• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik (Depdiknas dalam Trianto, 2011: 147). Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi topik pembelajaran. Hilda Karli dan Margaretha Sri Yuliariantiningsih (2007), menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.

Selanjutnya Joh Dewey (dalam Trianto, 2011: 150) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. Hal ini akan membantu siswa untuk belajar menghubungan apa yang telah dipelajari dengan apa yang sedang dipelajari. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap

22

yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi (Forgarty dalam Trianto, 2011: 117).

Kemendikbud (2013: 9) menjelaskan bahwa Tematik Terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema. Jadi dalam pelaksanaannya, pelajaran yang diajarkan oleh guru di Sekolah Dasar diintegrasikan melalui tema-tema yang telah ditetapkan. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Hadi Subroto (dalam Trianto, 2011: 151) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya, untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dengan membuat/ mengangkat sebuah tema yang dapat mempersatukan indikator dari semua mata pelajaran. Kemendikbud (2014: 17) tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah a) mudah memusatkan perhatian pada satu topik pada satu tema atau topik tertentu, b) mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema yang sama, c) memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, d) mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik

23

dengan mengaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, e) lebih bergairah belajar karena siswa dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, f) lebih merasakan manfaat dan makna belajar, g) guru dapat menghemat waktu, dan h) budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan.

3. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu

Guru hendaknya memunculkan karakteristik tematik sebagai pembeda dengan pembelajaran lainnya dalam kegiatan belajar mengajar dengan penerapan kurikulum tematik di sekolah. Hal ini penting karena indikator kurikulum tematik terletak dalam karakteristik-karakteristik tertentu (Hajar, 2013: 43).

Menurut Syafaruddin (dalam Hajar, 2013: 43-56), karakteristik pembelajaran tematik yaitu: a) berpusat pada peserta didik, b) memberikan pengalaman langsung, c) tidak terjadi pemisah materi pelajaran secara jelas, d) menyajikan konsep dari berbagai materi pelajaran, e) bersifat fleksibel, f) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, g) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan, h) mengembangkan komunikasi peserta didik, i) mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, dan j) lebih menekankan proses daripada hasil.

Selain itu, Depdikbud (dalam Trianto, 2011: 153) memaparkan bahwa sebagai model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student center), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa

24

sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Pada kurikulum 2013, guru menggunakan pendekatan saintifik untuk mengaktifkan siswa.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa. dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai matapelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.

25

f. Menggunakan prinsip belajar yang menyenangkan

Pembelajaran tematik menggunakan prinsip belajar menyenangkan sehingga diharapkan siswa dapat terlibat denngan asyik dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya diri, dan tertantang untuk melakukan hal serupa atau hal yang lebih berat lagi.

Berdasarkan karekteristik yang telah diuraikan di atas, terlihat jelas bahwa dengan penerapan pembelajaran tematik sebagai bagian daripada pembelajaran terpadu memiliki banyak keuntungan yang dapat dicapai (Depdikbud dalam Trianto, 2011: 153), diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu.

b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama.

c. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

e. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari pelajaran lain.

g. Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga

26

pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remidial, pemantapan, atau pengayaan materi.

4. Langka-langkah Pembelajaran Tematik Terpadu

Secara umum, langkah-langkah pembelajaran tematik terpadu mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Prabowo dalam Trianto, 2011: 167). Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Ibnu Hajar (2013: 82) yang menyebutkan bahwa tahapan-tahapan implementasi pembelajaran tematik yaitu penyusunan perencanaan, penerapan, dan evaluasi/refleksi. Perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran diatur dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (Kemendikbud, 2013: 5). Sesuai Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas, sedangkan guru bertugas untuk mengimplementasikan pembelajaran tematik terpadu dengan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

a. Perencanaan Pembelajaran

Ibnu Hajar (2013: 57) menyatakan bahwa pembelajaran yang bersifat tematik membutuhkan konsep perencanaan yang matang dan pengorganisasian yang baik. Hal ini menandakan bahwa kegiatan pembelajaran yang berbasis pada

27

tematik terpadu harus dilakukan secara serius dengan perencanaan pembelajaran yang terarah dan matang.

Lebih lanjut Ibnu Hajar (2013: 58) memaparkan lima hal pokok yang harus dilakukan guru ketika akan mengadakan pembelajaran berbasis tematik terpadu. Kelima hal pokok tersebut adalah 1) memilih tema pelajaran, 2) mengorganisasi tema, 3) mengumpulkan bahan dan sumber, 4) merancang kegiatan dan proyek, dan 5) mendesain kegiatan pembelajaran.

Sedangkan Trianto (2011: 168) menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam tahap perencanaan, antara lain; 1) menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan, 2) memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator, 3) menentukan sub-keterampilan yang dipadukan, 4) merumuskan indikator hasil belajar, dan 5) menentukan langkah-langkah pembelajaran.

Kemendikbud (2014: 18) menjelaskan bahwa langkah-langkah penyusunan perangkat tematik yaitu pembelajaran Tematik Terpadu melalui beberapa tahapan yaitu 1) guru harus mengacu pada tema sebagai muatan pelajaran untuk satu tahun, 2) guru melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari Standar Isi, 3) membuat hubungan pemetaan antara Kompetensi Dasar dan indikator dengan tema, 4) membuat jaringan kompetensi dasar, 5) menyusun silabus tematik terpadu, serta 6) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelaksanaan tematik terpadu dengan menerapkan pendekatan saintifik.

28

Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menjelaskan beberapa hal yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut.

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran (Permendikbud, 2013: 5).

Silabus paling sedikit memuat: (1) identitas mata pelajaran; (2) identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; (3) kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran; (4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; (5) tema; (6) materi pokok, muatan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; (7) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; (8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengilahan informasi untuk menentukan percapaian hasil belajar peserta didik; (9) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan (10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan (Permendikbud, 2013: 5).

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Lampiran IV tentang implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran (Kemendikbud, 2013: 37) tahapan pertama dalam pembelajaran menurut Standar Proses adalah perencanaan

29

pembelajaran yang diwujudka dengan kegiatan penyusunan Rncana Pelaksanaan Pembeajaran (RPP). RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus (Kemendikbud, 2014: 121).

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Permendikbud, 2013: 5). RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih (Permendikbud, 2013: 5).

Komponen RPP terdiri atas:

1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema; 3) kelas/semester;

4) materi pokok;

5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) kompetensi Inti (KI);

7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

8) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

9) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

10) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

30 11) media, alat, dan sumber pembelajaran;

12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan penilaian hasil pembelajaran (Kemendikbud, 2013: 9-10).

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik psikologir siswa. Oleh karena itu proses pengembangan RPP diharapkan dapat memenuhi beberapa prinsip berikut.

1) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan pada tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan prosess pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. 2) RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam

silabus dengan kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan emosi, maupun gaya belajar.

3) RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.

4) RPP sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan kebiasaan belajar.

5) RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.

6) Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisa.

7) RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, remidi, dan umpan balik.

8) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keberagaman budaya.

31

9) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Kemendikbud, 2014: 121-122).

Berdasakan uraian di atas dapat diketahui bahwa beberapa hal yang perlu dilaksanakan guru dalam perencanaan pembelajaran yaitu menyusun silabus sesuai dengan Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar Isi, selanjutnya silabus digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan atau menyusun RPP dalam upaya mencapai KD. Perencanaan pembelajaran tematik terpadu dengan memanfaatkan laboratorium bahasa dengan matang dapat memaksimalkan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah melalui tahap perencanaan, tahap selanjutnya adalah penerapan atau pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses memaparkan beberapa syarat yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu alokasi waktu atau jam tatap muka pembelajaran, buku teks pelajaran, dan pengelolaan kelas.

Ibnu Hajar (2013: 88) menjelaskan bahwa secara umum penerapan pembelajaran tematik di sekolah dilakukan menggunakan tiga tahapan pelaksanaan yang saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Di antaranya adalah tahapan pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Hal ini diperjelas dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

32 1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru: (a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (b) memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional; (c) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (d) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan (e) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

(a)Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.

(b)Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

(c)Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

33 3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

(a) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

(b) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

(c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan

(d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya (Permendikbud, 2013: 8-10).

Depdiknas (dalam Trianto, 2011: 171) menjelaskan prinsip-prinsip utama pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi; 1) guru hendaknya tidak mendominasi kegiatan pembelajaran, 2) pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas, dan 3) guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang telah disusun yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Penilaian Hasil dan Proses Pembelajaran

Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan Nasional (dalam Trianto, 2011: 170) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu yaitu memberi kesempatan siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping untuk bentu evaluasi lainnya dan guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

Ibnu Hajar (2013: 96) memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran, diantaranya adalah tingkat kepahaman

34

peserta didik terhadap materi pembelajaran yang dapat dilihat dengan menyelenggarakan tes hasil pembelajaran tematik berupa tes tertulis maupun dengan tes perbuatan atau keterampilan. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran adalah penyikapan peserta didik terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari yang dapat dilihat dengan melakukan wawancara maupun dialog secara langsung kepada peserta didik.

Kegiatan penilaian guru difokuskan kepada dua hal, yaitu proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi (Permendikbud, 2013: 11).

Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Guru permu mempertimbangkan (1) sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian yang akan dilakukan; (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai. Jenis-jenis penilaian autentik yang dapat dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut.

35 1) Penilaian sikap

Penilaian sikap ini bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri sendiri, namun merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan ketampilan sehingga bersifat autentik. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal (Kemendikbud, 2014: 37).

a) Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, terkait dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan saat pembelajran di kelas maupun diluar kelas.

b) Penilaian diri

Merupakan teknik penilaian degan cara meminta peserta didik untuk melakukan refleksi diri atau perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaiana kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c) Penilaian antar teman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Istrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

36

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yangberkesinambungan dari hasil observasi.

2) Penilaian pengetahuan

Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini. a) Tes tertulis

Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,

Dokumen terkait