• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipologi Beberapa Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun 2020

BAB IV HASIL PENELITIAN

D. Tipologi Beberapa Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun 2020

Tipologi pencucian uang yang diuraikan di bawah ini bertujuan untuk:

• Memberikan informasi kepada pihak yang relevan (Pihak Pelapor, Regulator, Lembaga Penegak Hukum) mengenai berbagai metode dan teknik yang digunakan oleh pelaku pencucian uang;

• mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih lanjut dan mengidentifikasi tren yang meningkat sehingga memerlukan pemantauan lebih lanjut; dan

• membantu upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia.

Gambar 9 Pemanfaatan HA PPATK

dalam Putusan TPPU Tahun 2020 Gambar 10 Pemanfaatan HP PPATK dalam Putusan TPPU Tahun 2020

Gambar 11 Pemberian Keterangan Ahli PPATK pada Putusan TPPU Tahun 2020

Dalam upaya penguatan dan peningkatan efektivitas Rezim Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme di Indonesia, para pelaku pencucian uang selalu mencari cara – cara alternatif untuk melakukan pencucian uang atas hasil kejahatan.

Kejahatan pencucian uang bersifat sangat dinamis dan semakin kompleks, melintasi batas – batas yurisdiksi (cross border) dan menggunakan modus yang semakin variatif dengan memanfaatkan lembaga di luar sistem keuangan, bahkan telah merambah ke berbagai sektor. Oleh karena itu, pihak yang relevan harus lebih fleksibel mengenai perkembangan tersebut dalam upaya mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Berikut beberapa uraian tipologi pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan terkait tindak pidana pencucian uang tahun 2020.

D.1 Tipologi Pencucian Uang terkait Tindak Pidana Korupsi

Gambaran Kasus Tipologi Pencucian Uang terkait Tindak Pidana Korupsi Tipologi ini disusun berdasarkan putusan pengadilan:

Terdakwa ADI:

1. Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 42/Pid.Sus-TPK/2020/PN Mdn 2. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 30/Pid.Sus-TPK/2020/PT MDN Terdakwa MAL:

1. Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 41/Pid.Sus-TPK/PN Mdn 2. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 29/Pid.Sus-TPK/PT MDN

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

Terdakwa ADI selaku Direktur Capital Market PT. MSS Sekuritas bersama Terdakwa MAL selaku Kepala Divisi Tresuri PT. Bank SUT terlibat kasus korupsi dalam penerbitan surat berharga Medium Term Notes (MTN) dari PT. SNP untuk penambahan biaya operasional. Surat berharga ini kemudian ditawarkan kepada PT. Bank SUT selaku investor yang diwakili oleh Terdakwa MAL dengan underwriting transaksi adalah PT. MSS Sekuritas yang diwakili oleh Terdakwa ADI melalui tiga skema penawaran berturut – turut. Dalam penawaran ini, Terdakwa MAL tidak melakukan analisis permohonan review set credit line dari PT. SNP dalam menetapkan Batas Maksimum Pengajuan Kredit (BMPK) kepada perseroan tersebut. Sementara Terdakwa ADI bertugas untuk memperlancar proses underwriting yang dilakukan oleh PT. MSS Sekuritas agar nominal penawaran disetujui. Padahal penawaran tersebut seharusnya tidak wajar dan tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan mengingat PT. SNP adalah perusahaan pembiayaan yang begerak di bidang usaha ritel dan mempunyai risiko gagal bayar yang sangat besar. Akibatnya, tindakan ini merugikan negara sebesar rumelalui dana yang dikeluarkan oleh PT. Bank SUT.

Dari dana yang berhasil terkumpul ini, selain diterima oleh PT. SNP selaku debitur, kedua terdakwa juga menerima sejumlah uang yang kemudian digunakan untuk pembelian aset serta ditransfer ke rekan di PT. Bank SUT.

Dalam hal ini, kedua terdakwa diduga melakukan tindak pidana korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Tindak Pidana Asal

• PT. SNP adalah perusahaan yang bergerak dalam pembiayaan untuk penjualan alat – alat elektronik dan perabot rumah tangga oleh PT.

Columbia. Pada tahun 2017, PT. SNP mengalami kesulitan kesulitan yang diakibatkan cash in – flow (dana masuk) lebih kecil dibandingkan cash out – flow (dana keluar) sehingga membutuhkan bantuan pembiayaan operasional. Atas dasar hal ini, PT. SNP berinisiatif untuk melakukan penjualan surat berharga dalam bentuk Medium Term Notes (MTN).

• Kemudian PT. SNP bekerja sama dengan PT. MSS Sekuritas selaku underwriting transaksi untuk memfasilitasi penawaran MTN tersebut.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh PT. SNP dalam menjalani transkasi tersebut adalah dokumen laporan keuangan, pemeringkatan surat berharga oleh Pefindo, pesertujuan dari pemegang saham, persetujuan dewan komisaris, persetujuan kreditur dan legal opinion. Dokumen – dokumen tersebut selanjutnya akan disusun teaser penawaran oleh Terdakwa ADI yang dibantu oleh stafnya ARF (Kepala Divisi Fixed Income). ARF pula yang menjadi penampung sumber dana sebelum dibagikan sebagai suap kepada pihak – pihak yang telah membantu kelancaran proses penawaran berikut.

• Namun mengingat kondisi keuangan PT. SNP sedang tidak dalam kondisi baik maka untuk membuat laporan keuangan terkesan sehat, dibuat daftar piutang secara double pledge (penjaminan ganda) sehingga cash flow perusahaan terlihat lancar yang dikoordinir SLG, salah satu orang kepercayaan dari Pimpinan PT. SNP.

• Setelah dokumen persyaratan penawaran dilengkapi, surat berharga tersebut ditawarkan oleh PT. MSS Sekuritas kepada PT. Bank SUT. Dalam hal ini, korespondensi dari PT. Bank SUT diwakili oleh Terdakwa MAL selaku Kepala Divisi Treasury.

• Penawaran MTN tersebut dilakukan melalui tiga skema/tahap yaitu:

1. Skema pertama – Medium Term Notes (MTN) IV PT. SNP Tahun 2017 dengan penunjukkan arranger kepada PT. MSS Sekuritas pada 29 September 2017

Pada tahap awal ini, Terdakwa ADI melakukan penawaran MTN dengan nilai emisi maksimal Rp100 Miliar. Dokumen penawaran yang telah dilengkapi dan ditandatangani dihadapan notaris selanjutnya diserahkan dari PT. MSS Sekuritas diwakili oleh Terdakwa ADI kepada PT. Bank SUT diwakili Terdakwa MAL. Terdakwa ADI meloloskan kecacatan persyaratan yang diberikan oleh PT. SNP yaitu berupa pemenuhan laporan keuangan yang seharusnya adalah laporan keuangan tahun 2016 namun yang diberikan adalah laporan keuangan tahun 2014. Selain itu, setelah dokumen penawaran diterima oleh PT. Bank SUT, Terdakwa MAL juga tidak melakukan analisis issuer dan instrument dari PT. SNP dan justru langsung melakukan permohonan set up credit line kepada Divisi Kredit PT. Bank SUT. Sehingga Divisi Kredit PT. Bank SUT memberikan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) melalui memorandum yang menyataan bahwa BMPK yang akan diberikan oleh PT. Bank SUT adalah sebesar Rp52,5 Miliar Miliar. Memorandum yang disusun ini sendiri telah memperoleh Direktur Bisnis dan Syariah dan Direktur Utama dari PT. Bank SUT. Kemudian dilakukan penandatangan trade confirm pada tanggal 1 November 2017 oleh Terdakwa MAL dengan nilai BMPK tersebut dan pada tanggal 6 November 2017 dilakukan transfer sebesar Rp52 Miliar ke rekening PT. MSS Sekuritas.

Dana yang masuk ini akan ditransfer ke rekening perseroan PT. SNP setelah dipotong imbalan jasa underwriting sebesar 0,5% dari total MTN.

2. Skema kedua – Medium Term Notes (MTN) VI PT. SNP Tahap I tahun 2018 dengan penunjukkan arranger kepada PT. MSS Sekuritas pada 21 Februari 2018.

Sama halnya dengan penawaran pada tahap pertama, pada tahap kedua ini terjadi kecacatan dokumen persyaratan. Dokumen laporan yang diberikan oleh PT. SNP seharusnya adalah dokumen laporan keuangan tahun 2017 namun dokumen yang dikumpulkan adalah laporan

keuangan tahun 2015. Terdakwa ADI mengajukan MTN dengan 4 seri yaitu Seri A (tenor 18 bulan dengan kupon/suku bunga 10,25%) sebesar Rp100 Miliar, Seri B (tenor 24 bulan dengan kupon 10,50%) sebesar Rp50 Miliar, Seri C (tenor 18 bulan dengan kupon 10,25%) sebesar Rp100 Miliar dan Seri D (tenor 24 bulan dengan kupon 10,50%) sebesar 50 Miliar. Namun Terdakwa MAL juga tidak melakukan analisis perusahaan dalam pengajuan review set up credit line kepada Divisi Kredit PT. Bank SUT sehingga dalam penawaran MTN ini diberikan BMPK sebesar Rp183,357 Miliar melalui memorandum yang disusun oleh terdakwa.

Berdasar momerandum tersebut, PT. Bank SUT kemudian melakukan pembelian MTN sebesar Rp75 Miliar pada 26 Februari 2018 kepada PT.

MSS Sekuritas. Selanjutnya dana tersebut ditransfer ke rekening perseroan PT. SNP setelah dilakukan pemotongan jasa imbalan underwriting sebesar 0,5% dari total MTN oleh PT. MSS Sekuritas.

3. Skema ketiga – Medium Term Notes (MTN) VI PT. SNP Tahap II tahun 2018 dengan penunjukkan arranger kepada PT. MSS Sekuritas pada 12 Maret 2018.

Sama halnya dengan pengajuan pada skema kedua, laporan yang diberikan oleh PT. SNP kepada PT. MSS Sekuritas selaku arranger adalah laporan keuangan perusahaan tahun 2015 dari yang seharusnya laporan keuangan tahun 2017. Namun Terdakwa ADI selaku perwakilan dari arranger justru meloloskan ini dan kembali menawarkan MTN kepada PT. Bank SUT untuk 3 seri yaitu Seri A (tenor 18 bulan dengan suku 10,25 %) sebesar Rp50 Miliar, Seri B (tenor 24 bulan dengan suku bunga 10,50 %) sebesar Rp30 Miliar, dan Seri C (tenor 36 bulan dengan suku bunga 11,125 %) sebesar Rp20 Miliar. Kemudian surat penawaran ini tidak dikirimkan ke email resmi PT. Bank SUT, justru dikirimkan ke media sosial pribadi Terdakwa MAL melalui WhatsApp dan email pribadi.

Terdakwa MAL juga tidak melakukan analisis perusahaan dan tidak mengajukan permohonan review set up credit line kepada Divisi Kredit PT. Bank SUT dengan alasan BMPK pada penawaran MTN Tahap I di 2018 baru terpakai Rp75 Miliar dari Rp183,357 Miliar. Kemudian

Terdakwa MAL menyetujui dan menandatangani trade confirmation sebagai bentuk persetujuan pembelian MTN senilai Rp50 Miliar pada tanggal 9 April 2018. Setelah itu dilakukan transfer ke PT. Bank SUT pada tanggal 11 April 2018 sebesar Rp50 Miliar ke PT. MSS Sekuritas dan akan ditransfer kepada PT. SNP jika pembayaran imbal jasa underwriting sebesar 0,5% dari total MTN telah dilakukan oleh PT. SNP kepada PT.

MSS Sekuritas.

• Dari uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa dari skema penawaran MTN ini terdapat kecacatan pemenuhan persyaratan yaitu tidak adanya laporan keuangan tahun 2016 dan 2017 (tidak disusun oleh PT. SNP) yang diloloskan oleh Terdakwa ADI selaku perwakilan arranger dalam penawaran MTN ini dan juga tidak adanya analisis perusahaan (issuer dan instrument) dalam pengajuan review set credit line oleh Terdakwa MAL selaku Kepala Divisi Treasuri di PT. Bank SUT.

• Selain itu, PT. SNP adalah perusahaan yang bergerak dalam pembiayaan atas penjualan alat – alat elektronik dan perabot rumah tangga oleh PT.

Columbia dimana pembiayaan atas alat elektronik dan perabot rumah tangga tersebut tidak ada jaminan, sehingga apabila terjadi kemacetan dalam pembayaran akan berimbas pada kondisi PT. SNP mengalami gagal bayar. Oleh karena itu, mengingat kondisi PT. SNP ini, penawaran investasi MTN dengan total Rp177 Miliar ini berisiko besar gagal bayar. Dalam hal ini, Terdakwa ADI dan MAL mengetahui bahwa PT. SNP sedang mengalami masalah keuangan dan tidak credible dalam menerima investasi.

• Tindakan kedua terdakwa ini mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp202.072.450.000 dengan rincian sebagai berikut:

A Kerugian Keuangan Negara dari Penawaran MTN dan Bunga

Tidak Dibayarkan

Nilai MTN Bunga Tidak Dibayarkan

1. Skema 1 – 6 November 2017 Rp52 Miliar Bunga/Kupon: 12,5% per tahun

(Nov 2017 – Nov 2018)

Rp6,5 Miliar

Bunga/Kupon: 9,37% (3x triwulan) Rp4,8724 Miliar

Des 2018 – Ags 2019

2. Skema 2 – Tahap I 2018 pada 6 Maret 2018

Rp75 Miliar

Bunga/Kupon: 10,25% per tahun April 2018 – Maret 2019

Rp7,6875 Miliar

Bunga/Kupon: 2,56% (1x triwulan) April 2019 – Agustus 2019

Rp1,920 Miliar

3. Skema 3 – Tahap II 2018 pada 11 April 2018

Rp50 Miliar

Bunga/Kupon: 10,25% per tahun Mei 2018 – Mei 2019

Rp5,12 Miliar

Bunga/Kupon: 2,56% (1x triwulan) Juni 2019 – Agustus 2019

Rp1,28 Miliar

Total Kerugian Negara Rp177 Miliar Rp23,3849 Miliar

B Realisasi Penerimaan Bunga Nilai

Jumlah Kerugian Negara (Total MTN dan Bunga yang Tidak Dibayarkan)

Rp204,3849 Miliar

1. Penerimaan Bunga (16 Februari 2018) Rp1,624975 Miliar

2. Penerimaan Bunga (14 Mei 2018) Rp687,475 Juta

Realisasi Bunga yang telah Diterima Rp2,31245 Miliar Jumlah Kerugian Negara Rp202,07245 Miliar

Tindak Pidana Pencucian Uang

Terdakwa ADI menerima sejumlah uang yaitu sebesar Rp1.286.750.000 untuk pelunasan pembelian rumah dan juga transfer pemindahbukuan sebesar Rp1.156.109.244 dari kurun waktu 30 Oktober 2017 hingga 24 November 2017.

Kemudian dana tersebut dialirkan ke rekan – rekan di PT. Bank SUT yang membantu proses kelancaran pencairan pembelian MTN tersebut, diantaranya kepada Terdakwa MAL sebesar Rp514 Juta, kepada NAN selaku Kepala Divisi Global Market PT. Bank SUT sebesar Rp200 Juta serta RPH selaku Komisaris PT. Bank SUT sebesar Rp100 Juta. Dana – dana fee ini diduga berasal dari

rekening penampungan milik ARF yang hingga saat ini masih dicari keberadaannya.

Selain itu, terdapat pula transaksi pembelian tanah dari terdakwa MAL kepada ADI seharga Rp500 Juta namun transaksi ini tidak dapat dibuktikan di Pengadilan dan notaris transaksi juga tidak dihadirkan.

Untuk bentuk tipologi pencucian uangnya belum banyak dijelaskan, mengingat dana hasil penjualan MTN dikuasai oleh LDR (anak dari pemilik PT. SNP) dan SLG dimana LDR sampai saat ini masih dalam pencarian oleh Interpol yang diduga kuat berada di Jepang.

b. Gambaran Variabel

Variabel Kode Uraian

Tindak Pidana Asal V.1.1 Korupsi

Profil Terlapor V.2.5 Direktur Perusahaan Swasta (Terdakwa ADI) V.2.9 Pegawai Bank (Terdakwa MAL)

Jenis Transaksi V.3.11 Transfer via RTGS

V.3.13 Pemindahbukuan Langsung Instrumen Transaksi V. 4.8 Rekening Tabungan

V.4.15 Saham

Mata Uang V.5.1 IDR

Kelompok Industri V.6.1 Bank V.6.5 Sekuritas

Sumber Dana V.7.2 Pihak Lain di Dalam Negeri Pihak Terkait V.8.5 Rekan Kerja

Aset TPPU V.9.5 Rumah

c. Tipologi Pencucian Uang

• Penyalahgunaan bisnis yang sah dengan pemalsuan dokumen sehingga menyebabkan cacat administrasi.

• Pembelian aset berupa rumah mewah.

d. Putusan/Vonis Pengadilan Terdakwa ADI

• Putusan Pengadilan Negeri Medan dengan Nomor 42/Pid.Sus-TPK/2020/PN Mdn

Tindak Pidana : 1) Korupsi

2) Pencucian Uang

Pasal Pidana : 1) Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP

2) Pasal 3 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2010

Pidana : 1) Penjara: 10 tahun

2) Denda: Rp300 Juta dengan subsider penjara 3 bulan

Uang Pengganti : Rp1.286.750.000 apabila tidak dapat dibayar dalam kurun waktu 1 tahun setelah putusan berkekuatan tetap maka harta benda tersebut dapat disita sebagai pengganti dan apabila tidak mencukupi maka hukuman terdakwa ditambah 3 tahun penjara

• Putusan Pengadilan Tinggi Medan dengan Nomor 30/Pid.Sus-TPK/2020/PT MDN

Tindak Pidana : 1) Korupsi

2) Pencucian Uang

Pasal Pidana : 1) Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang

– Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP

2) Pasal 3 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2010

Pidana : 1) Penjara: 10 tahun

2) Denda: Rp500 Juta dengan subsider penjara 3 bulan

Uang Pengganti : Rp1.286.750.000 apabila tidak dapat dibayar dalam kurun waktu 1 tahun setelah putusan berkekuatan tetap maka harta benda tersebut dapat disita sebagai pengganti dan apabila tidak mencukupi maka hukuman terdakwa ditambah 3 tahun penjara

Terdakwa MAL

• Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 41/Pid.Sus-TPK/2020/PN Mdn Tindak Pidana : 1) Korupsi

2) Pencucian Uang

Pasal Pidana : 1) Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 18 Ayat (1) huruf b Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.

Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP

2) Pasal 5 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2010

Pidana : 1) Penjara: 10 tahun

2) Denda: Rp300 Juta dengan subsider penjara 3 bulan

Uang Pengganti : Rp514.000.000 apabila tidak dapat dibayar dalam kurun waktu 1 tahun setelah putusan berkekuatan tetap maka harta benda tersebut dapat disita sebagai pengganti dan apabila tidak mencukupi maka hukuman terdakwa ditambah 2 tahun penjara

• Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 29/Pid.Sus-TPK/2020/PT MDN Tindak Pidana : 1) Korupsi

2) Pencucian Uang

Pasal Pidana : 1) Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 18 Ayat (1) huruf b Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.

Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP

2) Pasal 5 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2010

Pidana : 1) Penjara: 10 tahun

2) Denda: Rp500 Juta dengan subsider penjara 3 bulan

Uang Pengganti : Rp514.000.000 apabila tidak dapat dibayar dalam kurun waktu 1 tahun setelah putusan berkekuatan tetap maka harta benda tersebut dapat disita sebagai pengganti dan apabila tidak mencukupi maka hukuman terdakwa ditambah 2 tahun penjara

e. Skema Pencucian Uang

Gambar 12 Skema Tindak Pidana Pencucian Uang dengan TP Korupsi

D.2 Tipologi Pencucian Uang terkait Tindak Pidana Penggelapan Tipologi ini disusun berdasarkan putusan pengadilan:

Terdakwa JB:

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 13/Pid.B/2020/PN Jkt Utr a. Deskripsi Kasus

Kasus Posisi

Terdakwa JB merupakan kepala bagian keuangan di perusahaan bidang konstruksi pemasangan paku bumi yang berlokasi di Jakarta Utara. Tugas terdakwa adalah mengatur semua pembayaran perusahaan, termasuk mengkliringkan cek perusahaan di Bank. Untuk kebutuhan pencairan atau kliring cek perusahaan, JB tidak perlu mendapatkan persetujuan dari Direktur Utama. Selanjutnya JB melakukan penyalahgunaan wewenang dan menggunakan uang perusahaan untuk kebutuhan pribadinya. Dalam hal ini, terdakwa JB diduga melakukan tindak pidana penggelapan dan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Tindak Pidana Asal

• PT. IPuB dan PT. IPaB adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi pemasangan paku bumi.

• Terdakwa JB merupakan karyawan dari PT. IPuB dan PT.IPaB dengan jabatan sebagai Kepala bagian Keuangan dengan masa kerja 5 tahun (2014 sampai dengan 2019). JB digaji oleh perusahaan sebesar ¥11.400 atau Rp22.800.000 setiap bulannya. Tugas dan tanggung jawab terdakwa JB selaku kepala keuangan adalah :

i. mengatur semua pembayaran perusahaan

ii. reimbursement pengeluaran operasional perusahaan iii. membayar gaji karyawan

iv. mengkliringkan cek perusahaan di Bank, dan v. membuat laporan keuangan.

• Tidak terdapat SOP untuk pencairan cek perusahaan, dan untuk melakukan pencairan atau kliring cek tersebut tidak perlu mendapat persetujuan dan konfirmasi dari WD selaku Direktur Utama.

• Selanjutnya terdakwa JB menulis nominal sesuai keinginannya pada cek perusahaan yang selanjutnya dicairkan dan digunakan untuk kebutuhan pribadi.

• Bahwa terdakwa JB melakukan penyalahgunaan wewenangnya dengan total uang perusahaan yang telah digunakan untuk keperluan pribadi adalah sebesar Rp13.994.000.000. Cara mengambil uang perusahaan tersebut diantaranya sebagai berikut:

i. melakukan kliring atau pencairan cek atas nama perusahaan

ii. mengambil uang dari brankas perusahaan yang berada di ruang kerja terdakwa JB

iii. mengoperasikan internet banking milik perusahaan PT. IPuB dan PT.

IPaB dari Bank C

• Pencairan cek dari rekening PT.IPuB sebesar Rp1.940.000.000 dan dari PT.

IPaB sebesar Rp3.030.000.000

• Penggunaan Internet banking PT. IPuB sebesar Rp4.060.000 dan dari PT.

IPaB sebesar Rp2.600.000.000

• Mengambil uang dari brankas perusahaan sebesar Rp64.000.000.

• Atas perbuatan terdakwa JB, perusahaan mengalami kerugian materi sebesar Rp13.994.000.000

Tindak Pidana Pencucian Uang

• Terdakwa JB menggunakan uang perusahaan untuk kebutuhan pribadi yaitu mengurus uang yang berada pada koper milik LZ (DPO) sebesar £1.500.000 atau sekitar Rp25.957.500.000 yang akan dikirim kepada terdakwa JB.

• Oleh terdakwa JB fasilitas internet baking tersebut dimanfaatkan untuk selanjutnya dilakukan transfer dari rekening perusahaan ke rekening Bank B terdakwa JB dan kemudian dilakukan transfer ke beberapa pihak dengan total nominal Rp1.100.000.000, diantaranya :

i. Kepada KI melalui rekening Bank R sebesar Rp64.000.000

ii. Kepada W melalui rekening Bank R sebesar Rp300.000.000 dan Bank My sebesar Rp800.000.000

iii. Kepada RWW melalui rekening Bank R sebesar Rp400.000.000 iv. Kepada Can melalui rekening Bank M sebesar Rp1.180.000.000

v. Kepada MH melalui rekening Bank M sebesar Rp1.530.000.000

vi. Kepada MN melalui rekening Bank M sebesar Rp1.170.000.000 dan Bank N sebesar Rp1.200.000.000

vii. Kepada HY melalui rekening Bank M dan Bank N masing-masing sebesar Rp500.000.000, rekening Bank O sebesar Rp210.000.000

viii. Kepada HH melalui rekening Bank M sebesar Rp500.000.000

ix. Kepada MI melalui rekening Bank N sebesar Rp2.040.000.000 dan Bank P sebesar Rp1.100.000.000

x. Kepada SO melalui rekening Bank M sebesar Rp500.000.000 dan BCA sebesar Rp700.000.000

xi. Kepada AF melalui rekening Bank O sebesar Rp500.000.000 xii. Kepada DA melalui rekening Bank CM sebesar Rp500.000.000 xiii. Kepada ES melalui rekening Bank My sebesar Rp300.000.000 b. Gambaran Variabel

Variabel Kode Uraian

Tindak Pidana Asal V.1.7 Penggelapan

Profil Terlapor V.2.6 Pegawai Swasta/Karyawan Jenis Transaksi V.3.8 Transfer via Internet Banking

V.3.24 Tarik Tunai dengan Cek

V.3.26 Transaksi Tunai (Uang Tunai dalam Brankas)

Instrumen Transaksi

V.4.1 Uang Tunai V.4.2 Cek/BG

V.4.8 Rekening Tabungan

V.4.17 Mobile banking/Internet banking

Mata Uang V.5.1 IDR

V.5.14 GBP Kelompok Industri V.6.1 Bank

Sumber Dana V.7.2 Pihak Lain di Dalam Negeri Pihak Terkait V.8.5 Rekan Kerja

Aset TPPU V.9.1 Uang Tunai

c. Tipologi Pencucian Uang

• Pemindahan dana melalui transfer ke berbagai pihak.

• Pencairan cek atas nama perusahaan.

d. Putusan/Vonis Pengadilan

• Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan Nomor 13/Pid.B/2020/PN Jkt Utr

Tindak Pidana : 1) Penggelapan dalam Jabatan 2) Pencucian Uang

Pasal Pidana : Pasal 374 KUHP dan Pasal 3 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2010

Pidana : 1) Penjara: 7 tahun

2) Denda: Rp1.000.000.000 dengan subsider kurungan 6 bulan

e. Skema Pencucian Uang

Gambar 13 Skema Tindak Pidana Pencucian Uang dengan TP Penggelapan

JB

V.2.6 (Kepala Keuangan)

LZ

cek

a.n. JB Rp5,6 M

brankas

Rp64juta Keperluan pengurusan

uang dalam koper V.3.8

Rp1,1 M V.3.24

V.3.26

V.4.1

V.4.1 V.4.2

V.4.8 V.4.1 Internet banking

D.3 Tipologi Pencucian Uang terkait Tindak Pidana Penipuan

Gambaran Kasus Tipologi Pencucian Uang terkait Tindak Pidana Penipuan Tipologi ini disusun berdasarkan putusan pengadilan:

Terdakwa MP:

Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 1269/Pid.B/2019/PN Bdg a. Deskripsi Kasus

Kasus Posisi

Terdakwa MP selaku bendahara Koperasi Simpan Pinjam PM bersama Sdr.

EHJ selaku Ketua dan Pengawas Koperasi PM dan Sdr. SG selaku Ketua Pengurus Koperasi PM terlibat kasus penipuan investasi. Untuk mendapatkan calon anggota koperasi agar koperasi menjadi lebih maju lagi, Sdr. SG bersama denggan terdakwa MP dan pengurus lainnya menawarkan produk investasi dari Koperasi PM kepada para anggota maupun masyarakat berupa penyertaan dana melalui produk Simpanan Berjangka Investama dan Multiguna dalam bentuk investasi. Sdr. SG menawarkan produk investasi tersebut dengan cara memerintahkan bagian marketing untuk menawarkan produk investasi Simpanan Mitra Berjangka Madani dengan bunga 1,5%

EHJ selaku Ketua dan Pengawas Koperasi PM dan Sdr. SG selaku Ketua Pengurus Koperasi PM terlibat kasus penipuan investasi. Untuk mendapatkan calon anggota koperasi agar koperasi menjadi lebih maju lagi, Sdr. SG bersama denggan terdakwa MP dan pengurus lainnya menawarkan produk investasi dari Koperasi PM kepada para anggota maupun masyarakat berupa penyertaan dana melalui produk Simpanan Berjangka Investama dan Multiguna dalam bentuk investasi. Sdr. SG menawarkan produk investasi tersebut dengan cara memerintahkan bagian marketing untuk menawarkan produk investasi Simpanan Mitra Berjangka Madani dengan bunga 1,5%

Dokumen terkait