• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Karakter Tokoh Cerita

3. Tipografi dan Balon Kata

Tipografi merupakan jenis gaya atau tipe huruf. Huruf adalah bagian terkecil dari sebuah kata. Sedangkan kata adalah bagian terkecil dari sebuah gagasan. Sebuah gagasan yang baik dan telah tersusun lewat pemilihan kata yang menarik bisa saja berakhir sia-sia karena kegagalan dalam pemilihan huruf. Kekuatan kata sendiri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pesona karya seni yang disebut komik. Begitu kuatnya kata-kata dalam komik, sehingga sarjana komik seperti R.C. Harvey menyatakan bahwa kombinasi berseni dari kata dan gambar terliput dalam semua definisi tentang komik.

commit to user

Ditinjau dari penggunaannya huruf pada umumnya dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu:

a. Huruf Roman

Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara tebal dan tipis. b. Huruf Bodoni

Gambar hurufnya hurufnya memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara kaitnya dengan batang hurufnya.

c. Huruf Egyptian

Garis hurufnya sama tebal, kaitnya lurus dan tegang, sifat hurufnya menyerupai karakteristik dari konstruksi piramid-piramid.

d. Huruf Sans Serif (tanpa kait)

Garis-garis hurufnya semua sama tebal. e. Huruf Dekoratif

Garis hurufnya bervariatif, membentuk garis baru, perpanjangan atau penebalan yang menimbulkan bentuk huruf yang ekspresif.

Kata menunjukkan perasaan, sensasi, dan konsep abstrak yang tidak bisa ditunjukkan lewat gambar, berhubungan langsung dengan rasa dan nuansa suara manusia. Kata memberi kesempatan pada komikus untuk meringkas dan memperluas waktu. Ketika kata dan gambar saling bergantung, mereka menciptakan gagasan dan sensasi baru.

Dalam komik, kedinamisan gambar dan kata haruslah seimbang dan bekerja sama menjalin cerita. Biasanya pada komik, kata dipadukan secara grafis dalam balon dialog atau kata. Balon kata disebut juga sebagai ”alat putus asa”; sebuah usaha ”menangkap dan menampilkan elemen yang sangat halus, yaitu suara”. ( Will Eisner, 1985: 73) Balon kata tidak ada dalam dunia nyata,

commit to user

namun pada komik balon kata mengapung seperti objek fisik. Balon kata umumnya berbentuk bulat atau lonjong. Beberapa menanggapi paradoks ini dengan mengurangi tampilan fisik balon menggunakan garis batas tipis atau bahkan tanpa garis, sementara yang lain menerima balon kata dan menampilkannya dengan lebih bebas dan berinteraksi dengan gambar

lain.(Scott McCloud , 2008: 142) Untuk menyampaikan emosi tertentu,

bentuknya dapat lebih variatif lagi.

4. Layout

Layout merupakan pengaturan untuk menempatkan berbagai unsur

komposisi, misalnya huruf teks, garis, objek, gambar, dan sebagainya. Maka, unsur

layout dalam komik adalah huruf-huruf teks, frame, atau efek garis untuk

memperjelas suatu adegan yang dilakukan. Dalam komik layout dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu:

a. Layout buku, yaitu pembagian adegan komik dalam sebuah buku yang disesuaikan dengan tema cerita atau alur cerita dan jumlah halaman keseluruhan.

b. Layout halaman, yaitu pembagian atau penempatan adegan cerita yang sesuai dengan alur cerita dalam satu halaman.

c. Layout panel, yaitu penempatan adegan cerita dalam sebuah panel yang disesuaikan dengan plot cerita.

5. Panel

Panel adalah kotak tempat gambar diletakkan. Biasanya dalam suatu halaman terdapat beberapa panel sekaligus. Umumnya bentuk panel adalah persegi empat, namun sering kali ditemukan berbagai macam variasi bentuk panel.

commit to user

(Esvandiari Sant, 2005: 4) Oleh karena buku dalam bahasa Indonesia dibaca dari kiri ke kanan, maka arah pembuatan panel komik akan mengikuti huruf ”Z”. Setiap panel menunjukkan sebuah aksi yang lengkap, karena berasal dari sebuah plot yang

berkaitan secara keseluruhan.( Scott McCloud, 2008: 14)

Sedangkan untuk ukuran ketebalan garis panel dapat divariasikan, termasuk dari segi bentuk dan warna atau dibuat lebih lebih kecil yang terdapat pada pojok sebuah panel yang digunakan sebagai insert.

6. Closure

Closure adalah fenomena mengamati bagian-bagian dengan memandangnya

sebagai keseluruhan. Closure dapat muncul dalam berbagai bentuk mulai dari yang

sederhana hingga yang terumit, terkadang dengan sebaris garis atau sketsa sudah cukup untuk membuat closure. Closure dalam komik sama seperti dalam film

terjadi dalam 24 frame per detik. Closure berfungsi sebagai penyambung cerita

yang terjadi antar panel dalam sebuah cerita komik, akan saling mendukung dan tersusun menjadi kisah yang utuh.

Panel komik mematahkan waktu dan ruang menjadi suatu peristiwa yang

kasar, dengan irama yang patah-patah, serta tidak berhubungan. Closure

memungkinkan kita menggabungkan peristiwa-peristiwa tersebut dan menyusun realita yang utuh dan seirama dalam pikiran. Jika lambang visual adalah perbendaharaan komik, closure adalah strukturnya. Dan karena rumusan kita

tentang komik tergantung pada pengaturan elemennya, maka, sebenarnya komik adalah closure. Closure media elektronik bersifat terus menerus, tanpa disadari dan

sebenarnya tidak tampak. Sebaliknya, closure dalam komik tidak terus menerus dan

pasti disengaja. Closure dalam komik mendorong kemesraan antara pencipta

commit to user

Bagaimana si pencipta menghormati kontrak itu merupakan masalah seni dan karya. Beberapa bentuk closure merupakan tindakan yang disengaja oleh si

pencerita untuk menciptakan ketegangan atau tantangan pada penonton. Beberapa golongan closure adalah sebagai berikut:

a. Waktu ke waktu

Peralihan ini memerlukan closure yang sangat sedikit.

b. Aksi ke aksi

Peralihan satu subyek dalam suatu proses. c. Subyek ke subyek

Peralihan dalam satu adegan atau gagasan yang memerlukan tingkat keikutsertaan pembaca agar peralihan tersebut bermakna.

d. Adegan ke adegan

Peralihan ini membawa kita melintasi ruang dan waktu. Membaca komik dengan jenis peralihan ini sering diperlukan pemikiran deduktif.

e. Aspek ke aspek

Peralihan ini kebanyakan tak mengenal waktu dan mengatur pandangan yang mengembang terhadap aspek tempat, gagasan, dan suasana hati yang berbeda. Peralihan aspek ke aspek sejak awal telah menjadi bagian yang penting dalam aliran utama komik Jepang. Peralihan ini tidak bertindak sebagai jembatan peristiwa yang terpisah, melainkan pembaca harus merangkai pecahan-pecahan peristiwa yang tersebar menjadi peristiwa tunggal.

f. Non sequitur

Peralihan ini tidak menunjukkan hubungan yang logis antara panelnya. Makin kuat closure antara panel, interpretasi pembaca pun makin elastis.

commit to user

untuk menampilkan hanya sebagian kecil gambarnya. Komik dapat bersifat sangat kabur tentang apa yang diperlihatkannya. Dengan memperlihatkan sedikit atau tidak sama sekali suatu peristiwa, dan hanya memberi petunjuk kepada pembacanya, komikus dapat membangkitkan imajinasi pembaca.

7. Warna

Dalam Industri komik, warna memegang peranan yang sangat penting dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Dengan warna, komik menjadi semakin menarik, atraktif, dan ekspresif hingga komik dapat menjadi sensasi yang memabukkan sebab kualitas permukaan yang berwarna akan dapat lebih mudah menarik perhatian pembaca.

Pewarnaan komik adalah proses pemberian warna pada komik dengan warna-warna dan teknik-teknik tertentu agar dapat memberikan efek dramatisasi sesuai dengan yang diinginkan untuk menarik perhatian pembaca. Warna dapat membawa kita pada suasana tertentu dan membangkitkan suasana hati tertentu. Ketika mewarnai komik perlu diingat bahwa beda warna beda pula pesan yang akan disampaikan. Beberapa contoh suasana warna yang mewakilinya :

a. Warna hangat (merah, orange); suasana panas dan kuat. b. Warna sejuk (hijau, biru); suasana dingin dan tenang.

c. Warna terang (warna dengan tambahan putih didalamnya); suasana cerah dan kebebasan.

d. Warna gelap (warna dengan tambahan hitam didalamnya); suasana suram dan mistik.

commit to user

Komposisi warna harus direncanakan dengan matang, sebab komposisi warna menentukan tampilan keseluruhan dari pesan yang ingin disampaikan. Dalam komik kita mengenal 2 macam gaya pewarnaan, yaitu :

a. Style datar, yaitu seperti pada film kartun Jepang (Anime). Ini merupakan gaya yang basic sekali, tapi tetap membutuhkan pengetahuan dan pemahaman

tentang bayangan cahaya. Untuk membuat gambar tampak seperti tiga dimensi digunakan warna gelap dan terang, semakin banyak warna yang digunakan gambar akan semakin tampak semakin hidup.

b. Realistic Style, yaitu dimana komikus membuat gambar tampak hidup dan mendekati kenyataan. Biasanya colorist akan banyak memakai piranti air brush

dan paint brush untuk hasil yang lebih detail.

Dokumen terkait