• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

4. Tinjauan Tentang pelaksanaan pidana

1) Menurut Sudarto

Soedarto memberikan batasan tentang pengertian hukum pidana sebagai aturan hukum, yang mengikatkan kepada suatu perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu suatu akibat berupa pidana. Dengan demikian pada dasarnya hukum pidana berpokok pada 2 hal yaitu:

commit to user

Dengan “perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu” itu dimaksudkan perbuatan yang dilakukan oleh orang, yang memungkinkan adanya pemberian pidana. Perbuatan semacam itu dapat disebut perbuatan yang dapat dipidana atau disingkat perbuatan jahat . Oleh karena dalam perbuatan jahat ini harus ada orang yang melakukannya, maka persoalan tentang perbuatan tertentu itu diperinci menjadi dua, ialah perbuatan yang dilarang dan orang yang melanggar larangan itu.

ii. Pidana.

Yang dimaksud dengan pidana ialah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu itu. Didalam hukum pidana modern, pidana ini juga meliputi apa yang disebut tindakan tata tertib. Dalam KUHP yang sekarang berlaku jenis-jenis pidana yang dapat diterapkan tercantum dalam Pasal 10 KUHP.

2) Menurut Van Hammel

een bijzonder leed, tegen den overtreder van een door den staat gehandhaafd rechtsvoorschrift, op den enkelen grond van di overtreding, van wege den staat als handhaver der openbar rechtsorde, door met de

rechtsbedeeling belaste gezag uit te spreken. (suatu penderitaan yang

bersifat khusus, yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas nama negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban hukum umumbagi seorang pelanggar, yakni semata-mata karena orang tersebuttelah melanggar suatu peraturan hukum yang harus ditegakkan olehnegara.). (Lamintang. 1984:34)

3) Menurut Simmons

Het leed, door de strafwet als gevolg aan de overtreding van de norm verbonden, dat aan den schuldige bij rechterlijk vonnis wordt opgelegd.

commit to user

dengan pelanggaran terhadap suatu norma, yang dengan suatu putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah).

4) Menurut Roslan Saleh

Pidana adalah reaksi atas delik dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara pada pembuat delik itu.

5) Menurut Ted Hondrich

Punishment is an authority’s infliction of penalty (something

involving deprivation or distress) on an offender for an offence.(pidana

adalah suatu penderitaan dari pihak yang berwenang sebagai hukuman (sesuatu yang meliputi pencabutan dan penderitaan) yang dikenakan kepada seorang pelaku karena sebuah pelanggaran).

6) Menurut Hulsman

Hakekat pidana adalah “menyerukan untuk tertib” (tot de orde

reopen); pidana pada hakekatnya mempunyai dua tujuan utama yakni:

untuk mempengaruhi tingkah laku (gedragsbeinvloeding) dan penyelesaian konflik (conflictoplossing). Penyelesaian konflik ini dapat terdiri dari perbaikan kerugian yang dialami atau perbaikan hubungan baik yang dirusak atau pengembalian kepercayaan antar sesama manusia.

7) Menurut Prof. Dr. Moeljatno, SH

Prof. Dr. Moeljatno, SH. menguraikan berdasarkan dari pengertian istilah hukum pidana bahwa ”Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk:

i. Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut;

commit to user

ii. Menentukan dan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan;

iii. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilakasanakan apabila orang yang disangkakan telah melanggar larangan tersebut. (Moeljatno, 2002 : 1)

8) Menurut P.A.F Lamintang

Menurut P.A.F. Lamintang, bahwa pidana itu sebenarnya hanya merupakan suatu penderitaan atau suatu alat belaka. Ini berarti bahwa pidana itu bukan merupakan suatu tujuan dan tidak mungkin dapat mempunyai tujuan. Menurutnya hal tersebut perlu dijelaskan, agar kita di Indonesia jangan sampai terbawa oleh arus kacaunya cara berpikir dari para penulis di negeri Belanda, karena mereka seringkali telah menyebut tujuan dari pemidanaan dengan perkataan tujuan dari pidana, hingga ada beberapa penulis di tanah air yang tanpa menyadari kacaunya cara berpikir para penulis Belanda itu, secara harfiah telah menterjemahkan perkataan doel der straf dengan perkataan tujuan dari pidana, padahal yang dimaksud dengan perkataan doel der straf itu sebenarnya adalah tujuan dari pemidanaan (PAF Lamintang, 1997 : 185).

b. Jenis-Jenis Sanksi Pidana 1. Pidana pokok terdiri dari :

(a) Pidana mati

Pidana mati masih mengalami perdebatan antara setuju dan tidak setuju dan tidak setuju mengenai penerapan pidana mati. Pidana mati merupakan sanksi pidana yang paling berat. (Bambang waluyo, 2000 :12)

(b) Pidana penjara

Pidana penjara merupakan bentuk pelaksanaan pidana yang dari sifatnya menghilangkan serta membatasi kemerdekaan bergerak,

commit to user

yang dalam hal ini menempatkan narapidana dalam lembaga pemasyarakatan. Ciri khas dalam pidana penjara adalah :

i. Pidana penjara diancamkan pada jenis kejahatan

ii. Ancaman pidana maksimal 15 tahun dan dapat diperpanjang menjadi 20 tahun apabila tindak pidana tersebut memberatkan. iii. Pidana penjara tidak dapat menggantikan pidana denda.

iv. Pelaksanaannya dapat dilakukan di seluruh lembaga pemasyarakatan

v. Pekerjaan yang diwajibkan pada narapidana penjara lebih berat daripada narapidana kurungan.

(c) Pidana kurungan

Pidana kurungan hampir sama dengan pidana penjara, akan tetapi ada ciri khusus yang membedakannya. Ciri khas dari pidana kurungan antara lain :

i. Pidana kurungan yang diancamkan jenis pelanggaran

ii. Ancaman pidana kurungan maksimum 1 tahun dan dapat menjadi maksimum 1 tahun 4 bulan

iii. Pidana kurungan dapat menggantikan pidana denda

iv. Pelaksanaannya hanya dapat dilakukan di lembaga pemasyarakatan dimana tinggal ketika putusan hakim dijalankan

v. Pekerjaan pidana kurungan lebih ringan dari pada pidana penjara

vi. Narapidana kurungan dengan biaya sendiri dapat meringankan dalam menjalankan pidananya menurut aturan yang diterapkan (hak pistole)

(d) Pidana denda

Pidana denda diancamkan pada banyak jenis pelanggaran baik sebagai alternative dari pidana kurungan maupun berdiri sendiri. Ciri khusus dari pidana denda adalah :

commit to user

i.Pelaksanaan pidana denda tidak menutup kemungkinan dilakukan atau dibayar oleh orang lain

ii.Pelaksanaan pidana denda boleh diganti dengan menjalani pidana kurungan, lama pidana kurungan untuk mengganti denda adalah minimal 1 hari dan dapat maksimal 6 bulan

iii.Dalam hal pidana denda tidak terdapat maksimum umumnya, yang ada hanyalah minimum umumnya adalah tiga rupiah tujuh puluh lima send an maksimum khususnya ditentukan pada masing-masing rumusan tindak pidana yang bersangkutan.

(e) Pidana tutupan

Pidana tutupan ditambahkan dalam Pasal 10 KUHP melalui Undang-undang nomor 20 tahun 1946, yang tertuang dalam Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa, dalam mengadili orang yang melakukan kejahatan, yang diancam dengan pidana penjara karena terdorong oleh maksud yang patut dihormati, hakim boleh menjatuhkan pidana tutupan (Adami Chazawi, 2002 : 29-42)

2. Pidana tambahan terdiri dari : (a) Pencabutan hak-hak tertentu

Pencabutan hak-hak tertentu tertuang dalam Pasal 35 KUHP antara lain :

i. Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan tertentu, ii. Hak mjabatan dalam angkatan bersenjata/TNI,

iii. Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan umum,

iv. Hak menjadi penasehat hukum atau pengurus atas penetapan pengadilan, hak menjadi wali, wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas atas anak yang bukan anaknya sendiri,

v. Hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwalian atau pengampuan atas anaknya sendiri,

commit to user (b) Perampasan barang tertentu

Barang yang dirampas melalui putusan hakim menurut Pasal 39 KUHP adalah :

i.Barang yang berasal/diperoleh dari suatu kejahatan, yang disebut dengan corpora delictie

ii.Barang yang digunakan dalam melakukan kejahatan, yang disebut dengan instrument delictie

(c) Pengumuman putusan hakim

Pengumuman putusan hakim ditujukan sebagai usaha preventif, untuk mencegah orang-orang tertentu agar tidak melakukan tindak pidana yang sering dilakukan oleh orang. Selain itu juga memberitahukan kepada masyarakat agar berhati-hati dalam berhubungan dengan orang yang dapat disangka tidak jujur, agar tidak menjadi korban kejahatan ( Adami Chazawi, 2002 : 44-45)

commit to user Pasien

Informed Consent

Penerapan hukum

euthanasia

Undang Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Hak untuk hidup Hak untuk menentukan nasibnya sendiri Euthanasia Hukum Indonesia, Belanda, Belgia, Amerika

Dokumen terkait