• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TIJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Bank a.Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang dinyatakan dalam pasal 1 angka 2:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Dari pengertian di atas maka bank merupakan lembaga financial intermediary yaitu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai menghubung antara pihak yang mempunyai dana dan pihak yang membutuhkan dana.

Menurut pengertian secara sederhana, bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2004: 23).

Berdasarkan beberapa pengertian bank diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan atau badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan masalah bidang keuangan. Dan segala kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kehidupan perekonomian di suatu negara.

Selain itu bank merupaka lembaga keuangan yang memiliki peranan sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution) yakni sebagai lembaga yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan (Jamal Wiwoho, 2011: 27).

commit to user

Dari pengertian tentang bank tersebut, maka dapat dirumuskan tentang pengertian hukum perbankan. Menurut Sentosa Sembiring, “hukum perbankan pada dasarnya adalah serangkaian kaidah-kaidah yang mengatur tentang badan usaha perbankan. Kaidah-kaidah yang di maksud adalah baik yang terdapat dalam hukum positif maupun dalam praktek perbankan” (Sentosa Sembiring, 2000:2). Menurut Hermansyah, “hukum perbankan adalah keseluruhan norma-norma tertulis maupun norma-norma tidak tertulis yang mengatur tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses melakukan kegiatan usahanya”. Berkaitan dengan pengertiaan tersebut, yang dimaksud dengan norma tertulis yaitu keseluruhan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai bank, sedangkan norma tidak tertulis yaitu hal-hal atau kebiasaan-kebiasaan yang timbul dalam praktek perbankan (Hermansyah, 2008: 39-40). Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum perbankan yaitu keseluruhan peraturan yang mengatur tentang perbankan seperti kelembagaan dan kegiatan usahanya. Dari pengertian bank diatas maka lembaga keuangan bank juga mempunyai fungsi yang membedakan dengan lembaga keuangan lainnya.

b. Asas, Fungsi dan Tujuan Bank

Dalam Pasal 2, 3, dan 4 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank mempunyai asas, fungsi dan tujuan sebagai berikut:

1) Asas

Perbankan Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Menurut penjelasan secara resmi yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Makna dari demokrasi ekonomi oleh ahli ekonomi Universitas Gajah Mada Mubyarto dirumuskan dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

commit to user

a) Koperasi merupakan soko guru perekonomian

b) Perekonomian Pancasila digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan yang terpenting adalah moral.

c) Perekonomian Pancasila terdapat hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga terdapat solidaritas sosial.

d) Nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.

e) Tegas dan jelas ada keseimbangan antara perencanaan sentral dengan tekanan pada desentralisasi.

Sedangkan yang yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian dalam hal ini adalah mengenai cara dari pihak bank dalam menjalankan tugas dan wewenangnya khususnya dalam membuat kebijakan harus secara cermat, teliti dan profesional. Selain itu juga harus mematuhi peraturan perundangan yang berlaku dengan didasari itikad yang baik. 2) Fungsi

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana (surplus of funds) dan penyalur dana masyarakat ke pihak yang membutuhkan dana (lacks of funds) sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam Pasal 3 Undang-Undang Perbankan.

3) Tujuan

Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak. Tujuan ini tidak semata-mata berorientasi ekonomis, tetapi juga berorientasi kepada hal-hal nonekonomis seperti masalah stabilitas politik dan stabilitas sosial (Jamal Wiwoho, 2011: 36-37).

commit to user

c. Jenis-jenis Bank

1) Dilihat dari bidang usahanya

Di dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan disebutkan menurut jenisnya bank terdiri dari :

a) Bank Umum

Di dalam Pasal 1 angka 3 Undang-undang Perbankan, yang

dimaksud dengan “Bank umum adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam lalu-lintas pembayaran”. Maksud dari usaha perbankan secara konvensional yaitu usaha bank memberi kredit kepada nasabah baik perorangan maupun perusahaan, sedangkam maksud usaha perbankan berdasar prinsip syariah dijabarkan dalam Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Perbankan.

b) Bank Perkreditan Rakyat

Di dalam Pasal 1 angka 4 Undang-undang Perbankan, yang dimaksud dengan ”Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat lebih sempit jika dibanding dengan kegiatan bank Umum. Bank Perkreditan Rakyat hanya menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2) Dilihat dari kepemilikannya

Dilihat dari kepemilikannya bank dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu:

a) Bank Milik Pemerintah (Negara)

Bank Milik Pemerintah artinya modal bank yang bersangkutan berasal dari pemerintah. Seluruh modal bank berasal dari pemerintah.

commit to user

b) Bank Milik Swasta

(1) Swasta Nasional, artinya modal bank ini dimiliki oleh orang ataupun badan hukum Indonesia.

(2) Swasta Asing, artinya modal bank tersebut dimilki oleh warga negara asing dan/atau badan hukum asing. Dalam hal ini ada kemungkinan bank ini merupakan kantor cabang dari negara asal bank yang bersangkutan.

c) Bank Campuran

Bank Campuran adalah bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia. Kegiatan Bank Campuran memiki tugas yang sama dengan bank umum lainnya.

3) Dilihat dari segi operasionalnya

Dilihat dari ruang lingkup operasional bidang usahanya, maka bank dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a) Bank Devisa

Bank Devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk melakukan usaha perbankan dalam valuta asing. Maksudnya bank devisa dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya tranfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers, cheque, pembukuan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya.

b) Bank Non devisa

Bank Nondevisa adalah bank yang tidak dapat melakukan usaha di bidang transaksi valuta asing. Jadi usaha Bank Nondevisa yaitu melakukan transaksi yang masih dalam batas-batas negara.

Dari pembagian jenis-jenis bank tersebut, bank mempunyai berbagai usaha sebagai lembaga keuangan. Usaha bank erat kaitannya

commit to user

dengan fungsi bank sebagai lembaga financial intermediary (Sentosa Sembiring, 2000: 3-7).

d. Macam Kegiatan Usaha Bank

Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas, kemudian menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit (Kasmir, 2004:39-40).

Menurut ketentuan Pasal 6 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum adalah sebagai berikut:

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Memberikan kredit

3) Menerbitkan surat pengakuan hutang

4) Membeli, menjual, atau menjamin resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya :

a) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

b) Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

c) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah. d) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

e) Obligasi

commit to user

g) Instrumen berharga lainnya yang berjangka waktu satu tahun.

5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

6) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dan kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya. 7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.

8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak.

10) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

11) Dihapus.

12) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.

13) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

14) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud, menurut Pasal 7 Undang-Undang Perbankan ditentukan bahwa Bank Umum dapat pula melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

1) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan

commit to user

penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian

Dokumen terkait