• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Tinjauan tentang Pendidikan Kewarganegaraan

a. Menurut National Council of Social Studies (NCSS) Amerika Serikat.

PKn adalah proses yang meliputi semua positif yang dimaksud untuk membentuk pandangan seorang warga negara dalam peranannya di masyarakat. PKn adalah lebih dari pada sekedar bidang studi. PKn mengambil bagian dari pengaruh positif dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Melalui PKn generasi muda dibantu untuk memahami cita-cita nasional, hal-hal yang baik diakui oleh umum, proses pemerintahan sendiri, dan dibantu untuk memahami arti kemerdekaan untuk mereka dan untuk semua manusia dan untuk individu dan kelompok, dalam bidang kepercayaan, perdagangan, pemilu atau dalam tingkah laku sehari-hari. Mereka juga dibantu untuk memahami bermacam-macam hak kemerdekaan warga negara yang dijamin dalam konstitusi dan peraturan-peraturan lainnya dan tanggung jawab atas apa yang telah dicapainya (Cholisin, 2000: 1.7).

b. Menurut Nu’man Somantri dalam Cholisin (2004: 8).

PKn adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber

pengetahuan lainnya, positive influence pendidikan sekola, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar-pelajar berpikir kritis, analitis, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

c. Menurut Mukhamad Murdiono (2012: 33-34)

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib yang harus dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta pendidika tinggi. Dalam Undang-undang Sistem Pendidiakan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 Pasal 37 Aayat (1) dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan

menengah wajib memuat “Pendidikan Kewarganegaraan”.

Selanjutnya pada ayat (2) juga dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat “Pendidikan

Kewarganegaraan”. Sementara itu pada bagian penjelasan pasal 37 dikemukakan bahwa Pendidian Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi manusia

yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”.

Pernyataan yang dimuat dalam undang-undang tersebut merupakan landasan yuridis formal pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan dalam sistem pendidikan nasional.

Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan di jenjang persekolahan harus dimaknai bahwa persoalan kewarganegaraan bukan sekedar membahas status legal-formal kewarganegaraan. Pemahaman tentang kewarganegaraan harus dimaknai secara lebih luas dan komprehensif.

d. Menurut UU Nomer 20 Tahun 2003

UU Nomer 20 Tahun 2003 yang merupakan perubahan atas UU Nomer 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional (SPN) hanya memperkenalkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Sebab pada UU sebelumnya yakni dalam pasal 39 ayat 2 UU No.2 Tahun 1989 tentang SPN dikenakan juga Pendidikan Pancasila. Menurut UU Nomer 2 Tahun 1989 bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dan berkenaan dengan hubungan warga negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Cholisin, 2004: 8-9).

2. Ciri Pendidikan Kewarganegaraan

a. Menurut NCSS ciri-ciri PKn dapat dinyatakan sebagai berikut : (1) merupakan program pendidikan (proses yang meliputi pengaruh positif); (2) fokus materinya adalah ideologi nasional, proses pemerintahan sendiri, hak dan kewajiban asasi dan warga negara sebagaimana yang dijamin dalam konstitusi ditambah dengan pengaruh positif dari keluarga, sekolah, dan masyarakat; (3) tujuannya adalah membentuk orientasi warga negara tentang peranannya dalam masyarakat.

b. Menurut Seminar Nasional Pengajaran dan Pendidikan Civics (Civic Education) di Tawang Mangu, Surakarta, 1972, ciri-ciri PKN adalah (1) merupakan program pendidikan; (2) merupakan pengembangan IKN (Ilmu Kewarganegaraan); (3) materi pokoknya adalah materi IKN ditambah dengan kewiraan nasional, filsafat pancasila, mental pancasila, dan filsafat pendidikan nasional; (4) bersifat interdispliner; (5) tujuannya adalah membina warga negara yang lebih baik dan untuk masa depan sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945.

c. Menurut Nu’man Somantri dalam

Ciri-ciri PKN menurut Nu’man Somantri dapat dinyatakan

sebagai berikut : (1) merupakan program studi; (2) materi pokoknya adalah demokrasi politik yang diperluas dengan pengaruh positif dari pendidikan sekolah, keluarga, dan

masyarakat; (3) bersifat interdisipliner; (4) tujuannya melatih berpikir kritis dan analitis (intelektual skill), bersikap dan bertindak demokratis sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan

UUD 1945 (Nu’man, 1976: 54)

3. Cakupan Pendidikan Kewarganegaraan

Cakupan atau ruang lingkup pembahasan PKN, pada dasarnya berupa materi pokok dari PKn. Dibawah ini akan dibahas mengenai cakupan PKn :

a. Menurut Konsep PKn sebagai pengembang dari Civics

Fokus materi civics, adalah demokrasi politik. karena PKn merupakan pengembangan dari civics, maka demokrasi politik menjadi pokok PKn, dengan ditambahn dari aspek pendidikan. b. Menurut Konsep PKn sebagai Aspek Pendidikan Politik

PKn merupakan aspek dari pendidikan politik / sosialisasi politik. oleh karena itu, materi PKn juga akan mencakup konsep-konsep yang penting dalam sosialisasi politik.

c. Menurut KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan kesatuan bangsa. Meliputi: hidup rukun dalamperbedaan, cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam

pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. 2. Norma, hukum dan peraturan. Meliputi : tertib dalam

kehidupan keluarga, tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional, 3. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga negara meliputi :

Hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warganegara.

5. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan dan politik meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah Pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,

Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

d. Menurut kurikulum 2013

Aspek penting dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kurikulum 2013 ialah pentingnya penggunaan pendekatan ilmiah (saintifik) dalam segenap pembelajaran. kajian Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2006 dilestarikan dalam Kurikulum 2013, di mana basis keilmuan yang menjadi kajian pokok Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan haruslah jelas dan tegas batas-batas disiplinnya (Samsuri, 2013: 6).

Mengubah paradigma PendidikanKewarganegaraan yang semula berfokus kepada program pengajaran dan transfer pengetahuan kewarganegaraan menjadi pendekatan yang menekankan sikap-sikap personal individual, moral dan perilaku sosial sebagaimana disposisi dan nilai-nilai bersama dari warga negara dalam kehidupan bersama yang menghargai hak-hak asasi manusia dan demokrasi di dunia yang penuh

konflik.Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah melalui konsepsi 5M, memungkinkan perubahan paradigma pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dari pembelajaran pasif dan afirmatif kepada pembelajaran aktif, kooperatif, dan kritis. Pembentukan karakter warga negara tidak cukup menjadi baik yang ditandai oleh sikap loyal dan kepatuhan terhadap kekuasaan pemerintah, tetapi siswa dihantarkan kepada pengalaman-pengalaman dan praktik konsep-konsep kehidupan berbangsa dan bernegara dalam ruang kelas dan luar kelas. Dari sudut pandang ini, maka guru PPKn dan Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan /Pendidikan Kewarganegaraan LPTK berperan penting untuk menerjemahkan semangat paradigma baru dalam Kurikulum 2013 (Samsuri, 2013: 7).

4. Ruang Lingkup PKn

Berdasarkan Permendiknas No.22 tahun 2006 Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek-asek sebagai berikut :

1. Persatuan dan kesatuan Bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam Perbedaan, Cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam

pembelaan Negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan Jaminan keadilan.

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi : tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku didalam masyarakat, peraturan-peraturab daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan Internasional.

3. Hak Asasi Manusia, meliputi : Hak dan Kewajiban Anak, Hak dan Kewajiban aggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong rotong, Harga diri sebagai Warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara.

5. Konstitusi Negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan Konstitusi yang pertama, konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, Demokrasi dan sistim Politik, budaya politik, Budaya demokrasi meniju masyarakat madani, sistim pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi. 7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar

Negara dan idiologi Negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai idiologi terbuka.

8. Globalisai, meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era Globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalsasi.

5. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara sederhana tujuan PKn adalah membentuk warga negara yang lebih baik (a good citizen) dan mempersiapkannya untuk masa depan. Rumusan itu, bersifat abstrak. Untuk menjabarkannya secara konkrit, banyak cara yang dapat dilakukan, lain dengan cara mengidentifikasi kualitas individu yang diharapkan dapat serasi, atau pokoknya mengidentifikasi tentang manusia yang baik. Tetapi yang ukuran warga negara yang baik untuk setiap bangsa/negara akan

ditentukan ukuran normatif yaitu ideologi dan konstitusi negara yang bersangkutan (Cholisin, 2000: 1.15)

Menurut Seminar Tawangmangu 1972 dalam buku Cholisin Pendidikan Kewarganegaraan (2004: 17) Seminar Pengajaran dan Pendidikan Civic di Tawangmangu Surakarta 1972, antara lain telah berhasil merumuskan tentang tujuan PKn. Yaitu membina warga negara yang lebih baik untuk masa depan dalam arti warga negara yang berkembang kontinum variabelnya/penanamannya pada kwalitas yang lebih tinggi dalam berbagai aspek kehidupan (spiritual, ekonomi, sosial-budaya, politik, hukum, dan hankam) yang sesuai dengan ketentuan atau kriteria konstitusi/UUD 1945.

Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terdapat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara serta anti korupsi.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan menekankan peda perkembangan dan membina warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter serta bertindak sesuai dengan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. melalui pengetahuan yang diberikan di sekolah – sekolah kepada peserta didik diharapkan akan lahir generasi muda yang berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif memiliki sikap demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga Negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidipan berbangsa dan bernegara.

Dokumen terkait