserta didik dapat dilihat oleh pendidik

dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan disekolah. Seorang

pendidik yang baik dapat melihat dan mengamati bagaimana

karakteristik peserta didik sehingga mampu menetapkan rancangan

proses belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik

tersebut. Penetapan rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan

karakteristik peserta didik akan berdampak kepada hasil yang tidak

memenuhi harapan.

Rita Eka Izzaty, dkk, (2008: 4-6) berpendapat bahwa perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan ada tujuh

karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan

manusia, yaitu:

1) Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan individu

menyangkut berbagai macam perubahan dari hasil interaksi manusia

(32)

17

kehidupan. Perkembangan dimulai sejak manusia lahir di dunia

hingga manusia mengalami kematian.

2) Perkembangan sifat multidimensional. Perkembangan individu

terdiri dari berbagai macam dimensi atau ranah perkembangan

seperti faktor fisik tubuh manusia, intelektual atau kecerdasan yang

menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial dan

moral manusia.

3) Perkembangan adalah multi direksional. Ranah-ranah

perkembangan mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai

contoh, pada masa bayi perkembangan yang tumbuh pesat adalah

ranah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan

ranah yang lain. Sementara pada masa kanak-kanak awal,

perkembangan emosi dan sosial berkembang lebih pesat dibanding

dengan perkembangan yang lain. Perkembangan pada setiap

individu memiliki kecepatan yang berbeda sesuai dengan tahapan

tertentu.

4) Perkembangan bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan

berbagai ranah dapat distimulasi untuk berkembang secara

maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak-anak dapat

diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak

untuk terbiasa memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai

macam cara dari hasil eksplorasi dan pemahaman anak terhadap

(33)

18

5) Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun

perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan di

sekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era 66-an dan

90-an akan menyebabkan individu yang hidup pada dua era yang

berbeda akan memiliki kekhasan sendiri dalam merespon sesuatu.

6) Perkembangan bersifat multidispliner. Berbagai macam ahli dan

peneliti dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi,

neurosains, kesehatan mental, kedokteran mempelajari

perkembangan manusia dengan berbagai macam persoalannya.

7) Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa

perkembangan individu mengikuti kondisi saat itu. Perkembangan

bersifat kontekstual secara lebih dalam dapat dipahami dengan

menghubungkan tiga komponen, yaitu:

a) Pengaruh tingkat usia secara normatif, yaitu adanya pengaruh

biologis dari lingkungan yang sama pada kelompok terentu.

b) Pengaruh keadaan sejarah secara normatif, yaitu adanya

pengaruh biologis dari lingkungan yang dihubungkan dengan

sejarah.

c) Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif, yaitu

peristiwa kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada

(34)

19

Menurut Rita Eka Izzaty, dkk, (2008: 7-6) manfaat mempelajari

Perkembangan Peserta didik dapat dirasakan pendidik dan peserta didik,

yaitu:

1) Bagi Pendidik

a) Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia

sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang

mempengaruhiny, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi,

sosial, dan moral.

b) Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran

yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik

2) Bagi Peserta Didik

a) Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan

peserta didik sebagai individu maupun makhluk sosial dalam

menjalani tahapan perkembangan dari pranatal hingga lanjut

usia

b) Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses

pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya

Sejak lahir sampai usia tertentu anak akan mengalami

perkembangan sesuai dengan kemampuannya. Piaget ( dalam Asri

Budiningsih, 2005: 37) membagi tahap-tahap perkembangan kognitif

(35)

20

a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan

motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok

perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah

demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain:

1) Melihat dirinya sendiri sebagai mahkluk yang berbeda dengan

objek di sekitarnya.

2) Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.

3) Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.

4) Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.

5) Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah

tempatnya.

b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada

penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya

konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu

preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak

telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan

konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi

(36)

21

1) Self counter nya sangat menonjol.

2) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara

tunggal dan mencolok.

3) Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang

berbeda.

4) Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria,

termasuk kriteria yang benar.

5) Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat

menjelaskan perbedaan antara deretan.

Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat

memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak

abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan

dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat

mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka

yang memilik pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah:

a) Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi

kurang disadarinya.

b) Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal

yang lebih kompleks.

c) Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.

d) Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia

mengerti terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara

(37)

22

kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada

usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap

sama meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang

berbeda.

c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah

mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai

adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan

berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat

konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi

objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan

ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya

sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-

coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir

dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan

kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai

sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi.

Namun sesungguhnya anak telah mampu melakukan

pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah

(Ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya

prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Namun taraf berpikimya

sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri

(38)

23

berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu

menelaah persoalan. Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun

masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak.

d. Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah

mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola

berpikir “kemungkinan. Model berpikir ilmiah dengan tipe

hipothetico-de- ductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak,

dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan

mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak

sudah dapat:

1) Bekerja secara efektif dan sistematis.

2) Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah

diberikan dua kemungkinan penyebabnya, misalnya C1 dan

C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa

kemungkinan.

3) Begikir secara porposional, yakni menentukan

macam-macan proporsional tentang Cl, C2, dan R misalnya.

4) Pada tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagiar

remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia

15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi

(39)

24

mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat

melakukan formal-operations.

Tahap perkembangan anak kelas 2 SD ini berada pada usia 7-12

tahun. Pada tahap ini peserta didik memasuki tahap operasional konkret.

Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun). Ciri pokok

perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan

aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan

kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya

dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe

tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam

dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi

ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Apabila peserta didik

usia 7-12 tahun dihadapkan oleh penjelasan saja dan tidak didukung oleh

gambaran riil/nyata, pengetahuan yang diserap peserta didik tidak akan

tertanam dengan maksimal. Artinya dalam proses pembelajaran guru harus

memanfaatkan media termasuk dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Dalam penelitian ini, penyampaian materi

tolong-menolong dengan menggunakan media video animasi. Penggunaan media

video animasi ini bertujuan untuk mengkonkretkan dan memperjelas isi atau

(40)

25

4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

interaksi antara guru dengan siswanya untuk mencapai kompetensi dasar

yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan adanya interaksi dalam

pembelajaran, diharapkan dapat tercapainya pembelajaran yang efektif

karena adanya timbal balik antara guru dengan siswa sehingga dapat

tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar atau

atau standar kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Wuri Wuryandani & Fathurrohman (2012: 9) Standar

kompetensi dan kompetensi dasar merupakan tujuan yang akan dicapai

guru melalui proses belajar mengajar. Setiap guru harus mampu

mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa

sehingga siswa dapat memahami dengan materi yang diajarkan oleh guru.

Berikut ini diuraikan tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar

Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar yang termuat dalam

kurikulum tingkat satuan pendidikan kelas II, semester 1:

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Membiasakan hidup bergotong

royong

1.1 Mengenal pentingnya hidup

rukun, saling berbagi dan

tolong menolong

1.2 Melaksanakan hidup rukun,

saling berbagi dan tolong

menolong di rumah dan di

(41)

26

Standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas merupakan

kompetensi yang digunakan dalam pembelajaran kelas II SD semester 1.

Penelitian ini berhubungan dengan kompetensi dasar mengenal pentingnya

hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong. Kompetensi dasar

tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara yang mampu diterapkan oleh

guru. Pada materi tolong menolong, guru menjelaskan tolong menolong

kepada siswa dengan bantuan media pembelajaran video animasi. Media

video animasi dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam

memahami materi yang disampaikan sehingga siswa tidak mudah bosan

ketika guru menjelaskan.

B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Video Animasi 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arief S. Sadiman (2006: 6-7) Kata media berasal dari

bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang

secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai

arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut

ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan

disapaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan

(42)

27

melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan

dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak

didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa batuan media

Menurut Rossi dan Breidle (dalam Wina Sanjaya 2008: 204)

media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai

untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah,

dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televisi

kalau digunakan dan di program untuk pendidikan, maka merupakan

media pembelajaran.

Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa

media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantar

pesan seperti Over Head Projector, radio, televisi, dan sebagainya.

Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan

seperti informasi yang terdapat pada transparasi atau buku dan

bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi

yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain

sebagainya.

Media pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan

pembelajaran. Dari penjelasan berbagai ahli diatas, media

pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

tujuan pendidikan. Berbagai media yang semakin berkembang jika

(43)

28

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas II SD Muhammadiyah

karangtengah ini sangatlah memerlukan media pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Media

pembelajaran dapat menarik perhatian siswa agar senang untuk

mempelajari materi yang diberikan.

b. Media sebagai Alat Bantu Pembelajaran

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 121) Media sebagai

alat bantu dalam proses mengajar adalah suatu kenyatan yang tidak

mampu dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya

untuk membantu tugas guru menyampaikan pesan-pesan dari bahan

pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar

bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna

dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang

rumit atau kompleks.

Menurut Arief S. Sadiman (2006: 7) Pada mulanya media

hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat

bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model,

objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret,

motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar

siswa.

Menurut Wina Sanjana (2008: 205-210) proses belajar

mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana guru berperan

(44)

29

yang dikirim oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan

kedalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan)

maupun nonverbal, proses ini dinamakan encoding.

Gambar 2.1 Proses komunikasi

Dalam konteks komunikasi seperti di atas, fungsi media adalah

sebagai alat bantu untuk guru dalam mengomunikasikan pesan, agar

proses komunikasi berjalan dengan baik dan sempurna sehingga tidak

mungkin lagi ada kesalahan. Guru SD ini berperan sebagai pengirim

pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Media pembelajaran

berperan sebagai alat bantu guru sehingga materi pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diserap dengan baik oleh siswa.

c. Fungsi dan manfaat penggunaan media Pembelajaran

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat

diabadikan dengan foto, film, atau direkam memalui video atau

audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat

digunakan manakala diperlukan.

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan

bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga Pengirim

Pesan PESAN PESAN

(45)

30

mudah dipahami dan dapat menghilangkan bahan pelajaran

tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan

melalui film

3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar

siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran

dapat lebih meningkat.

4) Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:

a) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki siswa.

b) Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama

untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara

langsung oleh peserta.

c) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung

antara peserta dengan lingkungan.

d) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

e) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata,

dan tepat.

f) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.

g) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

h) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari

(46)

31

Secara garis besar dari berbagai fungsi dan manfaat

penggunaan media pembelajaran antara lain. Melalui media

pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat

abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami oleh siswa. Media

video animasi mampu memberikan contoh secara konkret maupun

abstrak, misalkan bagaimana banjir itu terjadi, tolong menolong itu

bagaimana dan sebgainya. Penggunaan media dapat menambah

motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi

pembelajaran dapat lebih meningkat. Media pembelajaran sering

digunakan karena memang memiliki keunggulan dalam menarik

perhatian siswa.

d. Klasifikasi media pembelajaran

Menurut Rudy Brets (dalam Wina sanjaya 2008: 212) ada 7 (tujuh)

klasifikasi media, yaitu:

1. Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv

2. Media audiovisual diam, seperti: film rangkai suara.

3. Audio semigerak, seperti:.tulisan jauh bersuara

4. Media visual bergerak, seperti, film bisu.

5. Media visual diam, seperti: halaman cetek, foto, microphone,

slide bisu.

6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.

(47)

32

Menurut Udin Saripuddin dan Winataputra (Syaiful Bahri

Djamarah 2006: 122) mengelompokkan sumber-sumber belajar

menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media

massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber

belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai

tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar

seseorang.

Media pendidikan merupakan salah satu sumber belajar yang

ikut membantu guru menambah wawasan anak didik. Begitu banyak

macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh

guru menjadi sumber ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi

anak didik. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu

auditif, visual, dan audiovisual dalam kegiatan pembelajaran.

Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan,

tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan

tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri, dan faktor-faktor lain

yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran.

2. Tinjauan Tentang Video Animasi a. Pengertian Video

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam,

memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak.

Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum

(48)

33

menyediakan satu cara penyaluran informasi yang amat menarik dan

langsung. Menurut kamus besar bahasa Indonesia video merupakan

teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.

Sedangkan di sisi lain menurut munir (2012: 289) Menyatakan

bahwa video adalah “sumber atau media yang paling dinamik serta

efektif dalam menyampaikan suatu informasi, karena penggunaan

video dalam multimedia interaktif akan memberikan pengalama baru”.

Disisi lain menurut Agnew dan Kelleman (dalam Munir, 2012: 290)

mendefinisikan bahwa video adalah “media digital yang menunjukan

susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran

serta fantasi pada gambar yang bergerak”.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah dikemukakan di

atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa video merupakan media

pembelajaran yang menarik dan efektif dalam menyampaikan

informasi pembelajaran karena didalam video tersebut terdapat gambar

yang bergerak dan suara sehingga mampu memberikan kesan yang

berbeda pada penonton (siswa) pada saat proses pembelajaran. Dalam

pembelajaran materi pembelajaran mengenai tolong-menolong dapat

disampaikan kepada siswa melalui media video animasi. Video animasi

yang berjudul “Mencari Sahabat” memiliki nilai-nilai yang terdapat

pada materi tolong-menolong tersebut sehingga mampu digunakan

(49)

34 b. Jenis-jenis video

Munir (2012:304-315) mengungkapkan bahwa jenis-jenis video

ada beberapa yaitu:

1) Video Streaming, merupakan salah satu cara untuk mengetahui

informasi atau berita secara audio maupun visual dari seluruh dunia

melalui internet.

2) Video conference, merupakan penggunaan komputer jaringan yang

memungkinkan penggunanya melakukan interaksi berupa gambar

dan suara.

3) Video Teleconference, merupakan telekomunikasi dengan

menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan di

tempat yang berbeda-beda.

Sedangkan menurut Rayandra Asyar (2012:74) mengungkapkan

bahwa jenis-jenis video ada 3 yaitu:

1) Video Disk, mempunyai keunggulan yaitu kapasitas penyimpanan

yang fleksibel (dapat menyimpan 54.000 image, baik suara maupun

gambar).

2) Video Cassette, mempunyai keunggulan seperti lebih ringkas dan

lebih mudah untuk produksi lokal.

3) Video DVD, piringan optic yang digunakan untuk menyimpan data

(50)

35

Video pembelajaran animasi yang digunakan dalam penelitian

ini termasuk dalam jenis Video DVD. Video DVD, piringan optik yang

digunakan untuk menyimpan data dengan kapasitas lebih besar (7 x

kapasitas CD). Video pembelajaran animasi yang digunakan adalah

video pembelajaran animasi yang diproduksi oleh Balai Teknologi

Komunikasi Pendidikan (BTKP). BTKP merupakan Balai yang dimiliki

oleh negara yang bertujuan untuk mengembangakan media

pembelajaran ataupun sarana belajar bagi siswa. Media yang sudah

diproduksi oleh BTKP sangat banyak mulai dari audio pembelajaran,

video pembelajaran, JB radio pembelajaran, animasi pembelajaran dan

masih banyak lagi media yang diproduksi oleh BTKP.

c. Keunggulan dan kelemahan video

Munir (2012: 295) mengungkapkan bahwa video mempunyai

keunggulan maupun kelemahan, diantaranya adalah: Keunggulan video

menurut Munir adalah:

1) Menjelaskan suatu keadaan nyata dari suatu proses, fenomena, atau kejadian.

2) Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti: teks atau gambar.

3) Pengguna dapat mengulang pemutaran video pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambar yang lebih fokus.

4) Cocok untuk mengerjakan materi dalam ranah perilaku atau psikomotorik.

5) Kombinasi video dengan audio lebih efektif dan cepat dalam menyampaikan pesan dibandingkan media teks.

(51)

36

Munir (2012: 295) juga mengungkapkan kelemahan dari video,

diantaranya adalah :

a) Video tidak detail dalam penjelasan materi karena peserta didik harus mampu mengingat dari setiap scane ke skane.

b) Belajar dengan video dianggap lebih mudah dibandingkan dengan teks sehingga siswa kurang kurang terdorong untuk lebih aktif didalam berinteraksi dengan materi.

Disisi lain kelebihan dan kelemahan menurut Azhar Arsyad

(dalam Sukiman, 2012: 188-190) media video adalah sebagai berikut:

Keunggulan video adalah:

i. Film dan video dapat melengkapi pengalaman belajar peserta didik ketika membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain lain.

ii. Dapat menggambarkan suatu proses dengan tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang.

iii. Mendorong dan meningkatkan motivasi serta sikap dari segi-segi afektif

iv. Video yang mangandung nilai-nilai postif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik.

v. Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bisa dilihat secara langsung.

vi. Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, heterogen, maupun, perorangan.

vii. Dapat memangkas keterbatasan ruang dan waktu.

Azhar Arsyad (dalam Sukiman, 2012: 188-190) juga

mengungkapkan kelemahan dari video, diantaranya adalah:

1) Umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.

2) Pada saat gambar digerakkan secara terus menerus kemungkinan

ada peserta didik yang tidak bisa menangkap informasi dari video

(52)

37

3) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan belajar yang diinginkan .

d. Animasi

Animasi merupakan salah satu media pembelajaran berbasis

komputer yang bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan

memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman siswa dalam

pembelajaran suatu materi dapat meningkat. Menurut Utami (2007)

menyatakan ada tiga jenis format animasi:

1) Animasi tanpa sistem kontrol, animasi ini hanya memberikan

gambaran kejadian sebenarnya (behavioural realism), tanpa ada

kontrol sistem. Misal untuk pause, memperlambat kecepatan

pergantian frame, Zoom in, Zoom Out, bisa jadi animasi terlalu

cepat, pengguna tidak memiliki waktu yang cukup untuk

memperhatikan detil tertentu karena tidak ada fasilitas untuk pause

dan zoom in.

2) Animasi dengan sistem kontrol, animasi ini dilengkapi dengan

tombol kontrol. Hal ini memungkinkan pengguna untuk

menyesuaikan animasi dengan kapasitas pemrosesan informasi

mereka. Namun kekurangannya, terletak pada pengetahuan awal

(prior knowledge) atas materi yang dipelajari menyebabkan murid

tidak tahu mana bagian yang penting dan harus diperhatikan guna

(53)

38

memperhatikan bagian yang tampak lebih menonjol secara

perseptual.

3) Animasi manipulasi langsung (Direct-manipulation Animation

(DMA)). DMA menyediakan fasilitas untuk pengguna berinteraksi

langsung dengan control navigasi (misal tombol dan slider).

Pengguna bebas untuk menentukan arah perhatian dan kejadiannya

dapat diulang.

e. Kelebihan dan Kekurangan Animasi

Sebagai media ilmu pengetahuan animasi memiliki kemampuan

untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk

dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan

kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu

materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara

melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.

Animasi yang digunakan baik pada penjelasan konsep maupun

contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan

melalui tombol, juga bisa berupa animasi interaktif dimana pengguna

(siswa) diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah nilai atau

posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. Urutan kegiatan belajaranya

dapat meliputi : melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima

informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi

(54)

39

Menurut Harun dan Zaidatun (2004) animasi seperti

media-media lain mempunyai peranan yang tersendiri dalam bidang

pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan

pembelajaran. Berikut merupakan beberapa kepentingan atau kelebihan

animasi apabila digunakan dalam bidang pendidikan:

1) Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks

secara visual dan dinamik. Ini dapat membuat hubungan atau

kaitan mengenai suatu konsep atau proses yang kompleks lebih

mudah untuk dipetakan ke dalam pikiran pelajar dan seterusnya

membantu dalam proses pemahaman.

2) Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah.

Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik

dibanding penggunaan media yang lain. Pelajar juga mampu

memberi ingatan yang lebih lama kepada media yang bersifat

dinamik dibanding media yang bersifat statik.

3) Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu

menyediakan pembelajaran secara maya. Ini utamanya untuk

keadaan dimana perkiraan sebenarnya sukar atau tidak dapat

disediakan, membahayakan ataupun mungkin melibatkan biaya

yang tinggi.

4) Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih

menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian,

(55)

40

lebih berkesan. Semuanya akan membantu dalam proses

mengurangkan beban kognitif pelajar dalam menerima sesuatu

materi pelajaran atau pesan yang ingin disampaikan oleh para

pendidik.

5) Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh

teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan

konsep atau pun demonstrasi.

Adapun kelemahan dari media animasi ialah membutuhkan

peralatan yang khusus. Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit

untuk dirubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi

yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan. Animasi dapat

digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat,

tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari

substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak

penting. Kelemahan animasi menurut Harun dan Zaidatun (2004)

adalah:

1) Membutuhkan peralatan yang khusus.

2) Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit untuk dirubah jika

sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di

dalamnya sulit untuk ditambahkan.

3) Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika

digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat

(56)

41

4) disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting.

5) Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai

untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan

sebagai media pembelajaran.

6) Memerlukan software khusus untuk mengoperasikanya.

3. Pembelajaran Pendidikan Kearganegaraan dengan Menggunakan Video Animasi

a. Identifikasi Program

1) Produksi : Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (BTKP) DIY

Media pembelajaran yang telah diproduksi oleh BTKP

bermacam-macam seperti media video, audio, cetak, aplikasi

android, animasi dan lain sebagainya. Media-media pembelajaran

BTKP yang sudah selesai diproduksi akan dievaluasi oleh beberapa

ahli media dan ahli materi agar media tersebut mampu mencapai

tujuan dari pembuatan media tersebut. BTKP tidak hanya

memproduksi media pembelajaran saja, tetapi juga mengadakan

kegiatan yang menunjang siswa dalam pembelajaran seperti lomba

Ki Hajar, pameran media, JB Tube dan kegiatan lain yang

bermanfaat untuk dunia pendidikan.

2) Judul Video Animasi adalah “Mencari Sahabat”

3) Tingkat pencapaian pengembangan media video ini adalah

(57)

42

4) Nama pemain dalam video tersebut :

a) Kura-kura (Si Kuri)

b) Landak (Si Dujam)

c) Kucing (Si Belang)

d) Ayam (Si Hitam)

e) Ikan (Si Orin)

f) Kepiting (Si Trotol)

g) Katak (Si Hijau)

h) Kupu-kupu

b. Ringakasan Materi

1) Pembuka

Pagi hari yang cerah, air sungai yang berkilau terkena sinar

matahari. Sungai itu jernih, sejuk karena disepanjang pinggir sungai

pohon-pohon besar menaunginya. Seekor kura-kura bermain

dengan temannya ikan, kepiting dan katak di dalam sungai

2) Isi Program

Suatu hari sungai yang digunakan untuk bermain terkena

hujan deras yang mengakibatkan banjir yang besar. Landak, Ayam

dan kucing terjebak dalam banjir tersebut. Kura-kura mendatangi

mereka dan membantu menyeberangkan mereka satu persatu ke

tempat yang aman.

(58)

43

Dalam sebuah persahabatan, tidak tidak ditentukan oleh

penampilan luar kita. Jika kita mempunyai sifat sabar, baik dan suka

menolong pasti semua akan menyayangi kita, Tuhan juga akan

menyayangi umat-Nya yang berperilaku mulia. Tetapi jika kita

bersikap sebaliknya suka menghina, marah-marah, kasar akan

merugikan diri sendiri karena tidak ada yang mau berteman dengan

kita.

Ringkasaan materi dalam video animasi tersebut memiliki

banyak sikap dan nilai-nilai yang baik untuk diteladani oleh siswa.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata

pelajaran yang mempelajari nilai-nilai moral didalamnya. Sehingga

materi video animasi ini dapat digunakan dalam penyampaian

materi yang mampu menarik perhatian siswa dalam belajar.

c. Strategi Pemanfaatan Media

1) Sebelum pembelajaran

Perlu pengantar dari guru untuk menyiapkan siswa

mengikuti pembelajaran dengan media ini, salah satunya dapat

dimulai dengan memberikan contoh-contoh perbuatan atau perilaku

mulia. Kemudian baru dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan

Gambar

Tabel 1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas II Semester Genap
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas
Gambar 2.1 Proses komunikasi
Tabel di atas digunakan sebagai acuan dalam pembuatan soal untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas II SD Negeri Tlogoadi melalui penggunaan media film pada mata pelajaran PKn1. Jenis penelitian ini adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Media Video Tutorial Terhadap Hasil Belajar Pembuatan Rok Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Tebing

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran video animasi berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA anak tunalaras kelas IV di SLB E

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap: 1) keterampilan proses IPA, 2) hasil belajar IPA, 3) mengetahui hubungan

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: mengetahui efektivitas penggunaan media visual animasi gerak dalam pembelajaran menulis karakter Mandarin untuk siswa kelas

2 Pengaruh penggunaan media pembelajaran video animasi terhadap hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran PPKn di SMA Negeri 4 Kota Bima Uji hipotesis pada penelitian ini

Evaluation Evaluation Tahapan evaluasi terhadap media video animasi berbasis powtoon yang telah diterapkan di kelas III SD Negeri 04 Sungai Rumbai yaitu dengan melihat hasil analisis