• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Umum Kerjasama Karyawan a. Pengertian Kerjasama

Tercapainya suatu tujuan dalam perusahaan tentu tidak akan terlepas dari aspek kerjasama. Kerjasama dalam suatu perusahan baik bank maupun lembaga lainnya tentu sangat diutamakan, karena jika karyawan tidak mempunyai rasa kepedulian dan kerjasama yang baik, besar kemungkinanya

38

Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori dan Praktek, 34.

39

http://elidakusumaastuti.com/2014/03/artikel-kompetensi-sumber-daya-manusia.html, diakses pada 24 april 2014.

perusahaan akan menemukan titik kesulitan dalam menjalan setiap roda kegiatan perusahaan sehingga akan menghambat perusahaan dalam mencapai suatu tujuan atau target tertentu.

Kerjasama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja yang dapat mendorong keberhasilan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan.

Kerjasama dapat meningkatkan komunikasi kerja pada karyawan didalam dan diantara bagian-bagian perusahaan. kerjasama dapat mengumpulkan bakat, berbagi tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.40

Menurut Zainudin kerja sama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan orang lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, saling kontribusi, menghargai dan adanya norma yang mengatur.41

Menurut Tangkilisan kerjasama diartikan sebagai semua kegiatan yang timbul diluar batas-batas organisasi/perusahaan dapat memepengaruhi keputusan serta tindakan didalam sebuah organisasi atau perusahaan yang didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing karyawan untuk mencapai suatu tujuan.42

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kerjasama karyawan merupakan serumpun kegiatan yang dikelola dan dilakukan bersama dalam suatu perusahaan yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dapat dijadikan kekuatan dalam mencapai keberhasilan usaha.

Kerjasama yang dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja secara individual. Hal ini terbukti bahwa kerjasama dapat mengarahkan pada efisiensi dan efektivitas kerja yang lebih baik.

Setiap karyawan yang lebih mengutamakan kerjasama akan memnghasilkan berbagai penyelesaian pekerjaan yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerjasama pada

40 Repository.usu.ac.id/bitstream, diakses 15 November 2014

41

www.etd.library.ums.ac.id

kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang bergabung dalam kerja tim.

Selain keunggulan diatas, kerjasama juga dapat menstimulasi seseorang berkontribusi dalam kelompoknya. Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang terintergrasi untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam mencapai tujuan bersama, kerjasama memberikan manfaat yang besar bagi kerja tim. Biasanya perusahaan berbasis kerja tim memiliki struktur yang ramping. Oleh sebab itu, perusahaan akan bisa merespon dengan cepat terhadap masalah perusahaan dan kinerja karyawan menjadi lebih efektif.

Kerjasama dalam konteks syariah dikenal dengan “Syirkah” yang berarti berserikat. Didalam kerjasama antara kedua belah pihak atau lebih harus saling memberikan kontribusi untuk suatu tujuan usaha dengan ketentuan segala keberhasilan dan risiko dapat ditanggung bersama. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kerjasama, ada rasa senasib dan sepenanggungan antara pihak yang bermitra didalam melakukan pekerjaan. Obyektifnya dalam bekerjasama adalah saling mengisi dan menutupi kelemahan yang ada untuk meraih kebrhasilan dan menekan risiko yang serendah-rendahnya secara bersama.43

Menurut para ulama fiqh akad asy-syirkah diperbolehkan. Islam juga menggalakkan kerjasama dalam berbagai bentuk usaha kebajikan dan sebaliknya menolak usaha-usaha yang bisa mendatangkan kemadharatan baik untuk diri sendiri maupun orang banyak. Oleh karenanya, operasional syirkah (partnership) dalam dunia usaha dibolehkan oleh syariat Islam. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2:

           

43

Artinya: “ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS. Al-Maidah: 2)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua perbuatan dan sikap hidup membawa kebaikan kepada seseorang (individu) atau kelompok kepada perbuatan baik dan taqwa dengan syarat perbuatan tersebut didasari dengan niat yang ikhlas. Tolong menolong (syirkah al-ta’awun) merupakan suatu bentuk perkongsian, dan harapan bahwa semua pribadi muslim adalah sosok yang bisa berguna dan menjadi partner yang baik bagi orang lain.

Dalam Islam etika kerjasama lebih menekankan pada prinsip siddiq dan amanah. Siddiq disini berarti didalam kerjasama harus menerapkan sikap transparansi atau keterbukaan antar rekan kerja dan amanah berarti benar-benar bisa dipercaya. Disamping itu, kerjasama yang baik juga harus dilandaskan dengan rasa pertanggungjawaban yang besar dan memiliki komitmen yang tinggi.

b. Unsur-unsur Kerjasama Tim

Ada beberapa unsur kerjasama, diantaranya:44 1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah lem yang merekat kebersamaan tim. Kepercayaan juga merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang tehadap kemampuan yang dimilikinya dan juga kemampuan orang lain. Saling mempercayai dengan adanya kejujuran dalam sikap, pemberian tugas dan pengakuan atas integritas yang dimiliki anggota.

2. Kekompakan

Kekompakan adalah bekerja sama secara teratur dan rapi, bersatu padu dalam menghadapi suatu pekerjaan yang biasanya ditandai adanya saling ketergantungan. Kerjasama yang dibangun atas dasar kekompakan yang utuh, akan menghasilkan kekuatan hubungan antar karyawan yang satu dengan yang lain dengan merasakan adanya ketergantungan dalam

44

urutan tugas, ketergantungan hasil yang ingin dicapai dan komitmen yang tinggi.

3. Tanggung Jawab

Sikap peduli yang dimiliki karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tanggung jawab secara tim berarti secara bersama-sama dapat menyelesaiakan pekerjaan dengan baik. Hal ini akan membentuk suatu hubungan kerjasama yang efektif.

c. Karakteristik Kerjasama yang Sukses

Keberhasilan sebuah tim atas kerjasama merupakan akumulasi dari proses dan prestasi kerja setiap karyawan. Hal ini merupakan tugas dan hasil kolektif dalam suatu sistem kerja yang sinergis. Semakin tinggi kekuatan sinergitas diantara karyawan dan manajer semakin tinggi kekeuatan sebuah tim. Tingkat kesalahan dalam pekerjaan pun dapat ditekan sekecil mungkin.

Berikut ini kerjasama yang sukses, Sopiah membaginya kedalam enam karakteristik, diantaranya:45

1. Mempunyai komitmen terhadap tujuan bersama 2. Menegakan tujuan spesifik

3. Kepemimpinan dan struktur

4. Menghindari kemalasan sosial dan tanggung jawab 5. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar, dan 6. Mengembangkan kepercayaan timbal balik.

d. Proses Perkembangan Kerjasama Tim

Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik. Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke dalam 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu:46

45http://repository.binus.ac.id, diakses 26 Januari 2015

1. Forming (Pembentukan)

Adalah tahapan dimana para anggota setuju untuk bergabung dalam satu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memiliih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terelebih dahulu).

2. Sroming (Merebut Hati)

Pada tahap ini dimana kekacauan mulai timbul didalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi tantangan karena masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar.

3. Norming ( Pengaturan Norma)

Adalah tahapan dimanan individu-individu dan sub group yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerjasama dalam menyelesaiakan berbagai tugas. Dalam hal ini semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan pendapatnya tentang berbagai masalah perusahaan kepada seluruh anggota tim.

4. Performing (Melaksanakan)

Adalah tahapan merupakan titik kulminasi dimana tim sudah berhasi membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim dalam bekerjasama akan terlihat prestasi yang ditunjukan.

e. Manfaat Kerjasama/ Bekerja Dalam Tim47

1. Manfaat bagi perusahaan

a. Meningkatkan produktivitas kerja b. Meningkatkan kualitas kerja c. Meningkatkan mentalitas kerja d. Meningkatkan kemajuan perusahaan

e. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja 2. Manfaat bagi Anggota/Karyawan

a. Stres atau beban akibat pekerjaan akan berkurang b. Tanggung jawab atas pekerjaan dipikul bersama c. Memperoleh balas jasa dan penghargaan d. Sebagai media aktualisasi diri

e. Dapat menyalurkan bakat dan kemampuannya f. Tujuan Kerjasama Dalam Perusahaan

Pada dasarnya tujuan adanya kerjasama dalam suatu perusahaan didasarkan pada prinsip kesatuan tujuan, prinsip efesiensi dan prinsip efektivitas. Berikut ini urainya:

1. Kesatuan Tujuan

Prinsip kesatuan tujuan ini mencakup kesamaan visi, misi, dan sasaran program kerja tim. Apabila suatu program atau proyek harus diselesaikan selama suatu periode waktu tertentu maka pola pelaksanaan kerjasama harus disesuaikan dengan prinsip kesauan tujuan.

2. Prinsip Efesiensi

Efesiensi kerja adalah pekerjaan yang tidak menimbulkan pemborosan dan kecerobohan. Adanya kerjasama tentu memiliki pengaruh besar terhadap efisiensi kerja, sehingga memberi kepuasan kerja bagi perusahaan.

3. Prinsip efektivitas

Tujuan adanya kerjasama adalah untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja. Kerjasama yang efektif apabila telah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tujuan yang jelas dan opersional 2. Keterampilan yang memadai 3. Komitmen

4. Saling percaya

5. Komunikasi yang baik 6. Kemampuan negosiasi 7. Kepemimpinan yang tepat.

4. Tinjauan Umum Efektivitas Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Dokumen terkait