BAB III METODOLOGI PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sudaryono, 2018: 362).
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari iji persyaratan analisis data. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan uji hipotesis atau model-model penelitian lainnya (Siti Nurhasanah, 2017: 40).
Uji normalitas yang dipakai dalam penelitian ini yaitu uji normalitas Kormogolov-Smirnov untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak.
Perumusan hipotesis untuk uji normalitas yaitu : a) Ho = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
b) H1 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Untuk pengujian sigfifikansi adalah sebagai berikut :
a) Jika Sig > α, maka data berdistribusi normal.
b) Jika Sig < α, maka data berdistribusi tidak normal.
Dimana α = 5% atau 0,05 b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid. Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari error untuk semua pengamatan setiap variabel bebas pada model regresi.
a) Ho = Tidak ada heteroskedastisitas b) Ha = Ada heteroskedastisitas c. Uji Multikolinearitas
Multikolineritas yaitu sebuah situasi yang menunjukkan adanya korelasi atau hubungan kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Tolerance yaitu : a) Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak
terjadi multikolineritas dalam model regresi.
b) Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi multikolineritas dalam model regresi.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai VIF yaitu :
a) Jika nilai VIF < 10,00 artinya tidak terjadi multikolineritas dalam model regresi.
b) Jika nilai VIF > 10,00 artinya terjadi multikolineritas dalam model regresi.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Menurut Sugiyono (2018: 148), analisis regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen
Adapun rumus yang dipakai dalam regresi linear sederhana yaitu:
Keterangan :
Y = Variabel Terikat (Manajemen Laba) a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Variabel Bebas (Pendapatan Komprehensif Lain) Y = α + bX
b. Uji Parsial (Uji T)
Uji T digunakan untuk mengetahui tingkat koefisien regresi.
Jika suatu koefisien regresi signifikan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan kata lain uji T digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Adapun pengambilan keputusan dalam Uji T yaitu :
a) Jika nilai signifikan < 0,05 atau t hitung > t table maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
b) Jika nilai signifikan > 0,05 atau t hitung < t table maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat pengaruh yang diberikan variabel bebas atau variabel independen terhadap variabel terikat atau dependen atau dengan kata lain, nilai koefisien determinasi R Square digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
37
BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintahan kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah colonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
2. Visi,Misi, dan Core Values a. Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
b. Misi
Menciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan yang inovatif.
c. Core Values
1) Teamwork, senantiasa bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama.
2) Integrity, konsistensi antara pikiran, ucapan, dan tindakan dengan selalu menjunjung tinggi kejujuran, transparansi dan independensi sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan norma yang berlaku.
3) Professionalism, menunjukkan sikap appearance dan kompetensi dengan penuh tanggung jawab untuk memberikan hasil terbaik.
4) Service Excellence, senantiasa memberikan layanan terbaik bagi stakeholders.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendefinisikan suatu hirarki dalam suatu organisasi. Struktur ini mengidentifikasikan setiap pekerjaan beserta fungsinya dan kemana tujuan pelaporan ke dalam organisasi.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Sumber : www.idx.co.id
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang di uji yaitu pendapatan komprehensif lain dan
manajemen laba. Hasil pengujian dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PENDAPATAN
KOMPREHENSIF LAIN 69 -.81 17.60 .2916 2.12409
MANAJEMEN LABA 69 -.24 .52 -.0154 .08816
Valid N (listwise) 69
Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa variabel pendapatan komprehensif lain memiliki nilai terendah sebesar -0.81 sedangkan nilai tertinggi yaitu 17.60 dengan nilai rata-rata sebesar 0.2916 dan standar deviasi (tingkat sebaran datanya) sebesar 2.12409 Sedangkan variabel manajemen laba memiliki nilai terendah sebesar -0.24 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 0.52 dengan nilai rata-rata sebesar -0.0154 dan standar deviasinya sebesar 0.08816.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi data berdistribusi normal atau tidak. Adapun pengujian normalitas menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 69
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
Test Statistic .196
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan atau probabilitas sebesar 0.000. Hasil ini membuktikan bahwa probabilitas atau signifikan lebih kecil dari level signifikan yaitu (alfa=5%) atau 0.05 yang berarti dapat disimpulkan bahwa pengujian normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa variabel penelitian dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilihat melalui pola grafik P-P Plot yang terdapat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-P Plot
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa pola pada pangujian P-P Plot menyebar dan mengikuti garis lurus yang berarti dapat disimpulkan bahwa data variabel berdistribusi
normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dan residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilihat melalui metode Scatterplot dengan memplotkan nilai ZPRED dengan SRESID. Apabila tidak terdapat pola tertentu dalam pengujian maka model pengujian dapat dikatakan baik. Hasil grafik pengujian heteroskedastisitas menggunakan metode Scatterplot dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan scatterplot gambar 4.3 diatas terlihat bahwa titik-titik membentuk pola tertentu atau tidak menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
Selain itu pengujian heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode uji Gletser yaitu dengan meregresikan nilai absolute residual (ABRESID/Abs_ress) terhadap variabel independen. Apabila nilai signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5% atau 0.05, maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai signifikan hitung lebih kecil (kurang) dari alpha = 5% atau 0.05 dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan hitung untuk pendapatan
komrehensif lain sebesar 0.917 atau lebih besar dari nilai alpha yaitu 5% atau 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi atau hubungan secara linier dengan variabel independen dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidak multikolinearitas yaitu dengan nilai tolerance > 0.10 dan nilai variance inflation factor (VIF) < 10. Pengujian multikolinearitas dapat di lihat melalui tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN 1.000 1.000 Dependent Variable: MANAJEMEN LABA
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian multikolinearitas diketahui bahwa untuk variabel pendapatan komprehensif lain memiliki nilai tolerance sebesar 1.000 atau lebih besar dari 0.10 sedangkan nilai variance inflation factor (VIF) sebesar 1.000 atau lebih kecil dari 10. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas terhadap variabel pendapatan komprehensif lain.
3. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linear sederhana merupakan hubungan secara linear antara variabel independen dengan variabel independen.
Analisis ini digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variaben dependen.
Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficientsa
Berdasarkan tabel 4.5 hasil analisis regresi linear sederhana, maka persamaan regresinya yaitu :
Y = a + bX
Y = -0.015 + 0.001OCI
Berdasarkan persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien regresi variabel pendapatan komprehensif lain (X) sebesar 0.001. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel pendapatan komprehensif lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dalam model regresi.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Parameter Individual (Uji T)
Uji parameter individual atau yang biasa dikenal dengan uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung.
Tabel 4.6 Uji Parameter Individual (UjiT T) Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) -1.410 .163
PENDAPATAN
KOMPREHENSIF LAIN -.105 .917
a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
1) Hasil uji t pengaruh Pendapatan Komprehensif lain (OCI) terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.6 diatas diketahui nilai signifikan (sig) variabel pendapatan komprehensif lain sebesar 0.917 atau lebih besar dari 0.05, sedangkan nilai t hitung -0.105 lebih kecil dari t tabel yaitu 1.99601. Hal ini membuktikan bahwa pendapatan komprehensif lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba atau hipotesis ditolak.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen. Adapun nilai koefisien determinasi yaitu antara 0 dan 1. Jika nilai mendekati 1 artinya variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Namun jika nilai R2 semakin kecil artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen cukup terbatas.
Tabel 4.7 Uji Koefisien Dererminasi Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .013a .000 -.015 .08881
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
b. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan tabel 4.7 untuk pengujian koefisien determinasi (R Square) variabel bebas yang terlihat dalam model summary di dapatkan nilai sebesar 0.000. Hal ini membuktikan bahwa variabel independen atau pendapatan komprehensif lain tidak mampu menjelaskan varians dari variabel dependen atau manjemen laba.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak pendapatan komprehensif lain (OCI) sebagai variabel X terhadap manajemen laba pada perusahaan sektor property real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2018-2020.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka pembahasan mengenai hasil penelitian adalah sebagai berikut :
Dampak pendapatan komprehensif lain terhadap manajemen laba pada perusahaan jasa sektor property real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020
Berdasarkan hasil perhitungan pada program SPSS pada penelitian ini diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.000 hal ini menunjukkan bahwa pendapatan komprehensif lain tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Apabila dilihat dari nilai t hitung < t
tabel atau -0.105 < 1.99601 sedangkan nilai signifikan lebih besar dari
probability atau 0.917 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pendapatan komprehensif lain terhadap manajemen laba atau H1 ditolak.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengungkapan pendapatan komprehensif lain dalam laporan keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba yang terjadi dalam perusahaan. Hal ini memberikan gambaran bahwa pendapatan komprehensif lain belum mampu untuk memberikan pengaruh yang signifikan padahal dengan di ungkapkannya pendapatan komprehensif lain diharapkan akan mengurangi praktik manajemen laba tetapi
kenyataannya tidak demikian. Hal ini juga membuktikan bahwa dengan memberikan informasi keuangan yang transparan dan akuntabel masih belum dapat meminimalisir terjadinya praktik manajemen laba yang terjadi.
Pengungkapan pendapatan komprehensif lain yang mencakup penjabaran mata uang asing, revaluasi aset, aktuaria perubahan imbalan kerja imbalan pasti, perubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual, dan perubahan dalam nilai wajar lindung nilai. Diantara semua komponen ini, implementasi penuh IFRS pada tahun 2012 dapat membatasi pilihan perusahaan untuk meminimalkan manajemen laba. Dengan demikian semakin besar nilai pengungkapan pendapatan komprehensif lain maka semakin rendah tingkat manajemen laba. Hal ini sejalan dengan teori sinyal yang membuktikan bahwa informasi yang diberikan oleh manajemen melalui laporan keuangan dapat memberikan pengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Erfan Effendi, Masnur, dan Rike Rahmadanti (2021) dan yang membuktikan secara empiris bahwa pendapatan komprehensif lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dalam perusahaan.
50
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak pendapatan komprehensif lain terhadap manjemen laba pada perusahaan jasa sektor property real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2018-2020. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Hasil penelitian membuktikan bahwa pendapatan komprehensif lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa dengan diungkapkannya pendapatan komprehensif lain dalam laporan keuangan tidak dapat meminimalisir terjadinya praktik manajemen laba di dalam perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat di kemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan, diharapkan agar lebih transparan dalam pengungkapan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan khususnya pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain agar pemakai informasi mendapatkan informasi yang jelas dan transparan mengenai laporan keuangan perusahaan.
2. Bagi Investor, diharapkan agar lebih memperhatikan po-pos dalam laporan keuangan perusahaan khususnya pada pos yang rentan
terjadi maipulasi laba agar supaya dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan agar menggunakan beberapa variabel penelitian untuk diuji guna memberikan informasi yang baru kepada peneliti yang lain yang ingin meneliti dengan judul yang identic dengan penelitian ini.
52
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. (2016). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
Basyirun, R. (2018). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNP. Pengaruh Pengungkapan Other Comprehensive Income (OCI), Arus Kas Bebas dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba, Vol. 6, No. 1.
Bima, P. G., & Nur Afri, Y. E. (2017). Diponegoro Journal of Accounting. Dampak Pengungkapan Pendapatan Komprehensif Lain Terhadap Manajemen Laba, Volume 6 No. 1, 1-15.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2006). Dasar-dasar manajemen keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Effendi, E., Masnur, & Rahmadanti, R. (2021, November). The Effect of Disclosure of Other Comprehensive Income, Profitability, Leverage, and Company Size on Earnings Management (Study on Financing Institutions Sub-Sector Service Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2018-2019 Period). Journal Of Management, Vol.12(1), 243-252. Retrieved from www.enrichment.ionpublisher.org
Fatimah, S., Tanzil, N. D., & Puspitasari, E. (2019). Jurnal Edunomic. Analisis Laba Bersih dan Other Comprehensive Income dalam Mempredikisi Laba Masa Depan, Vol. 7, No. 1, 25-36.
Herawati, H. (2019). JAZ-Jurnal Akuntansi Unihaz. Pentingnya Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan, Volume 2. No. 1, 16-25.
Kurniawan, M. (2017). Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP. Pendapatan Komprehensif Lain Perusahaan Sektor Aneka Industri di Indonesia, Vol. 4, No. 2, 259-274.
Mustika, L., & Mulyadi, J. (2019). JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan).
Penyajian Pendapatan Komprehensif Lain : Pada Industri Properti Real Estate dan Konstruksi, Volume 6 No. 1, 84-98.
Nurhasanah , S. (2016). Praktikum Statistika 2. Jakarta: Salemba Empat.
Pramesti, I. F., & Setiany, E. (2021). Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Bisnis Keluarga, Kepemilikan Manajerial, dan Karakteristik Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan. Conference on Economic and Business
Innovation, 1-15.
Prihadi, T. (2012). Praktis Memahami Laporan Keuangan sesuai IFRS & PSAK.
Jakarta Pusat: PPM Manajemen.
Renitawati, B., Djaddang , S., & Suyanto. (2020). Jurnal Akrab Juara. Relevansi Nilai Net Income, Comprehensif Income, Other Comprehensif Income Sebelum dan Sesudah IFRS Terhadap Return Saham, Vol. 5, No. 4, 237-255.
Santoso, Y. D., Ahmar, N., & Mulyadi, J. (2017). Jurnal Liquidity. Penyajian Pendapatan Komprehensif Lain dan Komponennya Pada Industri Keuangan, Volume 6. No. 1, 19-31.
Sidantha, I. B., Ahmar, N., & Mulyadi, J. (2016). JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi). Penyajian Pendapatan Komprehensif Lain: Investigasi pada Industri Infrastruktur dan Utilitas, Volume 2 No. 2, 59-71.
Sudaryono. (2019). Metodologi Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Mix Method. Edisi 2. Depok: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistyanto, S. (2008). Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta:
Grasindo.
Suryanto, R., & Firmansyah, A. (2021). Journal of Applied Managerial Accounting.
Penghasilan Komprehensif Lain Perusahaan Sektor Jasa Keuangan di Indonesia: Sebuah Studi Content Analysis, Vol. 5, No. 1, 147-163.
Suyono, E. (2017). Jurnal Sustainable Competitif Advantage-7 (SCA-7). Berbagai Model Pengukuran Earning Management: Mana Yang Paling Akurat, 303-324.
Wahyudi, I. (2017). Investigasi Other Comprehensive Income Pada Industri Paska Implementasi IFRS 2012, V0l. 2, No. 2, 325-339.
Yudiman, A. T., & Darmansyah. (2017). JIPI. Relevansi Nilai Net Income, Comprehensive Income dan Other Comprehensive Income pada Perusahaan Manufaktur, Vol. 1, No. 1, 1-16.
Yunia, D., & Ibrahim, M. I. (2021). Jurnal MONEX. Memprediksi Arus Kas Dengan Laba Bersih dan Total Pendapatan Komprehensif Lain, Vol. 10, No. 1, 64-72.
www.idx.co.id
54
L
A M P
I
R
A
N
Lampiran 1
Populasi Perusahaan Jasa Sektor Property Real Estate dan Konstruksi Bangunan
No KODE Nama Emiten Sub Sektor
1 ARMY Armidian Karyatama Tbk Property & Real Estate 2 APLN Agung Podomoro Land Tbk Property & Real Estate 3 ASRI Alam Sutera Reality Tbk Property & Real Estate 4 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk Property & Real Estate 5 BAPI Bhakti Agung Propertindo Tbk Property & Real Estate 6 BCIP Bumi Citra Permai Tbk Property & Real Estate 7 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk Property & Real Estate 8 BIKA Binakarya Jaya Abadi Tbk Property & Real Estate 9 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk Property & Real Estate 10 BKDP Bukit Darmo Property Tbk Property & Real Estate 11 BKSL Sentul City Tbk Property & Real Estate 12 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk Property & Real Estate 13 CITY Natura City Development Tbk Property & Real Estate 14 COWL Cowell Development Tbk Property & Real Estate 15 CPRI Capri Nusa Satu Property Tbk Property & Real Estate 16 CTRA Ciputra Development Tbk Property & Real Estate 17 DART Duta Anggada Realty Tbk Property & Real Estate 18 DILD Intiland Development Tbk Property & Real Estate 19 DMAS Puradelta Lestari Tbk Property & Real Estate 20 DUTI Duta Pertiwi Tbk Property & Real Estate 21 ELTY Bakrieland Development Tbk Property & Real Estate 22 EMDE Megapolitan Development Tbk Property & Real Estate 23 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk Property & Real Estate 24 FORZ Forza Land Indonesia Tbk Property & Real Estate 25 GAMA Gading Development Tbk Property & Real Estate 26 GMTD Goa Makassar Tourism Development
Tbk Property & Real Estate
27 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk Property & Real Estate 28 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk Property & Real Estate 29 INDO Royalindo Investa Wijaya Tbk Property & Real Estate 30 JRPT Jaya Real Property Tbk Property & Real Estate 31 KIJA Kawasaki Industri Jabaeka Tbk Property & Real Estate 32 KOTA DMS Propertindo Tbk Property & Real Estate 33 LAND Trimitra Propertindo Tbk Property & Real Estate 34 LCGP Eureka Prima Jakarta Tbk Property & Real Estate 35 LPCK Lippo Cikarang Tbk Property & Real Estate 36 LPKR Lippo Karawaci Tbk Property & Real Estate 37 MDLN Modernland Realty Tbk Property & Real Estate 38 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk Property & Real Estate
39 MMLP Mega Manunggal Property Tbk Property & Real Estate 40 MPRO Propertindo Mulia Investama Tbk Property & Real Estate 41 MTLA Metropolitan Land Tbk Property & Real Estate 42 MYRX Hanson International Tbk Property & Real Estate 43 NIRO City Retail Development Tbk Property & Real Estate 44 NZIA Nusantara Almazia Tbk Property & Real Estate 45 OMRE Indonesia Prima Property Tbk Property & Real Estate
39 MMLP Mega Manunggal Property Tbk Property & Real Estate 40 MPRO Propertindo Mulia Investama Tbk Property & Real Estate 41 MTLA Metropolitan Land Tbk Property & Real Estate 42 MYRX Hanson International Tbk Property & Real Estate 43 NIRO City Retail Development Tbk Property & Real Estate 44 NZIA Nusantara Almazia Tbk Property & Real Estate 45 OMRE Indonesia Prima Property Tbk Property & Real Estate