YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2018-2020)
SKRIPSI
HASAN BASRI NIM: 105731137717
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2022
ii
DAMPAK PENGUNGKAPAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS
PADA PERUSAHAAN JASA SEKTOR PROPERTY REAL ESTATE DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2018-2020)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Oleh:
HASAN BASRI NIM: 105731137717
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR
MAKASSAR
2022 M/1443 H
iii
MOTTO
Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (Q.S Al-Insyirah: 6-8)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada ALLAH SWT atas Ridho-Nya serta karunia sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta
Orang-orang yang saya sayangi dan almamaterku
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad Saw beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Dampak Pengungkapan Pendapatan komprehensif Lain Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa Sektor Properti Real Estate dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Ganna dan ibu Mardiana yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan dia tulus. Dan saudara- saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Mira, SE.,M.Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Agusdiwana Suarni, SE.,M.Acc, selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
5. Ibu Nurul Fuada, S.ST.,M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
6. Bapak/Ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultan Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktifitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu per satu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya pada pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
ix
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, 25 Rajab 1443 H 26 Februari 2022 M
Penulis,
Hasan Basri
x
ABSTRAKHASAN BASRI, 2022, Dampak Pengungkapan Pendapatan Komprehensif Lain Terhadap Manajemen Laba. Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Agusdiwana Suarni dan Nurul Fuada.
Tujuan Penelitian ini merupakan jenis penelitian bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui dampak pengungkapan pendapatan komprehensif lain terhadap manajemen laba. Sampel ini diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia.
Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan dalam pengumpulan data mencakup data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan data dengan menggunakan perhitungan statistic melalui aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 22 mengenai dampak pengungkapan pendapatan komprehensif lain terhadap manajemen laba yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan penting yaitu pengungkapan pendapatan komprehensif lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengungkapan pendapatan komprehensif lain belum mampu meminimalisis manajemen laba dalam perusahaan.
Kata kunci: Pendapatan Komprehensif Lain, Manajemen Laba
xi
ABSTRACKHASAN BASRI, 2022, Impact of Other Comprehensive Income Disclosures on Profit Management. Thesis, Accounting Study Program, Facult of Economics and Business University of Muhammadiyah Makassar, Guided by Agusdiwana Suarni and Nurul Fuada.
This research is a type of quantitative research with the aim of knowing the impact of other comprehensive income disclosure earning management. This sample was taken from Indonesia Stock Exchange (IDX). The type of data used in this study is quantitative data in the form of financial statements obtained through the official website of the Indonesia Stock Exchange. Data collection is done with documentation. In this study the data sources used in data collection included secondary data.
The results showed data using statistical calculation through the Statistical package for the social science (spss) version 22 aplication regarding the impact of other comprehensive income disclosure earning management that had been discussed in the previous chapte, so the authors drew the important conclusion that other comprehensive income disclosure had no effect on earning management. other comprehensive income disclosure have not been able to minimize earning management within the company.
Keywords: Other Comprehensive Income, Earning Management
xii
DAFTAR ISIHalaman
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan ... 5
D. Manfaat ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Teori ... 7
B. Tinjauan Empiris ... 17
C. Kerangka Konsep ... 22
D. Hipotesis ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 26
D. Populasi dan Sampel ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 32
xiii
F. Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 37
B. Hasil Penelitian ... 39
C. Pembahasan ... 48
BAB V PENUTUP ... 50
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 54
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 17
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel ... 30
Tabel 3.2 Perusahaan Sampel Penelitian ... 31
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif ... 39
Tabel 4.2 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov... 40
Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas Gletzer ... 43
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 44
Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 45
Tabel 4.6 Uji Parameter Individual (Uji T)... 46
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi (R Square)... 47
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 23
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 39
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-P Plot ... 41
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ... 42
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan usaha secara global mendorong adanya sebuah pengaturan standar dalam laporan keuangan. Penggunaan standar yang sama dalam laporan keuangan dapat memberikan informasi yang jelas kepada investor dalam menentukan keputusan berinvestasi. Selain itu dengan standar pelaporan keuangan yang sama juga dapat memberikan persaingan yang setara antar perusahaan di seluruh dunia.
Saat ini Indonesia menerapkan standar akuntansi Pernyataan Standar akuntasi Keuangan (PSAK) yang diadopsi dari International Financial Report Standart (IFRS) sebagai standar penyusunan laporan keuangan. Alasan mengadopsi standar akuntansi IFRS ke dalam standar akuntansi PSAK untuk menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas dan komparabiltas tinggi. Selain itu, standar akuntansi berbasis IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (Bima & Nur Afri, 2017).
Konvergensi IFRS mengakibatkan standar akuntansi menjadi berbasis prinsip (principal based) bukan lagi berbasis aturan (ruled based).
Pengaturan berbasis prinsip ini bertujuan untuk memenuhi tujuan dari IFRS, yaitu meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan keterbandingan laporan keuangan antar entitas secara global. (Mustika & Mulyadi, 2019).
Oleh karena itu, sejak berlakunya PSAK 1 (Revisi 2009), standar untuk penyajian laporan keuangan tersebut mengalami banyak perubahan.
Perbedaan tersebut salah satunya terdapat pada persyaratan laporan laba rugi komprehensif dan pendapatan komprehensif lainnya dimana entitas harus menyajikan dan mengungkapkan pos-pos other comprehensive income (OCI) dalam laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan dalam satu periode akuntansi (Bima & Nur Afri, 2017).
Pendapatan komprehensif lain (OCI) mencerminkan laba dan atau kerugian perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan yang tidak dikonfirmasi ke dalam laporan laba rugi sesuai dengan Standar Akuntansi.
Perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan secara terperinci dan terpisah setiap item pendapatan komprehensif lain, pajak penghasilan, jumlah asli disertakan dan jumlah yang ditransfer ke laba rugi. Ketentuan ini terdiri dari persyaratan pengungkapan terpisah dari pendapatan komprehensif lain, termasuk keuntungan dan kerugian yang akan dikreditkan langsung ke ekuitas yang diperlukan atau diizinkan oleh IAS di IAS1.82 dan ketentuan IASI.7 pendapatan komprehensif termasuk laba bersih dan pendapatan komprehensif lain dan setiap item pendapatan komprehensif lain harus tercantum secara langsung dalam laporan laba rugi (Bima & Nur Afri, 2017).
Manajemen laba terjadi ketika manajemen melakukan judgement pada laporan keuangan sehingga informasi yang dimuat dalam laporan keuangan dapat menyesatkan pemangku kepentingan dan melakukan penilaian kinerja ekonomi dan pengambilan kebijakan perusahaan. Secara khusus, pihak pihak internal (para manajer) cenderung menggunakan kendali yang mereka miliki atas sumber daya perusahaan untuk
menguntungkan diri mereka sendiri dengan mengorbankan pihak-pihak eksternal (para pemegang saham) (Suyono, 2017).
Praktik manajemen laba disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemangku kepentingan, dapat disebabkan oleh asimetri informasi. Hal ini terjdi ketika terdapat beberapa pihak memiliki keunggulan informasi mengenai situasi perusahaan atas pihak yang lain.
Perbedaan informasi dan keterbukaan informasi ini dapat menimbulkan adserve selection atau pemilihan yang salah. Asimetri informasi merupakan akar permasalahan akuntansi pada saat ini. Untuk meminimalisir asimetri informasi tersebut perlu adanya pengungkapan informasi yang lengkap dan transparan (Bima & Nur Afri, 2017).
Salah satu praktik manajemen laba terbaru yang pernah dilakukan perusahaan yaitu kasus PT Hanson International yang memanipulasi penyajian laporan keuangan tahunan (LKT) pada tahun 2016. PT Hanson International melakukan pelanggaran Standar Akuntansi Keuangan tentang Akuntansi Aktivitas Real Estate (PSAK 44).
Oleh karena itu, penting untuk pengungkapan pendapatan komprehensif lain dalam laporan keuangan karena memberikan informasi keuangan yang lengkap kepada pihak internal serta pihak eksternal juga sebagai salah satu cara untuk meminimalisir praktik manajemen laba yang terjadi dalam perusahaan.
Teori sinyal (signalling theory) memberikan informasi kepada pihak eksternal mengenai kondisi perusahaan yang didasarkan pada asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak luar (investor atau kreditor). Untuk mengurangi adanya asimetri informasi ini, manajemen
dapat memberikan sinyal kepada pihak luar dengan memberikan informasi laporan keuangan yang relevan serta akurat sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan oleh investor dalam berinvestasi (Mustika &
Mulyadi, 2019)
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh (Bima & Nur Afri, 2017) yang menguji dampak pengungkapan pendapatan komprehensif lain terhadap manajemen laba. Hal yang membedakan dari penelitian terdahuu yaitu periode serta objek penelitian.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengungkapan pendapatan komprehensif lain berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Basyirun, 2018) juga membuktikan bahwa pengungkapan pendapatan komprehensif lain berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa dengan diungkapkannya pendapatan komprehensif lain pada laporan laba rugi komprehensif akan mengurangi praktik manajemen laba.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pengungkapan pendapatan komprehensif lain dalam laporan keuangan dapat memberi dampak yang signifikan khususnya mengurangi praktik manajemen laba yang sering dilakukan oleh perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa sektor property real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena kasus praktik manajemen laba pernah terjadi pada perusahaan jasa sektor property real estate dan konstruksi bangunan pada
tahun 2016. Periode penelitian ini selama tiga tahun dimulai dari tahun 2018 sampai 2020.
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas penulis ingin meneliti mengenai “Dampak Pengungkapan Pendapatan Komprehensif Lain Terhadap Manajemen Laba dengan objek penelitian perusahaan jasa sektor property real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 sampai dengan 2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin menguji apakah pengungkapan pendapatan komprehensif lain berpengaruh terhadap manajemen laba?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh pengungkapan pendapatan komprehensif lain terhadap manajemen laba.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu akuntansi khususnya mengenai pendapatan komprehensif lain suatu perusahaan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi serta bahan masukan bagi penlulisan karya ilmiyah di bidang akuntansi khususnya pada akuntansi keuangan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan untuk memperoleh pengetahuan mengenai pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) dalam suatu perusahaan.
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan, serta dijadikan sebagai alat bahan perbandingan penelitian bagi peneliti yang memiliki objek penelitian yang sama.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi serta dapat menambah pengetahuan, wawasan dan panduan dalam penelitian – penelitian dimasa yang akan datang.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Teori Sinyal
Teori sinyal pertamakali dikemukakan oleh Spence (1973). Teori ini menyatakan bahwa perilaku investor tergambarkan sesuai dengan pemahaman sinyal yang disampaikan oleh pemilik informasi. oleh karena itu informasi yang disampaikan oleh perusahaan harus relevan sebagai pertimbangan untuk investor dalam pengambilan keputusan.
Menurut Brigham dan Houston (2006) teori sinyal merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor mengenai prospek perusahaan. Dengan kata lain, teori sinyal berkaitan dengan asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi. Oleh karena itu manajemen perlu memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan melalui penerbitan laporan keuangan. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh menejemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Teori sinyal merupakan teori yang memberikan penjelasan mengenai pemberian informasi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan laporan keuangan tersebut atau digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Laporan Keuangan a. Definisi
Menurut Herawati, (2019: 17) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan-catatan dan berbagai integral dari laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi laporan keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Menurut Abdullah, dkk laporan keuangan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu proses evaluasi prospek ekonomi dan risiko perusahaan. Kondisi kesehatan perusahaan dapat tercermin dari kinerja keuangannya. Hal ini disebabkan karena laporan kinerja keuangan perusahaan berguna sebagai informasi mengenai perencanaan, pendanaan, investasi, dan operasi perusahaan dan dilakukan analisis dengan menggunakan rasio keuangan (Herawati 2019:17)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu gambaran tentang
kondisi keuangan suatu perusahaan yang didalamnya terdiri dari beberapa laporan diantaranya neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Herawati (2019: 18), tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:
1) Untuk memberikan suatu informasi perihal jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.
2) Untuk memberikan informasi perihal jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.
3) Untuk memberikan informasi perihal jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu perusahaan.
4) Untuk memberikan informasi perihal jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Untuk memberikan informasi perihal perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6) Untuk memberikan informasi perihal kinerja manajemen perusahaan dalam periode akuntansi.
7) Untuk memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8) Untuk informasi keuangan lainnya.
c. Bentuk Laporan Keuangan
1) Neraca
2) Laporan Laba Rugi
3) Laporan Perubahan Ekuitas 4) Laporan Arus Kas
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
3. Pendapatan Komprehensif (Comprehensive Income)
Pendapatan komprehensif adalah perubahan pada aset bersih entitas selama periode pelaporan yang timbul dari sumber nonpemilik (nonowner). Sebagai catatan setoran modal dari pemilik merupakan sumber dari pemilik.
Terdapat dua alternatif dalam pelaporan comprehensive income, yaitu:
a. Laporan comprehensive income tunggal
b. Laporan comprehensive income terpisah, yang terdiri dari:
1) Laporan Laba Rugi
2) Laporan kedua dengan awal laba bersih ditambah dengan other comprehensive income (OCI)
4. Pendapatan Komprehensif Lain (Other Comprehensive Income) Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), pendapatan komprehensif lain adalah kenaikan kekayaan perusahaan yang dipengaruhi oleh berbagai hal yang tidak ada hubungannya dengan operasi normal perusahaan.
Sedangkan menurut Bahri (2016:141) Pendapatan komprehensif lain adalah perubahan aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode berjalan seperti selisih revaluasi aset tetap, pajak penghasilan terkait dan selisih kurs karena penjabarab laporan keuangan dalam mata uang asing.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan komprehensif lain adalah total penghasilan dikurangi total beban yang tidak terdapat di dalam laporan laba rugi sebagaimana yang disyaratkan dalam standar akuntansi keuangan lainnya.
Menurut Sidantha, dkk (2016 : 61) komponen- komponen dalam laporan pendapatan komprehensif lain (OCI) yang mencakup keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi antara lain:
a. Revaluasi Aset Tetap Berwujud dan Aset Tetap Tak Berwujud 1) Aset Tetap Berwujud
International Financial Reporting Standard (IFRS) memberi ruang terhadap pelaporan menggunakan fair value terhhadap pengukuran aset tetap berwujud. Dalam penentuan nilai wajar menggunakan beberapa pendekatan, sebagai contoh dalam nilai wajar pabrik dan peralatannya biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai, sedangkan untuk nilai wajar tanah dan bangunan juga ditentukan oleh penilai profesional.
2) Aset Tetap Tidak Berwujud
Santoso dkk, (2017: 102) mengatakan bahwa sesuai standar akuntansi terdahulu yang bukan konvergensi IFRS
pengukuran untuk setiap transaksi menggunakan historical cost yaitu merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu. Kelemahan dari historical cost yaitu tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan manajemen laba.
b. Selisih Kurs Mata Uang Asing
Dalam PSAK No.10, selisih kurs merupakan selisih yang dihasilkan dari penjabaran dalam jumlah tertentu di suatu mata uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda.
Berikut hal-hal pokok yang dijabarkan dalam PSAK No. 10 1) Mata uang tersebut digunakan dalam proses menghasilkan
pendapatan sampai diterimanya pembayaran.
2) Mata uang tersebut dimiliki oleh negara yang memiliki pengaruh dalam penentuan harga.
3) Mata uang tersebut berperan dalam proses value chain entitas.
c. Perubahan Investasi dalam Sekuritas yang dikategorikan sebagai Tersedia untuk Dijual.
Menurut Santoso dkk, (2017: 103) Pengukuran terhadap instrument keuangan yang ada dalam perusahaan dapat dicatat pada bagian aset keuangan seperti kas dan setara kas, intrumen ekuitas entitas lain, serta instrument derivative sedangkan dapat juga pada bagian liabilitas keuangan seperti kontrak yang dapat diselesaikan dengan ekuitas yang diterbitkan dari sebuah entitas.
d. Penyesuaian Liabilitas Minimum Pensiun
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.24 hal 24.1 [4] yang mengatur pencatatannya sebagai standar pencatatan ataupun penyajian dalam laporan keuangan.
Keuntungan ataupun kerugian akan muncul dalam perhitungan program tersebut. Resiko terhadap lebih besarnya imbalan daripada yang diharapkan sangat mungkin terjadi. Besar kecilnya kewajiban yang muncul diukur menggunakan diskonto karena memungkinkan kewajiban yang muncul akibat kelebihan besarnya imbalan tersebut dapat diselesaikan beberapa tahun setelah pekerja memberikan jasanya.
e. Lindung Nilai Arus Kas
Tujuan terhadap lindung nilai adalah untuk memastikan keuntungan dan kerugian atas instrumen lindung nilai dan jenis lindung nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif periode yang sama. Aset dari perusahaan akan lindung arus kas secara langsung. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa dari nilai aset perusahaan secara keseluruhan akan memiliki presentase aset yang di lindung nilai. Hal tersebut dapat mengidentifikasikan bahwa setiap perusahaan mempunyai resiko yang nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
f. Bagian dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dalam OCI.
Jenis entitas atau kerjasama lain dalam metode ekuitas adalah perjanjian bersama seperti ventura bersama. Masing-
masing perusahaan menjalankan aktifitas ekonomi secara bersama namun patuh pada pengendalian bersama. Pada saat aktivitas bersama, pengakuan atas pendapatan komprehensif diakui sebagai pendapatan komprehensif dan kenaikan investasi pada pembukuan investor dan distribusi dari investee mengurangi nilai investasi.
5. Manajemen Laba a. Definisi
Secara umum manajemen laba didefenisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Istilah intervensi inilah yang digunakan sebagian pihak menjadikan manajemen laba sebagai kecurangan tetapi pihak yang lainnya menganggap aktivitas rekayasa manajerial itu bukan sebuah kecurangan karena intervensi itu dilakukan manajer perusahaan dalam kerangka standar akuntansi yang mempunyai metode dan prosedur akuntansi yang berlaku umum.
Sejalan dengan berkembangnya penelitian akuntansi keuangan dan keperilakuan saat ini ada beberapa definisi manajemen laba yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan pemahaman dan penilaian orang yang mendefinisikan terhadap aktifitas pengelolaan dan pengaturan laba itu. Meskipun terdapat perbedaan secara terminologi dalam mendefenisikan manajemen
laba oleh para ahli, namun secara garis besar mempunyai pengertian yang serupa.
(Fisher dan Rosenzweig : 1998) mengatakan bahwa :
“Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang.
Sedangkan menurut (Lewitt : 1998) :
“manajemen laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarakan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik memanfaatkan hasilnya. Penipuan mengaburkan volatilitas keuangan sesungguhnya. Itu semua untuk menutupi konsekuensi dari keputusan-keputusan manajer.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan terminologi yang digunakan setiap definisi, yaitu tindakan untuk mengatur laba (Fisher dan Rosenzweig),fleksibilitas mendorong penyalahgunaan laba (Lewitt). Meskipun menggunakan terminology yang berbeda secara konseptual, definisi-definisi itu memiliki penghubung antara satu dengan yang lain yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupakan aktifitas manajerial untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan.
b. Objek Manajemen Laba 1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar merupakan aktiva paling likuid yang dimiliki perusahaan. Secara teoritis suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila aktiva lancar apabila aktiva itu berupa kas atau setara kas yang dapat diwujudkan dalam bentuk kas dan siap untuk digunakan kurang dari satu periode akuntansi atau operasi normal perusahaan.
a) Kas dan Setara Kas b) Piutang
c) Persediaan
d) Biaya Dibayar Dimuka 2) Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan harta perusahaan yang mempunyai wujud fisik, dipakai dalam operasi normal perusahaan, dimiliki perusahaan lebih dari satu periode akuntansi, dan tidak dimaksudkan untuk dijual. Aktiva tetap dapat di klasifikasikan menjadi aktiva tetap yang umurnya terbatas dan aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas. Aktiva tetap yang umurnya terbatas adalah aktiva tetap tidak dapat terus menerus digunakan tetapi suatu saat akan rusak atau using sehingga harus diganti dengan aktiva sejenis misalkan gedung, kendaraan, mesin dan lain-lain.
B. Tinjauan Empiris
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang berkaitan dengan topik atau variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil
1. Dabella Yunia, Master Irfan Ibrahim (2021)
Memprediksi Arus Kas dengan Laba Bersih dan Total
Pendapatan Komprehensif Lain
Asosiatif Informasi laba bersih dan total pendapatan
komprehensif lain dapat digunakan untuk memprediksi arus kas dan laba bersih periode selanjutnya.
2. Rohmat Suryanto, Amrie Firmansyah (2021)
Penghasilan Komprehensif Lain
Perusahaan Sektor Jasa Keuangan di Indonesia : Sebuah Studi Content
Analysis
Kualitatif dengan teknik analisis isi (content analysis)
Komponen penghasilan
komprehensif lain dalam laporan keuangan
perusahaan sektor jasa keuangan hendaknya
disajikan dengan jelas agar mudah dipahami oleh pemangku
kepentingan.
Komponen penghasilan
komprehensif lain yang disajikan perusahaan sektor jasa keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2012- 2018 didominasi oleh dua komponen yaitu sekuritas tersedia untuk dijual dan imbalan pasti.
3. Beti
Renitawati, Syahril Djaddang, Suyanto (2020)
Relevansi Nilai Net Income, Comprehensif Income, Other Comprehensif Income
Sebelum dan Sesudah IFRS Terhadap Return Saham
Metode Purposive Sampling dengan pendekata n
kuantitatif
Net Income berpengaruh positif terhadap return saham.
Comprehensive Income
berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap return saham.
Other
Comprehensive Income
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Net Asset Per Share berpengaruh positif terhadap return saham 4. Siti Fatimah,
Nanny Dewi Tanzil, Evita Puspitasari (2019)
Analisis Laba Bersih dan Other
Comprehensiv e Income dalam
Memprediksi Laba Masa Depan
Kuantitatif Laba bersih berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi laba bersih masa depan Other
Comprehensif Income (OCI) berpengaruh positif signifikan dalam memprediksi laba masa depan
5. Laila Mustika, JMV Mulyadi (2019)
Penyajian Pendapatan Komprehensif Lain: Pada Industri
Properti Real Estate dan Konstruksi
Deskriptif Kuantitatif
Pengujian hipotesis untuk menguji perbedaan
penyajian 7 komponen OCI memberikan bukti bahwa selisih kurs dan revaluasi aset terbukti dan imbalan kerja, sekuritas tersedia dijual, hedging dan asosiasi tidak berhasil dibuktikan.
6. Muhammad Kurniawan (2017)
Pendapatan Komprehensif Lain
Deskriptif Kuantitatif
Penyajian OCI terkait selisih kurs, imbalan kerja
Perusahaan Sektor Aneka Industri di Indonesia
sekuritas, lindung nilai (hedging), revaluasi aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud, asosiasi, dan ventura pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain mengalami
peningkatan atau penurunan selama periode waktu observasi.
7. Pramestya Galih Bima, Yuyetta Etna Nuf Afri (2017)
Dampak Pengungkapan Pendapatan Komprehensif Lain Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia
Statistik Deskriptif
Pengungkapan pendapatan
komprehensif lain berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba.
Company size dan cash flow from operating activity tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan
leverage berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba.
Pengungkapan pendapatan
komprehensif lain secara terpisah dalam laporan
Laba Rugi
Komprehensif dapat mengurangi praktek
manajemen laba yang dilakukan manajer.
8. Yudi Dwi Santoso, Nurmala
Penyajian Pendapatan Komprehensif
Deskriptif Kuantitatif
Perkembangan penyajian
komponen OCI
Ahmar, JMV Mulyadi (2017)
Lain dan Komponennya Pada Industri Keuangan
untuk industri keuangan
mengalami
peningkatan pada komponen
sekuritas tersedia untuk dijual signifikan terdapat perbedaan.
Komponen OCI yang lainnya signifikan ada perbedaan yaitu selisih kurs, hedging lindung nilai, dan asosiasi.
9. Atika Tri Yudiman, Darmansyah (2017)
Relevansi Nilai Net Income, Comprehensif Income, dan Other
Comprehensiv e Income pada Perusahaan Manufaktur
Deskriptif kuantitatif
Other
comprehensive Income (OCI) dan Net Asset Per Share (NAPS) memiliki pengaruh signifikan terhadap relevansi nilai.
Net Income (NI), Comprehensive Income (CI) tidak terbukti memiliki relevansi nilai.
10. Ickhsanto Wahyudi (2017)
Investigasi Other
Comprehensiv e Income Pada Industri Paska Implementasi IFRS 2012
Deskriptif Kuantitatif
PSAK 10 mengenai selisih kurs disajikan terkait keuntungan atau kerugian selisih kurs laporan laba
rugi dan
penghasilan
komprehensif lain mengalami
peningkatan dan penurunan selama periode waktu observasi.
Adanya kewajiban bagi perusahaan terkait imbalan kerja sehingga penyajian OCI terkait selisih
imbalan kerja pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain mengalami
peningkatan dan penurunan selama periode waktu observasi.
Backbone industri pertanian
Indonesia di dominasi oleh perusahaan
subsector perkebunan.
Subsektor Industri lain masih sedikit perusahaan besar yang menggarap atau subsektor lain adalah industri
yang masih
dikuasai oleh rakyat.
11. Erfan Effendi, Masnur, dan Rike
Rahmadanti (2021)
The Effect of Disclosure of Other
Comprehensiv e Income, Profitability, Leverage, and Company Size on Earnings Management (Study on Financing Institutions Sub-Sector Service Companies Listed on the Indonesia Stock
Exchange for the 2018-2019 Period)
Kuanitatif  Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengungkapan pendapatan komprehensif lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
 Profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
 Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
 Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhdap manajemen laba.
C. Kerangka Konsep
Manajemen laba serta pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mempunyai hubungan yang erat dengan asimetri informasi.
Semakin tinggi transparansi informasi akan berpengaruh pada menurunnya kesempatan praktik manajemen laba. Sebaliknya semakin rendah transparansi informasi akan berdampak semakin besar asimetri informasi antara manajemen dan pemangku kepentingan yang berimbas pada semakin besar kesempatan melakukan praktik manajemen laba.
Pengungkapan OCI dalam laporan laba rugi komprehensif akan meningkatkan kualitas laba komprehensif. Laba komprehensif yaitu gabungan dari laba tahunan perusahaan yang ditambah dengan laba atau rugi dari pendapatan komprehensif lainsetelah pajak. Berdasarkan syarat dari PSAK terhadap pengungkapan informasi mengenai pengungkapan pendapatan lain dalam laporan laba rugi komprehensif diharapkan informasi laba yang disajikan dalam laporan keuangan tidak menyesatkan pemangku kepentingan dan dapat membatasi manajer melakukan praktik manajemen laba karena informasi laba komprehensif telah mencakup semua informasi pendapatan dari perusahaan baik yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan maupun diluar dari aktivitas operasional perusahaan.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
D. Hipotesis
Manajemen laba merupakan hal yang sering terjadi atau hal yang sudah biasa dilakukan oleh manajemen perusahaan sebelum di adopsinya IFRS ke dalam PSAK secara utuh. Salah satu hal yang menyebabkan manajemen laba sering terjadi yaitu banyaknya pilihan metode akuntansi yang dapat digunakan oleh manajemen. Oleh karena itu untuk meminimalisir terjadinya praktik manajemen laba, maka IFRS diadopsi secara penuh ke dalam PSAK.
Pengungkapan pendapatan komprehensif lain dalam laporan keuangan telah terbukti menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi praktik manajemen laba dalam perusahaan. Penyajian informasi yang mencakup pendapatan perusahaan baik dari aktifitas operasional maupun pendapatan diluar operasional perusahaan disajikan secara lengkap.
Pengungkapan Pendapatan Komprehensif
Lain (Other Comprehensive Income)
(X)
Manajemen Laba (Y)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Bima & Nur Afri, 2017) menunjukkan bahwa pengungkapan pendapatan komprehensif lain dalam laporan keuangan terbukti mampu mengurangi praktik manajemen laba dalam perusahaan.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Basyirun, 2018) pendapatan komprehensif lain berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Dengan kata lain bahwa pengungkapan pendapatan komprehensif lain secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif dapat mengurangi praktik manajemen laba.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Pengungkapan pendapatan komprehensif lain berpengaruh terhadap manajemen laba.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan pengukuran dan analisis data, penelitian ini merupakan penelitian jenis penelitian kuantitatif. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2018: 48) metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain.
Deskriptif kuantitatif yaitu berisi gambaran hubungan yang terjadi antara variabel independen dan variabel dependen.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi merupakan tempat objek serta subjek yang akan diteliti.
Berdasarkan judul yang ada pada penelitian ini, maka lokasi penelitian ini penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor property real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2018-2020 yang telah di audit. Data tersebut diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu (www.idx.co.id). Waktu pelaksanaan penelitian yaitu selama 2 bulan.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Variabel Independen (Pendapatan Komprehensif Lain)
Menurut Sugiyono (2018 : 39) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pengungkapan pendapatan komprehensi lain. Pendapatan komprehensif lain yang berasal dari penjabaran laporan keuangan perubahan kurs mata uang asing ke mata uang pelaporan, hasil revaluasi terhadap aset tetap ke nilai wajarnya, program imbalan pasti yang terkait perubahan asumsi aktuaria, investasi tersedia untuk dijual, dan aktivitas untuk melindungi cash flow. Dalam penelitian ini, nilai Other Comprehensive Income (OCI) terdapat pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain setelah laba bersih.
2. Variabel Dependen (Manajemen Laba)
Menurut Sugiyono (2018 : 39) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu manajemen laba yang diproyeksikan dengan disecretionary accruals. Disecretionary Accrual menggunakan komponen akrual dalam mengatur laba karena komponen akrual tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehingga dalam mempermainkan komponen akrual tidak disertai kas yang diterima atau dikeluarkan.
Untuk mendeteksi manajemen laba digunakan “The Modified Jones Model” yaitu metode yang sering digunakan untuk mendeteksi
manajemen laba dalam perusahaan. Modifikasi ini dirancang untuk menghilangkan kemungkinan dugaan Model Jones untuk mengukur akrual diskresioner dengan kesalahan ketika diskresi manajemen dilakukan terhadap pendapatan.
Dalam Suyono (2017: 311) Formula selengkapnya dari Model Jones yang Dimodifikasi adalah sebagai berikut :
a. menghitung total akrual (TAC) yaitu laba bersih tahun t dikurangi arus kas operasi tahun t dengan rumus sebagai berikut:
TAC = NIit – CFOit
b. Selanjutnya, total accrual (TA) diestimasi dengan Ordinary Least Square sebagai berikut:
c. Dengan koefisien regresi seperti pada rumus di atas, maka nondiscretionary accruals (NDA) ditentukan dengan formula sebagai berikut:
d. Terakhir, discretionary accruals (DA) sebagai ukuran manajemen laba ditentukan dengan formula berikut :
Keterangan :
DAit = Discretionary Accruals perusahaan i dalam periode tahun t
NDAit = Nondiscretionary Accruals perusahaan dalam periode tahun t
TAit =Total acrual perusahaan i dalam periode tahun t NIit =Laba bersih perusahaan i dalam periode tahun t CFOit =Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i dalam
periode tahun t
Ait-1 =Total assets perusahaan i dalam periode tahun t-1
∆Revit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi
dengan pendapatan perusahaan I pada tahun t-1 PPEit = Property, pabrik, dan peralatan perusahaan i
dalam periode tahun t
∆Recit =Piutang usaha perusahaan I pada tahun t dikurangi pendapatan perusahaan I pada tahun t-1.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayan generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sudaryono, 2018: 174). Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Eek Indonesia (BEI) sebanyak 84 perusahaan.
2. Sampel
Sampel penelitian mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian.
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan demikian, sebagian elemen dari populasi merupakan sampel (Sudaryono, 2018:
175). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu :
a. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018- 2020.
b. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang dikeluarkan (delisting) di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020.
c. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang mengalami kerugian pada periode 2018-2020 d. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi
bangunan dengan data laporan keuangan tidak lengkap.
e. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang menggunakan Dollar sebagai mata uang dalam pelaporan keuangan.
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel
No Kriteria
Tahun 2018- 2020 1. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan
konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020
84
2. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang dikeluarkan (delisting) di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020
(1)
3. Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang mengalami kerugian pada periode 2018-2020
(30)
5 Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan dengan data laporan keuangan tidak lengkap
(29)
6 Perusahaan jasa sektor property, real estate dan konstruksi bangunan yang menggunakan Dollar sebagai mata uang dalam pelaporan keuangan
(1)
Jumlah Perusahaan Sampel 23
Jumlah Observasi (23x3 tahun) 69
Tabel 3.2 Perusahaan Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1. PT Armidian Karyatama Tbk ARMY
2. PT Agung Podomoro Land Tbk APLN
3. PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
4. PT Natura City Developments Tbk CITY 5. PT Ciputra Developments tbk CTRA 6. PT Intiland Development Tbk DILD
7. PT Duta Pertiwi Tbk DUTI
8. PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA
9. PT Jaya Real Property Tbk JRPT
10. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 11. PT Metropolitan Ketjana Tbk MKPI
12. PT Metropolitan Land Tbk MTLA
13. PT PP Properti Tbk PPRO
14. PT Pakuwon Jati Tbk PWON
15. PT Roda Vivatex Tbk RDTX
16. PT Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM
17. PT Urban Jakarta Propertindo Tbk URBN
18. PT Nusa Raya Cipta Tbk NRCA
19. PT Pelita Samudera Shipping Tbk PBSA 20. PT Superkrane Mitra Utama Tbk SKRN 21. PT Total Bangun Persada Tbk TOTL 22. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk WEGE
23. PT Wijaya Karya Tbk WIKA
(Sumber: idx.co.id data diolah)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan melalui dukumentasi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen atau laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit yang merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu (www.idx.co.id). Dalam penelitian ini data yang dimaksud yaitu:
1. Pendapatan Komprehensif Lain 2. Manajemen Laba yang terdiri dari :
a. Laba Bersih b. Arus Kas c. Pendapatan
d. Total Aset e. Total Akrual
F. Teknik Analisis
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sudaryono, 2018: 362).
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari iji persyaratan analisis data. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan uji hipotesis atau model-model penelitian lainnya (Siti Nurhasanah, 2017: 40).
Uji normalitas yang dipakai dalam penelitian ini yaitu uji normalitas Kormogolov-Smirnov untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak.
Perumusan hipotesis untuk uji normalitas yaitu : a) Ho = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
b) H1 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Untuk pengujian sigfifikansi adalah sebagai berikut :
a) Jika Sig > α, maka data berdistribusi normal.
b) Jika Sig < α, maka data berdistribusi tidak normal.
Dimana α = 5% atau 0,05 b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid. Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari error untuk semua pengamatan setiap variabel bebas pada model regresi.
a) Ho = Tidak ada heteroskedastisitas b) Ha = Ada heteroskedastisitas c. Uji Multikolinearitas
Multikolineritas yaitu sebuah situasi yang menunjukkan adanya korelasi atau hubungan kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai Tolerance yaitu : a) Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak
terjadi multikolineritas dalam model regresi.
b) Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi multikolineritas dalam model regresi.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai VIF yaitu :
a) Jika nilai VIF < 10,00 artinya tidak terjadi multikolineritas dalam model regresi.
b) Jika nilai VIF > 10,00 artinya terjadi multikolineritas dalam model regresi.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Menurut Sugiyono (2018: 148), analisis regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen
Adapun rumus yang dipakai dalam regresi linear sederhana yaitu:
Keterangan :
Y = Variabel Terikat (Manajemen Laba) a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Variabel Bebas (Pendapatan Komprehensif Lain) Y = α + bX
b. Uji Parsial (Uji T)
Uji T digunakan untuk mengetahui tingkat koefisien regresi.
Jika suatu koefisien regresi signifikan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan kata lain uji T digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Adapun pengambilan keputusan dalam Uji T yaitu :
a) Jika nilai signifikan < 0,05 atau t hitung > t table maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
b) Jika nilai signifikan > 0,05 atau t hitung < t table maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat pengaruh yang diberikan variabel bebas atau variabel independen terhadap variabel terikat atau dependen atau dengan kata lain, nilai koefisien determinasi R Square digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
37
BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintahan kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah colonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
2. Visi,Misi, dan Core Values a. Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
b. Misi
Menciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan yang inovatif.
c. Core Values
1) Teamwork, senantiasa bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama.
2) Integrity, konsistensi antara pikiran, ucapan, dan tindakan dengan selalu menjunjung tinggi kejujuran, transparansi dan independensi sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan norma yang berlaku.
3) Professionalism, menunjukkan sikap appearance dan kompetensi dengan penuh tanggung jawab untuk memberikan hasil terbaik.
4) Service Excellence, senantiasa memberikan layanan terbaik bagi stakeholders.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendefinisikan suatu hirarki dalam suatu organisasi. Struktur ini mengidentifikasikan setiap pekerjaan beserta fungsinya dan kemana tujuan pelaporan ke dalam organisasi.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Sumber : www.idx.co.id
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel- variabel yang di uji yaitu pendapatan komprehensif lain dan
manajemen laba. Hasil pengujian dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PENDAPATAN
KOMPREHENSIF LAIN 69 -.81 17.60 .2916 2.12409
MANAJEMEN LABA 69 -.24 .52 -.0154 .08816
Valid N (listwise) 69
Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa variabel pendapatan komprehensif lain memiliki nilai terendah sebesar -0.81 sedangkan nilai tertinggi yaitu 17.60 dengan nilai rata-rata sebesar 0.2916 dan standar deviasi (tingkat sebaran datanya) sebesar 2.12409 Sedangkan variabel manajemen laba memiliki nilai terendah sebesar -0.24 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 0.52 dengan nilai rata-rata sebesar -0.0154 dan standar deviasinya sebesar 0.08816.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi data berdistribusi normal atau tidak. Adapun pengujian normalitas menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 69
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
Deviation .08815702
Most Extreme Differences
Absolute .196
Positive .196
Negative -.173
Test Statistic .196
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan atau probabilitas sebesar 0.000. Hasil ini membuktikan bahwa probabilitas atau signifikan lebih kecil dari level signifikan yaitu (alfa=5%) atau 0.05 yang berarti dapat disimpulkan bahwa pengujian normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa variabel penelitian dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilihat melalui pola grafik P-P Plot yang terdapat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-P Plot
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa pola pada pangujian P-P Plot menyebar dan mengikuti garis lurus yang berarti dapat disimpulkan bahwa data variabel berdistribusi
normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dan residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilihat melalui metode Scatterplot dengan memplotkan nilai ZPRED dengan SRESID. Apabila tidak terdapat pola tertentu dalam pengujian maka model pengujian dapat dikatakan baik. Hasil grafik pengujian heteroskedastisitas menggunakan metode Scatterplot dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan scatterplot gambar 4.3 diatas terlihat bahwa titik-titik membentuk pola tertentu atau tidak menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
Selain itu pengujian heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode uji Gletser yaitu dengan meregresikan nilai absolute residual (ABRESID/Abs_ress) terhadap variabel independen. Apabila nilai signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5% atau 0.05, maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai signifikan hitung lebih kecil (kurang) dari alpha = 5% atau 0.05 dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -.015 .011 -1.410 .163
PENDAPATAN KOMPREHEN SIF LAIN
.001 .005 .013 .105 .917
a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan hitung untuk pendapatan
komrehensif lain sebesar 0.917 atau lebih besar dari nilai alpha yaitu 5% atau 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi atau hubungan secara linier dengan variabel independen dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidak multikolinearitas yaitu dengan nilai tolerance > 0.10 dan nilai variance inflation factor (VIF) < 10. Pengujian multikolinearitas dapat di lihat melalui tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN 1.000 1.000 Dependent Variable: MANAJEMEN LABA
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian multikolinearitas diketahui bahwa untuk variabel pendapatan komprehensif lain memiliki nilai tolerance sebesar 1.000 atau lebih besar dari 0.10 sedangkan nilai variance inflation factor (VIF) sebesar 1.000 atau lebih kecil dari 10. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas terhadap variabel pendapatan komprehensif lain.
3. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linear sederhana merupakan hubungan secara linear antara variabel independen dengan variabel independen.
Analisis ini digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variaben dependen.
Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -.015 .011 PENDAPATAN
KOMPREHENSIF LAIN
.001 .005 .013
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
Berdasarkan tabel 4.5 hasil analisis regresi linear sederhana, maka persamaan regresinya yaitu :
Y = a + bX
Y = -0.015 + 0.001OCI
Berdasarkan persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien regresi variabel pendapatan komprehensif lain (X) sebesar 0.001. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel pendapatan komprehensif lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dalam model regresi.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Parameter Individual (Uji T)
Uji parameter individual atau yang biasa dikenal dengan uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung.
Tabel 4.6 Uji Parameter Individual (UjiT T) Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) -1.410 .163
PENDAPATAN
KOMPREHENSIF LAIN -.105 .917
a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA
Sumber : Output IBM SPSS Statistic 22 yang diolah (2021)
1) Hasil uji t pengaruh Pendapatan Komprehensif lain (OCI) terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.6 diatas diketahui nilai signifikan (sig) variabel pendapatan komprehensif lain sebesar 0.917 atau lebih besar dari 0.05, sedangkan nilai t hitung -0.105 lebih kecil dari t tabel yaitu 1.99601. Hal ini membuktikan bahwa pendapatan komprehensif lain tidak berpengaruh terhadap manajemen laba atau hipotesis ditolak.